BAB II METODOLOGI 2.1 State Of The Art State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat. Reverensi karya: CD-Interaktif anak usia 4 8 tahun ( TK dan SD kls 1-2) Gambar 5. CD-Interaktif untuk anak TK Gambar 6. CD-Interaktif untuk anak TK Gambar 7. CD-Interaktif untuk TK dan SD kls 1-2 Gambar 8. CD-Interaktif untuk TK dan SD kls 1-2 13
Gambar 9. CD-Interaktif untuk TK dan SD kls 1-2 Gambar 10. CD-Interaktif kls 1-2 untuk TK dan SD Gambar 11. CD-Interaktif untuk TK dan SD kls 1-2 Gambar 12. CD-Interaktif kls 1-2 untuk TK dan SD CD-Interaktif untuk anak kls 5-6 SD Gambar 13. CD-Interaktif Bahasa Indonesia kls 5 Gambar 14. CD-Interaktif kls 5 14
Gambar 15. CD-Interaktif IPA kls 5 Gambar 16. CD-Interaktif kls 5 Gambar 17. CD-Interaktif kls 5 Gambar 18. CD-Interaktif kls 6 Gambar 19. CD-Interaktif Agama Islam kls 7 15
2.1.1 Aspek Desain : a. Lay Out Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Dalam usia anak sekolah 4 8 tahun ( TK dan SD kls 1-2), mempunyai minat membaca yang kurang, mereka lebih tertarik pada gambar. Hal itulah yang harus kita siasati. Harus mendesain atau lay out yang syarat akan gambar namun tidak menghilangkan sama sekali tulisan didalamnya. Perbandingan antara tulisan dan gambar bisa kita gunakan antara 70:30. Dalam usia 10,11-12 anak kls 5-6 SD penyajian materi atau isi sudah mulai banyak mimasukkan, ini dimaksudkan karena usia anak kls 5-6 SD harus mamapu memahami materi pelajaran sebagai bekal untuk menghadapi ujian nasional. Beada halnya dengan kls 1-2 yang masih mengadaptasi kepada pelajaran, karena untuk memmabapun meeka sangat terbatas. b. Warna : Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran 16
energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik. Warna memiliki dampak psikologis, mereka adalah atribut dari mata, tetapi terkait erat dengan pikiran. Warna yang dirasakan melalui pupil dan efeknya diproduksi oleh saraf yang berhubungan dengan saraf otak. Beberapa warna mampu menarik perhatian anak-anak pada usia 4 8 tahun dan membuatnya cenderung akan lebih bersemangat dan senang yang dapat memberi pengaruh positif pada anak. Kita pasti sering sekali melihat anak-anak memakai pakaian yang berwarna-warni. Warna warna yang disukai oleh anak-anak usia sekolah dasar warna-warna primer, cerah dan kontras, yang dapat menimbulkan perasaan gembira. Di usia ini pula mereka hanya baru di ajarkan pada warna- warna primer. Dalam usia peralihan di usia 11-12 tahun kls 5,6 yang akan menginjak SMP. Kecendrungn atau perhatian mereka terhadap warna tidak hanya pada warna- warna primer atau warna kontras saja seperti kesukaan anak usia 4-8 tahun. Di usia 11-12 tahun percampuran warna pun sudah mereka dapati pada peraktik kesenian di kls 3 dan 4. Pembagian Warna : Menurut teori warna dari Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Warna-warna yang ada di alam jika disederhanakan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok warna, yaitu Warna Primer, warna Sekunder, warna Tersier dan warna Netral. dan ini diwujudkan dalam bentuk lingkaran warna, lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad. 17
Gambar 20. Skema warna Warna Primer : Warna primer merupakan warna dasar yang tidak dicampur dengan warna yang lainnya. Warna primer terdiri dari 3 warna dasar yaitu Red Green dan Blue biasa disingkat RGB atau dalam bahasa indonesia Merah, hijau biru dalam dunia seni rupa dikenal sebagai warna pigmen. Warna lain terbentuk dari kombinasi warna Primer itu sendiri, warna-warna hasil dari 2 warna primer disebut dengan istilah Warna Sekunder dan campuran dari warna primer dengan sekunder disebut warna Tersier. Warna-warna tersebut jika digolongkan lagi menjadi dua golongan yaitu warna cahaya dan warna cetak RGB sendiri merupakan jenis warna primer dari cahaya warna-warna RGB biasa kita temui dari digital visual seperti Televisi atau monitor komputer dll. sedangkan yang digolongkan dengan warna primer cetak terdiri dari Cyan, Magenta, Yellow dan Black warna-warna ini biasa ditemukan pada industri percetakan atau printing dihasilkan dari kombinasi tinta dan dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada buku, billboard, poster dan media cetak lainnya. 18
Warna Sekunder : Merupakan hasil pencampuran dari warna-warna primer dengan perbandingan 1:1. Pencampuran tersebut menghasilkan warna baru yang dinamakan warna sekunder. Kita lihat pencampuran warna berikut : Kuning + merah = orange Kuning + biru = hijau Biru + merah = ungu Warna Tersier : Warna tersier adalah hasil pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Kita lihat contoh campuran berikut Kuning + orange= kuning orange (golden yellow) Merah + orange= merah orange (burnt orange) Kuning + hijau= kuning hijau (lime green) Biru + hijau= biru hijau (turquoise) Biru + ungu= biru ungu (indigo) Merah+ ungu= merah ungu (crimson) Warna Netral : Warna netral adalah hasil pencampuran dari warna primer, warna sekunder dan warna tersier. Warna netral ini tidak mengarah ke tiga warna utama tersebut karena pencampuran warna bisa dalam komposisi yang berbeda 19
c. Font : Font adalah suatu kumpulan lengkap dari huruf, angka, simbol, atau karakter yang memiliki ukuran dan karakter tertentu. Besar huruf dan jenis huruf sangat membantu pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. (readability) adalah tingkat kenyamanan / kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca. Untuk font biasanya anak-anak lebih tertarik pada 'bentuk' daripada 'makna' di balik tulisan tersebut. Semakin dewasa, maka pengertian ini akan menjadi makin bergeser, yaitu lebih tertarik pada 'makna' dari pada 'bentuk' nya. 2.1.2 Aspek penyajian materi Untuk mencapai tujuan pembelajaran dilengkapi pula beberapa unsur penyajian diantaranya : a. Penyajian materi pelajaran Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif b. Glosarium Disajikan untuk memperkaya perbendaharaan kata atau bahasa c. Kisah Teladan Merupakan stimulan agar anak berperilaku terpuji dengan meneladani kisah para Wali Songo d. Rangkuman Memudahkan anak mengingat materi yang disajikan. e. Tugas / soal pertanyaan Agar anak lebih aktif dan kreatif dalam menyerap pengetahuan dan pengalaman belajarnya. 20
2.2 Kerangka Berfikir Media / alat agar tercapainya penyampaian materi Sejarah. Materi Wali Songo Merujuk pada sejarah berarti mengkaji peristiwa yang lalu. Biasanya sejarah mencangkup nama-nama tokoh atau seseorang serta nama wilayah. Mengingat akan nama-nama serta wilayah akan sangat sulit di ingat karna terlau banyak parapelaku sejarah tersebut dan wilayah- wilayahnya. Riset Data (wawancara) Data Pustaka ( Buku, artikel ) Data Elektronik (Internet ) Analisa Data atau Materi Penyajian Materi Pelajaran Glosarium (Pembendaharaan Kata) Rangkuman Kuis/ Soal Pertanyaan Konsep Perancangan Sistematika Desain Desain 21
2.3 Metode Perancangan Metode ini berkaitan dengan keperpustakaan yang mengacu kepada visual suatu rancangan yaitu mengumpulkan informasi melalui literatur, buku-buku dan artikel yang berkaitan, sehingga dapat dijadikan landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian yang menunjang perancangan CD-Interaktif Wali Songo. a. Metode Keperpustakaan ( library reaserch ) Metode yang digunakan dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan melalui berbagai sumber media cetak. Sumber yang diperoleh dari buku-buku, artikel, jurnal dan sebagainya. b. Data Media Masa Sumber data yang didapatkan dari situs internet. 22