Pupuk tripel super fosfat plus-zn

dokumen-dokumen yang mirip
Pupuk SP-36 SNI

Pupuk super fosfat tunggal

Pupuk dolomit SNI

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk amonium klorida

Pupuk amonium sulfat

Pupuk tripel super fosfat

Pupuk kalium klorida

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

Pupuk urea amonium fosfat

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Pupuk diamonium fosfat

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Pupuk urea SNI 2801:2010. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Lokakarya Fungsional Non Peneli BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium nutrisi Balai Penelitian Ternak di Bogor dengan meng

Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk perikanan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI 2803:2010. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

SNI Gondorukem. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

SNI Standar Nasional Indonesia. Inti kelapa sawit. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

SNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Minuman sari buah SNI

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

METODE. Materi. Rancangan

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

Cara uji kadar nitrogen total sedimen dengan distilasi Kjeldahl secara titrasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Pupuk tripel super fosfat plus-zn ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Syarat mutu... 1 5 Pengambilan contoh... 1 6 Cara uji... 2 7 Syarat lulus uji... 5 8 Syarat penandaan... 5 9 Pengemasan... 5 Bibliografi... 6 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk tripel super fosfat plus-zn merupakan revisi dari SNI 02-2800-1992 disusun berdasarkan program pemerintah khususnya dalam rangka perlindungan konsumen dan produsen pupuk. Standar ini telah dibahas dalam rapat konsensus nasional pada tanggal 17 Desember 2002 di Jakarta. Hadir dalam rapat-rapat tersebut wakil-wakil dari instansi terkait, lembaga penelitian/balai pengujian, produsen dan konsumen pupuk amonium klorida. Standar ini disusun oleh Panitia Teknik 134S, Kimia Organik dan Agrokimia. ii

1 Ruang lingkup Pupuk tripel super fosfat plus-zn Standar ini meliputi menetapkan ruang lingkup acuan normatif, istilah dan definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan dan pengemasan pupuk tripel super fosfat plus-zn. 2 Acuan normatif SNI 19-0428-1998, Petunjuk pengambilan contoh padatan. Official methods of analysis of AOAC International 17 th Edition, Volume I, 2000, Agricultural chemicals, contaminants, drugs. Chapter 2-Fertilizer. 3 Istilah dan definisi 3.1 pupuk tripel super fosfat plus-zn pupuk buatan berbentuk butiran (granular) yang komponen utamanya mengandung unsur hara fosfor berupa mono kalsium fosfat dengan rumus kimia Ca(H 2 PO 4 ) 2 dibuat dari batuan fosfat dan asam fosfat, ditambah unsur hara mikro seng 4 Syarat mutu Tabel 1 Syarat mutu pupuk tripel super fosfat plus Zn No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Kadar unsur hara fosfor sebagai P 2 O 5 : - Total % minimal 45 - Larut dalam asam sitrat 2% % minimal 43 - Larut air % minimal 35 2. Kadar asam bebas sebagai % maksimal 5 H 3 PO 4 3. Kadar air % maksimal 5 4. Kadar seng sebagai ZnO % minimal 0.2 CATATAN 5 Pengambilan contoh Semua persyaratan kecuali kadar air dihitung atas dasar bahan kering. Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 19-0428-1998, Petunjuk pengambilan contoh padatan. 1 dari 6

6 Cara uji 6.1 Kadar unsur hara fosfor sebagai P 2 O 5 6.1.1 Kadar P 2 O 5 total Metode ini sesuai dengan Official Methods of Analysis of AOAC International, 17 th Edition, Volume I, 2000, butir 2.3.01 dan butir 2.3.02. 6.1.2 Kadar P 2 O 5 larut dalam asam sitrat 2 % 6.1.2.1 Pereaksi 6.1.2.1.1 Larutan asam sitrat 2 % a) Larutkan 100 gram asam sitrat (C 6 H 8 O 7.4H 2 O) dalam akuades, encerkan menjadi 1 liter (larutan ini dapat diawetkan dengan penambahan 0,5 g asam salisilat). b) Sebelum digunakan, encerkan 1 bagian larutan tersebut dengan akuades 5 (lima) kali. 6.1.2.1.2 Larutan standar fosfat a) Larutkan 1,9178 g KH 2 PO 4 (sebelumnya telah dikeringkan selama + 2 jam pada suhu 105 0 C) dalam akuades dan encerkan secara tepat menjadi 1 liter (P 2 O 5 1 mg/ml). b) Encerkan deret larutan fosfat dengan akuades sehingga tiap larutan mengandung (0,1-0,8) mg P 2 O 5 dengan interval 0,1 mg. c) Larutan dapat diawetkan dengan penambahan (2-3) ml HNO 3 untuk tiap 1 liter larutan. 6.1.2.1.3 Larutan pengembang warna (amonium molibdovanadat) a) Larutkan 40 g amonium molibdat (NH 4 ) 4 Mo 7 O 24.4H 2 O tambahkan 400 ml akuades hangat, lalu dinginkan (Larutan A). b) Larutkan 2 g amonium metavanadat (NH 4 VO 3 ) dalam 250 ml akuades hangat, dinginkan, kemudian tambahkan 450 ml 70% HClO 4 (Larutan B). c) Campurkan kedua larutan tersebut dan aduk sampai homogen, encerkan sampai 2 L dan simpan dalam botol berwarna. Pereaksi ini tidak tahan dalam waktu lama. 6.1.2.2 Peralatan timbangan analitis; spektrofotometer; labu ukur 100 ml, 250 ml dan 1000 ml; pipet ukur 20 ml; kertas saring. 6.1.2.3 Preparasi contoh a) Timbang teliti 1 g contoh, masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan 150 ml larutan asam sitrat 2 % pada suhu 30 C, kocok selama 1 jam pada (30-40) rpm dan suhu dijaga 30 C, dinginkan pada suhu ruang. b) Kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda batas, segera saring menggunakan kertas saring kering. 2 dari 6

6.1.2.4 Penetapan a) Pipet larutan contoh (0,5 mg - 3,5 mg sebagai P atau 1 mg - 8 mg sebagai P 2 O 5 ) dan kurang dari jumlah setara 17 ml larutan asam sitrat 2 %. b) Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan 4 ml HNO 3 (1:1), tambahkan suplemen asam sitrat hingga setara dengan 17 ml, dan didihkan. c) Setelah dingin, encerkan dengan akuades secukupnya, tambahkan 20 ml pereaksi pengembang warna (amonium molibdovanadat), encerkan dengan akuades hingga tanda, kocok hingga homogen dan biarkan selama 30 menit. d) Pipet 10 ml masing-masing larutan standar, buat deret standar dengan interval 0,5 mg sebagai P atau 1 mg sebagai P 2 O 5 (Penggunaan larutan standar harus mempunyai absorbansi dibawah dan diatas contoh atau direkomendasikan absorbansi antara 0,1-0,7). Masukkan dalam labu ukur 100 ml dan lakukan pengerjaan seperti pada contoh. e) Baca absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm - 420 nm. Buar kurva standar dan kadar tentukan P atau P 2 O 5. f) Buat kurva standar setiap kali melakukan pengujian contoh. g) Hitung koefisien korelasi kurva standar ( minimal = 0,995 ). h) Lakukan pengerjaan minimal duplo. i) Lakukan pengecekan akurasi analisis dengan frekuensi tertentu (% perolehan kembali: 95 % - 105 % ). 6.1.2.5 Perhitungan C x P 100 Kadar fosfor sebagai P 2 O 5, % = x 100 x W (100 KA) dengan: C adalah fosfor dari pembacaan kurva standar, mg/l; P adalah pengenceran; W adalah contoh, mg; KA adalah kadar air. 6.1.3 Kadar P 2 O 5 larut dalam air Kadar ini diuji sesuai dengan Official Methods of Analysis of AOAC International, 17 th Edition, Volume I, 2000, butir 2.3.06. dan butir 2.3.09. 6.2 Kadar belerang (sebagai S) 6.2.1 Gravimetri Metoda ini sesuai dengan, Official Methods of Analysis of AOAC International, 17 th Edition, Volume I, 2000, butir 2.6.28 - (a). 6.3 Kadar asam bebas H 3 PO 4 6.3.1 Prinsip Asam bebas dalam contoh dilarutkan dengan aseton kemudian diencerkan 1:1 dengan akuades dan dititar dengan natrium hidroksida. 3 dari 6

6.3.2 Pereaksi Aseton 99,5 % p.a. NaOH 0,25 N Larutkan 10 gram natrium hidroksida p.a tambah 1 liter dengan akuades, aduk sampai homogen. Larutan natrium hidroksida distandardisasi dengan asam oksalat, dititar menggunakan indikator fenolftalein. Indikator fenolftalein (pp) 1%. 6.3.3 Peralatan neraca analitis; lumpang porselen penghalus contoh; ayakan mesh 80; erlenmeyer tutup asah 250 ml; pengaduk magnit; pipet gondok 50 ml, 100 ml; corong; erlenmeyer 250 ml; buret 50 ml; kertas saring Whatman 40. 6.3.4 Cara kerja a) Timbang (3-5) gram contoh yang telah dihaluskan (lolos ayakan mesh 80) ke dalam erlenmeyer yang kering. b) Tambahkan 100 ml tepat aseton p.a, kemudian diaduk selama 30 menit menggunakan pengaduk magnet. c) Saring segera dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam tempat yang kering, hindari kemungkinan penguapan. d) Pipet 50 ml, saring dan masukan ke dalam erlenmeyer 250 ml yang kering (hindari kemungkinan penguapan). e) Tambahkan 50 ml akuades dengan 3 tetes sampai dengan 4 tetes indikator fenolftalein. f) Titer dengan larutan NaOH 0,25 N sampai titik akhir, catat volume titran. 6.3.5 Perhitungan V x N x 49 x P 100 Asam bebas sebagai H 3 PO 4 (adbk) % = 100 W (100 KA) dengan: V adalah volume NaOH yang dipakai untuk titrasi, dinyatakan dalam, ml; N adalah normalitas NaOH 0,25 N; W adalah berat contoh, dinyatakan dalam mg; P adalah pengenceran; KA adalah kadar air,%. 6.4 Kadar air Kadar air diuji sesuai dengan Official Methods of Analysis of AOAC International, 17 th Edition, Volume I, 2000, butir 2.2.01. 4 dari 6

6.5 Kadar seng (sebagai ZnO) Metode ini diuji sesuai dengan Official Methods of Analysis of AOAC International, 17 th Edition, Volume I,.2000, butir 2.6.31 merujuk pada butir 2.6.01. CATATAN Kadar seng yang diperoleh dikonversi terlebih dahulu agar dapat dihitung sebagai ZnO. 7 Syarat lulus uji Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi syarat mutu pada butir 4. 8 Syarat penandaan Pada setiap kemasan dicantumkan minimal: a) nama produk/dagang; b) kandungan fosfor; c) berat bersih; d) lambang/logo perusahaan; e) isi dan berat bersih ; f) nama dan alamat produsen atau importir ; g) tulisan Jangan digancu. 9 Pengemasan Produk pupuk tripel superfosfat plus-zn dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman dalam pengangkutan dan penyimpanan. 5 dari 6

Bibliografi Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1999, Petunjuk Teknis Uji Mutu dan Efektifitas Pupuk Alternatif, Badan Litbang Pertanian, Bogor Sampling and analysis solid fertilizers, 2 nd Edition, 1968, National Plant Food Institute. The International Fertilizer Society Publications,1999, USA. 6 dari 6

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id