SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Bagaimana Proses Terjadinya Keganasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

BAB 6 PEMBAHASAN. ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan

MOLEKULER ONKOGENESIS

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

b. Tumor: massa jaringan abnormal yg tumbuh berlebihan, terus-menerus meskipun rangsang yang menimbulkannya telah hilang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

Basic Science of Oncology Carsinogenesis

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma sel skuamosa di laring (KSSL) menempati. urutan kedua dariseluruhkarsinomadi saluran

BAB 6 PEMBAHASAN. lengkap baik dari segi farmakologi maupun fitokimia. Pemanfaatan Phaleria macrocarpa ini

IMUNOLOGI TUMOR ELLYZA NASRUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari jaringan organ yang tidak mengalami diferensiasi membentuk .

I. PENDAHULUAN. wanita di dunia. Berdasarkan data dari WHO/ICOInformation Centre on. jumlah kasus sebanyak kasus dan jumlah kematian sebanyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah metastasis adalah akibat kurang efektifnya manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi (Sherlin, 2013). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

Leonardo Pembimbing I: Freddy Tumewu Andries, dr., M S Pembimbing II: Ellya Rosa Delima, dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia. Kanker rongga mulut ditemukan 2-5% dari seluruh keganasan, dan merupakan

Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang

Pembimbing I : Hanna Ratnawati, dr. M.Kes. Pembimbing n : David Gunawan, dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

REGULATO T RY GENES 2014

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanker ginekologi perempuan. Kanker ovarium dapat terjadi akibat faktor

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kelompok tumor ganas kulit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan

PENDAHULUAN. Pemeliharaan itik dipeternakan rakyat tergolong sulit karena kondisi kandang

Gambar Scan gel SDS PAGE protein sel galur HSC-3

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

PENDAHULUAN. adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini. dapat dijumpai 5-8 % dari semua wanita hamil diseluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Karsinoma Payudara Duktal Invasif Tipe Tidak Spesifik. Karsinoma payudara adalah salah satu keganasan yang sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis,

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NUTRIGENOMIK. Titta Novianti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

APOPTOSIS ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

Regulasi Ekspresi Gen

I. PENDAHULUAN. mempunyai mortalitas yang tinggi, dan pengobatannya saat ini belum. memuaskan. Menurut WHO, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan

Penuaan dan Kematian Sel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara karena serangan Jantung. Salah satu penyakit yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan salah satu keganasan. yang paling sering terjadi pada wanita.

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

Transkripsi:

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

BSK sudah lama diketahui diderita manusia terbukti ditemukan pada Mummi di Mesir dan orang Indian 1500 tahun SM Di Indonesia menempati porsi terbesar pasien di klinik urologi Insiden dan prevalensi yang pasti di Indonesia belum dapat ditetapkan Jenis terbanyak : kalsium oksalat (55% -75%) Lokasi terbanyak : 63%-73% di saluran kemih bagian atas Batu buli yang besar seringkali disertai adanya terjadinya keganasan buli, dengan jenis Kasrsinoma Sel Squamosa

Karsinoma buli salah satu karsinoma yang behubungan dengan lingkungan sebagai faktor resiko : asap rokok, bahan pewarna, alkohol, pemanis buatan, infeksi dan iritasi kronis

KARSINOGEN Bahan menyebabkan proses terjadinya sel kanker Sebagian merupakan mutagen (penyebab mutasi DNA) Sebagian non mutagen (alkohol, estrogen) Kedua bahan tsb menstimulasi mitosis sel, tidak memberi kesempatan DNA repair Bahan yang terbukti karsinogen bagi KarB: rokok, obatobatan, bahan industri gol aromatic amines

Merupakan proses pembentukan sel kanker Akibat perngaruh multifaktor yang menyerang tubuh secara bertahap (multistage) Perubahan melalui 3 tahap : tahap inisiasi, promosi, dan progresi Melibatkan beberapa gen yaitu onkogen, tumor supresor gen, gen DNA repair dan gen pengatur apoptosis

Tahap inisiasi diawali kegagalan DNA repair, sel yang terinisiasi terjadi perubahan urutan nukleotida DNA proto onkogen sehingga ekspresi gen berubah meskipun jaringan terlihat normal, berlangsung cepat, bersifat reversibel Tahap promosi tidak terjadi dalam waktu singkat, serangan promotor terus menerus, faktor anti karsinogen gagal melaksanakan tugas maka sel preneoplasi berubah menjadi sel tumor in situ Tahap progresi, apabila tumor in situ mendapat paparan inisiator yang berkembang menjadi sel tumor infiltratif

TUMOR SUPPRESOR GEN Gen yang fungsi utamanya menghambat proliferasi sel atau merangsang kematian sel Bila tidak berfungsi akan terjadi proliferasi sel tidak terkendali dan akhirnya terbentuk sel kanker Juga berperan pada DNA repair serta memelihara integritas kromosom Yang termasuk tumor suppresor gen protein adalah protein retinoblastoma (prb) dan protein 53 (p53)

prb Mengandung 928 asam amino, BM 105 kda Meningkat sejalan peningkatan siklus sel, makin tinggi pembelahan,ekspresi meningkat Bekerja dalam inti sel, berperan pengendalian faktor transkripsi, khusus mengendalikan siklus pembelahan sel P53 Tersusun atas 11 exon dan menyandi 2,8 kb mrna, BM 53 kda Bekerja dalam inti sel, berperan pada pengendalian CDK, dan pengaturan kematian sel (apoptosis), juga mengendalikan ekspresi p21 yang menghambat CDK Terpacu ekspresinya bila terjadi kerusakan DNA, awalnya menghambat replikasi sel yang memberi peluang DNA repair, bila kerusakan tidak dapat diperbaiki akan memacu apoptosis

PROTO ONKOGEN Gen normal yang memberikan kontribusi fungsi normal sel Bila mengalami mutasi, berubah menjadi onkogen Konversi proto onkogen menjadi onkogen diinduksi beberapa jenis virus dan paparan karsinogen Proto onkogen menyandi faktor pertumbuhan atau menyandi protein-protein yang melaksanakan transduksi signal faktor pertumbuhan sehingga memacu proliferasi sel Yang termasuk proto onkogen adalah: pras dan pbcl-2

pras Ditemukan pertama tahun 1978 dalam genoma sel kanker kandung kemih manusia Merupakan salah satu protein pada membran sel yang berperan sebagai hantaran signal untuk memicu pembelahan sel Bila terjadi abnormal akibat dari mutasi gen Ras akan bersifat overaktif yang selalu memberikan informasi pembelahan sel terus menerus walaupun tidak diperlukan sehingga sel terus melakukan sintesis protein dan DNA yang selanjutnya berkembang menjadi ganas pbcl-2 Merupakan gen penghambat apoptosis atau anti apoptosis Bekerja menekan fungsi protein BAX pada membran mitokondria Aktivasi protein pbcl-2 yang berlebihan akan menghambat apoptosis sehingga terjadi akumulasi sel yang progresif yang seharusnya mati

Bagaimana Hubungan Batu Buli-buli dengan Keganasan Buli? Mekanisme atau patogenesis terjadinya karsinoma oleh karena batu buli buli pada sel mukosa buli buli masih belum jelas dan belum pernah diteliti Secara teori karsinoma buli dapat terjadi akibat iritasi kronis massa batu atau iritan dari subtansi batu Mekanisme kapan mulai terjadinya mutasi genetik pada mukosa buli buli masih belum diketahui Hubungan terjadinya KarB dengan batu buli-buli masih kontroversi

Teori Mekanisme Terjadinya Keganasan Batu kalsium oksalat mengiritasi kronis mukosa buli memicu makrofag melepas ROS >>, terjadi stres oksidatif --- terbentuk radikal bebas OH*-- menembus inti sel mempengaruhi rantai DNA --- sel mengalami mutasi ( mutasi Tumor Supressor Gen P53, PRb dan protoonkogen Ras, BCl-2) dan apoptosis Disamping itu iritant dari substansi batu kalsium oksalat, pada membran mukosa buli akan meningkatkan aktifitas makrofag untuk melepas sitokin IFN-γ memicu aktifitas CTL dan NK-cell berfungsi menghambat terjadinya sel abnormal ( dengan aktifitas FADD --sel kanker Fast, CTL / NK-cell Ligand) memicu kaskade caspase -- sel abnormal mengalami apoptosis Apabila terjadi penurunan aktifitas makrofag, maka tidak terjadi peningkatan CTL/NK-cell sel abnormal berkembang menjadi ganas

Proses mekanisme terjadinya keganasan sudah jelas tetapi faktor penanda dini yang mendukung mekanisme terjadinya keganasan pada mukosa buli buli belum pernah diteliti

Konsep Penelitian Mekanisme Perubahan Molekuler Mukosa Buli-buli

Hasil Penelitian Mekanisme Perubahan Molekuler Mukosa Buli-buli, 2011 Mekanisme perubahan patologis mukosa bulibuli karena induksi batu kalsium oksalat (CaOx) dalam 4 minggu terjadi perubahan ekspresi IFNγ mukosa buli-buli, pras mutan, dan pbcl-2 mutan Batu CaOx (97%) dianggap sebagai bahan yang dapat menginduksi karsinogenesis mutasi DNA (protoonkogen dan tumor supresor gen) proliferasi berlebihan ketidakseimbangan proliferasi dan apoptosis kesalahan genetik pada proses mitosis..keganasan

Pengamatan 4 minggu ~ tahap inisiasi terjadi perubahan mukosa buli-buli, proses cepat reversibel Cui L, hiperplasi mukosa buli-buli minggu ke 12, papiloma minggu ke 24, KarB minggu ke 48, peningkatan ekspresi prb mutan

Imunokompeten dan IFN-γ IFN-γ meningkat akibat debris sel induksi CaOx. Sistem imun terpapar mutagen (sel asing) sel akan diserang /dihancurkan sistem imun. Bila tidak mampu mengalami proliferasi dan diferensiasi berlebihan...keganasan IFN-γ anti virus sebagai aktivator sel NK dan CTL, sebagai sitokin mediator atau penghantar signal untuk menginduksi sel lain maupun selnya sendiri

Protoonkogen (pras dan pbcl-2) Mengalami mutasi berubah menjadi onkogen Menyandi faktor pertumbuhan atau protein yang melaksanakan transduksi signal faktor pertumbuhan - proliferasi sel pras, protein pada membran sel berperan sebagai hantaran signal untuk memicu pembelahan, abnormal akibat mutasi bersifat overaktif akan memberikan informasi ke inti sel untuk melakukan pembelahan terus menerus.keganasan

pbcl-2, gen menghambat apoptosis bila ekspresi berlebihan sel yang seharusnya mati melalui apoptosis tetap hidup. Bekerja menekan protein BAX pada membran mitokondria

Tumor supresor gen (p53 dan prb) Berperan regulasi siklus pembelahan. Bila mengalami mutasi, protein yang disandinya bersifat inaktif Pada penelitian ini p53 dan prb tidak mengalami mutasi berarti siklus pembelahan sel masih terkendali sehingga protoonkogen yang mengalami mutasi belum mampu menginduksi proliferasi sel mukosa secara berlebihan sehingga tidak mengalami keganasan

Hasil analisis p53 dan prb mutan tidak signifikan, mungkin karena jejas mukosa bulibuli memicu ROS menghasilkan radikal bebas merangsang ekspresi p53, prb mutan bersifat reversibel yang dapat diatasi reaksi imunokompeten p53 bekerja dalam inti sel berperan pengendalian CDK pada siklus pembelahan sel melalui induksi p21

prb bekerja dalam inti sel khususnya pengendalian siklus pembelahan sel berperan mengendalikan faktor transkripsi yang dibutuhkan siklus pembelahan Pada pengendalian siklus pembelahan kedua protein p53 dan prb mutan semuanya bekerja dalam inti sel dalam waktu 4 minggu belum terjadi perubahan inti sel mukosa buli sehingga keduanya tidak terekspresi

Dalam 4 minggu hanya terjadi perubahan IFN-γ mukosa buli-buli, pras mutan, dan pbcl-2 mutan Iritasi/jejas batu CaOx hanya mengenai dinding membran mukosa buli-buli, belum menembus inti sel sehingga tidak terjadi perubahan p53 mutan dan prb mutan Bila keseimbangan terganggu, perubahan sudah sampai inti sel, terjadi overekspresi p53 dan prb serta imunokompeten tidak bisa mengatasi jejas kronis maka terjadi gangguan aktivitas sel NK.mukosa mengalami perubahan progresif menjadi ganas

Penderita dengan batu buli-buli sebaiknya diperiksa ekspresi dari IFN-γ mukosa buli-buli, p53 mutan, prb mutan, pras mutan, pbcl-2 mutan, dan kadar IFN-γ serum untuk mendeteksi apakah mukosa buli-bulinya menunjukkan kecenderungan menuju keganasan atau tidak Informasikan kondisi bahwa penderita batu buli-buli akan terjadi over ekspresi dari IFN-γ mukosa bulibuli, p53 mutan, prb mutan, pras mutan, dan pbcl-2 mutan. Apabila dapat ditekan, proses terjadinya keganasan dapat dikendalikan dan kualitas hidup penderita menjadi lebih baik

Penderita batu buli-buli waktu operasi vesikolithotomi, disarankan untuk dilakukan pemeriksaan biopsi mukosa buli-buli, minimal diperiksa IFN-γ mukosa, pras mutan, dan pbcl-2 mutan, serta IFN-γ serum Evaluasi berkala post operasi

Terima kasih