III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu tempat pengolahan tempe milik pasangan

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri keripik pisang milik Bapak Heriyanto di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pengrajin gula merah kelapa di Desa Purworejo

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

K O P A L SNI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan

III. BAHAN DAN METODE

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

METODE. Materi. Rancangan

Muhammad Iqbal Meyza 1), Otik Nawansih 2) dan Fibra Nurainy 2) 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

Biji mete kupas (cashew kernels)

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

BAB III METODOLOGI A.

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu tempat pengolahan tempe milik pasangan Bapak Jono dan Ibu Griyasih di Jl. Padjajaran Gg. Danau Toba No. 17 Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel produk tempe pada salah satu pabrik pengolahan tempe di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, media pertumbuhan bakteri, dan bahan keperluan analisis lainnya. Peralatan yang digunakan adalah kuisioner uji skoring mengenai sifat organoleptik, glasswares, inkubator, autoclave, furnace, hotplate dan timbangan (3 digit).

28 C. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu (1) observasi lapang untuk mendata proses pengolahan tempe, (2) penentuan titik kritis dan kondisi optimal, (3) penyusunan draft Standard Operating Procedure (SOP) pengolahan tempe, dan (4) Uji coba SOP. Pengamatan yang dilakukan meliputi mutu bahan baku, mutu sumber air dan mutu produk (kadar air, kadar abu, dan uji organoleptik) sebanyak tiga kali ulangan. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisis secara deskriptif. D. Pelaksanaan Penelitian 1. Observasi Lapang Observasi lapang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan kondisi proses pengolahan tempe pada salah satu pabrik pengolahan tempe di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Proses yang akan diamati meliputi kondisi sanitasi, spesifikasi alat, bahan baku kedelai dan bahan lain yang digunakan serta deskripsi langkah proses peristiwa meliputi: sortasi, perebusan, perendaman, pengupasan kulit kedelai, persiapan fermentasi, fermentasi, pemanenan produk dan optimasi organoleptik. Pencatatan setiap tahap produksi meliputi kuantitas bahan, spesifikasi alat dan cara serta waktu yang digunakan untuk setiap langkah pengolahan tempe serta pengujian mutu bahan baku kedelai dan pengujian air.

29 2. Penentuan Titik Kritis dan Kondisi Optimal a. Penentuan Titik Kritis Penentuan titik kritis dilakukan dengan mengamati tiap detail tahap proses produksi untuk kemudian dikondisikan dengan bantuan pohon keputusan yang menyatakan pendekatan pemikiran yang logis sesuai dengan SNI 01-4852-1998. Pohon keputusan berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pengendalian pada setiap tahap. Penentuan titik kritis dilakukan untuk mengetahui pada tahap mana perlu dilakukan pengendalian mendalam akan bahaya yang mungkin dapat terjadi karena pada titik kritis apabila tidak dilakukan pengendalian dapat menyebabkan hal yang tidak diinginkan baik itu mutu atau pun produk akhir. b. Kondisi Optimal Penentuan kondisi optimal dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan literatur di tiap tahap proses pengolahan tempe sehingga diperoleh kondisi yang menghasilkan produk tempe terbaik. Penentuan kondisi optimal ini juga merupakan salah satu acuan penyusunan Draft SOP. 3. Penyusunan draft Standard Operating Procedure (SOP) Pengolahan Tempe Penyusunan draft standard operating procedure (SOP) pengolahan tempe didasarkan pada buku catatan (logbook) yang berisi dokumentasi dari setiap langkah pengolahan tempe dan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) serta

30 berdasarkan produk tempe terbaik dari hasil uji skoring terhadap sifat organoleptik tempe yang dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Draft Standard Operating Procedure (SOP) pengolahan tempe akan disajikan sebagai prosedur kerja dilengkapi dengan kuantitas bahan, spesifikasi alat dan waktu yang digunakan untuk setiap langkah pengolahan tempe. 4. Uji Coba SOP SOP yang telah disusun kemudian diterapkan di unit usaha pengolahan tempe tersebut. Produk yang dihasilkan kemudian diamati kadar air, kadar abu dan uji organoleptik. Hasil dari pengamatan kemudian dibandingkan dengan produk tempe yang dihasilkan tanpa mengacu pada SOP. E. Pengamatan 1. Analisis Mutu Bahan Baku dan Air Analisis mutu bahan baku dilakukan dengan mengambil contoh sampel bahan baku kedelai yang digunakan di sentra produksi tempe. Syarat pokok mutu kedelai mengacu pada SNI 01-3922-1995 untuk mengetahui mutu bahan baku yang digunakan. Pengambilan contoh dilakukan dengan mengambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum 30 karung dari tiap partai barang, kemudian dari tiap-tiap karung diambil contoh maksimum 500 gram. Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur sehingga merata kemudian dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal, cara ini dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh seberat 500 gram. Contoh ini disegel dan di beri label

31 untuk dianalisa. Berat contoh analisa 100 gram. Pengujian mutu bahan baku dilakukan dengan cara manual dengan pinset, persentase butir warna lain, butir rusak, butir belah, kotoran ditetapkan berdasarkan berat masing-masing komponen dibandingkan dengan berat contoh analisa dikalikan 100 %. Adapun analisis mutu air dilakukan dengan pengujian sumber air menggunakan uji bakteri koliform menggunakan metode APM (Angka Paling Mungkin) sesuai dengan SNI 01-2897-1992. Penentuan kualitas koliform dengan uji penduga (Presumptive test) dilakukan dengan 9 tabung (seri 3-3-3). Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa masing-masing tabung berisi 9 ml kaldu laktosa dilengkapi dengan tabung durham dalam posisi terbalik. Pada 3 seri tabung pertama diisi 10 ml sampel air, 3 seri tabung kedua diisi dengan 1 ml sampel air, dan 3 seri tabung ketiga diisi dengan 0,1 ml sampel air. Semua tabung reaksi kemudian diinkubasi pada inkubator pada suhu 37 o C. Terbentuknya gas dalam tabung durham mengindikasikan adanya kandungan koliform. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 35 o C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang membentuk gas dicatat. Nilai APM Koliform dapat dihitung dengan melihat pada Tabel APM. 2. Penentuan Kadar Air Kadar air dilakukan dengan metode Sudarmadji, dkk., 1997. Cawan alumunium dikeringkan dalam oven selama 30 menit, lalu didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 5 g sampel ditimbang lalu dimasukkan ke dalam oven pada

32 suhu 105 110 o C selama 3 jam. Setelah didinginkan dalam desikator selama 15 menit, kemudian ditimbang. Setelah diperoleh hasil penimbangan pertama, lalu cawan yang berisi sampel tersebut dikeringkan kembali selama 30 menit, setelah itu didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Hasil penimbangan kedua ini dibandingkan dengan penimbangan pertama. Bila penimbangan kedua mencapai pengurangan bobot tidak lebih dari 0,001 g dari penimbangan pertama maka dianggap konstan. Akan tetapi bila tidak, maka dilakukan penimbangan kembali sampai diperoleh pengurangan bobot dua penimbangan berturut. Kemudian cawan dan sampel kering ditimbang. ( ) ( ) ( ) ( ) 3. Penentuan Kadar Abu Kadar abu berdasarkan metode Sudarmadji, dkk., 1997. Sebanyak 3 g sampel ditimbang dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya. Cawan yang berisi sampel tersebut dipijarkan dengan alat pembakar Meker hingga tidak berasap selama 1 jam. Kemudian, cawan yang berisi sampel dimasukkan kedalam tanur pada suhu 600 o C selama 3 jam. Contoh tersebut ditimbang kembali setelah didinginkan dalam desikator. ( )

33 4. Uji Organoleptik Tempe a. Persiapan produk tempe Produk tempe dari salah satu pabrik pengolahan tempe di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Sebelum dilakukan uji organoleptik, untuk pengamatan parameter rasa dan aroma produk tempe digoreng terlebih dahulu sedangkan untuk pengamatan parameter tekstur digunakan produk mentah. Produk tempe kemudian dipotong dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 1 cm lalu disajikan diatas piring saji dan diberi kode tiga angka acak pada masingmasing sampel produk tempe. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. b. Uji Organoleptik Penilaian organoleptik dilakukan dengan menggunakan uji skoring terhadap tekstur, rasa dan aroma (bau) dari produk (Nawansih dan Fibra, 2005). Panel yang digunakan adalah 20 mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (THP) yang telah lulus mata kuliah Uji Sensori sebagai panelis tetap. Adapun kuisioner tersaji dalam Tabel 26 (Lampiran).