Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011.

dokumen-dokumen yang mirip
basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan

Status sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang

BAB IV METODE PENELITIAN. sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000).

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

BAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan

BAB III METODE PENELITIAN

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Kerja Berorientasi Ergonomi, Kualitas Kesehatan, Produktivitas, Penghasilan Pekerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB IV METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PERBAIKAN KONDISI KERJA PELEBURAN PADUAN PERUNGGU MENINGKATKAN KINERJA PERAJIN GAMELAN BALI DI DESA TIHINGAN KLUNGKUNG

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang.

BAB VI PEMBAHASAN. aktif berumur antara tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

LAMPIRAN 1 KUISIONER

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pertemuan 03 ERGONOMIK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

83 P 0 = desain interior lama (tanpa intervensi ergonomi). P 1 = ergo-desain interior (dengan intervensi ergonomi) O1, O3 = data sebelum belajar pada periode I dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat ). O2, O4 = data setelah belajar pada periode I, dikumpulkan pukul 10.00 dan 12.30, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). WO = wash-out selama 16 hari, sesuai jadwal pembelajaran dan untuk proses adaptasi. O5, O7 = data sebelum belajar pada periode II, dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). O6, O8 = data setelah belajar pada periode II, dikumpulkan pukul 10.00 dan 12.30, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011. 4.3 Penentuan Sumber Data 4.3.1 Populasi target dan terjangkau Populasi target penelitian adalah pebelajar SMPN-3 Abiansemal Badung yang berjumlah 1.456 orang, terbagi menjadi 35 rombongan belajar, belajar pukul 07.30-12.40 Wita dan pukul 13.00-18.10 Wita. Populasi terjangkau adalah pebelajar SMPN- 3 Abiansemal Badung yang belajar hanya pukul 07.30-12.40 Wita, berjumlah ±756 pebelajar atau 18 rombongan belajar. 4.3.2 Kriteria eligibilitas 4.3.2.1 Kriteria inklusi Sampel penelitian dipilih dari populasi terjangkau, memakai kriteria inklusi sebagai berikut. 1) Pebelajar laki-laki dan pebelajar perempuan; 2) Usia antara 12 14 tahun;

84 3) Berat badan ideal sampai normal yang dihitung dari perbandingan tinggi badan dan berat badan; 3) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter di Puskesmas III Kecamatan Abiansemal di Desa Sibang Kaja; 4) Bersedia menjadi sampel penelitian sampai selesai setelah membaca penjelasan penelitian (Lampiran 3 di halaman 185) dan mengisi formulir informed consent (Lampiran 4 di halaman 187). 4.3.2.2 Kriteria eksklusi Semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi, dieksklusi dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Pebelajar dipersiapkan mengikuti kegiatan pemantapan dan ujian nasional; 2) Pebelajar dipilih mewakili sekolah mengikuti kompetisi di luar sekolah. 4.3.2.3 Kriteria tidak dilanjutkan sebagai sampel penelitian Kriteria tidak dapat dilanjutkan atau DO (drop out) sebagai sampel penelitian sebagai berikut. 1) Pada saat penelitian berlangsung, tiba-tiba cedera atau sakit; 2) Mengundurkan diri sebagai sampel, karena alasan tertentu. 4.3.3 Besar sampel penelitian Penelitian dilaksanakan pada 2 buah desain interior, masing-masing dipakai oleh 1 rombongan belajar yang sudah dalam bentuk kelompok atau cluster. Jumlah sampel penelitian adalah 2 kali jumlah pebelajar dalam 1 rombongan belajar. Seluruh pebelajar kelas VIII yang sudah tergabung dalam 2 rombongan belajar dipilih sebagai

85 sampel penelitian, sehingga seluruh sampel penelitian pada awalnya berjumlah 84 orang. Pada pelaksanaan penelitian, 3 pebelajar tidak mengikuti penelitian. Pebelajar kelas VIII-A (1 orang) mengikuti kompetisi tenis lapangan, 1 orang sakit. Pebelajar kelas VIII-B (1 orang) mengikuti napak tilas. Total jumlah sampel menjadi 81 orang. 4.3.4 Teknik pemilihan sampel penelitian Sampel penelitian dipilih memakai metode acak sederhana bertingkat, melalui 4 tahapan seleksi. Pemilihan dilakukan oleh pihak sekolah, terdiri atas: (1) diperoleh 12 rombongan belajar kelas VIII setelah ditetapkan 43 pebelajar dalam 1 rombongan belajar; (2) pemilihan 43 pebelajar dilakukan sesuai nomor urut; (3) pada pembagian ruang belajar terpilih kelas VIII-A memakai ruang no 11 dan VIII-B memakai ruang no 12 tempat aplikasi ergo-desain interior; (4) berdasarkan undian, pebelajar kelas VIII-A berstatus sebagai kelompok 1 (Klp 1) dan VIII-B sebagai kelompok 2 (Klp 2). Karakteristik subjek disajikan pada Lampiran 17 di halaman 203. 4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Identifikasi dan klasifikasi variabel Identifikasi dan klasifikasi variabel penelitian sebagai berikut. 1) Variabel tergantung terdiri atas: (a) keluhan mata; (b) keluhan muskuloskeletal; (c) kelelahan; (d) kebosanan; dan (e) kenyamanan; 2) Variabel bebas adalah: desain interior lama dan ergo-desain interior; 3) Variabel yang dikontrol terdiri atas: (a) karakteristik pebelajar (jenis kelamin, usia, berat tubuh, kesehatan, data antropometri); (b) faktor lingkungan di luar pebelajar (mata pelajaran, peralatan belajar, materi pelajaran, kondisi pembelajar, kondisi sosial budaya dan kebisingan).

86 4.4.2 Definisi operasional variabel Agar data yang dikumpulkan akurat dan menghindari bias, sesuai identifikasi serta klasifikasi variabel disusun definisi operasional variabel sebagai berikut. 1) Desain interior lama adalah penataan interior yang ada di SMPN-3 Abiansemal Badung, tanpa intervensi ergonomi dengan ciri: (a) formasi meja dan kursi belajar terbagi dalam 3 kelompok; (b) jalur sirkulasi hanya untuk 5 deret pebelajar saja; (c) tinggi meja belajar 74 cm, tidak berisi fasilitas tempat buku dan alat tulis tetapi ada rak; (d) tinggi kursi 45 cm, tidak memiliki sandaran lengan; (e) bagian tepi, sudut meja dan kursi berbentuk siku serta lancip; (f) intensitas penerangan 94,7 199 lux, memakai 4 buah TL @ 20 watt; (g) gerakan angin 0,13 m/d; (h) kelembaban relatif 82%; (i) tidak tersedia locker tas sekolah; (j) hanya tersedia 1 buah papan tulis; (k) media informasi dan komunikasi serta aksesoris ditata di setiap dinding yang kosong; 2) Ergo-desain interior adalah penataan interior di SMPN-3 Abiansemal Badung, mendapat intervensi ergonomi melalui pendekatan SHIP dan TTG dengan ciri: (a) formasi meja dan kursi belajar terbagi 5 kelompok; (b) setiap pebelajar memiliki jalur sirkulasi; (c) tinggi meja belajar 69 cm, memiliki fasilitas tempat buku dan alat tulis serta tanpa rak; (d) tinggi kursi 40 cm, memiliki sandaran lengan bawah; (e) bagian tepi, sudut meja dan kursi berbentuk lengkung serta tumpul; (f) intensitas cahaya 365 lux tetapi hemat energi karena memanfaatkan sinar alami serta 6 buah SL @ 9 watt; (g) gerakan angin ±0,20 m/d; (h) kelembaban relatif 66%; (i) tersedia locker tas sekolah dan alat kebersihan kelas; (j) tersedia papan tulis berukuran panjang 3 X 240 cm, terbagi menjadi 3 bidang dan 2 bidang dapat digeser; (k) media informasi dan komunikasi tersembunyi di balik papan tulis

87 tetapi dapat dilihat jika diperlukan; (l) aksesoris ditata hanya pada dinding bagian belakang. 3) Pembelajaran adalah proses akuisisi pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman baru dilakukan oleh pebelajar dan pembelajar pada tempat pembelajaran. 4) Kinerja adalah kualitas penampilan seorang atau sekelompok pebelajar untuk mengikuti pembelajaran sesuai motivasi dan kemampuan yang dimiliki, ditandai optimalnya keterlibatan fisik, mental dan unsur dinamis dilihat dari unsur-unsur sebagai berikut. (a) Keluhan mata adalah kondisi indera mata yang mengalami penurunan kapasitas, cirinya: bayangan ganda, pandangan kabur, kesalahan membaca sampai sakit kepala. Didata sebelum dan setelah belajar, dengan kuesioner kelelahan mata 5 skala likert; (b) Keluhan muskuloskeletal merupakan rasa nyeri dan sakit pada otot, tendon, ligamen, sendi, tulang dan piringan tulang belakang yang tersusun dalam sistem muskuloskeletal. Rasa sakit pada segmen tubuh, karena sikap statis. Didata sebelum dan setelah belajar, memakai kuesioner Nordic Body Map (NBM) 5 skala likert; (c) Kelelahan pada kegiatan pembelajaran terefleksi sebagai kelelahan mental yang terlihat dari pelemahan aktivitas, motivasi serta fisik melemah setelah mengikuti proses pembelajaran. Didata sebelum dan setelah belajar, dengan kuesioner 30 items kelelahan subjektif 5 skala likert; (d) Kebosanan adalah perasaan subjektif pebelajar selama proses pembelajaran ditandai: (a) keinginan menghindari aktivitas utama; (b) merasa tersiksa; (c) gelisah; (d) kelelahan dini; (e) rasa tidak puas; (f) keinginan berpaling ke

88 aktivitas lain; dan (g) konsentrasi turun. Didata setelah belajar, memakai kuesioner kebosanan 5 skala likert; (e) Kenyamanan adalah respon subjektif pebelajar, selama memakai produk sebagai akibat dari minimalnya atau tidak adanya gangguan sensasi fisik dan mental pada panca indera karena kondisi peralatan atau sistem, dimensi ruangan, organisasi, kondisi lingkungan. Didata setelah 10 menit berada di kelas dan setelah belajar, memakai kuesioner kenyamanan 5 skala likert. 9) Jenis kelamin adalah, ciri fenotif subjek yang ditunjukkan oleh ciri-ciri kelamin sekunder dan didukung akte kelahiran; 10) Usia adalah umur subjek yang ditentukan berdasarkan akte kelahiran; 11) Berat tubuh adalah bobot tubuh subjek, diukur memakai timbangan badan merek Camry dengan tingkat ketelitian 0,1 kg; 12) Kesehatan adalah kondisi fisik pebelajar yang dibuktikan dengan surat keterangan yang ditanda tangani dokter, setelah diperiksa staf Puskesmas Sibang Kaja; 13) Antropometri adalah ukuran dan proporsi tubuh, diukur dengan antropometer merek Super buatan Jepang dengan tingkat ketelitian 0,1 cm untuk menentukan tinggi meja dan kursi belajar serta perlengkapan interior lainnya. 14) Waktu belajar adalah jumlah jam pembelajaran setiap hari dimulai pukul 07.30 10.00 dan 10.40 12.30. Waktu belajar dalam 1 minggu adalah 5 hari (Senen Jumat), karena hari Sabtu berlangsung mata pelajaran pilihan di ruangan lain. Terdapat 8 jam pelajaran dalam 1 hari berdurasi 40 menit, terdiri atas 3 jam dan 2 jam pelajaran sebelum istirahat serta 2 jam dan 1 jam setelah istirahat; 15) Waktu istirahat adalah jumlah jam yang dipakai istirahat mengikuti pembelajaran, dalam 1 hari kegiatan belajar (10.10 10.40) direkam dengan kamera digital;

89 16) Suhu adalah kondisi ruangan yang mempengaruhi rasa nyaman selama pebelajar berada di kelas, dipengaruhi suhu permukaan tubuh dan kecepatan angin serta kualitas udara di kelas yang diukur dalam C; 17) Gerakan angin adalah hembusan atau gerakan udara yang dirasakan pebelajar dalam satuan m/d, gerakan angin menentukan cepat atau lambat O 2 memindahkan CO 2 di kelas akibat proses pernafasan dan radiasi panas lain yang ada di kelas; 18) Kelembaban relatif adalah kondisi kelas berdasarkan jumlah uap air terkandung dalam udara, memiliki nilai satuan % sesuai dengan dikonversi nilai suhu basah dan suhu kering rekaman sling termometer dalam satuan C; 19) Intensitas pencahayaan adalah kuat penerangan di kelas VIII-A dan VIII-B yang bersumber dari pencahayaan alami dan atau artifisial dalam satuan lux, diukur di atas permukaan meja belajar; 20) Polusi suara adalah intensitas suara yang tidak dikehendaki terdengar di kelas, baik sumbernya dari dalam maupun luar kelas; 21) Kondisi sosial pebelajar adalah interaksi pebelajar dengan guru dan pegawai serta teman-temannya, sedangkan kondisi budaya adalah pola pikir dan sikap serta perilaku pebelajar dalam memahami dan menghayati serta tindakan konkrit untuk menunjang keberhasilannya dalam proses pembelajaran untuk memajukan proses pembelajaran di Kecamatan Abiansemal. Kondisi sosial budaya adalah variabel yang dikontrol, karena pebelajar berasal dari wilayah sama dan berdekatan serta sudah berinteraksi dengan lingkungannya selama ±1 tahun; 22) Kurikulum adalah kumpulan satuan pelajaran yang susunannya sesuai dengan kondisi wilayah sekolah sehingga disebut KTSP (kurikulum terpadu satuan pendidikan), termasuk variabel yang dikontrol karena sudah dipahami;

90 23) Mata pelajaran sebagai variabel yang dikontrol adalah jenis pelajaran yang terkumpul dalam daftar pelajaran, diberikan pada setiap kelas secara bergantian melalui pembagian hari yang berbeda karena jumlah guru terbatas; 24) Buku pelajaran adalah materi pelajaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku pegangan dan buku wajib, jenisnya ditetapkan oleh pihak sekolah dan digunakan sebagai pegangan baik oleh guru dan pebelajar serta orang tua pebelajar pada setiap melangsungkan pembelajaran maka dikategorikan sebagai variabel yang dikontrol; 25) Peralatan belajar termasuk variabel yang dikontrol adalah semua perlengkapan yang dibawa pebelajar untuk membantu kegiatan belajar, terdiri atas: tas, bukubuku, alat tulis, penghapus, penggaris, busur, jangka dan rautan pensil; 26) Materi pelajaran adalah bahan pelajaran yang diberikankan oleh guru pada setiap jam pelajaran, diberikan bergantian sesuai jadwal yang disusun setiap wali kelas dan setiap guru sudah memiliki pedomannya. Materi pelajaran sebagai variabel dikontrol tersusun dengan rinci pada kurikulum, sehingga guru memahami pelaksanaan dan ketentuan yang harus diikuti agar pembelajaran tercapai dengan kategori tuntas; 27) Kondisi pembelajar sebagai variabel dikontrol adalah kondisi guru terhimpun dalam tim pengajar sesuai mata pelajaran yang diajar, sehingga bertindak pula selaku pengelola kelas yang mandiri. 4.5 Instrumen Penelitian Ada 17 jenis instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini (disajikan pada Lampiran 14 di halaman 200), terdiri atas:

91 1) Formulir pencatat data antropometri sampel penelitian dipakai untuk menentukan dimensi meja dan kursi belajar; 2) Diagram psikrometri untuk menemukan kelembaban relatif ruangan berdasarkan nilai suhu kering dan suhu basah di kelas; 3) Kuesioner kelelahan mata 5 skala likert, yang dimodifikasi (Noerasto, 2004) dan sudah digunakan pada penelitian membaca syair lagu dan meja komputer; 4) Kuesioner NBM 5 skala likert yang dimodifikasi (Sutajaya, 1998) dan digunakan secara internasional untuk mengukur keluhan otot skeletal; 5) Kuesioner 30 items kelelahan subjektif 5 skala likert untuk mengukur kelelahan dan sudah direkomendasi dari Japan Association Industrial Health (JAIH) serta didukung oleh Industrial Fatigue Committee Research of Japan; 6) Kuesioner kebosanan untuk menilai kebosanan pebelajar yang oleh Sutajaya (2006) sudah dimodifikasi dari kuesioner Anoraga; 7) Kuesioner kenyamanan, sudah dimodifikasi (Sudiarta, 2000) dan sudah dipakai pada penelitian di warnet dan meja komputer; 8) Antropometer merek Super buatan Jepang dengan tingkat ketelitian 0,1 cm untuk mengukur antropometri setiap pebelajar yang berkaitan dengan: tinggi popliteal, panjang buttock-popliteal, tinggi siku duduk, tinggi mata duduk dan sebagainya; 9) Anemometer merek Lutron AM-4201 buatan Taiwan untuk mengukur gerakan angin; 10) Kamera video Super Mini DV BPR 8 buatan China, dipakai mendokumentasi gerakan tubuh pebelajar selama proses pembelajaran berlangsung; 11) Kamera digital merek Panasonic Lumix FS-42 buatan Jepang untuk dokumentasi sikap tubuh pebelajar selama kegiatan istirahat berlangsung;

92 12) Timbangan badan merek Camry dengan tingkat ketelitian 0,1 kg untuk mengukur berat badan pebelajar; 13) Meteran logam merek My-Conve Daiyu buatan China, kapasitas 500 cm dan dalam satuan milimeter (mm) untuk mengukur ruang dan fasilitas; 14) Peta Snellen untuk mengukur kondisi visus sampel penelitian ; 15) Sound level meter merek Ultron SL - 4001 dalam satuan db buatan Taiwan untuk mengukur tingkat kebisingan di kelas; 16) Sling termometer merek Hisamatsu dalam satuan C buatan Jepang untuk mengukur suhu kering dan suhu basah di kelas; 17) Lux meter model DM-28 dengan tingkat ketelitian 0,1 lux buatan Jepang untuk mengukur intensitas pencahayaan di kelas. 4.6 Prosedur Penelitian Agar penelitian berjalan sistematis dan pengukuran serta pengumpulan data lancar, maka disusun tata laksana penelitian sebagai berikut. 4.6.1 Tahapan persiapan penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum proses penelitian dilaksanakan adalah: 1) Melakukan studi pustaka dengan membaca buku, jurnal, proceeding, hasil penelitian, akses internet dan lainnya yang relevan; 2) Mengurus kelengkapan ijin melaksanakan penelitian, ethical clearence (Lampiran 1 di halaman 183) agar proses penelitian lancar serta sesuai nilai kemanusiaan yang dianut masyarakat umum; 3) Bertemu Kabid Disdikporkab Badung untuk mengetahui kebijakan yang belum, sudah dan akan dilakukan, terkait kondisi SMPN di Kabupaten Badung;

93 4) Bertemu Kepala Sekolah SMPN-3 Abiansemal Badung di Desa Sibang Kaja, menyerahkan surat ijin melakukan penelitian dan menjelaskan konsep penelitian; 5) Menyerahkan formulir biodata sampel (Lampiran 5 di halaman 188), penjelasan kegiatan dan informed consent untuk mendapat persetujuan tertulis dari sampel penelitian (Lampiran 3 di halaman 185 dan Lampiran 4 di halaman 187); 6) Menyiapkan kuesioner, berbagai formulir dan pencatat data antropometri sampel penelitian serta administrasi lainnya; 7) Menyiapkan petugas dan instrumen pengumpulan data; 8) Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan pengukuran dan mengisi kuesioner: (1) kelelahan mata; (2) Nordic Body Map atau NBM; (3) 30 item kelelahan subjektif; (4) kebosanan; dan (5) kenyamanan kepada anggota peneliti dan sampel penelitian serta guru di SMPN-3 Abiansemal Badung; 9) Melakukan pengukuran antropometri 41 pebelajar kelas VIII-A dan 40 pebelajar kelas VIII-B, untuk desain meja dan kursi belajar yang ergonomis. Antropometri diukur dengan antropometer, duduk di kursi dengan posisi paha bersudut 90º serta telapak kaki menapak datar di lantai. Posisi belakang kepala, leher, punggung, pinggang dan pantat harus tegak (Lampiran 13 di halaman 199); 10) Menghubungi dokter dan staf Puskesmas di Desa Sibang Kaja untuk melakukan tes kesehatan fisik dan visus sampel penelitian agar diketahui kelayakan menjadi sampel penelitian sehingga data akurat (Lampiran 13 di halaman 199); 11) Melakukan penelitian pendahuluan dan validasi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item kelelahan subjektif, kebosanan, kenyamanan. Kuesioner kebosanan diisi hanya pada 10 menit menjelang kegiatan belajar berakhir. 11) Menyiapkan alat dan bahan ergo-desain interior di SMPN-3 Abiansemal Badung;

94 12) Membuat protokol penelitian dengan rincian sebagai berikut. a. Sampel disarankan melakukan aktivitas yang wajar, saat berada di luar jam belajar sekolah selama proses penelitian berlangsung; b. Sampel wajib tiba di sekolah pukul 07.00 Wita, agar pada waktu mengisi kuesioner pukul 07.10 Wita kondisi tubuh sudah segar; c. Pada periode I, pebelajar kelas VIII-A (Klp-1) belajar pada desain interior lama dan pebelajar kelas VIII-B (Klp-2) belajar pada ergo-desain interior. d. Setelah wash-out selama 16 hari untuk menghilangkan efek periode dan efek sisa perlakuan, posisi ditukar sebelum pelaksanaan penelitian periode II. 4.6.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian, adalah bagian pengumpulan data. Rincian pelaksanaannya mulai hari pertama sampai terakhir dengan tahapan sebagai berikut. 1) Pengumpulan data pada periode I (setiap hari Senen-Jumat), sebagai berikut. a. Pukul 07.00 sampel duduk di kursi masing-masing, memperoleh pembagian 2 potong kue dan 1 gelas air mineral 240ml agar kondisi awal homogen. Guru dan anggota peneliti memberikan pengantar singkat dan pada pukul 07.10 kuesioner kelelahan mata, NBM, kelelahan subjektif dan kenyamanan diisi setiap pebelajar. Kuesioner disimpan sebagai data sebelum O1 dan O3; b. Pukul 07.20 Wita intensitas pencahayaan diukur memakai lux meter, pada 1 titik permukaan meja di tengah dan 4 titik pada sudut garis diagonalnya. Suhu ruang diukur memakai sling termometer, kantong harus diisi air dan diputarputar. Gerakan angin diukur dengan anemometer, bagian kipas menghadap arah angin datang. Polusi suara diukur dengan sound level meter, posisi alat berada di samping telinga pebelajar.

95 c. Pukul 07.30 08.50 Wita sampel mengikuti pelajaran pertama, semua kegiatan direkam memakai kamera pena agar tersembunyi; d. Pukul 08.50 Wita terjadi penggantian mata pelajaran dengan guru lain; e. Pukul 08.50 10.00 Wita sampel mengikuti pelajaran kedua, semua kegiatan direkam memakai kamera pena agar tersembunyi; f. Pukul 10.00 Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item kelelahan subjektif, kebosanan dan kenyamanan. Kuesioner disimpan sebagai data setelah O1 dan O3; g. Pukul 10.10 10.30 Wita semua sampel istirahat, berbelanja di kantin sekolah dan di luar sekolah, ngobrol sambil duduk di halaman serta di kelas. Suasana istirahat direkam dengan kamera digital; h. Pukul 10.00 Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b; i. Pukul 10.30 Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item kelelahan subjektif dan kenyamanan. Kuesioner disimpan sebagai data sebelum O2 dan O4; j. Pukul 10.30 Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b; k. Pukul 10.40 12.00 Wita sampel mengikuti pelajaran ketiga, semua kegiatan direkam memakai kamera pena agar tersembunyi; l. Pukul 12.00 Wita terjadi penggantian mata pelajaran dengan guru lain; m. Pukul 12.00 12.30 Wita sampel mengikuti pelajaran keempat, kegiatan direkam memakai kamera pena agar tersembunyi; n. Pukul 12.30 Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item kelelahan subjektif, kebosanan dan kenyamanan. Kuesioner dikumpul sebagai data setelah O2 dan O4;

96 o. Pukul 12.30 Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b; p. Setelah pengukuran selesai, kegiatan pengumpulan data berakhir. 2) Pengumpulan data pada periode II, secara prinsip sama dengan pengumpulan data pada periode I. Dilakukan setelah 16 hari adaptasi dengan kondisi desain interior yang baru. Proses semua pengumpulan data penelitian, secara ringkas disajikan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. Bagan alur penelitian

97 4.7 Pengolahan dan Analisis Data 4.7.1 Pengolahan Data Hasil penelitian yang terdiri atas data kondisi lingkungan, karakteristik subjek dan variabel tergantung yaitu: (1) keluhan mata; (2) keluhan muskuloskeletal; (3) kelelahan; (4) kebosanan; dan (5) kenyamanan diolah memakai uji 1-S K-S (One- Sample Kolmogorov-Smirnov) dan uji t-paired. 4.7 2 Analisis Data 4.7.2.1 Analisis deskriptif dan Normalitas data Melalui uji 1-S K-S, diperoleh data deskriptif dan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) data menunjukkan berdistribusi normal. 4.7.2.2 Uji komparasi Uji komparasi diperlukan untuk analisis efek periode, efek sisa memakai uji t, efek perlakuan dianalisis dengan uji t-paired pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Ho : µ1 = µ2 (rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-1 sama dengan rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-2). Ha : µ1 > µ2 (rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-1 lebih besar dari rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-2). Pedoman pengambilan keputusan adalah: (1) Ho diterima jika p>0,05 dan (2) Ha diterima jika p<0,05. 4.8 Analisis Biaya dan Manfaat Analisis biaya diperlukan untuk mengetahui nilai perbaikan yang dilakukan, karena harus memperoleh manfaat sesuai yang diharapkan. Perbaikan dianggap tidak

98 ekonomis, jika biaya yang dikeluarkan dan operasionalnya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh selama dioperasikan (Rochmanhadi, 1984). Pembiayaan untuk perbaikan di bidang pendidikan berkaitan dengan investasi jangka panjang, karena merupakan pembiayaan yang nilai keuntungannya tidak berbentuk finansial tetapi peningkatan mutu pendidikan dan SDM. 4.9 Kelemahan Penelitian Pelaksanaan penelitian selalu memiliki kendala yang sulit diantisipasi, maka pada penelitian diketahui terdapat kelemahan yang terdiri atas: 1) Pebelajar belum terbiasa dengan jenis kuesioner ergonomi, sehingga ragu pada awal pengisian. 2) Konsentrasi belajar pebelajar kemungkinan terganggu, karena belum terbiasa ada orang lain di kelas sehingga selama pembelajaran prilaku nya terpengaruh. 3) Beberapa surveyor belum optimal melaksanakan tugasnya, karena tampak bosan menunggu pelaksanaan pengukuran berikutnya. 4.10 Upaya Mengatasi Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian diatasi dengan beberapa cara sebagai berikut. 1) Melatih pebelajar mengisi kuesioner, agar keraguannya berkurang; 2) Monitoring perubahan gerakan tubuh pebelajar dilakukan memakai alat rekam kamera pena, sehingga tidak mempengaruhi kegiatan pembelajaran; 3) Mempersiapkan format tabulasi data, agar surveyor memiliki kegiatan selama menunggu pelaksanaan pengumpulan data berikutnya. Setelah penelitian selesai, diberikan sertifikat untuk menambah jumlah kredit poin yang diperlukan untuk kenaikan pangkat.