Prosedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

1. Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon / suami atau kuasanya :

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

URAIAN KEGIATAN. No KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PEMOHON JSP. 1. Pendaftaran Perkara Permohonan cerai Talak

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

Permohonan diajukan ditempat kediaman istri atau tempat tinggal terakhir dimana suami istri bertempat tinnggal

P U T U S A N Nomor :1202/ Pdt.G/2011/PA.Skh

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

A. KATA-KATA HUKUM YANG DIGUNAKAN DALAM PENGADILAN

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

SALINAN P U T U S A N

Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA

SALINAN P U T U S A N Nomor 40/Pdt.G/2012/PA.Sgr. pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara Cerai

P U T U S A N. Nomor 360/Pdt.G/2010/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 1634/Pdt.G/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Nomor 1054/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n

PANDUAN PENGAJUAN GUGATAN CERAI Di Pengadilan Agama

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

PUTUSAN Nomor: 111/Pdt.G/2010/PA JP.

PUTUSAN Nomor 1387/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N. Nomor :../Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0198/Pdt.G/2010/PA.Spn.

Nomor 0606/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

PUTUSAN Nomor 1734/Pdt.G/2014/PA.Pas

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N Nomor : 0630/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 0254/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

P U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 1632/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor : 0659/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor 0012/Pdt.G/2015/PA.Plg

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

Nomor: 0153/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN Nomor 0008/Pdt.G/2016/PA.Pkp بسم ال الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor: 174/Pdt.G/2012/PA.Pkc.

PUTUSAN Nomor: 125/Pdt.G/2011/PA.Pkc

PUTUSAN Nomor 130/Pdt.G/2015/PA.Pas

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 049/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 1840/Pdt.G/2014/PA.Plg

PUTUSAN. Nomor 91/Pdt.G/2013/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 19/Pdt.G/2011/PA.Prg

P U T U S A N. Nomor: 1717/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N Nomor 0736/Pdt.G/2012/PA.Kbm Bismillaahirrahmaanirrahiim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 0331/Pdt.G/2012/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PUTUSAN. Nomor : 0745/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TELAAH TINGGINYA PERCERAIAN DI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA)

Salinan P U T U S A N NOMOR.../Pdt.G/2010/PA.Pso

PENYELESAIAN SENGKETA KELUARGA MELALUI PENGADILAN AGAMA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

SALINAN P U T U S A N Nomor :0869/Pdt.G/2011/PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN Nomor : 1382/Pdt.G/2013/PA.Pas

P U T U S A N. M e l a w a n DUDUK PERKARA

PUTUSAN Nomor 0785/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 0099/Pdt.G/2015/PA.Plg

PUTUSAN NOMOR: XXX/Pdt.G/2011/PAGM

Nomor 103/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan:

PUTUSAN Nomor : 0178/Pdt.G/2009/PA.Pas

P U T U S A N. Nomor :./Pdt.G/2011/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0655/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 0330/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor: 0830/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN. Nomor : 1519/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

P U T U S A N. Nomor 1965/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Halaman 1 dari 8 hal. Putusan Nomor:209/Pdt.G/2011/PA.Pkc

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

PUTUSAN. Nomor: 0767/Pdt.G/2012/PA.Dum DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. tertera di bawah ini dalam perkara cerai talak antara:

PEDOMAN PRAKTIS BERPERKARA

PUTUSAN. Nomor : 0083/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N Nomor : 194/Pdt.G/2009/PA.Spn.

بسم هللا الرحمن الرحيم

UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor: 212/Pdt.G/2011/PA.PPg BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor : 1023/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

Ditulis oleh Administrator Jumat, 05 Oktober :34 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 23 Januari :08

PUTUSAN Nomor : 0948/Pdt.G/2009/PA.Pas

PANDUAN PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN BAGI NON MUSLIM DI PENGADILAN NEGERI

P U T U S A N Nomor : 1201/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0530/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Prosedur Berperkara Prosedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut: Tempat Pendaftaran : Kantor Pengadilan Agama Sungai Penuh Jl. Depati Parbo, Kota Sungai Penuh, Jambi Kode Pos 37151. Telp. 074822728. Fax. 0748323464 Waktu: Hari : Senin s.d. Jumat Jam : 08.00 s.d 14.00 wib Istirahat : 12.00 13.00 wib Cara pendaftaran : 1. Prosedur Cerai Talak Perkara cerai talak adalah perkara perceraian dimana pihak yang mengajukan atau pihak yang menghendaki perceraian adalah pihak suami. Persyaratan: 1). Surat permohonan cerai, dibuat rangkap 8 / sesuai jumlah pihak berperkara. 2). Asli Akta Nikah/Duplikat Kutipan Akta Nikah. 3). Satu lembar foto kopy Akta Nikah/Duplikat Kutipan Akta Nikah yang dimateraikan Rp 6.000,- cap Pos. 4). Foto kopy KTP 1 lembar folio yang dimateraikan Rp 6.000,- Cap Pos 5). Surat Ijin Atasan (bagi PNS/TNI/POLRI) 6). Membayar panjar biaya perkara yang telah ditetapkan (sesuai dengan radius yang ada, dapat dilihat pada menu wilayah yurisdiksi PA Sungai Penuh). Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau Kuasanya: 1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo Pasal 66 UU No. 7 Tahun 1989); b. Pemohon dianjurkan untuk meminta petunjuk kepada pengadilan agama/mahkamah syar iah tentang tata cara membuat surat permohonan (Pasal 119 HIR, 143 R.Bg jo.pasal 58 UU No. 7 Tahun 1989); c. Surat permohonan dapat dirubah sepanjang tidak merubah posita dan petitum. Jika Termohon telah menjawab surat permohonan ternyata ada perubahan, maka perubahan tersebut harus 1 / 5

atas persetujuan Termohon. 2. Permohonan tersebut diajukan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iah: a. Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Termohon (Pasal 66 ayat (2) UU No. 7 Tahun 1989); b. Bila Termohon meninggalkan tempat kediaman yang telah disepakati bersama tanpa izin Pemohon, maka permohonan harus diajukan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Pemohon (Pasal 66 ayat (2) UU No. 7 Tahun 1989); c. Bila Termohon berkediaman di luar negeri, maka permohonan diajukan kepada pengadilan agama/ mahkamah syar iyah yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Pemohon (Pasal 66 ayat (3) UU No. 7 Tahun 1989); d. Bila Pemohon dan Termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka permohonan diajukan kepada pengadilan agama /mahkamah syar iyah yang daerah hukumnya meliputi tempat dilangsungkannya perkawinan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat (Pasal 66 ayat (4) UU No. 7 Tahun 1989). 3. Permohonan tersebut memuat : a. Nama, umur, pekerjaan, agama dan tempat kediaman Pemohon dan Termohon; b. Posita (fakta kejadian dan fakta hukum); c. Petitum (hal-hal yang dituntut berdasarkan posita). 4. Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak atau sesudah ikrar talak diucapkan (Pasal 66 ayat (5) UU No. 7 Tahun 1989). 5. Membayar biaya perkara (Pasal 121 ayat (4) HIR, 145 ayat (4) R.Bg. Jo Pasal 89 UU No. 7 Tahun 1989), bagi yang tidak mampu dapat berperkara secara cuma-cuma (prodeo) (Pasal 237 HIR, 273 R.Bg). Proses Penyelesaian Perkara : 1. Pemohon mendaftarkan permohonan cerai talak ke pengadilan agama/mahkamah syar iyah. 2. Pemohon dan Termohon dipanggil oleh pengadilan agama/mahkamah syar iah untuk menghadiri persidangan. 3. Tahapan persidangan : a. Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak, dan suami istri harus datang secara pribadi (Pasal 82 UU No. 7 Tahun 1989); b. Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kepada kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi (Pasal 4 PERMA No. 1 Tahun 2008); c. Apabila mediasi tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara 2 / 5

dilanjutkan dengan membacakan surat permohonan, jawaban, jawab menjawab, pembuktian dan kesimpulan. Dalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktian) Termohon dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 a HIR, 158 R.Bg); Putusan pengadilan agama/mahkamah syar iyah atas permohonan cerai talak sebagai berikut : a. Permohonan dikabulkan. Apabila Termohon tidak puas dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama /mahkamah syar iyah tersebut; b. Permohonan ditolak. Pemohon dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar iyah tersebut; c. Permohonan tidak diterima. Pemohon dapat mengajukan permohonan baru. Apabila permohonan dikabulkan dan putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka : a. Pengadilan agama/mahkamah syar iah menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak; b. Pengadilan agama/mahkamah syar iah memanggil Pemohon dan Termohon untuk melaksanakan ikrar talak; c. Jika dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan sidang penyaksian ikrar talak, suami atau kuasanya tidak melaksanakan ikrar talak didepan sidang, maka gugurlah kekuatan hukum penetapan tersebut dan perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan hukum yang sama (Pasal 70 ayat (6) UU No. 7 Tahun 1989). Setelah ikrar talak diucapkan panitera berkewajiban memberikan Akta Cerai sebagai surat bukti kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah penetapan ikrar talak (Pasal 84 ayat (4) UU No. 7 Tahun 1989). 2. Prosedur Cerai Gugat Perkara cerai gugat adalah perkara perceraian dimana pihak yang mengajukan atau pihak yang menghendaki perceraian adalah pihak isteri. Persyaratan: 1). Surat gugatan cerai, dibuat rangkap 8 / sesuai jumlah pihak berperkara 2). Asli Akta Nikah/Duplikat Kutipan Akta Nikah. 3). Satu lembar foto kopy Akta Nikah/Duplikat Kutipan Akta Nikah yang dimeteraikan Rp 6.000,- Cap Pos. 4). Foto kopy KTP 1 lembar folio yang dimateraikan Rp 6.000,- Cap Pos. 5). Surat Ijin Atasan (bagi PNS/TNI/POLRI) 6). Membayar panjar biaya perkara yang telah ditetapkan (sesuai dengan radius yang ada, 3 / 5

dapat dilihat pada menu wilayah yurisdiksi PA Sungai Penuh). Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Isteri) atau Kuasanya: 1. a. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syariah (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo Pasal 73 UU No. 7 Tahun 1989); b. Penggugat dianjurkan untuk meminta petunjuk kepada pengadilan agama/mahkamah syariah tentang tata cara membuat surat gugatan (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo.pasal 58 UU No. 7 Tahun 1989); c. Surat gugatan dapat dirubah sepanjang tidak merubah posita dan petitum. Jika Tergugat telah menjawab surat gugatan ternyata ada perubahan, maka perubahan tersebut harus atas persetujuan Tergugat. 2. Gugatan tersebut diajukan kepada pengadilan agama/mahkamah syariah: a. Bila Penggugat meningggalkan tempat kediaman yang telah disepakati bersama tanpa ijin Tergugat, maka gugatan diajukan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Tergugat. (Ps. 73 (1) UU Nomor 7 Tahun 1989 jo. Ps 32 (2) UU No.1 Tahun 1974) b. Bila Penggugat bertempat kediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Tergugat. (Ps. 73 (2) UU No.7 Tahun 1989); c. Bila Penggugat dan Tergugat bertempat kediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada pengadilan agama /mahkamah syariah yang daerah hukumnya meliputi tempat dilangsungkannya perkawinan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat (Pasal 73 ayat (3) UU No. 7 Tahun 1989). 3. Gugatan tersebut memuat : a. Nama, umur, pekerjaan, agama dan tempat kediaman Penggugat dan Tergugat; b. Posita (fakta kejadian dan fakta hukum); c. Petitum (hal-hal yang dituntut berdasarkan posita). 4. Gugatan soal penguasan anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan cerai gugat atau sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan hukum tetap. (Pasal 86 ayat (1) UU No. 7 Tahun 1989). 4 / 5

5. Membayar biaya perkara (Pasal 121 ayat (4) HIR, 145 ayat (4) R.Bg. Jo Pasal 89 UU No. 7 Tahun 1989), bagi yang tidak mampu dapat berperkara secara cuma-cuma (prodeo) (Pasal 237 HIR, 273 R.Bg). 6. Penggugat dan Tergugat atau kuasanya menghadiri persidangan berdasarkan panggilan pengadilan agama/mahkamah syariah. (Ps. 121, 124, dan 125 HIR, 145 R.Bg.). Proses Penyelesaian Perkara : 1. Penggugat mendaftarkan gugatan cerai gugat ke pengadilan agama/mahkamah syariyah. 2. Penggugat dan Tergugat dipanggil oleh pengadilan agama/mahkamah syariah untuk menghadiri persidangan. 3. Tahapan persidangan : a. Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak, dan suami istri harus datang secara pribadi (Pasal 82 UU No. 7 Tahun 1989); b. Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kepada kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi (Pasal 4 PERMA No. 1 Tahun 2008); c. Apabila mediasi tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan, jawaban, jawab menjawab, pembuktian dan kesimpulan. Dalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktian) Tergugat dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 a HIR, 158 R.Bg); Putusan pengadilan agama/mahkamah syariah atas permohonan cerai gugat sebagai berikut : a. Gugatan dikabulkan. Apabila Tergugat tidak puas dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama /mahkamah syariah tersebut; b. Gugatan ditolak. Penggugat dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syariah tersebut; c. Gugatan tidak diterima. Penggugat dapat mengajukan permohonan baru. - Setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka Panitera pengadilan agama/mahkamah syariah memberikan Akta Cerai sebagai bukti cerai kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah putusan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap 5 / 5