A. Ahmad Ridha Peran Status Sosioekonomi Orangtua dan Penyesuaian Diri terhadap Motivasi Intrinsik dalam Belajar

dokumen-dokumen yang mirip
Seniwati Pemanfaatan Media KIT Enzim dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XII IPA5 di SMAN I Bontonompo

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

Engka Rukmana Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Chart Berupa Biocompass untuk Materi Protista di SMA Negeri 1 Donri-Donri

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB V HASIL PENELITIAN. Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Di SMP 21 Rendani Manokwari. Insar Damopolii, Paskalina Th. Lefaan, Melda Manga

PENGARUH EXPECTANCY DAN TASK VALUE TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA MATERI AKUNTANSI

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD KELAS V ARTIKEL JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

Abstrak. Abstract. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Padang 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JALUR PENERIMAAN MAHASISWA BARU BUKAN PENENTU PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

Dwi Setyani Damayanti Dewi Sukriyah. Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

Pengaruh Minat Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI ADE RIZA RAHMA RAMBE

PENGARUH KINERJA GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMP NEGERI 1 RAO SELATAN KABUPATEN PASAMAN

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 56 JAKARTA

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016 ISSN :

: KASIH ERLIANA K

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA SELF ACCEPTANCE DAN SELF EFFICACY DENGAN KONFORMITAS PADA SISWA SMP NEGERI 2 KALASAN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MENULIS SISWA KELAS X SMA. Oleh

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMA KARTIKA 1-5 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA APRESIASI SISWA TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KARAKTER DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 2 KUTOWINANGUN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA

Rizal Dzul Fadly dkk. Universitas Negeri Makassar Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu gejala yang menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII (JURNAL) Oleh WAHYU BIMANTARA F

Disajikan pada Seminar Nasional dan Kongres Himpunan Pendidik dan Peneliti Biologi Indonesia, Mataram 30 September 2017

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 ABSTRACT

Salam sejahtera, dengan hormat

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

ECONOMICA. Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PERAN STATUS SOSIOEKONOMI ORANGTUA DAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP MOTIVASI INTRINSIK DALAM BELAJAR ROLE OF THE SOSIOECONOMIC STATUS OF PARENTS AND INTRINSIC MOTIVATION TO SELF ADJUSTMENT IN LEARNING A. Ahmad Ridha Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar Ahmadridha162@gmail.com Abstract This research to determine: 1) Differences in intrinsic motivation for students to learn in terms of socioeconomic status of the parents, and 2) The relationship between adjustment and intrinsic motivation of students in learning. Subjects in this study amounted to 241 students. The research instrument was a questionnaire socioeconomic status of parents, the scale adjustment, and the scale of intrinsic motivation. The results of this study show that: 1) There is no difference between intrinsic motivation in learning the father's education level; 2) There is no difference in intrinsic motivation among students to learn in the mother's education level; 3) There is no difference in the students' intrinsic motivation to learn between the income level of parents; 4) There is a positive relationship between adjustment and intrinsic motivation of students in learning. Key Word: Intrinsic motivation, Adjustment, Socioeconomic Status Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar ditinjau dari status sosioekonomi orangtua, dan 2) Hubungan antara penyesuaian diri dan motivasi intrinsik siswa dalam belajar. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 241 siswa. Instrumen penelitian berupa kuesioner status sosioekonomi orangtua, skala penyesuaian diri, dan skala motivasi intrinsik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tidak terdapat perbedaan motivasi intrinsik dalam belajar antar tingkat pendidikan ayah; 2) Tidak terdapat perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar antar tingkat pendidikan ibu; 3) Tidak terdapat perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar antar tingkat penghasilan orangtua; 4) Terdapat hubungan positif antara penyesuaian diri dan motivasi intrinsik siswa dalam belajar. Kata kunci:, Penyesuaian Diri, Status Sosioekonomi PENDAHULUAN intrinsik merupakan hal penting yang harus dimiliki siswa dalam belajar karena tanpa motivasi intrinsik, keberhasilan dalam pembelajaran sulit dicapai. Naik turunnya motivasi intrinsik siswa dalam belajar adalah permasalahannya. Hasil pengambilan data awal terhadap 132 siswa SMA Negeri 16 Makassar menunjukkan bahwa siswa yang dapat mengembangkan potensi secara menyeluruh dan penuh totalitas dari dalam diri sebesar 56,81%; meskipun demikian, 55,30% siswa menunjukkan bahwa jika siswa tidak mendapatkan dukungan moral maupun dukungan fasilitas dari orang tua, maka dapat menurunkan motivasi intrinsik yang telah dimilikinya. Adapun data mengenai status sosioekonomi orangtua menunjukkan 46,21% dan 46,96% tingkat pendidikan ayah dan ibu siswa hanya sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas, sedangkan 54,54% orangtua siswa berpenghasilan Rp1.500.000 - Rp3.000.000,- perbulan. Salah satu faktor kepribadian yang memengaruhi motivasi intrinsik individu dalam belajar adalah penyesuaian diri individu. Secara umum penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi terhadap Halaman [55]

lingkungan [9]. Hasil data awal peneliti terhadap 132 siswa SMA Negeri 16 Makassar, telah menunjukkan bahwa sebesar 65,91% siswa mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam kondisi apapun. Individu yang penyesuaian sosialnya rendah dapat menyebabkan individu tidak dapat terlibat dalam berbagai aktivitas termasuk dalam belajar. Individu cenderung menarik diri, menunjukkan gejala depresi, dan tingkat kesepian yang tinggi [6]. Berdasarkan beberapa pemaparan permasalahan di atas dan perolehan hasil pengambilan data awal, maka peneliti mengasumsikan bahwa status sosioekonomi orangtua yang tinggi dan penyesuaian diri siswa yang baik, mampu mendukung peningkatan motivasi intrinsik siswa dalam belajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana status sosioekonomi dari orangtua dan penyesuaian diri dengan motivasi intrinsik siswa dalam belajar. Deci mengemukakan bahwa motivasi intrinsik mengacu pada keinginan untuk melakukan aktivitas bukan untuk mendapatkan hadiah melainkan pengerjaan tugas itu sendiri [9]. Ref. [3] mendefinisikan motivasi intrinsik sebagai sesuatu dorongan yang ada di dalam diri individu dan individu tersebut merasa senang dan gembira setelah melakukan serangkaian tugas. Pratama menyatakan bahwa ada empat aspek-aspek motivasi intrinsik, yaitu 1) Kesenangan, individu melakukan suatu pekerjaan karena merasa senang dengan pekerjaan tersebut dan tidak disertai dengan rasa keterpaksaan. 2) Ketertarikan, keinginan individu dalam melakukan suatu pekerjaan karena merasa pekerjaan tersebut memiliki daya tarik tersendiri. 3) Mengerti akan kemampuannya, tingkat individu dalam melakukan pekerjaannya secara baik dan benar didorong oleh kemampuan yang ada pada diri individu tersebut. 4) Kebebasan untuk memilih, individu bebas memilih suatu tugas pekerjaan yang dirasa sangat tepat dan cocok untuk dijalaninya [3]. Herzberg menyatakan bahwa terdapat enam faktor yang memengaruhi motivasi intrinsik, yaitu: 1) Prestasi, keinginan manusia untuk dapat memperjuangkan tugas dan yang melibatkan usaha individu dalam menghadapi lawan dan tantangan. 2) Pengakuan, keinginan untuk diakui secara sosial dan keinginan untuk terampil. 3) Pekerjaan itu sendiri, individu senang dengan pekerjaannya karena pekerjaan itu sendiri. 4) Tanggung jawab, keinginan individu agar dapat mengerjakan tugas dengan baik dan memadai. 5) Kemajuan, pekerjaan memberikan wawasan, mengembangkan bakat, dan kemajuan. 6) Perkembangan, sejalan dengan kemajuan, perkembangan mempunyai dimensi yang banyak dan jangkauan yang lebih luas. Kemajuan tidak hanya dalam bidang kerja, tetapi meluas pada bidang kehidupan [3]. Selain itu, faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik individu dalam belajar, yaitu: 1) Penyesuaian diri dan rekan sebaya, individu sedang menghadapi berbagai penyesuaian diri terhadap keadaan di sekolah. Keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri diprediksi mampu meningkatkan motivasi dalam belajar dan berprestasi. 2) Status sosioekonomi keluarga, individu yang berasal dari latar belakang sosioekonomi yang lebih rendah biasanya menampilkan motivasi akademis dan prestasi yang lebih rendah dan berada pada resiko mengalami kegagalan bersekolah dan putus sekolah yang lebih besar [9]. Status Sosioekonomi Orang tua Status sosioekonomi merupakan suatu ukuran mengenai tingkat pendidikan dan pendapatan individu [2]. Dasar status sosioekonomi lebih disebabkan karena adanya sesuatu yang dihargai lebih, yaitu: 1) Penghasilan, individu didasarkan pada seberapa besar tingkat penghasilan atau gaji yang diperoleh dalam melakukan suatu pekerjaan. 2) Pendidikan, tingkat pendidikan mencerminkan kualitas ekonomi yang baik dan menjadi ukuran keberhasilan dalam lingkup sosial di masyarakat. 3) Pekerjaan, pencapaian tingkat pekerjaan yang Halaman [56]

berkualitas mencerminkan status sosial yang baik dalam masyarakat [9]. Penyesuaian Diri Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk berbaur dan beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya [9]. Schneiders menyatakan bahwa penyesuaian diri mempunyai empat aspek, yaitu: 1) Adaptation, penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan dalam beradaptasi. Penyesuaian diri dalam hal ini diartikan dalam konotasi fisik, misalnya untuk menghindari ketidaknyamanan akibat cuaca yang tidak diharapkan, maka individu membuat sesuatu untuk bernaung. 2) Conformity, individu mempunyai penyesuaian diri yang baik bila memenuhi kriteria sosial dan hati nuraninya. 3) Mastery, kemampuan individu dalam membuat rencana dan mengorganisasikan suatu respons diri sehingga dapat menyusun dan menanggapi segala masalah dengan efisien. 4) Individual variation, ada perbedaan individual pada perilaku dan responsnya dalam menanggapi masalah [3]. Status Sosioekonomi Orangtua dan Penyesuaian Diri terhadap Budaya akademik di kalangan orangtua, dapat menjadi model bagi individu untuk menyamai tingkat pendidikan orangtua [1]. Selain itu, kemiskinan dan rendahnya pendidikan dari orangtua berpengaruh terhadap perkembangan dan pembelajaran individu yang lebih buruk [8]. Penyesuaian diri individu turut memengaruhi motivasi intrinsik individu dalam belajar. Individu yang tidak tertarik dalam belajar maka perlu mengembangkan hubungan positif dengan individu, membuat suasana di lingkungan sekolah menjadi menarik, membuat belajar menjadi menyenangkan, dan penggunaan mentor yang baik [7]. Hal ini menandakan perlunya penyesuaian pada diri individu agar dapat termotivasi secara intrinsik untuk belajar. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa status sosioekonomi orangtua dan penyesuaian diri individu berperan terhadap motivasi intrinsik dalam belajar. Akan tetapi, status sosioekonomi yang rendah tidak menyebabkan motivasi yang rendah [9]. Status sosioekonomi yang rendah memang memiliki hubungan dengan motivasi yang rendah, akan tetapi faktorfaktor yang seringkali menyertai status sosioekonomi rendahlah yang memengaruhi motivasi dan prestasi. Selain itu, ditemukan pula bahwa individu yang berasal dari keluarga berstatus sosioekonomi rendah tidak menjamin bahwa individu tersebut akan mengalami kegagalan bersekolah dan putus sekolah. Tidak terhitung jumlah individu yang telah dibesarkan dalam kemiskinan namun kemudian berhasil secara akademis dan secara profesional. Penyesuaian diri individu yang baik, dapat meningkatkan keterlibatan diri dalam hal-hal akademis yang memengaruhi motivasi individu [9]. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang terdiri dari dua variabel. Variabel terikat adalah motivasi intrinsik, variabel bebas adalah status sosioekonomi orangtua dan penyesuaian diri. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 16 Makassar yang berusia 15-18 tahun dengan cakupan sebesar 1035 siswa. Penentuan sampel menggunakan teknik random sampling. Besar sampel ditentukan dengan melihat tabel krecjie. Populasi yang mendekati 1035 adalah populasi 1000, sehingga sampel penelitian sebesar 278 siswa. Namun pada saat pengambilan data penelitian, hanya 241 data siswa yang layak untuk dianalisis. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian telah melalui proses validasi oleh pakar. Instrumen penelitian terdiri atas tiga jenis yaitu skala motivasi intrinsik dengan reliabilitas 0,823 Cronbach s Alpha, kuesioner status sosioekonomi orangtua dan skala penyesuaian diri dengan reliabilitas 0,849 Cronbach s Alpha. Teknik Analisis Data Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan anova satu jalur, dan hipotesis Halaman [57]

keempat menggunakan teknik korelasi product moment. HASIL PENELITIAN Kategorisasi motivasi intrinsik berdasarkan status sosioekonomi orangtua dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kategorisasi motivasi intrinsik berdasarkan status sosioekonomi orangtua Orang tua Ayah Ibu Ayah dan Ibu Pendidikan Kategori Penghasilan Tingkat Mean Status Sosioekonomi Tinggi 47 Sedang Sedang 47 Sedang Rendah 49 Tinggi Tinggi 47 Sedang Sedang 48 Tinggi Rendah 48 Tinggi Sangat Tinggi 47 Sedang Tinggi 47 Sedang Sedang 48 Tinggi Rendah 49 Tinggi Hasil Uji Asumsi Uji normalitas untuk data motivasi intrinsik dan penyesuaian diri menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 2. Uji homogenitas data motivasi intrinsik dengan tingkat pendidikan dan penghasilan orangtua menggunakan teknik One-Way Anova dapat dilihat pada tabel 3. Uji linearitas data motivasi intrinsik dengan penyesuaian diri dilakukan dengan teknik Analyze Compare Means Means dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 2. Hasil uji normalitas Variabel K-S Z Nilai Signifikansi Keterangan 1,299 0,068 Normal Penyesuaian Diri 0,825 0,503 Normal Tabel 3. Hasil uji homogenitas Variabel Nilai Signifikansi Keterangan - Tingkat Pendidikan 0,123 Homogen Ayah - Tingkat Pendidikan 0,223 Homogen Ibu - 0,636 Homogen Tingkat Penghasilan Orangtua Tabel 4. Hasil uji linearitas Variabel Sig. Linearity Sign. Deviation from Linearity Ket. * Penyesuaian Diri 0,000 0,806 Linear Hasil Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis 1 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar antar tingkat pendidikan ayah, seperti yang terlihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil uji hipotesis 1 menggunakan one way anova F Sign. Keterangan Between Groups 1,795 0,168 Tidak Signifikan Hasil uji hipotesis 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar antar tingkat pendidikan ibu, seperti yang terlihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil uji hipotesis 2 menggunakan one way anova F Sign. Keterangan Between Groups 1,096 0,336 Tidak Signifikan Hasil uji hipotesis 3 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar antar tingkat penghasilan orangtua, seperti yang terlihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil uji hipotesis 3 menggunakan one way anova F Sign. Keterangan Between Groups 1,877 0,134 Tidak Signifikan Hasil uji hipotesis 4 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penyesuaian diri dan motivasi intrinsik siswa dalam belajar, seperti yang terlihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil uji hipotesis 4 menggunakan korelasi product moment N Korelasi Sign. Keterangan 241 0,572 0,000 Signifikan PEMBAHASAN Perbedaan dalam Belajar antar Tingkat Status Sosioekonomi Orangtua Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan Halaman [58]

motivasi intrinsik siswa dalam belajar ditinjau dari status sosioekonomi orangtua. Status sosioekonomi yang tinggi memiliki peran terhadap peningkatan motivasi intrinsik individu, akan tetapi status sosioekonomi yang rendah tidak menyebabkan motivasi yang rendah [9]. Status sosioekonomi yang rendah memang berkaitan dengan motivasi yang rendah, akan tetapi faktor-faktor yang seringkali menyertai status sosioekonomi rendahlah yang memengaruhi motivasi dan prestasi. Selain itu, individu yang berasal dari keluarga berstatus sosioekonomi rendah tidak menjamin bahwa individu tersebut akan mengalami kegagalan bersekolah dan putus sekolah [9]. Remaja yang memiliki latar belakang sosial-ekonomi rendah mencapai prestasi yang baik di sekolah, tidak jarang para orangtuanya berkorban agar dapat menyediakan kebutuhan hidup dan dukungan agar sekolahnya berhasil [7]. Selain itu, penyesuaian diri individu yang baik, dapat meningkatkan keterlibatan diri dalam hal-hal akademis yang memengaruhi motivasi individu [9]. Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa status sosioekonomi orangtua tidak menjadikan perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar. Siswa yang berasal dari status sosioekonomi tinggi, sedang, maupun rendah memiliki potensi positif yang dapat dikembangkan. Status sosioekonomi hanyalah bagian kecil dari faktor eksternal yang dapat menaikkan maupun menurunkan motivasi intrinsik siswa. Hubungan Penyesuaian Diri dan Siswa Berdasarkan dari hasil analisis, diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara penyesuaian diri dan motivasi intrinsik siswa dalam belajar. Siswa yang memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi maka akan cenderung memiliki tingkat motivasi intrinsik yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, siswa yang memiliki tingkat penyesuaian diri yang rendah maka akan cenderung memiliki tingkat motivasi intrinsik yang rendah. Kekuatan hubungan antar variabel penyesuaian diri dengan motivasi intrinsik ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,572. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut cukup kuat. Kecenderungan motivasi individu terkait dengan kepribadian yang dimilikinya [5]. Penelitian Ryan dan Powelson menemukan bahwa pembelajaran di sekolah dapat ditingkatkan melalui konteks pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan individu dengan individu lainnya [9]. Newman menyatakan bahwa per-temanan mendukung prestasi sekolah individu dan membantu penyesuaian diri individu di sekolah [9]. Selain itu, penelitian Murdock mengemukakan bahwa penyesuaian diri individu turut memengaruhi motivasi intrinsik individu dalam belajar [7]. Brophy menambahkan bahwa individu yang tidak tertarik dalam belajar maka perlu mengembangkan hubungan positif dengan individu lainnya, membuat suasana di lingkungan sekolah menjadi menarik, membuat belajar menjadi menyenangkan, dan penggunaan mentor yang baik [7]. Hal ini menandakan perlunya penyesuaian pada diri individu agar dapat termotivasi secara intrinsik untuk belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang positif antara penyesuaian diri dan motivasi intrinsik dalam belajar. Penyesuaian diri individu yang baik dapat meningkatkan keterlibatan diri dalam hal-hal akademis yang memengaruhi motivasi individu [9]. Selain itu, sikap yang tenang, gembira, sportif menyenangkan, dan mampu menyesuaikan diri dengan teman sebaya mampu menjadikan individu memiliki penyesuaian diri yang baik [4]. Apalagi jika didukung oleh perilaku sosial yang ditandai oleh kerjasama, tanggung jawab, kesenangan bersama orang-orang lain, dan memiliki sikap yang matang. Hal tersebut membuat individu mampu melakukan penyesuaian diri dalam kondisi apapun sehingga individu dapat terlibat lebih aktif dalam hal-hal yang bersifat akademik dan mampu mengeluarkan potensi Halaman [59]

yang dimilikinya secara menyeluruh yang berarti bahwa penyesuaian diri memiliki hubungan yang positif dengan motivasi intrinsik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa 1) Tidak ada perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar antar tingkat pendidikan ayah. 2) Tidak ada perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar antar tingkat pendidikan ibu. 3) Tidak ada perbedaan motivasi intrinsik siswa dalam belajar antar tingkat penghasilan orangtua. 4) Ada hubungan positif antara penyesuaian diri dengan motivasi intrinsik siswa dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA [1] Cooper, S. M., & Smalls, C. (2010). Culturally Distinctive and Academic Socialization: Direct and Interactive Relationships with African American Adolescents Academic Adjustment. Journal Youth Adolescence, 39: 199-212. DOI 10.1007/s10964-009-9404-1. Involvement, Depressive Symptoms, and Social Adjustment In Adolescents: Ethnicity and Socioeconomic Status As Moderators. Journal Youth Adolescence. 38: 1187-1198. DOI 10.1007/s10964-009-9417-9. [7] Santrock, J.W. (2007b). Remaja. Jilid ke-2. Edisi ke-11. Diterjemahkan oleh Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga. [8] Schunk, D.H. (2012). Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan. Edisi ke-6. Cetakan ke-1. Diterjemahkan oleh Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [9] Schunk, D.H., Pintrich, P.R., & Meece, J.L. (2012) Dalam Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Edisi ke-3. Cetakan ke-1. Diterjemahkan oleh Ellys Tjo. Jakarta: Indeks. [2] Friedman, H.S. & Schustack, M.W. (2008). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Jilid ke-2. Edisi ke-3. Diterjemahkan oleh Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga. [3] Ghufron, M. N., & Risnawita S, R. (2011). Teori-teori Psikologi. Cetakan ke-2. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. [4] Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi ke-5. Diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. [5] Kaspar, K., & Konig, P. (2011). Overt Attention and Context Factors: The Impact of Repeated Presentations, Image Type, and Individual Motivation. Plos One, 6(7): e21719. DOI:10.1371/journal.pone.0021719. [6] Randall, E. T., & Bohnert, A. M. (2009). Organized Activity Halaman [60]