SAP 2 EVALUASI PROYEK: PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE MEMPEROLEH GAGASAN -Guido Benny-

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PERTEMUAN KE-13 : DESAIN PELAPORAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

STUDI KELAYAKAN (Pengertian dan Cakupan)

PENGANTAR BUSINESS PLAN

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

STUDI KELAYAKAN USAHA

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

SILABUS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

BAB II LANDASAN TEORI. Jeff Madura yang diterjemahkan Yulianto, A. A. dan Krista (2007)

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Proses Penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENYUSUNAN RENCANA USAHA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Minggu I Desain Studi Kelayakan presented by RIZKY SUPRIADI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA

PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN BISNIS (SKB) Oleh: Zainul Muchlas

III KERANGKA PEMIKIRAN

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Investasi. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Jenis Investasi. Pengertian Studi Kelayakan. Alam Santosa. Pendahuluan. Investasi Nyata (Real)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

PENDAHULUAN. Pengertian Studi Kelayakan Penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk

Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis

Rencana Usaha/ Business Plan. Cara Membuat Rencana Usaha/ Business Plan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

II. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK

9 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN TEORI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB I PENGELOLAAN USAHA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kebutuhan masing masing individu. Banyak keuntungan yang dapat

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS

RENCANA BISNIS Business Plan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

MANAJEMEN USAHA. Oleh: Lina Nur Hidayati

PENGARUH PENDAPATAN DAN PERUBAHAN HUTANG SERTA INVESTASI TERHADAP LABA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK TEKNIS. PENYUSUNAN RENCANA BISNIS (Bagi Mahasiswa Calon Peserta PMW) TIM Program Mahasiswa Wirausaha UT

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN KELAS ALAM TERBUKA KEBUMIAN DAN LINGKUNGAN BERKONSEP REKREASI DAN INSPIRASI UNTUK ANAK DI SURABAYA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 1 MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah :

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI KELAYAKAN 10/14/2014 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN ASPEK UMUM STUDI KELAYAKAN PERSPEKTIF STUDI KELAYAKAN TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

IV METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

KEWIRAUSAHAAN II MENYUSUN BUSINESS PLAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Transkripsi:

SAP 2 EVALUASI PROYEK: PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE MEMPEROLEH GAGASAN -Guido Benny- A. KONSEP EVALUASI PROYEK 1. Pengertian Evaluasi Proyek Evaluasi Proyek, juga dikenal sebagai studi kelayakan proyek (atau studi kelayakan bisnis pada proyek bisnis), merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis), apakah dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), dengan berdasarkan berbagai aspek kajian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari keterlanjuran investasi modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Dilihat dari kapan evaluasi dilakukan pada proyek, dapat dibedakan 4 jenis evaluasi proyek: Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan (pre-project evaluation); Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-construction project evaluation); Evaluasi terhadap proyek yang telah dioperasionalisasikan (on-going project evaluation). Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-project evalution study). 2. Hal-Hal yang Perlu Diketahui dalam Evaluasi Proyek Sebelum dilakukan suatu evaluasi proyek, perlu diidentifikasikan hal-hal berikut: Ruang Lingkup Kegiatan Proyek, yakni pada bidang-bidang apa saja proyek akan beroperasi (mission statement of business). Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni apakah proyek akan ditangani sendiri, atau ditangani juga oleh (beberapa) pihak lain? Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan seluruh proyek, yakni mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek. Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti: material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti jalan raya, transportasi, dan sebagainya. Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut. Akibat-akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya proyek tersebut. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal masing-masing kegiatan tersebut. 3. Perbedaan Intensitas Evaluasi Proyek Tidak setiap proyek akan diteliti dengan intensitas yang sama. Beberapa proyek mungkin harus diteliti dengan sangat mendalam, dengan mencakup berbagai aspek yang

berpengaruh. Beberapa lainnya mungkin cukup diteliti pada beberapa aspek saja. Bahkan ada yang diteliti secara sederhana dan tidak formal. Beberapa faktor menentukan intensitas studi evaluasi proyek: a. Besarnya dana yang ditanamkan: semakin besar dana yang ditanamkan, intensitas studi akan semakin mendalam. b. Tingkat ketidakpastian proyek: semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dan lain-lain, maka biasanya studi evaluasi proyek akan semakin hatihati. c. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek: semakin kompleks faktorfaktor yang mempengaruhi proyek, semakin hati-hati dan mendalam studi evaluasi proyek tersebut. 4. Lembaga-Lembaga yang Membutuhkan Evaluasi Proyek: Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa kegagalan proyek dapat merugikan: investor, pihak penyedia pembiayaan, pemerintah. Oleh karena itu, mereka lah lembagalembaga yang membutuhkan evaluasi proyek. Pemilik proyek (investor) dan calon mitra usaha: akan memperhatikan prospek usaha, yakni tingkat keuntungan yang diharapkan beserta tingkat risiko investasi. Biasanya, semakin tinggi tingkat keuntungan diiringi dengan semakin tinggi risiko proyek. Pihak penyedia pembiayaan (bank kreditur, perusahaan leasing, perusahaan modal ventura, underwriter bila melalui bursa efek, lembaga kredit ekspor barang modal, dan lembaga donor yang mungkin ikut membiayai proyek): memperhatikan segi keamanan dana yang mereka pinjamkan, karena mereka mengharapkan agar bunga dan angsuran pokok pinjaman dapat dibayarkan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, mereka akan memperhatikan pola aliran dana selama jangka waktu pinjaman tersebut. Pemerintah: berkepentingan atas manfaat atau dampak dari proyek terhadap perekonomian nasional maupun dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat. 5. Dua Jenis Evaluasi Kelayakan Untuk meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan, evaluasi kelayakan proyek dilakukan dalam dua tahap: Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-evaluation study) Tujuan Evaluasi Pendahuluan adalah untuk mengetahui faktor-faktor pengambat kritis (critical factors) yang dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan dibangun. Kemungkinan keputusan dari tahap ini adalah pembatalan rencana investasi, revisi rencana investasi, atau meneruskan evaluasi rencana investasi proyek ke tahap berikutnya, yakni studi kelayakan proyek. Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study) Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat aspek: (1) aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek; (2) aspek produksi, teknis dan teknologis; (3) aspek manajemen dan sumberdaya manusia; dan (4) aspek keuangan dan ekonomi. 6. Tahapan-Tahapan Evaluasi Proyek Evaluasi Proyek dapat dibagi menjadi beberapa tahap:

Tahap Penemuan ide, yakni penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek. Jika terdapat lebih dari satu ide, maka biasanya pengambil keputusan akan dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) intuisi bisnis dari pengambil keputusan; (2) pengambil keputusan memahami teknis dari proyek; (3) keyakinan bahwa proyek mampu menghasilkan laba. Tahapan Penelitian; yakni meneliti beberapa alternatif proyek dengan berbagai metode ilmiah. Dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah data berdasarkan metode yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai; menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian. Tahap Evaluasi (Evaluasi Pendahuluan dan Evaluasi Kelayakan Proyek). Evaluasi berarti membandingkan sesuatu berdasarkan satu atau lebih standar atau kriteria, dimana standar atau kriteria ini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Hal yang diperbandingkan dalam evaluasi kelayakan proyek biasanya adalah manfaat (benefit) dengan seluruh biaya yang akan timbul. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak. Apabila terdapat lebih dari satu usulan rencana proyek yang dianggap layak, dan bila manajemen memiliki keterbatasan dalam menjalankan proyek-proyek tersebut, maka manajemen dapat menentukan prioritas usulan yang layak berdasarkan kriteria-kriteria pengurutan (ranking) yang telah ditentukan. Tahap Rencana Pelaksanaan. Setelah ditentukan rencana proyek mana yang akan dijalankan, perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan (konstruksi) proyek; mulai dari penentuan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan; jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana; ketersediaan dana dan sumberdaya lainnya; kesiapan manajemen, dll. Tahapan Pelaksanaan, yakni tahap merealisasikan konstruksi proyek tersebut. Jika proyek selesai dikonstruksi, maka proyek dioperasionalisasikan. Dalam operasionalisasi ini, diperlukan juga kajian-kajian untuk mengevaluasi operasionalisasi proyek. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk selalu mengkaji ualng proyek secara terus-menerus. B. DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN ASPEK-ASPEK EVALUASI PROYEK Evaluasi Proyek mengkaji kelayakan proyek dari berbagai komponen proyek: pasar, internal perusahaan, dan lingkungan. No Komponen Aspek yang dikaji 1 Pasar Pasar konsumen dan pasar produsen (persaingan) 2 Internal Perusahaan Pemasaran; Teknik dan Teknologi; Manajemen; Sumberdaya Manusia; Keuangan. 3 Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial; Lingkungan Industrial; Yuridis (Legal); Lingkungan Hidup. Suatu aspek mungkin terkait dengan aspek lainnya dalam Evaluasi Proyek. Misalnya: Aspek pemasaran membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar dan persaingan, serta aspek-aspek lingkungan;

Aspek manajemen akan membutuhkan data-data dan asumsi dari seluruh internal perusahaan dan seluruh aspek lingkungan. Aspek sumberdaya manusia membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek teknik dan teknologi, pasar dan pemasaran, dan manajemen untuk menentukan jumlah dan spesifikasi tenaga kerja dan program pengembangannya. Aspek keuangan akan membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar, pemasaran, manajemen, teknik dan teknologi untuk menentukan besar pendapatan dan biaya yang harus ditanggung badan usaha. Modifikasi terhadap aspek-aspek studi kelayakan adalah dimungkinkan, disebabkan oleh batasan-batasan dalam penelitiannya, seperti: Apakah rencana bisnis hanya terbatas pada suatu produk baru atau pada rencana pembentukan SBU atau yang lainnya. Apakah pasar yang dituju berskala internasional, nasional, atau lokal. Apakah produk yang akan dihasilkan berupa barang atau jasa atau gabungan keduanya. Apakah analisis akan dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif atau gabungan keduanya. Dsb. Berikut desain studi kelayakan: Bab 1. IKHTISAR / EXECUTIVE SUMMARY Deskripsi Obyek penelitian; Waktu penelitian, Anggota tim peneliti, Ringkasan hasil studi; dan Rekomendasi hasil studi. Bab 2. ASPEK PASAR Bertujuan untuk mengetahui permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh proyek. Bentuk Pasar: Penjelasan aspek pasar produsen dan konsumen yang dipilih. Luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market share dari proyek terhadap seluruh industri. Kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk: introduksi, bertumbuh, dewasa, atau menurun. Mengukur dan Meramal Permintaan dan Penawaran: Penjelasan kondisi permintaan dan penawaran produk sejenis, baik pada saat ini maupun prediksi masa mendatang. Bab 3. ASPEK PEMASARAN Adalah kegiatan untuk menjual produk dan menciptakan hubungan jangka panjang (yang saling menguntungkan) dengan pelanggan. Menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih (target market). Menentukan strategi untuk dapat meraih dan memuaskan pasar. Urutan-urutan penulisannya: A. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen: Penjelasan mengenai sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk sejenis saat ini. B. Segmentasi-Target-Posisi di Pasar: Segmentasi Pasar, Target Pasar dan stratetegi positioning untuk menguasai target pasar.

C. Situasi persaingan di lingkungan industri: Penjelasan situasi persaingan antar perusahaan yang memproduksi produk sejenis dengan produk yang akan diproduksi perusahaan di pasar yang dipilih. D. Manajemen Pemasaran (Bauran pemasaran): Bagaimana kebijakan bauran pemasaran yang akan dilaksanakan. Bab 4. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI Menentukan strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi, dan tataletak pabrik yang paling menguntungkan. Urutan-urutannya: A. Pemilihan strategi produksi. B. Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi. C. Rencana kualitas. D. Pemilihan teknologi. E. Rencana kapasitas produksi. F. Perencanaan letak pabrik. G. Perencanaan tata letak (layout). H. Perencanaan jumlah produksi. I. Manajemen Persediaan. J. Pengawasan kualitas produk. Bab 5. ASPEK MANAJEMEN Menentukan manajemen baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin proyek: pihak perencana, pelaksana manajerial, koordinasi dan pengawasan, bentuk badan usaha, struktur-organisasi. Urutan-urutannya: A. Pembangunan Proyek: 1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk. 2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi. 3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan. 4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif. B. Operasionalisasi Proyek 1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk. 2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi. 3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan. 4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif. Bab 6. ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA Menentukan peran SDM baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin proyek: jenis pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, cara rekrutmen, renumerasi, lama bekerja, cara bekerja, dan pengembangan SDM. Menjelaskan kajian terhadap sepuluh tahapan Manajemen SDM bagi dua kegiatan utama proyek, yakni pembangunan proyek dan operasionalisasinya. Urutan-urutannya: A. Perencanaan SDM B. Analisis pekerjaan

C. Rekrutmen, seleksi dan orientasi D. Produktivitas E. Pelatihan dan pengembangan F. Prestasi kerja G. Kompensasi H. Perencanaan karir I. Keselamatan dan kesehatan kerja J. Pemberhentian BAB 7. ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN POLITIK Menjelaskan Pengaruh bagiamana kondisi lingkungan perekonomian, sosial dan politik daerah dan negara diperkirakan akan mempengaruhi rencana proyek, begitu pula sebaliknya, bagaimana pengaruh proyek terhadap perekonomian, sosial dan politik daerah dan negara. A. Aspek Ekonomi (Sisi Rencana Pembangunan Nasional/Daerah, Distribusi Nilai Tambah, Investasi per tenaga kerja, 1. Pengaruh Lingkungan Ekonomi terhadap Proyek 2. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Ekonomi B. Aspek Sosial 1. Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Proyek 2. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Sosial C. Aspek Lingkungan Alam 2. Pengaruh Lingkungan Alam terhadap Proyek 3. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Alam (AMDAL) D. Aspek Politik 3. Pengaruh Lingkungan Politik terhadap Proyek 4. Pengaruh Proyek terhadap Lingkungan Politik BAB 8. ASPEK KEUANGAN Menentukan pengaturan rencana keuangan: penghitungan perkiraan jumlah dana yang dibutuhkan, struktur pembiayaan yang paling menguntungkan, analisa keuangan kemampulabaan, aliran kas, dsb. Urutan-urutannya: A. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana B. Biaya Modal (Cost of Capital) 1. Biaya Hutang 2. Biaya Modal Sendiri C. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis) D. Kelayakan Finansial Proyek 1. Proyeksi Kemampulabaan (Projected Income Statement) 2. Proyeksi Aliran Kas (Projected Cashflow) 3. Benefit-Cost Ratio 4. Internal Rate of Return 5. Analisa kelayakan finansial lainnya

C. IDENTIFIKASI KESEMPATAN BERUSAHA Identifikasi kesempatan usaha merupakan langkah pertama dalam studi kelayakan. Caracara yang dapat digunakan untuk identifikasi kesempatan usaha dapat dilakukan dengan modus-modus berikut: Mempelajari impor. Impor menunjukkan bahwa masih terdapat (sebagian) pasar yang masih belum bisa dipenuhi oleh pasar dalam negeri. Bila impor ini mempunyai kecenderungan yang semakin meningkat, bisa diprediksi bahwa masih terdapat permintaan dari dalam negeri untuk produk/jasa tersebut. Menyelidiki keberadaan material lokal. Jumlah material yang melimpah, dengan harga yang murah dan/atau mutu yang baik merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan. Mempelajari keterampilan tenaga kerja. Beberapa industri, seperti misalnya industri kerajinan atau industri berbasis pengetahuan, menempatkan tenaga kerja sebagai faktor yang sangat penting. Tersedianya tenaga kerja yang berketerampilan mungkin dapat digunakan untuk membuat produk yang sejenis, namun terdiferensiasi dibandingkan produk yang telah ada di pasaran. Mempelajari Industri. Berbagai kesempatan dapat diperoleh dalam industri yang sedang berkembang. Misalnya, meningkatnya jumlah dan harga ekspor udang galah berkualitas super menunjukkan bahwa masih terbukanya kesempatan usaha pada bidang pembudidayaan udang maupun industri hulunya (misalnya: bidang pakan udang, pembibitan udang, pembuatan kolam udang, dsb) Eksploitasi Kemajuan Iptek. Perubahan teknologi memungkinkan investor memanfaatkan kesempatan itu sebelum pihak lain memulainya. Langkah masuk mendahului pesaing ke pasar yang baru mungkin dapat memberikan first mover advantage yang bila di-manage, akan menjadi competitive advantage yang menguntungkan. Mempelajari hubungan antar industri. Pertumbuhan suatu industri hampir bisa dipastikan akan menciptakan kesempatan bagi industri lainnya. Contoh, pertumbuhan industri pembudidayaan kerang mutiara memberikan kesempatan bagi industri pembibitan dan pakan kerang mutiara (industri hulu) maupun industri kerajinan berbasis mutiara dan perdagangan mutiara (industri hilir). Identifikasi kesempatan ini dapat dilakukan dengan menganalisa bagaimana input dan output industri tersebut saling terkait. Menilai rencana/program pembangunan. Rencana atau Program Pembangunan Nasional maupun Daerah atau masterplan pembangunan yang dilakukan pemerintah, atau proyek-proyek besar oleh swasta akan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa lain yang belum ada. Melakukan pengamatan di tempat lain. Pembangunan di daerah, wilayah, maupun negara lain mungkin dapat diterapkan di daerah kita.