LAMPIRAN II: MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu Jaminan pasokan energi Terjaminnya pasokan batubara Diversifikasi energi dengan meningkatkan pemanfaatan BBN sesuai dengan mandatory Pengembangan proyek proyek pembangkit tenaga listrik untuk mengejar kekurangan Menerbitkan PP dan Permen ESDM tentang pasokan batubara dalam negeri (DMO) Menerbitkan Perpres tentang proyek percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik 10.000 MW tahap II Menyusun Masterplan infrastruktur gas (telah diterbitkan Neraca Gas Indonesia 2009 2020) Pemanfaatan gas sebagai bahan bakar utama untuk industri dan transportasi, khusus untuk pembangkit listrik di Jawa dan Sumatera dapat mengurangi pemakaian BBM sebesar 8 juta ton Permen ESDM tentang penetapan alokasi gas Harmonisasi kebijakan korporat PT PLN dan PT PGN oleh Meneg BUMN untuk pemanfaatan gas Sumsel Jambi
Sistem harga yang kompetitif Penetapan harga patokan batubara Penetapan harga patokan panas bumi Rasionalisasi TDL untuk kelangsungan usaha PT PLN Roadmap rasionalisasi subsidi listrik Roadmap rasionalisasi subsidi BBM Menerbitkan PP dan Permen ESDM tentang harga patokan batubara Menerbitkan Perpres tentang harga patokan pembelian listrik dari panas bumi Merevisi Perpres No. 104 Tahun 2003 tentang TDL PLN Menyusun Roadmap rasionalisasi subsidi listrik Menyusun Roadmap rasionalisasi subsidi BBM Investasi kemandirian pengelolaan energi dan Meningkatkan kepastian hukum investasi di subsektor pertambangan Meningkatkan kepastian hukum investasi di subsektor ketenagalistrikan Penyelesaian permasalahan lebih dari 50 IPP yg terkendala karena PPA dengan PLN tidak dapat direnegosiasi Menyelesaikan permasalahan tumpang tindih peraturan perundang undangan antara UU Pertambangan (UU No. 4/2009), UU Kehutanan (UU No. 41/2009), UU Tata Ruang (UU No. 26/2007), dan Lingkungan Hidup (UU No. 32/2009) yang berpotensi menghambat investasi pertambangan dengan mengeluarkan Perpu atau melakukan amandemen Menerbitkan PP dan Permen ESDM untuk UU 4/2009 ttg Pertambangan Minerba Menerbitkan PP untuk UU 30/2009 ttg Ketenagalistrikan DESDM membantu penyelesaian permasalahan di tingkat korporat PT PLN bersama dengan Meneg BUMN dan BPKP Akhir Juni 2010
Revitalisasi pengelolaan industri hulu migas dalam upaya peningkatan produksi minyak bumi Peningkatan ketersediaan Bahan Bakar dalam negeri Mempercepat pengembangan Gas Metana Batubara (CBM) Memberikan insentif khusus(fiskal) untuk pelaksanaan optimalisasi produksi Sosialisasi Insentif untuk Pengembangan lapangan lapangan migas marginal dan revitalisasi lapangan tua Menerbitkan pedoman implementasi Permen ESDM Nomor 1 dan 3 tahun 2008 Segera menyelesaikan Permen ESDM tentang perpanjangan Kontrak Kerja Sama Menambah kapasitas kilang dan membangun kilang baru, Membangun LNG Receiving Terminal Memberikan insentif untuk pembangunan refinery baru (Sudah disampaikam kepada Menkeu) Memberikan insentif fiskal bagi pengembangan CBM Mempercepat penyusunan term and condition kontrak CBM Mempercepat penerbitan pedoman Permen No. 36/2008 Akhir Des 2014 Akhir Des 2012
Memberikan kepastian hukum dalam sektor hulu migas dengan menghormati KKS yang sedang berjalan Penandatanganan kontrak 10 wilayah kerja migas dan 5 wilayah kerja CBM baru Pemberlakukan secara konsekuen pasal 64 (d) UU 22 tahun 2001 Sinkronisasi aturan dalam RPP tentang Cost Recovery dengan kontrak PSC termasuk masalah perpajakan dan bea masuk Mengurangi tumpang tindih audit oleh berbagai lembaga Pemerintah Menyelesaikan permasalah dengan sektorsektor lain diantaranya lingkungan hidup, kehutanan dan perhubungan Mempercepat evaluasi tender dan penyelesaian administrasi untuk mendapatkan pemenang lelang Akhir Nov 2009 Renewable energy Percepatan pengembangan biofuel Membentuk Tim Koordinasi interdep pengembangan biofuel untuk penyelesaian permasalahan antar sektor Permen ESDM tentang harga patokan BBN Revisi Perpres 55 tahun 2005 tentang Harga Jual BBM Akhir Nop 2009 Penerapan secara konsisten kewajiban pemanfaatan biofuel sesuai dengan Perpres No 5 tahun 2006 dan Permen ESDM No 32 tahun 2008 Membentuk Tim Pengawas pelaksanaan kewajiban pemanfaatan BBN Penanggulangan berbagai hambatan non tariff barrier dari UE untuk pengembangan Biofuel, yakni : REACH (Registration, evaluation, Meningkatkan koordinasi antar departemen (KLH, Deprin, Deptan, DESDM, Deplu, Depkeu, Depdag) untuk menghadapi aturan aturan tersebut
authorization, restriction of chemicals) RED (Renewable energy directive) Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan WTO penyelesaian permasalahan antar sektor Dari US tentang : Indirect land use change Cap and Trade Regulation Percepatan pengembangan energi baru dan terbarukan melalui peningkatan performa tata kelola birokrasi Membentuk Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan di Departemen ESDM Akhir Jan 2010