BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT.

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

Akuntansi Istishna' ED PSAK 104 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 104 AKUNTANSI ISTISHNA'

AKUNTANSI ISTISHNA. Materi: 9. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

TUGAS Pembahasan Soal-Soal Akuntansi Istishna

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

AKUNTANSI ISTISHNA DAN ISTISHNA PARAREL (FINANCING)

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB II LANDASAN TEORI

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

BAB IV ANALISA HASIL PEMBAHASAN. saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan murabahah

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

L2

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

No. 10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB VI PENUTUP. (Akuntansi Murabahah) dan fikih muamalah. Dalam rangka meningkatkan dan

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

Rizky Andrianto. Evony Silvino Violita. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstrak

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan

PRAKTEK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT SYARIAH BAITUL KARIM DAN PSAK 102. N.P.M : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr.

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

JUMLAH AKTIVA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

Pembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN AKUNTANSI ISTISHNA PSAK 104 PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA,Tbk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Analisis Penerapan PSAK 102 Untuk Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kepemilikan Rumah pada PT. Bank BJB Syariah KCP Tangerang

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

AKUNTANSI SALAM psak 103

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia. A. Penerapan Pembiayaan Istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia Berikut ini merupakan yang menjadi ketentuan pelaksanaan dari pembiayaan yang terdapat pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah : 1) Perhitungan Pembiayaan Istishna Pencatatan akuntansi pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada bank sebagai penjual (shani ) : H. Abubakar memiliki yayasan pendidikan islam Abubakar dari TK hingga SMU. Sehubungan dengan meningkatnya peminat sekolah tersebut YPI Abubakar mengajukan permohonan untuk melakukan penambahan beberapa kelas dan disepakati oleh Bank Muamalat. Kemudian Bank Muamalat melakukan akad kedua (Istishna Parallel) dengan PT. Wijaya yang berfokus pada pembangunan khususnya perumahan, bangunan sekolah dan perkantoran. Pada kasus ini PT. Wijaya telah menyepakati akad istishna parallel dengan Bank 48

49 Muamalat Indonesia dengan data data spesifikasinya sebagai berikut : Tabel 4.1 Data nasabah dan spesifikasi proyek / usaha / barang / jasa (Mashnu ) Nama Nasabah : H. Abubakar Jenis Pembiayaan : Jual Beli Istishna untuk ruang kelas Nama Barang : Lokal Kelas Kegunaan : Ruang Kelas Jumlah : 10 Kelas (2lantai) Luas Bangunan : 500m² Spesifikasi : 6 X 9 m, dinding bata merah, atap asbes, kerangka kayu meranti super Plafond : Rp 375.000.000 Jangka Waktu : 24 bulan Margin : 20% p.a Biaya Administrasi : Rp 5.000.000,- (Rp 500.000.000 X 1%) Penagihan : Tanggal 5 setiap bulan

50 Pembayaran : Tanggal 16 setiap bulan Pengikatan : Notaris Pembayaran : dilakukan setelah serah terima kelas dan diangsur selama jangka waktu 2 tahun. 2) Pencatatan dan Penjurnalan Akuntansi Pembiayaan Istishna Dari transaksi diatas, maka pencatatannya adalah sebagai berikut : a. Pada saat pengeluaran biaya sebelum akad. Tabel 4.2 Jurnal Pengeluaran Biaya Sebelum Akad Db. Beban Istishna yang Rp 5.000.000 ditangguhkan Kr. Kas Rp 5.000.000 b. Penandatangan kontrak pembiayaan istishna antara pihak bank dan nasabah. Nasabah dikenakan biaya sebesar Rp 5.000.000,-

51 Tabel 4.3 Jurnal Pengeluaran Biaya Setelah Akad Db. Biaya Istishna Rp 5.000.000 Kr. Beban Istishna yang Rp 5.000.000 ditangguhkan c. Saat Bank Syariah menerima tagihan dari kontraktor Tabel 4.4 Jurnal Pembayaran Tagihan kepada Kontraktor Db. Aktiva Istishna dalam Rp 500.000.000 penyelesaian Kr. Hutang Istishna Rp 500.000.000 d. Sesuai informasi sebelumnya diatas, pada tahap pertama PT. Wijaya mengeluarkan biaya sebesar Rp 150.000.000,- pada tahap pertama, Rp 250.000.000,- pada tahap kedua, dan Rp 100.000.000,- pada tahap ketiga. Berdasarkan informasi tersebut maka perhitungan pendapatan berdasarkan metode penyelesaian adalah sebagai berikut :

52 Tabel 4.5 Perhitungan Pendapatan Istishna Tahap pertama Tahap kedua Tahap ketiga Persentase Penyelesaian 150/500 x 10% = 3 % 250/500 x 50% = 25 % 100/500 x 75% = 15% Pencatatan Penerimaan 375juta x 3% = 375juta x 25% = 375juta x 15% = Harga ke Pembeli Akhir 11.250.000 93.750.000 56.250.000 Pendapatan istishna 100juta x 3 % = 100juta x 25 % = 100juta x 15% = yang Diakui (Margin / 3juta 25juta 15juta Keuntungan Istishna ) Atas perhitungan pendapatan istishna yang diakui selama transaksi istishna, maka jurnal yang dibuat oleh PT. Wijaya adalah sebagai berikut :

53 e. Jurnal Pendapatan yang diakui oleh Bank Muamalat Indonesia. Tabel 4.6 Jurnal Pendapatan Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Biaya Perolehan Rp 150.000.000 Rp 250.000.000 Rp 100.000.000 Istishna (Harga Pokok Istishna ) Db. Aktiva Istishna Rp 3.000.000 Rp 25.000.000 Rp 15.000.000 dalam Penyelesaian Kr. Pendapatan Rp 153.000.000 Rp 275.000.000 Rp 115.000.000 Istishna (Nilai Kontrak Istishna )

54 f. Pada saat bank syariah memberikan tagihan kepada pembeli. Tabel 4.7 Jurnal Piutang Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Piutang Istishna Rp 153.000.000 Rp 275.000.000 Rp 115.000.000 Kr. Termin Istishna Rp 153.000.000 Rp 275.000.000 Rp 115.000.000 g. Termin Istishna sebagai contra account dari asset istishna dalam penyelesaian. Tabel 4.8 Jurnal Termin Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Termin Istishna Rp 153.000.000 Rp 275.000.000 Rp 115.000.000 Kr. Asset Istishna Rp 153.000.000 Rp 275.000.000 Rp 115.000.000 dalam Penyelesaian

55 h. Pada saat bank syariah mencatat keuntungan karena pembayaran angsuran yang dilakukan pembeli akhir Tabel 4.9 Jurnal Keuntungan Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Piutang Istishna Rp 3.000.000 Rp 25.000.000 Rp 15.000.000 Kr. Pendapatan Istishna Rp 3.000.000 Rp 25.000.000 Rp 15.000.000 i. Pada saat Bank Muamalat membayar tagihan dari Kontraktor. Tabel 4.10 Jurnal Pembayaran Hutang Istishna Db. Persediaan Rp 500.000.000 Kr. Kas Rp 500.000.000

56 j. Pada saat Bank Muamalat menerima aktiva istishna dari Kontraktor. Tabel 4.11 Jurnal Penerimaan Aktiva Istishna Db. Persediaan Rp 500.000.000 Kr. Kas Rp 500.000.000 k. Saat bank syariah menerima pembayaran dari pembeli akhir. Tabel 4.12 Jurnal Penerimaan Piutang Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Kas Rp 153.000.000 Rp 275.000.000 Rp 115.000.000 Kr. Istishna Piutang Rp 153.000.000 Rp 275.000.000 Rp 115.000.000

57 l. Pencatatan oleh bank pada saat penerimaan keuntungan karena pembayaran yang dilkakukan secara angsuran oleh pembeli akhir. Tabel 4.13 Jurnal Penerimaan Keuntungan Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Pendapatan Istishna Rp 3.000.000 Rp 25.000.000 Rp 15.000.000 Tangguh Kr. Istishna Pendapatan Rp 3.000.000 Rp 25.000.000 Rp 15.000.000 Pada pencatatan akuntansi diatas, PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui pembiayaan istishna sebesar Rp 375.000.000 sebagaimana diatur dalam PSAK No. 104. Bahwa dalam kasus tersebut PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah mengakui pendapatan pembiayaan istishna sebesar total harga komoditas yang disepakati dalam akad antara bank dan pembeli akhir termasuk didalamnya margin keuntungan, pencatatan akuntansi diatas sesuai dengan PSAK No 104 yang menyebutkan pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin keuntungan adalah selisih antara pendapatan

58 istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna dalam kasus diatas diakui dengan menggunakan metode persentasi penyelesaian seperti yang diperbolehkan pada PSAK 104. B. Kesesuaian Penerapan Akuntansi Pembiayaan Istishna dengan PSAK No. 104 Setelah memperhatikan bagaimana penerapan mengenai transaksi istishna yang ada di Bank Muamalat Indonesia melalui contoh kasus diatas, penulis akan mencoba menganalisa apakah penerapan pembiayaan istishna yang ada di PT. Bank Muamalat Indonesia tentang pembiayaan istishna telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu PSAK No. 104 mengenai penerapan akuntansi untuk istishna tersebut. Analisa tersebut disesuaikan dengan contoh kasus diatas, berikut ini analisa yang dapat diambil oleh penulis, yaitu : 1) Pencatatan Pengakuan dan Pengukuran a. Pencatatan pada Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa biaya praakad sebagai biaya istishna (disebelah debet) dan mencatat kas sebagai pos lawannya (disebelah kredit) pada saat terjadinya akad istishna. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat terjadinya akad istishna telah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 26 pada tahun 2007 yang berisikan tentang biaya

59 praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad disepakati. b. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa tagihan dari kontraktor dicatat sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian (disebelah debet) dan diakui sebagai hutang kepada kontraktor (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat menerima tagihan dari kontraktor telah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 30 pada tahun 2007 yang berisikan tentang biaya perolehan istishna parallel diakui sebagai asset istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar jumlah tagihan. c. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia melakukan perhitungan margin keuntungan pembuatan barang pesanan sesuai dengan menggunakan metode persentase penyelesaian dan mengakui pendapatan istishna sesuai dengan persentase penyelesaian pada perhitungan metode penyelesaian tersebut. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat melakukan perhitungan persentase penyelesaian dan mengakui pendapatan istishna disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 20 pada tahun 2007 yang berisikan tentang jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka

60 pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu (a) margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian. d. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah disediakan dalam periode yang berjalan diakui sebagai pendapatan istishna (disebelah kredit), bagian margin keuntungan istishna diakui dan ditambahkan kepada asset istishna dalam penyelesaian (disebelah debet), pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan pada periode berjalan dan dicatat disebelah debet oleh Bank Muamalat Indonesia. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui adanya pendapatan istishna, margin keuntungan dan pencatatan harga perolehan, sudah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 18 pada tahun 2007 yang berisikan tentang jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka : (a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan; (b) bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada asset istishna dalam penyelesaian; (c) pada akhir

61 periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut. e. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa jurnal yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat jatuh tempo pembayaran cicilan istishna yaitu diakui sebesar jumlah cicilan yang belum diterima dan diakui sebagai piutang istishna (disebelah debet) dan termin istishna /istishna billing (disebelah kredit) oleh Bank Muamalat Indonesia. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui piutang istishna yang telah jatuh tempo dan disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 23 pada tahun 2007 yang berisikan tentang tagihan setiap termin kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna dan termin istishna (istishna billing) pada pos lawannya. f. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proposional seseuai dengan jumlah pembayaran dan diakui sebagai pendapatan istishna (disebelah kredit) oleh Bank Muamalat Indonesia. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui selisih antara nilai tunai dan nilai akad telah disesuaikan dengan PSAK 104 paragraf 20 pada tahun 2007 yang berisikan tentang jika menggunakan metode persentase penyelesaian

62 dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu (b) selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran. 2) Penyajian Kebijakan akuntansi yang ada di Bank Muamalat Indonesia juga mengungkapkan piutang istishna berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir. Dan termin istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir. Penyajian yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia dalam pengungkapan kebijakan akuntansi yang ada di Bank telah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 43 pada tahun 2007 yang berisikan tentang penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal hal sebagai berikut : (a) piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir; (b) asset istishna dalam penyelesaian sebesar persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna parallel dan kapitalisasi biaya perolehan.

63 3) Pengungkapan Kebijakan akuntansi yang ada di Bank Muamalat Indonesia juga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, yaitu kebijakan bank dalam pengakuan pendapatan menggunakan margin istishna yang ditangguhkan. Pengungkapan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam hal pengungkapan kebijakan yang ada di bank telah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 45 tahun 2007 yang berisikan tentang penjual mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada : (a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna ; (b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang sedang berjalan.