I. PENDAHULUAN. wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. vasokongesti sampai berakhirnya aktifitas seksual (Chandra, 2005). Pada Diagnostic

I. PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Masri, CS., Sutyarso Medical Faculty of Lampung University. Abstract. Key words: Sexual dysfunction, stress, women of productive age couples

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

The Comparison of the Incidence of Sexual Dysfunction According to the FSFI Scoring on IUD and Hormonal Acceptor at Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode pascasalinatau disebut juga masa nifas. (puerperium) merupakan masa sesudah persalinan hingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikilogis manusia yang mencoba untuk

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

216 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Disfungsi seksual merujuk pada masalah yang. terjadi selama siklus respons seksual yang menghambat

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah muncul keluhan vasomotorik atau keluhan sindrom prahaid. Dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN LUBRIKAN TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI SEKSUAL PADA WANITA MENOPAUSE DI RW 01 DESA PAKUHAJI KECAMATAN NGAMPRAH

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

STRATEGI KOPING PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGALAMI AMPUTASI. Skripsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIV NO. 3, DESEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang tinggal di Indonesia seperti tuntutan sekolah yang bertambah tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah suatu keadaan yang tidak hanya bebas. dari penyakit dan kecacatan tetapi juga meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

GAMBARAN INDEKS FUNGSI SEKSUAL WANITA PADA PENGGUNA IMPLAN SATU BATANG ETONOGESTREL 68mg (IMPLANON )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik-komparatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

TINJAUAN PUSTAKA. seksual adalah minat/niat seseorang untuk memulai atau mengadakan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. bagi Negara-negara berkembang. Di negara miskin, Sekitar 20-50% kematian Wanita

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Kesenjangan. tenaga non-medis seperti dukun maupun kyai, (Kurniawan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota di Propinsi Lampung yang memiliki daerah pesisir. Keberadaan desa pesisir merupakan salah satu bagian wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah kemiskinan di desa-desa pesisir menjadikan wilayah pesisir termasuk wilayah yang rawan di bidang sosial ekonomi. Kerawanan di bidang sosial ekonomi dapat menjadi lahan subur bagii timbulnya kerawanan-kerawanan di bidang kehidupan yang lain. Kota Karang merupakan salah satu daerah pesisir di Bandar Lampung yang memiliki tingkat perkembangan yang rendah (Rahmalia, 2003). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi stres disebabkan oleh banyak faktor antara lain faktor biologik, fisik, kimia, sosial psikologi, dan spiritual (Rasmun, 2004). Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikilogis manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (Pinel, 2009). Dampak yang dapat ditimbulkan dari stres adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh antara lain daya pikir, mulut, kulit, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem otot dan tulang, sistem endokrin, dan libido (hawari, 2004). Faktor-faktor yang dapat

2 mempengaruhi seseorang menjadi stres disebabkan oleh banyak faktor antara lain faktor biologik, fisik, kimia, sosial psikologi, dan spiritual (Rasmun, 2004). Pengukuran stres dapat menggunakan life events yang mengacu pada peristiwaperistiwa yang besar yang terjadi pada kehidupan seseorang seghingga memerlukan derajat penyesuaian psikologis (Sarafino, 1998). Salah satu skala live event yang digunakan adalah SRRS (Social Readjustment Rating Scale/SRRS). Skala ini mempunyai kemampuan untuk mewakili kejadian-kejadian pada individu dalam cakupan yang cukup luas sehingga dapat menemukan peristiwa yang dapat menimbulkan stres. (Lazarus dan Folkman dalam Sarafino, 1998). SRRS terdiri dari 43 pertanyaan, yang masing-masing pertanyaan memiliki nilai skor tersendiri, hasil skor SRRS >150 menandakan seseorang mengalami stres, sedangkan skor <150 menandakan seseorang relatif bebas dari stres (Sarafino, 1998). Disfungsi seksual dapat diakibatkan oleh faktor psikis akibat stres yang tinggi. Misalkan ketika menghadapi masalah keuangan, keluarga, pekerjaan, penyakit, atau kematian anggota keluarga dapat membuat seorang wanita depresi sehingga mengalami disfungsi seksual (Manan, 2013). Disfungsi seksual merupakan merupakan penurunan libido atau hasrat seksual pada seseorang atau lawan jenisnya, baik pria maupun wanita. Gangguan ini dapat terjadi karena berbagai hal, baik secara medis maupun psikologis, serta memberikan efek yang kurang baik terhadap keharmonisan hubungan suami istri (Manan, 2013).

3 Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistic Manual version IV) dari American Phychiatric Assocation, dan ICD-10 (International Classification of Disease) dari WHO, disfungsi seksual wanita ini dibagi menjadi empat kategori yaitu gangguan minat/keinginan seksual (desire disorders), gangguan birahi (arousal disorder), gangguan orgasme (orgasmic disorder), dan gangguan nyeri seksual (sexual pain disorder). Pada wanita perimenopause sekitar 10-15% mengalami disfungsi seksual dan sekitar 5 % wanita perimenopause mengalami gangguan minat seksual, dan 20 % mengalami gangguan birahi. Angka kejadian disfungsi seksual wanita di setiap negara bisa berbeda-beda seperti di Turki (48,3%), Ghana (72,8%), Nigeria (63%), dan Indonesia (66,2%), jika dirata-rata didapatkan angka prevalensi sebesar 58,04% (Sutyarso, 2011). Sementara angka kejadian disfungsi seksual pada kaum wanita di Bandar Lampung mencapai 66,2% (Imronah, 2011). Itu artinya lebih dari separuh kaum wanita di dalam suatu negara berpotensi mengalami gangguan fungsi seksual. Dengan prevalensi sebesar itu wajar bila disfungsi seksual wanita tidak bisa dipandang remeh, karena menyangkut kualitas hidup lebih dari separuh populasi wanita (Sutyarso, 2011). Female Sexual Function Index (FSFI) merupakan alat ukur yang valid dan akurat terhadap fungsi seksual wanita. Kuesioner ini terdiri dari 19 pertanyaan yang terbagi dalam enam subskor, termasuk hasrat seksual, rangsangan seksual, lubrikasi, orgasme, kepuasan, dan rasa nyeri (Walwiener dkk, 2010). FSFI digunakan untuk mengukur fungsi seksual termasuk hasrat seksual dalam empat minggu terakhir. Skor yang tinggi pada tiap domain menunjukkan level fungsi seksual yang lebih baik (Rosen dkk, 2010).

4 Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan stres menurut skala SRRS dengan kejadian disfungsi seksual. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara stres dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan stres menurut skala SRRS dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui prevalensi stres pada wanita pasangan usia subur b. Mengetahui prevalensi disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur c. Mengetahui prevalensi penderita stres yang mengalami disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur

5 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 1. Bagi peneliti, untuk meningkatkan kemampuan peneliti teatang hubungan stres menurut skala SRRS dengan kejadian disfungsi seksual. 2. Bagi Institusi pendidikan dan Masyarakat, Menambah pengetahuan tentang hubungan stres menurut skala SRRS dengan kejadian disfungsi seksual, dan Dapat menambah bahan kepustakaan dalam lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 3. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang penting bagi ilmu pengetahuan dan dapat berguna sebagai referensi di penelitian selanjutnya. C. Kerangka Penelitian 1. Kerangka teori Stres adalah keadaan yang disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun eksternal (stimulus) yang dapat membahayakan, tak terkendali atau melebihi kemampuan individu sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun psikologis (respon) dan melakukan usaha-usaha penyusuaian diri terhadap situasi tersebut (proses). Beberapa faktor yang dapat menghambat siklus respon seksual, yang normalnya membutuhkan stimulasi fisik dan psikologis diantaranya alkohol, kegelisahan, depresi, masalah emosional, gangguan penyakit, persepsi negatif terhadap tubuh dan stres (Stanley J, dkk 2011). Sumber stres

6 dapat berasal dari dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber stres dapat berupa biologi, sosial psikosiologi, fisik, kimia, dan sosial spiritual (Rasmun, 2004). Disfungsi seksual dapat diakibatkan oleh faktor psikis akibat stres yang tinggi. Misalkan ketika menghadapi masalah keuangan, masalah dalam keluarga, pekerjaan, penyakit, atau kematian anggota keluarga dapat membuat seorang wanita depresi sehingga mengalami disfungsi seksual (Manan, 2013). Disfungsi seksual pada wanita adalah penyakit yang umum, di mana dua dari lima wanita memiliki setidaknya satu jenis disfungsi seksual, dan keluhan yang paling banyak terjadi adalah rendahnya gairah seksual / Libido (Michael A, 2007).

7 Faktor ekternal 1. Stresor fisik 2. Stresor biologik 3. Stresor kimia Faktor internal 1. Stresor Spiritual 2. Stresor sosial psikologi Stres Penurunan libido Rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual Disfungsi seksual Bagan 1. Kerangka teori hubungan stres dengan kejadian disfungsi seksual

8 2. Kerangka konsep Stresor Eksternal Dan Stresor Internal Stres SRRS Stres > 150 Tidak stres 150 FSFI Disfungsi seksual 26,5 Tidak disfungsi seksual > 26,5 Bagan 2. Kerangka konsep hubungan stres dengan kejadian disfungsi seksual berdasarkan skoring SRRS dan FSFI

9 D. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat diambil suatu hipotesis : Ho : Tidak terdapat hubungan antara stres dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur Ha : Terdapat hubungan antara stres dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur