BENTUK DAN MAKNA PERIBAHASA BAHASA INDONESIA YANG TERBENTUK OLEH UNSUR TUMBUHAN, JENIS-JENIS TUMBUHAN, DAN HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN TUMBUHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SINTAKSIS DR 413. Drs. H. Usep Kuswari, M.Pd. Hernawan, S.Pd., M.Pd.

OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aprilia Marantika Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

PELESAPAN UNSUR KALIMAT RAGAM BAHASA TULIS PADA BUKU HARIAN SISWA KELAS VII A2 SMP N 4 SINGARAJA oleh Pande Putu Sona Putra, NIM Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

RINGKASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah. Nomor Kode : : IN 413

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI DAN TANDA BACA DALAM TEKS LHO PADA SISWA SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurshopia Agustina, 2013

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

KONSEP HIDUP DAN MATI DALAM LEKSIKON KHAUL BUYUT TAMBI (KAJIAN ETNOLONGUISTIK DI INDRAMAYU)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU

ANALISIS TATA KALIMAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK TAMBELAN KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH SEMANTIK BI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

ANALISIS SK DAN KD PADA STANDAR ISI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA BERDASARKAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

Abstrak. Kata kunci: silogisme kategoris, kalimat, klausa. Latar Belakang Pelajaran kalimat merupakan dasar dari pelajaran mengarang.

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM TEKS PADA BUKU PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD/MI

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

Mahmud Fasya. Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

2015 FENOMENA PENGGUNAAN NAMA-NAMA UNIK PADA MAKANAN DI BANDUNG

FUNGSI PELAKU DALAM KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

Bahan Kuliah Problematik Bahasa Indonesia Kode: IN 413; Bobot: 2 SKS

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari

Bab 5. Ringkasan. Jepang dan negara kita mengenai masalah persahabatan, percintaan dan pernikahan yang

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional. Oleh: Tatang Suparman NIP

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

BAHASA YANG MEMBENTUK JATI DIRI DAN KARAKTER BANGSA. Oleh Oktavianus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis pada bab IV diperoleh temuan-temuan berupa pola

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

KAJIAN ADJEKTIVA SERAPAN ASING DALAM MEDIA MASSA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa

Transkripsi:

BENTUK DAN MAKNA PERIBAHASA BAHASA INDONESIA YANG TERBENTUK OLEH UNSUR TUMBUHAN, JENIS-JENIS TUMBUHAN, DAN HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN TUMBUHAN Resa Sindi Harja Program Studi Bahasa dan Sastra Inonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel: reresasindiharja@gmail.com Abstrak Penelitian ini mengungkapkan fungsi sintaksis yang diduduki oleh unsur, jenis, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan dalam peribahasa-peribahasa bahasa Indonesia. Dari 126 peribahasa, unsur tumbuhan yang hadir berjumlah 19 unsur, lalu jenis tumbuhan berjumlah 8 jenis, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan berjumlah 7 hal. Dari semua unsur tersebut, fungsi sintaksi yang mendominasi adalah fungsi subjek. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi struktur atau unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan dianggap penting oleh orang Melayu. Pernyataan tersebut didasari oleh posisi fungsi subjek yang merupakan inti penceritaan atau tema yang diceritakan. Kata kunci: bentuk dan makna, peribahasa bahasa Indonesia, dan tumbuhan Abstract This research reveals syntax function that is contained by parts, types, and things related to plant in Indonesian proverbs. The analysis is done on 126 proverbs and form those proverbs found 19 parts of plants, 8 types of plants, and 7 things related to plants. The domninat syntax function is subject which is showing parts, types, and things related to plants are considered important by Malay people. The statement is based on the function of subject as the main story or theme that is being told. Key terms: Form and meaning, Indonesian proverb, and plants. PENDAHULUAN Bahasa Indonesia memiliki begitu banyak peribahasa. Gandasudirja (1986) mendokumentasikan 700 peribahasa. Dari sekian banyak peribahasa tersebut, terdapat sejumlah peribahasa yang berkaitan dengan tumbuhan, seperti unsurunsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan.

Dalam peribahasa-peribahasa tersebut terdapat unsur pembentuk, salah satunya adalah tumbuhan. Fasya (2011) menyatakan bahwa manusia memiliki rekaman sejarah yang berasal dari kebiasaan mereka yang selalu telaten mengamati segala peristiwa yang terjadi secara teratur di lingkungan sekitar. Begitu pula dengan orang Melayu, mereka mempunyai kebiasaan hidup dekat alam, khususnya tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis ingin mengetahui fungsi-fungsi sintaksis yang diduduki oleh struktur atau unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan. Penganalisisan fungsi sintaksis yang diduduki oleh struktur atau unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan halhal yang berkaitan dengan tumbuhan tersebut dilakukan untuk mengetahui peran pembentuk peribahasa bahasa Indonesia bagi orang Melayu. Penelitian mengenai peribahasa telah banyak dilakukan sebelumnya, seperti Oktavianus (2008) menggunakan data peribahasa bahasa daerah, yaitu bahasa Minangkabau. Selaras dengan Oktavianus, Untoro (2009) juga menggunakan data peribahasa bahasa-bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Madura, Minangkabau, dan lain-lain. Sementara itu, Yohani (2008) menggunakan data peribahasa bahasa Jepang dengan pisau analisis kajian budaya. Selain itu, Pulungan (2011) menggunakan data peribahasa bahasa Indonesia sebagai objek kajiannya. Sejalan dengan Pulungan, Susanti (2012) juga menggunakan data peribahasa bahasa Indonesia yang dikhususkan pada peribahasa yang mengandung unsur metafora hewan. Penelitian-penelitian tersebut berbeda dengan penelitian ini. Perbedaan tersebut meliputi 1) data-data yang digunakan berupa lema peribahasa yang terbentuk oleh unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan; 2) penelitian ini lebih menekankan pada analisis struktural yang mmendeskripsikan fungsi sintaksis yang diduduki oleh unsur, jenis, dan halhal yang berkaitan dengan tumbuhan. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ini merupakan metode yang akan mendeskripsikan hal-hal yang akan dibahas secara sistematis sesuai dengan fakta yang ada. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kumpulan peribahasa bahasa Indonesia yang telah dibukukan. Peribahasa tersebut bersumber dari buku kumpulan peribahasa yang berjudul Kamus Peribahasa karya J. S. Badudu (2008), 700 Peribahasa Indonesia dan Tambahannya karya Gandasudirja (1986), dan Bunga Rampai Peribahasa dan Pantun karya Hidayat (2004). Data dalam penelitian ini adalah lema peribahasa bahasa Indonesia yang menggunakan unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan. Pemilihan peribahasa tersebut dilatarbelakangi keunikan unsur tumbuhan,jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan yang jarang digunakan atau dipahami dalam tuturan sehari-hari, seperti miang, punggur, bijan, telang, embacang, aur, gaharu, dan mumbang. HASIL DAN PEMBAHASAN Peribahasa bahasa Indonesia yang terbentuk oleh unsur tumbuhan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu struktur atau unsur tumbuhan, jenisjenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan. Ada 19 struktur atau unsur tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia. Kesembilan belas unsur tersebut adalah akar (9 peribahasa dan didominasi oleh fungsi predikat), batang (3 peribahasa dan didominasi oleh fungsi objek), benih (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), biji (3 peribahasa dan didominasi oleh fungsi objek), buah (6 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), bunga (8 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), daun (4 peribahasa dan diduduki oleh fungsi pelengkap, subjek, objek, dan predikat), duri (6 peribahasa dan diduduki oleh 3 fungsi subjek, dan 3 fungsi pelengkap), gagang (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi pelengkap), mayang (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi objek), miang (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), mumbang (2 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek dan objek), pucuk (4 peribahasa dan didominasi oleh fungsi predikat), ranting (1 peribahasa

dan diduduki oleh fungsi subjek), ruas dan buku (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek dan pelengkap), seludang (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), tunas (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), dan ulam (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek). Berikut adalah contoh peribahasa bahasa Indonesia yang terbentuk oleh struktur atau unsur tumbuhan beserta analisis fungsi sintaksis. 1. Tiada rotan, akar pun jadi Peribahasa tersebut terbentuk oleh dua unsur, yaitu rotan dan akar. Tiada rotan, akar pun jadi memiliki makna bahwa bila tidak tersedia barang yang kita butuhkan, barang yang kurang bermutu pun dapat dimanfaatkan (Badudu, 2008: 7-8). Unsur akar dalam peribahasa tersebut menduduki fungsi subjek (S). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pertanyaan apa mengenai predikat (P) (Damaianti dan Sitaresmi, 2005: 35). Pertanyaan tersebut adalah apa yang jadi?, lalu jawaban yang tepat adalah akar. 2. Menggolek batang terguling Peribahasa tersebut memiliki makna bahwa mengerjakan sesuatu hal yang mudah (Gandasudirja, 1986: 16). Unsur batang dalam peribahasa menggolek batang terguling menduduki fungsi objek (O). Hal tersebut disebabkan oleh fungsi predikat (P) yang diduduki kata verba transitif, seperti menggolek yang berada pada posisi sebelum fungsi objek (O). 3. Tertanam di biji hampa Peribahasa tersebut terbentuk oleh unsur biji hampa. Tertanam di biji hampa memiliki makna bahwa usaha yang sia-sia, tak menghasilkan apa-apa (Gandasudirja, 1986: 20). Unsur biji hampa pada peribahasa tersebut menyatu dengan preposisi di sehingga menjadi frasa preposisi di biji hampa. Fungsi sintaksis yang diduduki oleh unsur di biji hampa adalah fungsi pelengkap (pel). Unsur di biji hampa menduduki fungsi sebagai pelengkap (pel)

karena bersifat wajib (Damaianti dan Sitaresmi, 2005: 37) dan berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek serta tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat (Alwi, dkk., 2003: 329). Selanjutnya, ada 8 jenis tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia, yaitu bambu (5 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), bijibijian (10 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), buah-buahan (18 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), palem (7 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), rumput (13 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), sayur-sayuran (5 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), umbiumbian (3 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), dan jenis tumbuhan lain (19 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek). Berikut adalah contoh peribahasa bahasa Indonesia yang terbentuk jenisjenis tumbuhan beserta analisis fungsi sintaksis. 4. Sebagai aur dengan tebing Peribahasa tersebut memiliki makna bahwa sangat rukun dan saling membantu (Badudu, 2008: 70). Unsur aur dalam peribahasa tersebut menduduki fungsi subjek (S) dalam klausa terikat. Keberterimaan fungsi subjek (S) dapat dibuktikan dengan pertanyaan apa mengenai predikat (P) (Damaianti dan Sitaresmi, 2005: 35). Pertanyaan tersebut adalah apa yang dengan tebing?, lalu jawaban yang tepat adalah aur. Kemudian, keberadaan fungsi subjek (S) tersebut berada dalam klausa terikat disebabkan oleh kehadiran konjungtor subordinatif pembandingan, seperti sebagai (Alwi, dkk., 2003: 299). Kemudian, ada 7 hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia, yaitu ampas (1 peribahasa dan menduduki oleh fungsi subjek), getah ( peribahasa dan diduduki oleh fungsi pelengkap), kayu (11 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), punggur (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), santan (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), sekam (2 peribahasa dan diduduki oleh fungsi predikat dan pelengkap), dan sepah (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi objek).

5. Seperti api dalam sekam Badudu (2008: 68) menjelaskan bahwa makna dari peribahasa seperti api dalam sekam adalah kejahatan yang dilakukan dengan diam-diam; atau rindu yang terus dipendam dalam hati. Unsur sekam menyatu dengan preposisi dalam sehingga menjadi frasa preposisi dalam sekam. Unsur dalam sekam menduduki fungsi predikat (P) dalam klausa terikat. Keberterimaan fungsi predikat (P) dalam peribahasa tersebut dapat dibuktikan dengan pertanyaan di mana mengenai subjek (S) (Damaianti dan Sitaresmi, 2005: 34). Pertanyaan tersebut adalah api di mana?, lalu jawaban yang tepat adalah dalam sekam. Kemudian, keberadaan fungsi predikat (P) tersebut berada dalam klausa terikat disebabkan oleh kehadiran konjungtor subordinatif pembandingan, seperti seperti (Alwi, dkk., 2003: 299). Dari pernyataan tersebut, unsur akar lebih banyak hadir dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa orang Melayu sangat dekat dengan unsur akar. Selain itu, fungsi sintaksis yang sering hadir adalah fungsi subjek. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi struktur atau unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan dianggap penting oleh orang Melayu. Pernyataan tersebut didasari oleh posisi fungsi subjek yang merupakan inti penceritaan atau tema yang diceritakan. SIMPULAN Peribahasa bahasa Indonesia yang terbentuk oleh unsur tumbuhan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu struktur atau unsur tumbuhan, jenisjenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan. Ada 19 struktur atau unsur tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia. Kesembilan belas unsur tersebut adalah akar, batang, benih, biji, buah, bunga, daun, duri, gagang, mayang, miang, mumbang, pucuk, ranting, ruas, buku, seludang, tunas, dan ulam. Selanjutnya, ada 8 jenis tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia, yaitu bambu, biji-bijian, buah-buahan, palem, rumput, sayur-sayuran,

umbi-umbian, dan jenis tumbuhan lain. Kemudian, ada 7 hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia, yaitu ampas, getah, kayu, punggur, santan, sekam, dan sepah. Dari pernyataan tersebut, unsur akar lebih banyak hadir dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa orang Melayu sangat dekat dengan unsur akar. Selain itu, fungsi sintaksis yang sering hadir adalah fungsi subjek. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi struktur atau unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan dianggap penting oleh orang Melayu. Pernyataan tersebut didasari oleh posisi fungsi subjek yang merupakan inti penceritaan atau tema yang diceritakan. Pertama, peribahasa bahasa Indonesia yang terbentuk oleh struktur atau unsur tumbuhan berjumlah 19 unsur. Kesembilan belas unsur tersebut adalah akar (9 peribahasa dan didominasi oleh fungsi predikat), batang (3 peribahasa dan didominasi oleh fungsi objek), benih (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), biji (3 peribahasa dan didominasi oleh fungsi objek), buah (6 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), bunga (8 peribahasa dan didominasi oleh fungsi subjek), daun (4 peribahasa dan diduduki oleh fungsi pelengkap, subjek, objek, dan predikat), duri (6 peribahasa dan diduduki oleh 3 fungsi subjek, dan 3 fungsi pelengkap), gagang (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi pelengkap), mayang (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi objek), miang (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), mumbang (2 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek dan objek), pucuk (4 peribahasa dan didominasi oleh fungsi predikat), ranting (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), ruas dan buku (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek dan pelengkap), seludang (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), tunas (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek), dan ulam (1 peribahasa dan diduduki oleh fungsi subjek). Dari pernyataan tersebut, unsur akar lebih banyak hadir dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa orang Melayu sangat dekat dengan unsur akar.

PUSTAKA RUJUKAN Alwi, H., dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Badudu, J.S. (2008). Kamus Peribahasa. Jakarta: Kompas. Damaianti, V. dan Nunung S. 2005. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Pusat Studi Literasi. Fasya, M. (2011). Leksikon Waktu Harian dalam Masyarakat Sunda: Kajian Linguistik Antropologis. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa & Budaya Unika Atma Jaya. Gandasudirja, R. H Maskar. (1986). 700 Peribahasa Indonesia dan Tambahannya Buku Ekonomi karya Sudirja (1986). Bantul: Toko Buku Ekonomi. Hidayat, S. (2004). Bunga Rampai Peribahasa & Pantun Untuk: SD, SMP, SMA, dan Umum. Surabaya: APOLLO. Oktavianus dan Lindawati. (2008). Rekonstruksi Nilai Budaya dari Peribahasa Minangkabau dan Pembudiyaannya dalam Upaya Memperkokoh Filosofi Adat Basandi Sarak-sarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Ringkasan laporan penulisan fundamental. ------------- Pulungan, A. H. (2011). Kajian Etnolinguistik Terhadap Peribahasa dalam Bahasa Indonesia: Sebuah Tinjauan Pragmatik Force (Daya Pragmatik). Penulisan Dosen Universitas Negeri Medan Fakultas Bahasa dan Seni. Medan: tidak diterbitkan. Untoro, S. (2009). Peribahasa Bahasa-Bahasa Daerah Sebagai Cermin Keanekaragaman Budaya di Indonesia. Makalah Ringkas KIMLI. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas. Yohani, A. M. 2008. Peribahasa Jepang Empiris (Suatu Kajian Budaya). Skripsi mahasiswi UNPAD jurusan Bahasa dan Sastra Jepang. Bandung: tidak diterbitkan.