PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN LONG PAHANGAI KABUPATEN MAHAKAM ULU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

SURVEY GEOKIMIA MINERAL LOGAM DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Ernowo, Kisman, Armin T, Eko Yoan T, Syahya S. , P.Total, S.Total, H 2. , Al 2.

BAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN

POTENSI ENDAPAN EMAS SEKUNDER DAERAH MALINAU, KALIMANTAN TIMUR

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

PROVINSI SULAWESI UTARA

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR PROVINSI MALUKU 2014

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN SUBI KABUPATEN NATUNA - PROVINSI KEPULAUAN RIAU Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral Logam

PROVINSI MALUKU UTARA

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KAB. HALMAHERA TIMUR DAN KAB. HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN KAIMANA, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT (PAPUA BARAT)

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

EKSPLORASI UMUM MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI DAERAH PERBATASAN MALAYSIA-KABUPATEN SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA. Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

termineralisasi dan tanah, akan tetapi tidak semua unsur dibahas dalam makalah ini karena tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

EKSPLORASI UMUM EMAS DAN MINERAL IKUTANNYA DI KECAMATAN BOYAN TANJUNG KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

SURVEI GEOKIMIA TANAH LANJUTAN DAERAH GUNUNG SENYANG KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB I PENDAHULUAN I.1.

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM

PENYELIDIKAN MINERAL LOGAM DASAR DAN LOGAM BESI DAN PADUAN BESI DI DAERAH LELOGAMA KABUPATEN KUPANG (TIMOR BARAT) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR S A R I

MINERALISASI BIJIH BESI DI KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

PENELITIAN MINERAL IKUTAN DAN UNSUR TANAH JARANG DAERAH BEKAS TAMBANG DI KABUPATEN SAMBAS, PROVINSI KALIMANTAN BARAT S A R I

INVENTARISASI MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI KABUPATEN WONOGIRI PROPINSI JAWATENGAH. Oleh : Sukmana Sub Dit. Mineral Logam S A R I

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB V PENGOLAHAN DATA

EKEPLORASI UMUM BESI PRIMER DI KECAMATAN RAO, KABUPATEN PASAMAN, PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TATANAN GEOLOGI

PROSPEKSI MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II TATANAN GEOLOGI

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KETERDAPATAN MINERALISASI EMAS YANG BERASOSIASI DENGAN SINABAR DI KECAMATAN RAROWATU KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Oleh : Eko Yoan Toreno dan Moe tamar. , 5,91% SiO 2 dan 1,49% TiO 2

Ciri Litologi

BAB II TATANAN GEOLOGI

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

Bab III Geologi Daerah Penelitian

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN MANGAN DI KABUPATEN MANGGARAI, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah memproduksi timah sejak abad ke 18 (van Leeuwen, 1994) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI ALTERASI DAN MINERALISASI DAERAH TAMBAKASRI DAN SEKITARNYA, KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN KABUPATEN MALANG, PROVINSI JAWA TIMUR

PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIPE SEDEX DI DAERAH RANTAUPANDAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN MUARA BUNGO PROVINSI JAMBI

PENELITIAN ASPEK KONSERVASI BAHAN GALIAN DI WILAYAH BEKAS TAMBANG DI PANGARAYAN KABUPATEN KAMPAR, RIAU

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN SERUYAN DAN KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

3. HASIL PENYELIDIKAN

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia terhadap mineral logam semakin tahun semakin

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL LOGAM DI DAERAH KABUPATEN DONGGALA DAN TOLITOLI PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN MAMUJU DAN KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT

EVALUASI SUMBER DAYA/CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DAERAH S. DAUN, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT SARI

Rudy Gunradi. Kelompok Program Penelitian Konservasi S A R I

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN...

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BENER MERIAH DAN KABUPATEN ACEH TENGAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN MUNTE KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA. Franklin Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

Transkripsi:

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN LONG PAHANGAI KABUPATEN MAHAKAM ULU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Wahyu Widodo dan Rudy Gunradi Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Hasil prospeksi mineral logam di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu antara lain didapatkan data sekunder hasil sebaran mineral berat penyelidik terdahulu dan data primer hasil survey tinjau di Kecamatan Long Pahangai serta prospeksi di hulu S. Buan. Metodologi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah penyontohan geokimia sedimen sungai, tanah, batuan dan mineral berat serta pengamatan geologi dan alterasi. Dari seluruh kegiatan yang dilakukan sedikitnya ada lima lokasi prospek mineral logam mulia - logam dasar, untuk dicermati dan ditindaklanjuti. Ke lima lokasi tersebut adalah (1). Hulu S. Buan - S. Oso - S.Semue; (2). Hulu S. Buluh - S. Hingat - Danum Biang - S. Nah - S. Batok; (3). S. Melaseh - S. Tasan; (4). Hulu S.Musan - S. Batui dan (5). Hulu S. Kenyik di sebelah utara Desa Long Bluu. Lokasi-lokasi tindak lanjut yang disarankan adalah Hulu S. Buan - S. Oso - S.Semue dan Hulu S. Buluh - S. Hingat - Danum Biang - S. Nah - S. Batok untuk dilakukan pemetaan geologi detil dan survey geokimia tanah dengan pengambilan conto tanahnya menggunakan system kisi (grid) sedangkan untuk hulu S. Melaseh - S. Tasan, hulu S.Musan - S. Batui dan (hulu S. Kenyik di sebelah utara Desa Long Bluu untuk dilakukan pemetaan geologi semi detil dan studi geokimia tanah sepannjang punggungan. Pendahuluan Prospeksi mineral logam di Kabupaten Mahakam Ulu di latarbelakangi adanya Surat Bupati Mahakam Ulu Nomor 503/303/Bappeda-TU.P/X/2013 Tanggal 4 Oktober 2013 Kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, daerahnya untuk dilakukan Inventarisasi dan penelitian potensi sumber daya mineral, batubara, minyak dan gas bumi serta fasilitasi pembangunan bidang ketenagalistrikan di daerahnya. Prospeksi mineral logam dimaksudkan untuk menghimpun data primer potensi mineral logam dengan tujuan untuk melengkapi Bank Data Sumber Daya Mineral Logam Nasional di Pusat Sumber Daya Geologi/Badan Geologi dan dengan harapan menemukan potensi baru mineral logam serta dapat membantu pemerintah daerah dalam menentukan daerah yang memungkinkan untuk dijadikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan komoditi mineral logam. Lokasi daerah prospeksi berada di Kecamatan Long Pahangai dan sekitarnya, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, (Gambar 1)Daerah ini dari Balikpan/Samarinda dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat sampai ke Tering, selanjutnya dengan speedboard sampai ke Long Pahangai. Metodologi yang dilakukan antara lain pengamatan geologi, pengambilan conto sedimen sungai, konsentrat dulang, batuan dan tanah sepanjang punggungan. Hasil Prospeksi Selama kegiatan prospeksi masingmasing conto yang terkumpul adalah 50 conto sedimen sungai aktif, 49 conto konsentrat dulang, 110 conto tanah dan 17 conto batuan.

Geologi Kecamatan Long Pahangai Stratigrafi Kecamatan Long Pahangai disusun oleh sepuluh satuan batuan, urutan tua ke muda sebagai berikut: (Gambar 2 dan Gambar 3). Satuan batuan tertua di daerah ini adalah batuan metamorf yang disusun oleh spilit, rijang, batusabak dan batulempung merah, berumur Yura - Kapur, (H.Z. Abidin dkk., 1993). Satuan batuan relatif lebih muda seperti yang teramati disepanjang Sungai Mahakam yang didominasi oleh batupasir termetakan berselang seling dengan batulempung dan batulanau termetakan, serpih, argilit, filit dan batu lempung,. Secara mikroskopis salah satu diantaranya batupasir termetakan dengan komposisi kuarsa 52%, Feldspar/plagioklas 15%, kriptokristalin 7%, illit 3%, mineral opak 10%, mikrogranular silica 5% dan karbonat/kalsit 8%. Satuan batuan ini setara dengan Kelompok Embaluh berumur Kapur, (H.Z. Abidin dkk., 1993). Satuan batuan ini diterobos oleh granit biotit - hornblende dan granodiorit yang dikenal sebagai Granit Topai berumur Kapur (H.Z. Abidin dkk., 1993). Satuan batuan gunungapi yang terdiri tufa, aglomerat, riolit, ignimbrit, satuan batupasir kuarsa dan satuan serpihbatulanau, merupakan satuan-satuan batuan relatif lebih muda dari satuan batuan sebelumnya, masing-masing satuan batuan tersebut di atas dikenal sebagai kelompok batuan gunungapi Nyaan, kelompok batupasir Haloq dan Kelompok Mahakam Formasi Batu Kelau, Formasi Batu Ayau, berumur Eosen, (H.Z. Abidin dkk., 1993). Batuan andesit piroksen sedikit terubah (Plagioklas 70%, piroksen 10%, biotit 10%, garnet 3%, mineral opak 2% dan klorit 5%), diorit, granodiorit yang dikenal sebagai kelompok batuan terobosan Sintang mengintrusi batuan metasedimen (Kelompok Embaluh), berumur Oligo- Miosen, (H.Z. Abidin dkk., 1993), ditemukan di hulu S. Buan. Batuan diorit porfiri dengan komposisi plagioklas 82%, biotit 5%, karbonat 10%, epidot 1% dan mineral opak 2% ditemukan di S. Pahangai, S. Uso (cabang S. Mahakam) dan pada S. Buan (cabang kiri hulu S. Kunih), memperlihatkan ubahan argilik lanjut yang kontak dengan perselingan batulanau, batulempung dan batupasir. Dari lokasi pendulangan/ pengambilan conto sedimen sungai di S. Hingat dan S. Buluh, float batuan yang diketemukan didominasi oleh batuan diorit sedangkan mineral berat dari pendulangan selain butiran emas juga teramati zirkon dan garnet. Walaupun pada lokasi pengambilan conto tersebut singkapannya batulanau termetakan, namun patut diduga pada bagian hulu S. Buluh dan S. Hingat kemungkinan terdapat kontak antara batuan termetakan dengan diorit seperti halnya yang ditemukan di S. Buan. Kelompok batuan gunungapi yang terdiri dari lava andesitik-basaltik, breksi lava, tufa, aglomerat dan breksi lahar mendominasi di bagian barat laut area Kecamatan Long Pahangai, dikenal sebagai Kelompok batuan gunungapi Metulang, berumur Miosen, (H.Z. Abidin dkk., 1993). Endapan permukaan yang pengendapannya masih ber- langsung sampai sekarang disebut sebagai endapan aluvial. Struktur sesar berarah timur laut - barat daya berkembang pada batuan sedimen termetakan (Kelompok Embaluh) seperti yang terlihat di bagian barat laut dan tenggara wilayah Kecamatan Long Pahangai sedangkan sesar berarah barat laut - tenggara seperti yang ditemukan di hulu S. Buan berkembang pada kontak antara batuan sedimen termetakan dengan batuan diorit. Indikasi mineralisasi ditunjukkan dengan ditemukannya butiran emas

letakan pendulangan endapan sedimen di Kecamatan Long Pahangai dari pengamatan megaskopis dan mikroskopis dengan butiran emas berukuran VVFC - MC. Butiran emas ditemukan bersamaan dengan garnet dan zirkon sedangkan beberapa lokasi diantaranya bersamaan dengan butiran sinabar. Ada dua perbukitan yang dilingkari kumpulan beberapa lokasi keterdapatan butir emas dan sinabar, yaitu : a. Perbukitan di hulu S. Buan - S. Uso dan S. Semue di bagian timur serta didukung dengan singkapan batuan diorit terubah termineralisasi pirit (argilik - argilik lanjut dan piritisasi). b. Perbukitan di hulu S. Buluh - S. Hingat- Danum Biang - S. Nah - S Batok dengan didukung adanya float diorit terubah (argilik dan piritisasi). Potensi Endapan Bahan Galian Studi mineral berat dari 49 conto dulang pengamatan di bawah mikroskop mineral berat yang teridentifikasi secara umum adalah ilmenit, kuarsa, magnetit, piroksen dan oksida besi (> 90 %) berturutturut garnet dan rutil 70-80 %; sinabar 41 %; emas 37 % dan korundum 22 %. Diketahui 20 lokasi diantaranya terdapat adanya buriran emas berukuran VVFC - MC dan 19 lokasi butiran sinabar, sedangkan pada 9 lokasi diantaranya keberadaannya bersama-sama antara butiran emas dan sinabar, (Gambar 4). Indikasi mineralisasi yang teramati adanya gejala piritisasi pada float batuan terubah (pengersikan, argilik) serta argilik lanjut pada singkapan diorit. Sebaran anomali unsur Cu, Pb, Zn, Ag, Au, As dan Sb conto sedimen sungai berdasarkan hasil perhitungan statistik dan butiran emas, sinabar tampilkan pada Gambar 5. Sebaran anomali unsur Cu, Pb, Zn, Ag, Au, As dan Sb conto tanah dari hulu S. Buan, seperti halnya conto sedimen sungai ditampilkan pada Gambar 6. Pengukuran spektra untuk melakukan analisis mineral ubahan yang terkandung dalam batuan yang direfleksikan dalam tanah hasil pelapukan batuan diharapkan dapat mencerminkan mineral ubahan dalam batuan asalnya. Pengukuran spektra 75 conto tanah menggunalan alat Portable Infrared Mineral Analizer, mineral yang teridentifikasi secara umum adalah argilik/ Kaolinite - Illite Group, (G.J. Corbett & T.M. Leach, 1995). Interpretasi Model Endapan : Adanya butiran emas yang dijumpai bersama-sama dengan sinabar dapat diperkirakan/ diinterpretasikan bahwa model endapan mineralnya terjadi pada suhu rendah. Melihat kenyataan dilapangan bahwa tempat diketemukan butiran emas, sinabar beberapa diantaranya sudah berada di lereng bukit seperti yang ada bi bagian hulu S. Buan - S. Uso dan S. Uso dan S. Semue serta di hulu S. Buluh - S. Hingat- Danum Biang - S. Nah - S Batok. Dari pengamatan mineragrafi dari conto batuan yang diambil di hulu S. Buan menunjukkan adanya kandungan logam pirit dan kalkopirit, sehingga daerah ini diduga merupakan prospek untuk logam emas - tembaga dan diharapkan juga daerah lain di hulu S. Buluh - S. Hingat- Danum Biang - S. Nah - S Batok, karena kondisi geologinya mirip juga merupakan prospek mineralisasi yang sama. Namun demikian dengan tingkat penyelidikan yang telah dilakukan belum dapat mendapatkan sumber daya mineral logam yang di harapkan. Kesimpulan Berdasarkan data geologi dan hasil analisis laboratorium, anomali geokimia unsur logam sedimen sungai, tanah dan sebaran butiran emas, sinabar maka dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Long Pahangai terdapat 5 (lima) lokasi daerah prospek logam, yaitu (Gambar 7) :

1. Daerah 1 : Perbukitan di hulu S. Buan - S. Uso - S. Semue dengan dasar pertimbangannya adalah : a. Geologi singkapan dan sebaran batuan diorit terubah (argilik - argilik lanjut) kontak dengan batuan sedimen termetakan Kelompok Embaluh berumur Kapur - Paleosen b. Daerah ini merupakan area sebaran anomali Cu, As, Sb sedimen sungai. c. Daerah ini dikelilingi lokasi-lokasi keterdapatan butiran emas dan beberapa bersama-sama dengan butiran sinabar. d. Dari conto tanah punggungan yang diambil di hulu S. Buan di beberapa lokasi ditemukan kumpulan sebaran anomali unsur-unsur Au-Cu-Sb; Au- Pb-Zn-As; Cu-Au; Au-Pb; Au-Ag-As dan Cu-Ag-As-Sb di lingkungan batuan diorit terubah (argilik - argilik lanjut), (Gambar 8). 2. Daerah 2 : Perbukitan di hulu S. Buluh - S. Hingat - Danum Biang - S. Nah - S. Batok, dasar pertimbangannya adalah : a. Ditemukannya float diorit terubah (argilik) di hulu S. Buluh di dalam lingkungan batuan sedimen termetakan, sehingga diduga pada bagian puncak perbukitannya terdapat kontak keduanya. Dugaan ini diperkuat dengan keterdapatan mineral garnet dari pendulangannya dari pengamatan megaskopis lapangan dan mikroskopis di laboratorium. b. Merupakan area sebaran anomali Au, Ag, Cu, Pb, Sb sedimen sungai. c. Perbukitan daerah 2 dikelilingi lokasilokasi keterdapatan butiran emas dan beberapa juga bersamaan dengan sinabar. adanya garnet dalam pendulangan yang menandakan kemungkinan kontak antara batuan intrusif dengan batuan sedimen termetakan di bagian hulunya. 3. Daerah 3 : Perbukitan di hulu S. Melaseh - S. Tasan, pertimbangannya berdasarkan data yang didapatkan adanya : a. Geologinya merupakan sebaran batuan gunungapi berumur Mio- Pleistosen. b. Merupakan sebaran anomali unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn sedimen sungai, c. Keterdapatan butiran emas bersamasama sinabar. 4. Daerah 4 : Perbukitan di hulu S.Musan - S. Batui, pertimbangannya berdasarkan data yang ditampilkan : a. Geologi merupakan sebaran batuan sedimen termetakan Kelompok Embaluh berumur Kapur - Paleosen. b. Merupakan sebaran anomali Au, Cu, Ag sedimen sungai. c. Keterdapatan butiran emas dan sinabar pada lokasi berbeda. 5. Daerah 5 : Perbukitan di hulu S. Kenyik sebelah utara Kampung Long Bluu, data yang ditampilkan : a. Geologi merupakan sebaran batuan gunungapi Mio-Pleistosen. b. Sebaran anomali unsur Pb, Zn, Sb, As sedimen sungai. c. Keterdapatan butiran emas dan sinabar serta adanya kegiatan pendulangan emas warga di hulu S. Kenyik (pada perbukitan di sebelah utara kampung Long Bluu). Berdasarkan uraian di atas baik dari data lapangan maupun hasil analisis laboratorium maka disarankan untuk dilakukan penyelidikan lanjutan pada kelima daerah tersebut : a. Pada daerah 1 (hulu S. Buan) dan daerah 2 (hulu S. Buluh) untuk dilakukan pemetaan geologi rinci, pengambilan conto geokimia tanah dan batuan system kisi (grid) dengan interval 50/ 100 m pada sebaran diorit terubah dan sekitarnya. b. Pada daerah 3 (hulu S. Melaseh - S. Tasan), daerah, daerah 4 (hulu S. Musam - S. Batui) dan daerah 5 (hulu S. Kenyik - bagian utara Desa Long

Bluu) untuk dilakukan pemetaan geologi semi rinci, studi geokimia tanah dan batuan sepanjang punggungan interval 100 m. DAFTAR PUSTAKA Abidin H.Z., Pieters P.E. dan Sudana D., 1993; Peta Geologi Lembar Long Pahangai, Kalimantan skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Baharuddin, Pieters P.E., Sudana D. dan Mangga A.A., 1993; Peta Geologi Lembar Long Nawan, Kalimantan skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Corbett G.J. & Leach T.M., 1995, Southwest Pasific Rim Gold/Copper System. A workshop presented for the Society of Exploration Geochemists at Townsville, 20-21 May 1995. Djaswadi S., Sumpena A., Suryana A., 1988; Laporan Penyelidikan Pendahuluan Geologi dan Geokimia Daerah K.P. DU. 902 dan 903 G. Badat, Hulu Mahakam, Kalimantan Timur. Wahyu Widodo, Hotma Simangunsong, 1988; Laporan Penyelidikan Geologi Pendahuluan Daerah Kerihun Timur, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Kutai, Provinsi Kalimantan Timur. http://mahakamulukab.go.id/ overview/#geography Gambar 1. Peta Lokasi Prospeksi Mineral Logam di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 2. Peta Geologi Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur Gambar 3. Peta Geologi dan Alterasi Hulu S. Buan, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur

Gambar 4. Foto Mikrograf Hasil Identifikasi Mineral di Bawah Mikroskop Stereo Binokuler Conto Konsentrat Dulang

Gambar 5. Peta Sebaran Anomali Unsur Logam Conto Sedimen Sungai, Butir Emas dan Sinabar Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur Gambar 6. Peta Sebaran Anomali Unsur Au, Cu, Pb, Zn, Ag, As dan Sb Conto Tanah, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 7. Peta Gabungan Sebaran Anomali Geokimia Sedimen Sungai, Butiran Emas - Sinabar dan Geologi, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Gambar 8. Peta Gabungan sebaran anomali Conto Tanah dan Geologi Hulu S. Buan, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur.