KERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR di Gedung Nusantara DPR Tanggal 13 Pebruari 2012

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

L A P O R A N K I N E R J A

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

BAB I PENDAHULUAN. pada hierarki dan jenjang jabatan. Dalam tataran praktek, birokrasi seringkali


LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

KESIAPAN PUSDIKLAT MIGAS UNTUK BERKONTRIBUSI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI (QUICK WINS) DI KESDM

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi

Deputi Bidang Tata Laksana LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

Penyusunan Roadmap Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi. Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

GUBERNUR SULAWESI BARAT

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/16/KEP/ /2013 TENTANG

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Outline Presentasi. Potret Birokrasi Indonesia. Strategi Dasar dan Arah Kebijakan RB. 9 Program Akselerasi sampai 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Independensi Integritas Profesionalisme

Asa Baru Reformasi Birokrasi Gelombang Kedua

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA


KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang. telah memberikan kemudahan sehingga dapat disusun Rencana Kerja

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

BAB I P E N D A H U L U A N

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 30 TAHUN 2012

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

PERAN HUMAS DALAM MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI UNTUK MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG BERSIH, PROFESIONAL DAN MELAYANI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR Survei/evaluasi kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Kementerian PAN dan RB 1. Hubungan dengan Logika Program: a. EOPO: 1.2. KemenPAN RB mengimplementasikan sistem integritas yang dapat menghindari penyalahgunaan sumber daya b. Hubungan dengan Workplan: Kegiatan ini dijalankan agar intermediate outcomes 1.2.4. KemenPANRB mengukur tingkat kepuasan pemangku kepentingan (stakeholder) tercapai dengan mengadakan survey/evaluasi kemajuan pelaksanaan RB pada KemenPANRB. c. Hubungan dengan Prioritas Mitra d. Tambahan Justifikasi Apabila hasil evaluasi ini menunjukkan kemajuan yang cukup siknifikan dalam pelaksanaan RB pada KemenPANRB, maka dampaknya akan meningkatkan kepercyaan stakeholders kepada KemenPANRB sebagai role model dan prime-mover RB. 2. Latar Belakang Dalam perjalanan agenda Reformasi Birokrasi (RB), Presiden SBY telah mencanangkan dua fase RB selama sepuluh tahun periode kepemimpinannya (2004-2014), yakni RB Gelombang I (2004-2009) dan RB Gelombang II (2009-2014). Dalam Gelombang I, RB lebih bersifat instansional dengan sasaran mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik pada lima K/L yang menjadi pilot project, pada 2007 (MA, Depkeu dan BPK) dan 2008 (Setneg dan Setgab). Hanya ada lima area perubahan yang ditargetkan, yakni kelembagaan (organisasi), budaya organisasi, ketatalaksanaan, regulasi-deregulasi dan SDM. Peran Kementerian PAN dan RB, pada Gelombang I ini lebih fokus pada upaya penyiapan Pedoman Umum RB saja (rujuk misalnya PER/15/M.PAN/7/2008). Sedangkan pada pencanangan RB Gelombang ke-2 (2009-2014), yang bukan hanya bersifat instansional tapi menjangkau K/L secara nasional, maka peran Kementerian PAN dan RB semakin besar pula. Itu misalnya ditandai dengan terbitnya Perpres No 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, yang berisi lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014 dengan salah satu agenda besarnya Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan. Reformasi Birokrasi dan tata kelola Ini merupakan prioritas nasional bagi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Bukan hanya itu saja, SBY-Boediono menyatakan dengan tegas dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan, dalam empat poin penting yakni : 1) Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); 2)Peningkatan kualitas pelayanan publik; 3) Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; dan 4) Pemantapan pelaksanaan reformasi birokrasi. Hal ini dilakukan untuk mencapai visi besar reformasi birokrasi secara nasional agar terwujudnya pemerintahan kelas dunia pada 2025. Untuk mencapai visi itu, Presiden SBY mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010, Tentang Grand Design RB tahun 2010-2025, yang menyebutkan bahwa beberapa permasalahan utama berkaitan dengan reformasi birokrasi adalah, Organisasi, Peraturan Perundang-undangan, SDM Aparatur, Kewenangan, Pelayanan Publik serta Pola Pikir (Mindset) dan Budaya Kerja (Culture Mindset). 1 / 6

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut, Kementerian PAN-RB menetapkan delapan area perubahan (yaitu : Organisasi; Tatalaksana; Peraturan per-uu-an; SDM Aparatur; Pengawasan; Akuntabilitas dan Integritas; Pelayanan Publik; dan Mindset) dan sembilan program/langkah percepatan RB (yaitu : Penataan struktur birokrasi; Penataan jumlah dan distribusi PNS; Seleksi CPNS dan Promosi PNS; Profesionalisme PNS; Pengembangan E-govt; Pelayanan Publik; Transparansi dan Akuntabilitas; Kesejahteraan PNS; dan Efisiensi belanja pegawai). Dari delapan area perubahan dan sembilan langkah percepatan, semuanya bertujuan untuk mencapai sasaran RB Gelombang ke-2, yakni : 1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; 2)Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; 3) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Untuk itulah, pada periode 2011-2014, Kementerian PAN-RB menyiapkan regulasi dan petunjuk teknis pengajuan dokumen usulan program RB di seluruh K/L. Sehingga, pada 2014 harapannya seluruh K/L telah memiliki kekuatan untuk memulai proses RB di instansinya masing-masing. Dalam konteks itulah, Kementerian PAN-RB, menjadi penggerak utama dari agenda besar RB di Indonesia. Sebagai konsekuensinya, tentu saja Kementerian PAN-RB harus mau me-reform dirinya sebelum me-reform instansi yang lain (Reform the reformers). Namun, dalam kerangka reform the reformers itu, Kementerian PAN dan RB, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya tetap berpedoman pada tiga hal yang prinsip, yakni 1) RPJMN 2010-2014; 2) Renstra Kementerian PAN dan RB 2010-2014; dan 3) Penetapan Kinerja setiap tahunnya. Pada renstra Kementerian PAN dan RB tercantum visinya : Mewujudkan Aparatur Negara Yang Bersih, Kompeten, dan Melayani. Dengan misi : Penggerak Utama Reformasi Birokrasi di seluruh Instansi pemerintah. Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai Kementerian PAN dan RB selama lima tahun (2010-2014), yaitu : 1) Terwujudnya pemerintahan yang efektif dan efisien; 2) Terwujudnya SDM Aparatur yang kompeten dan kompetitif; 3) Terwujudnya pemerintahan yang terbuka dan melayani; 4) Mewujudkan aparatur yang bersih, bebas KKN, dan akuntabel; 5) Mewujudkan aparatur Kementerian PAN dan RB yang profesional dan berkinerja tinggi. Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan tersebut, maka Kementerian PAN dan RB pun telah menyusun sasaran, target dan Indikator Kinerja Utama (IKU), yang secara lengkap bisa dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 47 Tahun 2011. Pendek kata, setelah program RB digulirkan, maka relatif belum ada evaluasi yang komprehensif tentang sejauhmana tingkat keberhasilan dan kemajuan kinerja Kementerian PAN dan RB dalam pengarusutamaan RB di lingkungan internal dan level nasional sebagai penggerak utama RB. Bagaimana pencapaian visi, misi dan tujuan RB Kementerian PAN dan RB hingga akhir tahun 2013 ini? Sejauh mana ketepatan hasil yang dicapai (efektifitas) dan hubungan antara hasil dan sarana yang digunakan terjadi efisiensi? Bagaimana relevansinya antara hasil, tujuan dan keseluruhan objek terhadap kebutuhan dan aspirasi yang berkembangan di lingkungan internal? Seperti apa dampak dari kinerja pelaksanaan RB terhadap stakeholders sejauh ini? Apakah sudah tercapai dampak yang diinginkan, ataukah justru yang diperoleh dampak yang tidak diinginkan? Bagaimana soal keberlanjutan program RB? Pengaruh positip apa yang dihasilkan setelah program ataukah justru banyak kegiatan yang hanya bersifat mercusuar tidak jelas keberlanjutannya seperti zona integritas dan lain sebagainya? Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka dibutuhkan sebuah penelitian komprehensif yang bertujuan untuk mengevaluasi sejauhmana tingkat kemajuan pelaksanaan RB yang dilakukan 2 / 6

oleh Kementerian PAN dan RB, yang mencakup : a) pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; b. realisasi pencapaian indikator kinerja utama (IKU); c) penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan d) pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan; dan e) mengukur relevansi/ketepatan, efektifitas dan efisiensi program RB di lingkungan internal Kementerian PAN dan RB. Kelima hal tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan pelaksanaan RB secara riil pada sisi Kelembagaan/Organisasi, Sumber Daya Manusia Aparatur, Business Process dalam Pelayanan Publik, dan Pola Pikir dan Budaya Kerja. Terakhir, pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RB ini akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, yang meliputi pihak-pihak dari internal dan/atau eksternal Kementerian PAN dan RB, baik kelompok maupun individu yang terkait dan berpengaruh terhadap program, termasuk penerima manfaat atas hasil program RB yang dilaksanakan. 3. Maksud dan tujuan a. Maksud Mengevaluasi kinerja pelaksanaan RB Kementerian PAN dan RB (2009-2013) untuk mencapai visinya Mewujudkan Aparatur Negara Yang Bersih, Kompeten, dan Melayani dan misinya sebagai Penggerak Utama Reformasi Birokrasi. b. Tujuan 1. Mengukur efisiensi dan efektifitas pencapaian target kinerja pelaksanaan RB Kementerian PAN dan RB dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan IKU dan LAKIP dengan kenyataan sesungguhnya; 2. Mengukur tingkat relevansi pelaksanaan RB dari sisi kelembagaan, sumberdaya aparatur, tata laksana, pola pikir dan budaya kerja; 3. Mengukur dampak pelaksanaan RB internal Kementerian PAN dan RB terhadap seluruh pemangku kepentingan; 4. Memetakan tingkat keberlanjutan atau kemandegan program RB berdasarkan penilaian internal dan eksternal (stakeholders); 5. Menyusun rekomendasi kebijakan sebagai upaya peningkatan kualitas pencapaian pelaksanaan RB. 4. Proses dan Tahapan Evaluasi a. Persiapan dan Perencanaan b. Pengumpulan Data c. Pengukuran dan Penilaian Keberhasilan Mempersiapkan dan merencanakan gambaran ringkas yang menjelaskan hubungan antara masukan, kegiatan, keluaran dan hasil serta kebutuhan masyarakat dan/atau pemangku kepentingan. Selain itu menginventarisasi berbagai indikator dan target kinerja yang direncanakan (sesuai dokumen dan keterangan resmi yang tertulis). Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif dengan mengidentifikasi data-data apa saja yang dibutuhkan (input, proses, keluaran, out-come, dan realisasi indikator kinerja keluaran) dan sumber-sumber data (reviu dokumen, survei, wawancara mendalam, diskusi terbatas, observasi, FGD bersama pemangku kepentingan). Pengukuran dan evaluasi dilakukan untuk melihat sejauhmana implementasi, manfaat dan dampak yang dirasakan pemangku kepentingan dengan membuat sejumlah instrumen pengukuran dan indikator evaluasi capaian kinerja dengan membandingkan data realisasi dengan target yang telah direncanakan. 3 / 6

d. Analisis Hasil dan Rekomendasi Pengukuran bermaksud untuk menilai tingkat efisiensi, efektifitas, dampak, relevansi dan keberlanjutan dengan masing-masing bobot yang terukur jelas. Berdasarkan hasil pengukuran dan penilaian, dianalisis berdasarkan setiap indikator yang dievaluasi dibandingkan dengan hasil evaluasi kinerja tahun sebelumnya, identifikasi faktor pendukung dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan, pencapaian keluaran dan hasil. Identifikasi kembali masalah, kendala dan kebutuhan pemangku kepentingan yang dianalisis kesesuaiannya dengan keluaran, capaian dan hasil yang diharapkan. e. Pelaporan Pelaporan evaluasi ini harus menjawab pertanyaan yang diberikan dalam TOR ini, yang sistematikanya berisi executive summary, subjek dari evaluasi, latar belakang evaluasi, tujuan evaluasi, ruang lingkup evaluasi, metodologi evaluasi yang diguanakan, isu-isu evaluasi dan permasalahan, faktor-faktor yang mendukung keberlanjutan, kesimpulan dan rekomendasi tindak lanjut. 5. Ringkasan Kegiatan (Cakupan dan Durasi) Kegiatan ini direncanakan akan berlangsung selama 5-6 bulan, dengan lingkup kegiatan meliputi : 1. Melakukan pembahasan metodologi survei/evaluasi; 2. Menyusun matriks tingkat kemajuan pelaksanaan RB berdasarkan 8 area perubahan dan 9 program percepatan pelaksanaan RB; 3. Menyusun instrumen pengukuran dan indikator evaluasi; 4. Menyusun kuesioner; 5. Melakukan pre-test kuesioner; 6. Melakukan pelatihan tenaga surveyor; 7. Melakukan survey lapangan; 8. Melakukan entry data; 9. Melakukan analisis data; 10. Menyusun laporan (laporan pendahuluan, antara, dan akhir); 11. Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas hasil survey. 6. Penyelenggara dan Perannya Survei/evaluasi ini dilaksanakan oleh suatu Tim Survey yang independen (7-9 orang) dimana anggotanya terdiri dari unsur Lembaga Administrasi Negara (LAN), dengan pembiayaan seluruhnya oleh Program RtR-C Kemitraan Partnership. Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Survey bertanggungjawab kepada Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional. Peran: KemenPAN RB melalui Biro Umum & SDM : - Melaksanakan koordinasi dengan RtR-C Kemitraan dan Tim Independen dalam menyusun indikator survey/evaluasi kemajuan reformasi birokrasi di KemenPAN RB; dan - Memberikan akses terhadap kelancaran/kemudahan pelaksanaan tugas tim survey/evaluasi. RtR-C Kemitraan : - Melaksanakan koordinasi dengan KemenPAN RB, Tim Independen dan Tim Survey dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan survey/evaluasi kemajuan 4 / 6

reformasi birokrasi di KemenPAN RB; dan - Pembiayaan terhadap seluruh kegiatan survey/evaluasi. Tim Independen RBN : - Melaksanakan koordinasi terkait dengan kegiatan survey/evaluasi dengan RtR-C Kemitraan; dan - Memberikan pengarahan dan supervisi terhadap tim survey/evaluasi. LAN : - Anggota tim survey/evaluasi Tim Survey : - Pelaksana survey/evaluasi kemajuan reformasi birokrasi di KemenPAN RB dibawah supervisi Tim Independen RBN; dan - Melaporkan hasil survey/evaluasi kepada Tim Independen dan RtR-C Kemitraan. 7. Informasi Pelaksanaan : Pelaksanaan survei/evaluasi direncanakan mulai awal bulan Februari 2014. 7. Indikator Keberhasilan Means of Verification 1. Terukurnya tingkat efisiensi dan efektifitas 1. Dokumen Laporan. pencapaian target kinerja pelaksanaan RB Kementerian PAN dan RB; 2. Dokumen Laporan. 2. Terukurnya tingkat relevansi pelaksanaan RB dari sisi kelembagaan, sumberdaya aparatur, tata 3. Dokumen Laporan. laksana, pola pikir dan budaya kerja; 3. Terukurnya dampak pelaksanaan RB internal 4. Dokumen Peta. Kementerian PAN dan RB terhadap seluruh pemangku kepentingan; 5. Rekomendasi. 4. Tersusunya tingkat keberlanjutan program RB berdasarkan penilaian internal dan eksternal (stakeholders); 5. Tersusunnya rekomendasi kebijakan peningkatan kualitas pencapaian pelaksanaan RB di Kementerian PAN dan RB. Disusun Oleh: Name & Title Date Signature Erif Hilmi Project Manager RBI RtR-C Diketahui oleh pihak KemenPANRB Disetujui Oleh: Agung Djojosoekarto. Program Director. Endorsed By: 5 / 6

6 / 6