KOMPETENSI IPA TERINTEGRASI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES MAHASISWA S-1 PENDIDIKAN IPA

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran-1 S I L A B U S (E D I S I R E V I S I) TAHUN Mata Kuliah/Kode : IPA Terintegrasi dan Pembelajaran

JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP Dalam Kurikulum 2013

KOMPETENSI INDIKATOR KEGIATAN PERKULIAHAN. 1. Mampu memahami

PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MEMBUAT LKS IPA JENJANG SMP. (Artikel) Oleh ARINTA WINSI

BAB III METODE PENELITIAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 pasal 2 ayat

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PENGEMBANGAN INTEGRATED ASSESSMENT UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA KELAS VII SMP

Pembelajaran IPA dengan Hands-on Science Activity Berbasis Local Technology dalam Menyongsong Kurikulum 2013

PEMBELAJARAN IPA SMP MENURUT KURIKULUM 2013

KELAS VII : SEMESTER 1

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan 1 Memahami hakikat IPA, model keterpaduan IPA, Pendekatan PKP, STM,

Standards for Science Teacher Preparation

ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP

Mata Kuliah / Kode : IPA Terpadu / KPA2406 Semester/ SKS : II/ 2

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

KEINTEGRASIAN MATERI IPA DALAM KURIKULUM 2013

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Melihat Lebih Jauh Manfaat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Shared

LANGKAH PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Oleh Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : SMP N 2 Yogyakarta. : Hidup sehat dengan air bersih. : 4 x pertemuan (6 x 40 menit)

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Pembelajaran IPA Terintegrasi di SMP A. Pendahuluan

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. A. Latar Belakang

KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk metode yang berpangkal pada pembuktian hipotesa. Sebagian filosof

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN PPL DAN ANALISIS HASIL

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari hari.

THE EFFECTIVENESS OF LABORATORY USE IN MADRASAH ALIYAH IN YOGYAKARTA. Sri Rahmiyati

SELF EFFICACY AWAL MAHASISWA PENDIDIKAN IPA FMIPA UNY UNTUK MENJADI CALON GURU IPA SMP

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PROBLEMATIKA PENGUASAAN BAHAN AJAR FISIKA SMA KELAS X PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

HASIL BELAJAR SAINS FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 022 TAMPAN PEKANBARU

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU...

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

STUDI KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 18 PALEMBANG

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi


PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

EduSains Volume 1 Nomor 2 ISSN PENGEMBANGAN RPP BERBASIS INKUIRI DENGAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

SP Baddarudin et al., The Influence of Problem Based Learning Model

THE APPLICATION OF INTEGRATED SCIENCE LEARNING WEBBED MODEL

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS.

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

II. TINJAUAN PUSTAKA. potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut Sardiman (1994), aktivitas adalah

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS SISWA SMP ARTIKEL E-JOURNAL

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA UDARA BERBASIS NILAI RELIGIUS MENGGUNAKAN 4 STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (Science Proccess Skill Approach) SUSILOWATI, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) STUDENT IN PROBLEM SOLVING OF PHYSICS SCIENCE NATIONAL EXAMINATON

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

PENGARUH PENGGUNAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh Wana Ginandi Putra

BAB I PENDAHULUAN. kesimpulan (Hohenberg, 2010). Langkah-langkah metode ilmiah ini dapat

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TEMATIK DAN EVALUASINYA DALAM KURIKULUM 2013 SISWA KELAS RENDAH

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP / MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 1, pp Januari 2014

KESESUAIAN ASESMEN BUATAN GURU DENGAN SILABUS KURIKULUM Suitability of Assessment made by Teacher with the Syllabus Kurikulum 2013

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS KOOPERATIF TIPE STAD PADA TEMA FOTOSINTESIS DI SMP GIKI-3 SURABAYA. Anita Wahyu Lestari

KISI-KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL SMP PERGURUAN CIKINI TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018 KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR SOAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar)

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

I. PENDAHULUAN. agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

KISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1

Oleh: Drs.NANA DJUMHANA M.Pd PRODI PGSD FIP UPI

PENGUASAAN KONSEP DASAR IPA PADA MAHASISWA PGSD UNIMED MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DALAM KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN JENJANG KELAS

Transkripsi:

KOMPETENSI IPA TERINTEGRASI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES MAHASISWA S-1 PENDIDIKAN IPA Insih Wilujeng, Agus Setiawan, dan Liliasari FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta dan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (e-mail: insihuny@yahoo.co.id; HP 08122741662) Abstract: Science Education Undergraduate Students Competence in Integrated Science through the Process Skills Approach. This study aimed to describe the competence of science education undergraduate students, in terms of subject matter competence and pedagogic competence in integrated science using the process skills approach. This study was a descriptive study involving 31 semester VI undergraduate students of science education. The data were collected using the integrated science I test instrument and the integrated science II test instrument; the competence map development assesment instrument and integrated science learning syllabus; and the lesson plan assessment instrument and peer teaching instrument. The results showed increases in the subject matter competence, science interdisciplinary understanding competence for objective questions, and science interdisciplinary understanding competence for essay questions. Students pedagogic competence in planning integrated science learning ranged from the good category to the very good category, their competence in lesson plan development was good, and their competence in doing and managing learning was fairly good. Keywords : subject matter competence, pedagogic comptetence, integrated science, process skill approach PENDAHULUAN Standards for Science Teacher Preparation (NSTA, 2003:8) merekomendasikan agar guru-guru IPA sekolah dasar dan menengah harus memiliki kecenderungan interdisipliner pada IPA. Sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka guru-guru IPA sekolah dasar dan menengah hendaknya disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi dan antariksa serta bidang IPA lainnya. Program Studi Pendidikan IPA jenjang S1, FMIPA UNY yang dibuka sejak Tahun Akademik 2007/2008 memiliki tujuan menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan dengan gelar Sarjana Pendidikan Sains bidang keahlian Pendidikan IPA (S.Pd., Si.) memiliki kompetensi dasar tenaga pendidik bidang IPA, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Penjelasan rinci kompetensi-kompetensi dasar adalah sebagai berikut. Kompetensi pendidikan bidang IPA, yaitu kompetensi melakukan penelitian dalam rangka mengembangkan 353

354 pendidikan IPA, serta kompetensi melakukan penyebaran bidang pendidikan IPA melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Kompetensi menghadapi masa depan, yaitu kompetensi menghadapi dan memahami kecenderungan pendidikan IPA, serta memanfaatkan hal tersebut untuk memajukan pendidikan IPA. Kompetensi dasar-dasar IPA dan rumpun IPA yang cukup untuk studi lanjut. (Kurikulum 2002, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2007:58-59) Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas telah menyusun panduan pengembangan pembelajaran IPA terpadu sejak tahun 2005. Namun, kenyataan di lapangan hampir semua guru IPA SMP masih belum menerapkan pembelajaran IPA terpadu tersebut dengan berbagai alasan. Hasil isian angket dari guruguru IPA SMP/MTs tahun 2009 di wilayah Yogyakarta meliputi 4 wilayah kabupaten dan 1 wilayah kota dengan sampel 20 orang guru IPA SMP dapat ditemukan beberapa alasan belum dilaksanakannya pembelajaran IPA terpadu. Alasan tersebut antara lain adanya ketakutan para guru tentang muatan materi kurikulum tidak tersampaikan; tidak adanya contoh-contoh pembelajaran IPA terintegrasi/ipa terpadu di beberapa buku teks serta belum diperolehnya langkah-langkah pengembangan pembelajaran IPA terintegrasi/ IPA terpadu bagi guru SMP. Pemahaman guru tentang IPA terpadu pun ternyata masih banyak yang mengalami kesalahan secara konsep. Hasil wawancara dengan para guru IPA pada saat pelaksanaan Bimbingan Teknis IPA Terpadu yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah di Bogor pada tanggal 9-12 Agustus 2009 dan di Yogyakarta pada tanggal 13-16 Agustus 2009 terbukti bahwa IPA terpadu dipahami sebagai gabungan antara bidang-bidang IPA (gabungan materi fisika, kimia dan biologi). Selain itu, IPA terpadu dipahami bahwa keterpaduan terletak pada gabungan para guru dengan latar belakang pendidikan IPA yang berbeda (guru berlatar belakang pendidikan biologi, pendidikan fisika dan pendidikan kimia). Subali, dkk. (2005:261) menjelaskan bahwa sosok IPA atau Pengetahuan Alam betul-betul harus ditinjau dari dimensi objek, tingkat organisasi dan persoalan yang ada di dalamnya. Dimensi objek meliputi benda dalam bentuk yang sangat besar/kompleks dan benda yang tidak kasat mata dalam bentuk yang paling kecil. Objek alam juga dapat dibedakan menjadi benda yang hidup dan yang tak hidup. Sosok IPA inilah yang semestinya dipahami oleh para guru di lapangan. Pada kenyataannya, kondisi di lapangan menunjukkan pemahaman sosok IPA masih belum sesuai yang diharapkan, maka FMIPA UNY yang sejak Tahun Akademik 2007/2008 telah membuka Program Studi Pendidikan IPA S1, dituntut untuk merespon dan menindaklanjuti kebijakan pemerintah, terutama Balitbang Depdiknas tentang pembelajaran IPA terpadu yang secara nyata dituntut untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru IPA SMP/MTs agar memiliki kompetensi Cakrawala Pendidikan, November 2010, Th. XXIX, No. 3

355 dalam IPA terintegrasi dan memiliki pemahaman IPA dalam arti sebenarnya. Bentuk persiapan dituangkan dalam pengembangan program perkuliahan IPA terintegrasi dan pembelajarannya atau FMIPA UNY perlu mensikapi secara positip pemutakhiran kurikulum yang semakin dinamis, agar pembelajaran di Program Studi Pendidikan IPA tidak stagnan atau out of date (Ghufron, 2007: 105). Mata kuliah teori IPA terintegrasi dan pembelajarannya memiliki tujuan mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam menguasai interdisipliner bidang IPA dan memiliki kemampuan serta keterampilan merencanakan kegiatan pembelajaran IPA terintegrasi sesuai standar Kurikulum SMP/MTs, sedangkan mata kuliah praktik IPA terintegrasi dan pembelajarannya memiliki tujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan, mengelola maupun mengevaluasi kegiatan pembelajaran IPA terintegrasi sesuai standar Kurikulum SMP/MTs. Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa S1 pendidikan IPA semester 6 yang merupakan mahasiswa angkatan pertama dari program studi pendidikan IPA di FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Standar pembelajaran IPA mengisyaratkan, bahwa aktivitas dalam pembelajaran IPA harus dilengkapi aktivitas berpikir kritis dan kreatif dan tidak membatasi pada rutinitas atau belajar hafalan. Siswa harus dibuat sadar pada keterampilan-keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir yang mereka gunakan dalam pembelajaran mereka. Mereka harus ditantang dengan pertanyaan dan masalah tingkat tinggi dan perlu untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan berpikir kreatif dan kritis. Proses pembelajaran IPA harus membuat siswa memperoleh pengetahuan, ketuntasan keterampilan dan pengembangan sikap ilmiah dan nilainilai mulia dalam cara terintegrasi. Untuk merealisasikan pembelajaran IPA yang sesuai hakikat IPA, salah satunya adalah dengan pendekatan keterampilan proses dengan model pembelajaran berdasar masalah. Hasil penelitian (Suyono, 2007:253) menunjukkan, bahwa penerapan model pembelajaran berdasar masalah (PBM) secara umum mampu memperbaiki kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berciri keterampilan proses meliputi: merumuskan masalah, merumuskan tujuan percobaan, mengidentifikasi variabel percobaan, merumuskan hipotesis, membuat prediksi, membaca data dan membuat interpretasi serta menarik kesimpulan. Keterampilan-keterampilan proses sains adalah dasar pemecahan masalah dalam sains dan metode ilmiah. Keterampilan-ketrampilan proses sains dibedakan menjadi dua bagian, yaitu keterampilan dasar proses IPA dan keterampilan terpadu proses IPA. Enam keterampilan dasar proses IPA untuk (K- 12) mencakup 1) observasi (observing), yaitu menggunakan lima indera untuk menemukan informasi tentang karakteristik benda, sifat suatu benda, kesamaankesamaan benda dan ciri-ciri identifikasi lainnya; 2) klasifikasi (classifying), yaitu proses pengelompokan dan pengurutan benda-benda; 3) pengukuran (measuring), yaitu membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan kuantitas yang diketahui, seperti satuan Kompetensi IPA Terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses

356 pengukuran standar dan non standar; 4) komunikasi (communicating), yaitu menggunakan multimedia, menulis, membuat grafik atau kegiatan-kegiatan untuk sharing penemuan; 5) inferensi (inferring), yaitu pembentukan ide-ide untuk menjelaskan pengamatan; 6) prediksi (predicting), pengembangan asumsi dari hasil yang diharapkan. Lima keterampilan terpadu proses sains mencakup 1) merumuskan hipotesis (formulating a hypothesis), yaitu membuat suatu prediksi yang didasarkan pada buktibukti penelitian dan penyelidikan sebelumnya; 2) variabel-variabel (variables), yaitu menamai dan mengontrol variabel-variabel bebas (independent), terikat (dependent) dan kontrol (control); 3) difinisi operasional (operational definitions), yaitu mengembangkan istilah-istilah khusus untuk mendeskripsikan apa yang terjadi dalam penyelidikan didasarkan pada karakeristik-karakteristik yang dapat diamati; 4) eksperimen (experimenting), yaitu melakukan suatu penyelidikan; 5) interpretasi data (interpreting data), yaitu menganalisis hasil suatu penyelidikan (Curriculum Development Center, 2002:12). METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subjek penelitian. Penelitian dilakukan di program studi S1 pendidikan IPA kelas A, semester VI, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta dengan jumlah subjek penelitian 31 mahasiswa. Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan empat instrumen, meliputi Instrumen 1a, yaitu instrumen tes IPA terintegrasi I (integrasi IPA dengan metode ilmiah) dan Instrumen 1b, yaitu instrumen tentang tes pemahaman konsep IPA terintegrasi (tes bentuk obyektif dan subyektif); Instrumen 2, yaitu penilaian pengembangan peta kompetensi dan silabus IPA terintegrasi; Instrumen 3, yaitu penilaian RPP; dan Instrumen 4, yaitu penilaian peer teaching. Peta kompetensi materi dianalisis dari hasil pengembangan silabus IPA Terintegrasi dari mahasiswa, sedangkan peta kompetensi pedagogi dianalisis dari hasil pengembangan silabus IPA Terintegrasi dan RPP dari mahasiswa. Mengacu dari silabus dan RPP, maka dapat ditetapkan hal-hal yang terkait pedagogi, meliputi analisis sintak keterampilan dasar proses IPA dan keterampilan terpadu proses IPA, metode pembelajaran, asesmen pembelajaran, keterampilan berpikir serta strategi berpikir. HASIL PENELITIAN KOMPETENSI PEMAHAMAN IPA TERINTEGRASI Berdasarkan analisis data hasil penelitian dari Instrumen 1a dan 1b diperoleh hasil, bahwa kompetensi integrasi IPA dengan metode ilmiah mahasiswa S1 pendidikan IPA FMIPA UNY diperoleh skor rata-rata tes awal 64,02 dan skor rata-rata tes akhir 91,80 dengan N-gain 0,80. Kompetensi integrasi interdisipliner bidang IPA untuk tema Penjernihan Air khusus soal obyektif diperoleh skor rata-rata tes awal 55,91 dan skor rata-rata tes akhir 94,55 de- Cakrawala Pendidikan, November 2010, Th. XXIX, No. 3

357 ngan N-gain 0,88; untuk soal subyektif diperoleh skor rata-rata tes awal 32,78 dan skor rata-rata tes akhir 80,56 dengan N-gain 0,71. Deskripsi kompetensi tes IPA terintegrasi dapat dilihat pada Gambar 1. Dari 13 tujuan perkuliahan khusus (TPK) untuk integrasi IPA dengan metode ilmiah keseluruhan tuntas dicapai mahasiswa (dengan batas ketuntasan 70% mahasiswa menjawab benar), namun terdapat tiga TPK kurang dari 75% mahasiswa menjawab benar, yaitu TPK tentang 1) diberikan deskripsi variabel secara verbal, mahasiswa menyeleksi difinisi operasional variabel; 2) diberikan suatu masalah dengan variabel terikat spesifik, mahasiswa mengidentifikasi hipotesis yang bisa diuji; 3) diberikan suatu hipotesis, mahasiswa memilih rancangan penyelidikan yang memungkinkan untuk menguji hipotesis tersebut. Kompetensi interdisipliner bidang IPA meliputi kompetensi tentang sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 95,8% mahasiswa menjawab benar, kompetensi tentang pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia 93,3% mahasiswa menjawab benar, kompetensi tentang klasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki 91,7% mahasiswa menjawab benar. 100 80 60 40 20 0 91.8 80 94.5588 64.02 55.91 IPA terintegrasi I IPA terintegrasi II (O) 32.78 80.56 71 IPA terintegrasi II (S) Skor tes awal Skor tes akhir N-gain Gambar 1. Grafik Skor Tes Awal dan Tes Akhir IPA Terintegrasi I 100 80 60 40 20 0 (% mahasiswa menjawab Gambar 2a. Grafik Persentase Mahasiswa Menjawab Benar setiap Tujuan Perkuliahan Khusus (TPK) Kompetensi IPA Terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses

358 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 K-1 K-2 K-3 (% mahasiswa menjawab benar) Gambar 2b. Grafik Persentasi Mahasiswa Menjawab Benar Setiap Kompetensi Materi Keterangan: K-1 : Sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari K-2 : Pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia K-3 : Klasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki Gambar 2a dan 2b di atas menunjukkan persentasi mahasiswa menjawab benar setiap tujuan perkuliahan khusus dan setiap bidang interdisipliner. PETA KOMPETENSI DAN SILABUS IPA TERINTEGRASI Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus dinilai dengan Instrumen 2 (penilaian peta kompetensi dan silabus IPA terintegrasi). Aspek-aspek yang dinilai untuk peta kompetensi meliputi: pemetaan IPA terintegrasi, tema, analisis isi dan proses; sedangkan untuk silabus aspek yang dinilai meliputi: identitas silabus pembelajaran IPA terintegrasi, isi utama silabus (tujuan, indikator, materi dan kegiatan pembelajaran), isi pendukung silabus (teknik asesmen, bentuk instrumen, alokasi waktu dan sumber belajar). Deskripsi kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus dapat dilihat pada Gambar 3. Cakrawala Pendidikan, November 2010, Th. XXIX, No. 3

359 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 skor kelompok Gambar 3. Grafik Skor Kelompok Mahasiswa dalam Mengembangkan Peta Kompetensi dan Silabus Keterangan : 1. PENGEMBANGKAN RPP Skor 1 = kurang; skor 2 = cukup; skor 3 = baik; dan skor 4 = sangat baik Setiap skor memiliki kriteria masingmasing. Tema-1: Transformasi Tumbuhan; Tema-2 : Makanan dan Tubuhku; Tema- 3 : Udara Sehat; Tema-4: Kulit Tubuhku; Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP dinilai dengan Instrumen 3 (penilaian RPP). Aspek-aspek yang dinilai dalam pengembangan RPP meliputi: identitas RPP, perumusan tujuan dan indikator pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, Tema-5: Hijaunya daun-daun; dan Tema-6 langkah-langkah kegiatan : Pentingnya Makan. Rata-rata skor mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus pembelajaran IPA terintegrasi adalah 3,5 (baik sampai sangat baik) pembelajaran, sumber belajar, dan asesmen. Deskripsi kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP dapat dilihat pada Gambar 4. 4 3 2 skor kelompok 1 0 Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 Gambar 4. Grafik Skor Kelompok Mahasiswa dalam Mengembangkan RPP Kompetensi IPA Terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses

360 Keterangan: Skor 1 = kurang; skor 2 = cukup; skor 3 = baik dan skor 4 = sangat baik Setiap skore memiliki kriteria masingmasing. Tema-1 : Transformasi Tumbuhan; Tema-2 : Makanan dan Tubuhku, Tema- 3 : Udara Sehat; Tema-4: Kulit Tubuhku; Tema-5 : Hijaunya daun-daun; dan Tema-6 : Pentingnya Makan. Rata-rata skor mahasiswa dalam mengembangkan RPP adalah 3,1 (baik). KOMPETENSI PEER TEACHING Kompetensi mahasiswa dalam peer teaching dinilai dengan Instrumen 4 (penilaian peer teaching). Aspek-aspek yang dinilai untuk peer teaching meliputi: bagian pendahuluan (pemotivasian siswa, apersepsi dan penyampaian tujuan); bagian kegiatan inti (pengorganisasian siswa dalam pembelajaran, bimbingan pada siswa, keruntutan pembelajaran, penciptaan peluang siswa belajar aktif, pelaksanaan penilaian proses, pemberian umpan balik; bagian penutup (kesimpulan materi, pemantapan); dan lainlain (penguasaan materi, kesesuain pembelajaran dengan KD, mengimplementasikan pembelajaran IPA terintegrasi, mengimplementasikan prinsip-prinsip PKP, dan penggunaan sumber belajar dan media). Deskripsi kompetensi mahasiswa dalam pelaksanaan peer teaching dapat dilihat pada Gambar 5. 5 4 3 2 skor kelompok 1 0 Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 Gambar 5. Grafik Skor Kelompok Mahasiswa dalam Pelaksanaan Peer Teaching Keterangan: Skor 1 = sangat tidak baik; skor 2 = tidak baik; skor 3 = kurang baik, skor 4 = baik dan skor 5 = sangat baik. Setiap skor memiliki kriteria masing-masing. Tema-1 : Transformasi Tumbuhan; Tema-2 : Makanan dan Tubuhku; Tema- 3 : Udara Sehat; Tema-4: Kulit Tubuhku; Tema-5 : Hijaunya daun-daun; dan Tema-6 : Pentingnya Makan. Rata-rata skor mahasiswa dalam peer teaching adalah 3,8 (mendekati baik). Cakrawala Pendidikan, November 2010, Th. XXIX, No. 3

ANALISIS PETA KOMPETENSI MA- TERI DAN PETA KOMPETENSI PE- DAGOGI Peta kompetensi materi dianalisis dari hasil pengembangan silabus IPA Terintegrasi dari mahasiswa. Mengacu Tabel 1. Hasil Analisis Materi IPA Terintegrasi dengan PKP 361 dari silabus, maka dapat ditetapkan halhal yang terkait materi, meliputi tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, materi pembelajaran. Hasil analisis materi dapat dideskripsikan dalam Tabel 1. Tema Transformasi Tumbuhan Makanan dan Tubuhku Udara Sehat Kulit Tubuhku Hijaunya Daun-daun Pentingnya Makan Kompetensi Bidang IPA Biologi Fisika Kimia Bidang lainnya Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan (Jaringan transportasi) Uji makanan (kanji, gula dan protein) Sistem Pencernakan pada manusia Gas-gas yang terkait dalam proses pernapasan manusia Struktur dan Fungsi Kulit Respon kulit terhadap stimulus tekanan Fotosintesis pada tumbuhan Proses pencernaan pada manusia Massa jenis (kerapatan) zat dan daya kapilaritas Perubahan fisika dan kimia zat Hubungan suhu, volume dan tekanan udara Tekanan benda padat Peran cahaya dalam proses fotosntesis Konversi Energi Lambang unsur dan senyawa Lambang senyawa gula, protein, karbohidrat Lambang-lambang senyawa dalam udara /atmosfer (lambang gas oksigen, karbondioksida, methana, nitrogen dan gas-gas lainnya) Sifat asam, basa dan garam suatu larutan (keringat hasil ekskresi kulit) Reaksi Fotosintesis dan simbul-simbul senyawa dalam reaksi fotosintesis Nutrisi dan fungsinya Kesehatan pada alat-alat pencenakan (Kesehatan) Komposisi atmosfer (Earth Science) Menjaga kesehatan kulit (Kesehatan) Lingkungan (Pentingnya Tamanisasi) Peta kompetensi pedagogi dianalisis dari hasil pengembangan silabus IPA Terintegrasi dan RPP dari mahasiswa. Mengacu dari silabus dan RPP, maka dapat ditetapkan hal-hal yang terkait pedagogi, meliputi pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan asesmen pembelajaran, keterampilan berpikir serta strategi berpikir. Hasil analisis pedagogi dapat dideskripsikan dalam Tabel 2. Kompetensi IPA Terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses

362 Tabel 2. Hasil Analisis Pedagogi IPA Terintegrasi dengan PKP Tema Transformasi Tumbuhan P-K-P Observasi, Inferensi dan Klarifikasi (Keterampilan proses dasar) Metode Pembelajaran Demonstrasi, Eksperimen, Diskusi, Tanya jawab dan Penyelidikan Asesemen Tes tertulis dan Unjuk Kerja Keterampilan Berpikir/Strategi Berpikir Berikir kritis dan kreatif (Menghubungkan, Membandingkan, Membedakan, dan Mengelompokkan Strategi Berikir (Konseptualisasi, Pemecahan Masalah) Makanan dan Tubuhku Observasi, Klasifikasi, Komunikasi, (keterampilan proses dasar); Melakukan eksperimen, Interpretasi gambar (keterampilan proses lanjut) Eksperimen, Demonstrasi, Diskusi dan Presentasi siswa. Tes tertulis uraian dan Unjuk Kerja Keterampilan Berikir : semua keterampilan berpikir Strategi Berpikir: Konseptualisasi, Membuat Keputusan dan Pemecahan Masalah Udara Sehat Observasi, Inferensi (keterampilan proses dasar); Interpretasi grafik (keterampilan proses lanjut) Demonstrasi, Eksperimen, Diskusi dan Studi referensi. Tes tertulis dan Unjuk Kerja Keterampilan Berpikir:Membandingkan dan membedakan, Menganalisis, Mendeteksi bias, Membuat kesimpulan, Membuat generalisasi dan Mengevaluasi Strategi Berpikir: onseptualisasi, Membuat Keputusan dan Pemecahan Masalah Kulit Tubuhku Observasi, Komunikasi, Inferensi (Keterampilan proses dasar); Pengendalian variabel (keterampilan proses lanjut) Eksperimen dan Studi referensi Tes Tertulis dan Unjuk Kerja Keterampilan Berpikir: Menghubungkan, Membandingkan, dan membedakan, Membuat relasi, menganalisis Strategi Berpikir: Konseptualisasi dan Membuat Keputusan Hijaunya Daun Observasi, Komunikasi, Inferensi (Keterampilan proses dasar); Interpretasi gambar (Keterampilan proses lanjut) Diskusi, Demosntrasi, Presentasi siswa, dan Penayangan Video Tes tertulis dan Unjuk Kerja Keterampilan Berpikir: Membandingkan dan membedakan, Menganalisis, Mendeteksi bias (kerancuan), Membuat kesimpulan, Membuat generalisasi dan Mengevaluasi Strategi Berpikir: Konseptualisasi, Mengambil keputusan dan Pemecahan Masalah Pentingnya Makan Mengurutkan, mengkomunikasikan, Observasi, Klasifikasi (Keterampilan proses dasar); Melakukan eksperimen (keterampilan proses lanjut) Eksperimen, Diskusi dan Kaji referensi Tes tertulis dan Unjuk kerja Keterampilan Berpikir : semua jenis keterampilan berpikir Strategi Berikir: Konseptualisasi dan Mengambil Keputusan Cakrawala Pendidikan, November 2010, Th. XXIX, No. 3

363 KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa content competence mahasiswa S1 pendidikan IPA tentang integrasi IPA dengan metode ilmiah sudah baik karena terjadi peningkatan kompetensi integrasi IPA dengan metode ilmiah mahasiswa S1 pendidikan IPA dengan skor rata-rata tes awal 64,02 dan skor rata-rata tes akhir 91,80 dengan N- gain 0,80; terdapat peningkatan kompetensi pemahaman interdisipliner bidang IPA untuk soal objektif dengan skor rata-rata tes awal 55,91 dan skor ratarata tes akhir 94,55 dengan N-gain 0,88; terdapat peningkatan kompetensi pemahaman interdisipliner bidang IPA untuk soal subyektif dengan skor ratarata tes awal 32,78 dan skor rata-rata tes akhir 80,56 dengan N-gain 0,71. Pedagogy competence mahasiswa dalam merancang dan mengembangkan IPA terintegrasi berkategori baik (skor peta kompetensi dan silabus = 3,5 serta skor RPP= 3,1 untuk rentang skor 1-4), sedangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran IPA terintegrasi masih kurang baik (skor peer teaching = 3,8 untuk rentang skor 1-5). Perangkat IPA Terintegrasi yang dikembangkan oleh mahasiswa S1 pendidikan IPA untuk pendekatan keterampilan proses sesudah dilakukan analisis dari segi materi dan pedagogi dapat disimpulkan, bahwa tematema yang dianalisis ada 6 tema besar untuk IPA Terintegrasi dengan pendekatan keterampilan proses dan hasil analisis materi mencakup interdisipliner bidang IPA yang meliputi biologi, fisika, kimia, kesehatan, earth science dan lingkungan; hasil analisis pedagogi mencakup variasi metode pembelajaran, asesmen, keterampilan proses, keterampilan berpikir kritis dan kreatif dan strategi berpikir sesuai keterampilan proses yang muncul. SARAN Berdasar hasil analisis content competence dan pedagogy competence, maka kompetensi IPA terintegrasi mahasiswa S1 Pendidikan IPA bisa dikatakan baik, namun peneliti menyarankan bahwa mahasiswa S1 Pendidikan IPA tetap perlu dibekali mata kuliah IPA terintegrasi dan pembelajarannya melalui pendekatan-pendekatan lain seperti sainsteknologi-masyarakat dan inkuiri. Hal itu perlu dilakukan karena pendekatanpendekatan tersebut memang sesuai dan menjadi standar pembelajaran IPA di jenjang SMP/MTs. UCAPAN TERIMA KASIH Sebagai bagian akhir dari artikel ini, maka perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada Promotor bapak Dr. Agus Setiawan; co Promotor ibu Prof. Dr. Liliasari, M.Pd; Dekan FMIPA, UNY bapak Dr. Ariswan; Kaprodi pendidikan IPA, FMIPA, UNY bapak Prof. Dr. Zuhdan K. P. M.Ed.; serta para mahasiswa S1 pendidikan IPA FMIPA, UNY semester VI, dimana semua pihak tersebut telah membantu penulis dalam proses penelitian. DAFTAR PUSTAKA American Assosiation for the Advancement of Science. 1993. Bencmarks for Science Literacy. Project Kompetensi IPA Terintegrasi dengan Pendekatan Keterampilan Proses

364 2061. New York: Oxford University Press. Carribbean Examination Council. 2007. Integrated Science. Carribbean Certificate of Secondary Level Competence Curriculum Development Center. 2002. Integrated Curriculum for Secondary School (Curriculum Specification. Science Form 2. Ministry of Education Malaysia Fogarty, R. 1991. How to Integrated the Curricula. United States of America: IRI/Skylight Publishing. Inc. Ghufron, Anik. 2007. Pemutakhiran Kurikulum di Perguruan Tinggi. Cakrawala Pendidikan. Februari, Th XXVI, No. 1. Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003. Rutherford, F.J. dan Ahlgren, A. 1990. Science for All Americans. New York : Oxfor University Press. Subali, Bambang. dkk. 2005. Dukungan Kurikulum 2004 terhadap Pembelajaran Pengetahuan Alam Terintegrasi di SMP. Cakrawala Pendidikan. Juni, Th XXIV, No. 2. Suyono. 2007. Penerapan Pembelajaran Berdasar Masalah untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Mengerjakan Soal Bercirikan Keterampilan Proses. Cakrawala Pendidikan. Juni, Th XXVI, No. 2. Trefil, J. dan Hazen, R. M. 2004. Standarstandar Guru Pemula untuk SMP/ MTs. Jakarta: Dirjen DIKTI. Departemen Pendidikan Nasional.. 2005. Panduan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Kurikulum. Balitbang. Departemen Pendidikan Nasional.. 2007. Kurikulum 2002 FMIPA. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta.. 2007. The Science: An Integrated Approach. United Stated of America: John Wiley & Sons, Inc.. 2009. Panduan Bimbingan Teknis Model Pembelajaran IPA-IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama. Departemen Pendidikan Nasional. Cakrawala Pendidikan, November 2010, Th. XXIX, No. 3