PANDUAN BAGI KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT SURVEYOR INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN BAGI KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL)

3. Menerapkan asas-asas GCG yakni, transparansi, akuntabi/itas, responsibi/itas, independensi. Makassar, 11 Februari 2014

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

BAB III DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

BOARD MANUAL PT. PELINDO III (PERSERO)

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. DASAR HUKUM

Board Manual PJBS Tahun 2011

LAPORAN TUGAS DAN PENGAWASAN === DEWAN KOMISARIS === PT PLN TARAKAN TAHUN BUKU 2015

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

BOARD MANUAL PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

BOARD MANUAL PT PG Rajawali I


PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PANDUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

Pedoman Kerja. Dewan Komisaris. & Direksi. PT Prodia Widyahusada Tbk. Revisi: 00

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

PEDOMAN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (Board manual) PT VIRAMA KARYA (Persero)

Tata Laksana Kinerja Direksi dan Komisaris BOARD OF MANUAL

PEDOMAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BOARD MANUAL BOARD MANUAL. PT Logindo Samudramakmur Tbk. Graha Corner Stone Jl. Rajawali Selatan II No. 1 Jakarta Pusat Indonesia

DAFTAR ISI BOARD MANUAL

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT BIO FARMA (PERSERO)

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PT LIPPO CIKARANG Tbk. Piagam Dewan Komisaris

Pedoman Direksi. PT Acset Indonusa Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Pedoman Dewan Komisaris. PT United Tractors Tbk

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

CODE OF CORPORATE GOVERNANCE (CODE OF CG) PT PELINDO III (PERSERO)

3.11 Penilaian, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan BAB IV TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR ORGAN PERUSAHAAN Rapat...

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

PT. Indo-Rama Synthetics Tbk ( Perseroan ) Pedoman Dewan Komisaris

DAFTAR ISI BOARD MANUAL

CHARTER DEWAN KOMISARIS

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

b. bahwa prinsip good corporate governance belum diterapkan sepenuhnya dalam lingkungan BUMN;

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PT Atlas Resources Tbk. Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN KERJA (BOARD MANUAL) Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara IX

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DIREKSI

PIAGAM DIREKSI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BOARD MANUAL. PT PG Rajawali II. Cirebon, 14 Oktober Bambang Adi Sukarelawan Komisaris. Zainal Muttaqin Rasyad Direktur Utama

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 DEFINISI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

2012, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

Board Manual PANDUAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. Two Tier System di Indonesia

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

PENGANTAR. PT WIJAYA KARYA BITUMEN P a g e : 1 / 40

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI. PT Mandom Indonesia

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

KESEPAKATAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PANDUAN BAGI KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT SURVEYOR INDONESIA 23 Februari 2007

DAFTAR ISIN I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum 2 C. Daftar Istilah 3 II. PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA KOMISARIS-DIREKSI 6 III. KOMISARIS 8 A. Persyaratan dan Komposisi Komisaris 8 1. Persyaratan 8 2. Keanggotaan Komisaris 9 3. Masa Jabatan 10 4. Komisaris Independen 12 5. Program Pengenalan dan Peningkatan Kapabilitas 13 B. Tanggung Jawab Komisaris 15 C. Tugas dan Kewajiban Komisaris 16 1. Umum 17 2. Pengawasan 17 3. Pelaksanaan Tugas berkaitan dengan Rapat Umum Pemegang 17 Saham 4. Pengelolaan Manajemen Risiko 18 5. Sistem Pengendalian Internal 18 6. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi 18 7. Etika Berusaha dan Anti Korupsi 19 D. Wewenang Komisaris 19 E. Hak Komisaris 21 F. Etika Jabatan 21 1. Menghindari Benturan Kepentingan 21 2. Kerahasiaan Informasi 22 3. Mengambil Keuntungan 22 4. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan 22 5. Keteladanan 22 G. Rapat Komisaris 23 1. Umum 23 2. Rapat Komisaris dengan dihadiri Direksi 24 3. Prosedur Kehadiran 24 4. Prosedur Rapat Komisaris 25 5. Prosedur Pembahasan Masalah dan Pengambilan Keputusan 26

4. Pembuatan Risalah Rapat Komisaris 27 H. Evaluasi Kinerja Komisaris 31 I. Komite-komite Komisaris 31 1. Komite Audit 32 2. Komite Nominasi 33 3. Komite Remunerasi 34 4. Komite Manajemen Risiko 34 J. Sekretaris Komisaris 35 1. Fungsi Pokok 35 2. Tugas 35 3. Wewenang 37 IV. DIREKSI 39 A. Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Direksi 39 1. Persyaratan 39 2. Keanggotaan Direksi 41 3. Masa Jabatan Direksi 42 4. Program Pengenalan dan Peningkatan Kapabilitas 44 B. Tanggung Jawab 46 C. Tugas dan Kewajiban Direksi 46 1. Umum 46 2. Tugas yang Berhubungan dengan Rapat Umum Pemegang Saham 47 3. Tugas yang Terkait dengan Strategi dan Rencana Kerja 49 4. Tugas yang Terkait dengan Penyusunan RJPP 49 5. Tugas yang Terkait dengan Penyusunan RKAP 50 6. Tugas yang Terkait dengan Pengelolaan Manajemen Risiko 50 7. Tugas yang Terkait dengan Pengendalian Internal 51 8. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi 51 9. Etika Berusaha dan Anti Korupsi 52 10. Hubungan dengan Stakeholder 52 11. Sistem Akuntansi dan Pembukuan 53 12. Tugas dan Kewajiban Lain 53 D. Wewenang 54 1. Umum 54 2. Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan Komisaris 54 3. Kewenangan Direksi yang harus mendapat persetujuan dari RUPS 60

E. Hak-hak Direksi 69 F. Etika Jabatan 70 1. Menghindari Benturan Kepentingan 70 2. Menjaga Kerahasiaan Informasi 70 3. Tidak Mengambil Keuntungan Pribadi 70 4. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan 71 5. Keteladanan 71 G. Penetapan Kebijakan Pengelolaan Perusahaan oleh Direksi 71 1. Umum 71 2. Prinsip-prinsip Kebijakan Pengelolaan Perusahaan 71 H. Pendelegasian Wewenang di antara Anggota Direksi Perusahaan 73 I. Pembagian Tugas Direksi 73 1. Umum 73 2. Pembagian Tugas Direksi 74 3. Penggunaan Saran Profesional 75 4. Komite-Komite (Tim) Direksi 76 J. Rapat Direksi 76 1. Umum 76 2. Jadwal dan Agenda Rapat 76 3. Prosedur Kehadiran Rapat 77 4. Prosedur Pembahasan Masalah dan Pengambilan Keputusan 78 5. Pembuatan Risalah Rapat Direksi 79 K. Sekretaris Perusahaan 81 L. Hubungan dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan 84 1. Prinsip Umum 84 2. Mekanisme Pengawasan 84 3. RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan 84 4. Transaksi dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan 83 Lampiran Rencana Direksi yang Memerlukan Persetujuan Komisaris 86 Lampiran Rencana Direksi yang Memerlukan Persetujuan RUPS 91 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Board Manual adalah petunjuk tata laksana kerja Komisaris dan Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, sehingga dapat menjadi acuan bagi Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai Visi dan Misi Perusahaan.

Board Manual disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, arahan Pemegang Saham serta praktik-praktik terbaik (best practices) Good Corporate Governance. Board Manual ini dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan kerja Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas agar tercipta pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan dan efisien. Board Manual diharapkan akan menjamin: 1. Semakin jelasnya tugas dan tanggung jawab Komisaris dan Direksi maupun hubungan kerja di antara kedua Organ Perusahaan tersebut 2. Semakin mudahnya bagi organ Komisaris dan organ Direksi untuk memahami tugas dan tanggung jawab Komisaris dan Direksi maupun tugas dari organ Komisaris dan organ Direksi Pelaksanaan Board Manual merupakan salah satu bentuk komitmen dari Komisaris dan Direksi dalam rangka mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, sekaligus sebagai upaya penjabaran lebih lanjut hal-hal yang telah diamanahkan oleh Good Corporate Governance Code yang telah dimiliki oleh PT Surveyor Indonesia. Lebih lanjut, diharapkan dengan adanya Board Manual ini, akan tercipta suatu pola hubungan kerja yang baku dan saling menghormati yang dituangkan dalam piagam-piagam kerja organ Komisaris, maupun dalam kebijakan-kebijakan Direksi bagi organ Direksi. Board Manual sendiri bersifat dinamis dan selalu berkembang. Penyempurnaannya sangat tergantung kepada kebutuhan Komisaris dan Direksi sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dan dihadapi oleh Perusahaan. Mengingat Board Manual merupakan kompilasi dari prinsip-prinsip hukum korporasi, maka dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu dan senantiasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan keputusan RUPS sebagai ketentuan yang lebih tinggi. Berbagai ketentuan detail yang terdapat dalam Anggaran Dasar, arahan Pemegang Saham yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dan berbagai ketentuan hukum lainnya tetap mengikat walaupun tidak secara spesifik diuraikan dalam Board Manual ini. Prinsip itikad baik, penuh tanggungjawab dan fiduciary duties, skill and care yang inheren dengan pemegang jabatan Komisaris dan Direksi adalah prinsip umum yang harus tetap dihormati oleh Organ Perusahaan yang bertugas mengawasi dan mengurus Perusahaan tersebut. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara 3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001 4. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN 5. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP 6. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP 7. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-103/MBU/2002 tentang Pembentukan Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara

8. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005 tentang Penilaian Calon Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara 9. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara 10. Anggaran Dasar PT Surveyor Indonesia (Persero) C. DAFTAR ISTILAH 1. Anak Perusahaan, adalah badan usaha dimana kepemilikan saham PT Surveyor Indonesia lebih besar dari 50% 2. Anggota Direksi, adalah orang perorangan anggota Direksi termasuk Direktur Utama 3. Anggota Komisaris, adalah orang perorangan anggota Komisaris termasuk Komisaris Utama 4. Auditor Eksternal, adalah auditor independen yang melakukan audit atas Laporan Keuangan Perusahaan. Auditor eksternal di antaranya adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Kantor Akuntan Publik (KAP). 5. Auditor Internal, adalah Satuan Pengawasan Internal di lingkungan Perusahaan yang bertugas untuk melakukan audit serta memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan dapat berjalan secara efektif. (BPI atau Biro Pengendalian Internal) 6. Barang Tidak Bergerak/Aktiva Tetap, adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, baik melalui pembelian atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun 7. Daftar Khusus, adalah daftar yang berisikan kepemilikan saham Komisaris-Direksi dan keluarganya, baik di PT Surveyor Indonesia maupun di perusahaan lainnya 8. Direksi, adalah Organ Perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar 9. Good Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh RUPS, Komisaris dan Direksi untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangundangan dan nilai-nilai etik. 10. Hari, pengertian hari yang dimaksud dalam dokumen ini adalah hari kerja efektif dan bukan hari kalender. 11. Komisaris, adalah Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan Perusahaan. 12. Komisaris Independen, adalah Anggota Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikian saham dan atau hubungan keluarga dengan Anggota Komisaris lainnya, Direksi dan atau Pemegang Saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak secara independen.

13. Komite Audit, adalah komite yang membantu Komisaris dalam menilai kecukupan sistem pengendalian internal, kecukupan pelaporan dan pengungkapan laporan keuangan serta tugas-tugas lain seperti yang tercantum dalam Piagam Komite Audit 14. Komite Nominasi, adalah komite yang bertugas membantu Komisaris dalam menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi Anggota Komisaris. 15. Komite Remunerasi, adalah komite yang bertugas membantu Komisaris dalam menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi Komisaris dan Direksi serta rekomendasi tentang penilaian terhadap sistem remunerasi bagi Komisaris, Direksi dan Pegawai Perusahaan, sistem pensiun, dan sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan Pegawai. 16. Komite Manajemen Risiko, adalah komite yang bertugas membantu Komisaris dalam melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko usaha, tata cara meminimasi risiko, dalam hubungannya dengan risiko usaha. 17. Organ Perseroan, adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT Surveyor Indonesia 18. Pegawai, adalah setiap orang yang bekerja pada Perusahaan (kecuali Anggota Direksi dan Anggota Komisaris beserta Anggota Komite-komite) dengan menerima upah sebagaimana tercantum dalam daftar gaji Perusahaan, termasuk orang yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu. 19. Pemegang Saham, adalah pihak yang tercatat dalam Akta Perusahaan selaku Pemegang Saham Perusahaan. 20. Perusahaan adalah PT Surveyor Indonesia 21. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), adalah Organ Perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Perusahaan dan memegang kekuasaan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas 22. RUPS Anak Perusahaan, adalah organ anak perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi pada anak perusahaan dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi Anak Perusahaan atau Komisaris Anak Perusahaan 23. Sekretaris Komisaris, adalah satuan fungsi struktural di bawah Komisaris yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Komisaris dalam melaksanakan tugasnya 24. Sekretaris Perusahaan, adalah satuan fungsi struktural dalam organisasi perusahaan yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Direksi dalam melaksanakan tugasnya 25. Stakeholder, adalah seluruh pihak yang memiliki kepentingan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan usaha Perusahaan. BAB II PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA KOMISARIS - DIREKSI Hubungan Kerja Komisaris dan Direksi sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Komisaris menghormati tanggung jawab dan wewenang Direksi dalam mengelola Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun Anggaran Dasar Perusahaan. 1 2. Direksi menghormati tanggung jawab dan wewenang Komisaris untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengelolaan Perusahaan. 2 3. Setiap hubungan kerja antara Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, dalam arti senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan. 3 4. Komisaris berhak memperoleh informasi Perusahaan secara akurat, lengkap dan tepat waktu. 4 5. Direksi bertanggungjawab atas akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian informasi Perusahaan kepada Komisaris. 5 6. Hubungan kerja antara organ Komisaris dengan organ Direksi harus disepakati terlebih dahulu oleh Komisaris dan Direksi. Hubungan kerja Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan fungsi masingmasing, Komisaris dan Direksi memiliki komitmen yang tinggi untuk secara bersama-sama: 1. Merealisasikan tujuan Perusahaan berupa tercapainya kelangsungan usaha Perusahaan dalam jangka panjang yang tercermin pada: a. Tercapainya Value of the Firm sebagaimana diharapkan oleh Pemegang Saham b. Terlaksananya dengan baik internal kontrol dan manajemen risiko. c. Tercapainya imbal hasil (return) yang wajar bagi Pemegang Saham. d. Terlindunginya kepentingan stakeholders secara wajar. e. Terlaksananya suksesi kepemimpinan dan kontinuitas manajemen di seluruh jajaran organisasi Perusahaan. f. Terpenuhinya pelaksanaan good corporate governance. 2. Menyepakati hal-hal di bawah ini untuk mendukung pencapaian visi dan misi serta strategi Perusahaan: a. Sasaran usaha, strategi, rencana jangka panjang maupun rencana kerja dan anggaran tahunan. b. Kebijakan dalam memenuhi ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan. c. Kebijakan dan metode penilaian kinerja Perusahaan, unit-unit dalam organisasi Perusahaan dan personalianya. 1 2 Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 Ayat 4 dan Pasal 79 Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 Ayat 5 dan Pasal 97 3 Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 Ayat 4 dan 5, Pasal 79 dan Pasal 97 4 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 12 Ayat 1 5 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 12 Ayat 2

d. Struktur organisasi Perusahaan di tingkat eksekutif yang mampu mendukung tercapainya sasaran usaha Perusahaan. A. Persyaratan dan Komposisi Komisaris 1. Persyaratan BAB III KOMISARISN Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon Anggota Komisaris meliputi persyaratan formal dan persyaratan material. Persyaratan formal merupakan persyaratan yang bersifat umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan sedangkan persyaratan material merupakan persyaratan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan. 1.1 Persyaratan Formal: 6 Persyaratan formal bagi anggota Komisaris adalah Orang Perseorangan yang: 1) Mampu melaksanakan perbuatan hukum; 7 2) Tidak pernah dinyatakan pailit; 8 3) Tidak pernah menjadi Anggota Direksi atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; 9 4) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya; 10 5) Tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar) dengan Anggota Komisaris dan/atau Anggota Direksi lainnya; 11 6) Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai Direktur Utama atau Direktur pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengurusan perseroan dan/atau pada jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan Perusahaan yang diawasinya dan/atau bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 12 7) Memiliki komitmen untuk menyediakan waktu yang memadai 1.2 Persyaratan Material Persyaratan material meliputi sebagai berikut: 13 6 Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 96 jo. Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 dan Anggaran Dasar Pasal 15 7 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (2) 8 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (2) 9 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (2) 10 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (2) 11 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (5) 12 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (16) 13 Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28

1) Memiliki integritas, yaitu tidak pernah secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktik-praktik menyimpang, cedera janji serta perbuatan lain yang merugikan perusahaan di mana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja 2) Memahami masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen 3) Memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perusahaan 4) Persyaratan lain yang ditetapkan oleh RUPS. Khusus Komisaris Independen terdapat persyaratan tambahan berupa kriteria independensi sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Keanggotaan Komisaris a. Komisaris terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang Anggota Komisaris, dimana seorang diantaranya diangkat sebagai Komisaris Utama. 14 b. Pembagian kerja diantara Anggota Komisaris diatur oleh mereka sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya Komisaris dapat dibantu oleh seorang Sekretaris yang di angkat oleh Komisaris berdasarkan saran Pemegang Saham atas beban Perusahaan. 15 c. Jikalau karena sebab apapun juga Perusahaan tidak mempunyai seorangpun Anggota Komisaris, maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Komisaris baru. 16 d. Para Anggota Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham Mayoritas dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS. 17 e. Kepada Anggota Komisaris baru wajib diberikan program pengenalan. 18 f. Prosedur pencalonan, seleksi serta pengangkatan Anggota Komisaris oleh RUPS akan dijabarkan tersendiri dalam sebuah kebijakan kriteria seleksi dan prosedur nominasi yang ditetapkan oleh RUPS. 19 3. Masa Jabatan a. Masa jabatan Komisaris adalah 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para Anggota Komisaris sewaktu- 14 15 16 17 18 19 Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 dan Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (1) Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (7) Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (9) Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (3) Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/MBU/2002 Pasal 14 Ayat (6) Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 Pasal (34) mengenai keberadaan Komite Nominasi

waktu. Setelah masa jabatannya berakhir, Anggota Komisaris dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. 20 b. Jabatan Anggota Komisaris berakhir apabila: 21 1) Masa jabatan berakhir. 2) Mengundurkan diri dengan ketentuan sebagai berikut: a) Memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris dan Direksi Perusahaan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. 22 b) Anggota Komisaris yang mengundurkan diri tersebut tetap dimintakan pertanggungjawabannya sejak pengangkatannya sampai tanggal penetapan pengunduran dirinya dalam RUPS berikutnya 23 3) Meninggal dunia. 4) Tidak lagi memenuhi persyaratan atau karena alasan tertentu berdasarkan peraturan-perundang-undangan yang berlaku dan/atau Anggaran Dasar ini. 5) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. RUPS dapat memberhentikan Anggota Komisaris sebelum habis masa jabatannya dengan ketentuan sebagai berikut: 24 a) Anggota Komisaris tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perusahaan. b) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir a) harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut. c) Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal pemberhentian sementara, harus diadakan RUPS yang akan memutuskan apakah Anggota Komisaris yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula sedangkan yang diberhentikan sementara itu diberikan kesempatan untuk hadir dan membela diri. d) RUPS sebagaimana dimaksud pada butir c) dipimpin oleh seorang Pemegang Saham yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir. e) Jika RUPS tidak diadakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara, maka pemberhentian sementara tersebut batal demi hukum. c. Apabila seorang Anggota Komisaris berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir maka masa jabatan penggantinya adalah sisa masa jabatan Anggota Komisaris yang digantikannya. 25 d. Dalam hal terdapat penambahan Anggota Komisaris, maka masa jabatan Anggota Komisaris tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Anggota Komisaris lainnya yang telah ada. 26 20 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (4a) dan (4b) sedangkan Undang-undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan Komisaris diangkat untuk jangka waktu tertentu dengan kemungkinan diangkat kembali sedangkan Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 menyebutkan masa jabatan anggota Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 29 menyebutkan Anggota Komisaris sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. 21 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (11) 22 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (10) 23 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (12) 24 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (13) 25 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (14)

4. Komisaris Independen 4.1 Jumlah Komisaris Independen Komposisi Komisaris Perusahaan harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat. Selain itu, Komisaris juga dituntut untuk dapat bertindak secara independen, dalam arti tidak mempunyai benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap Direksi. 27 Agar tujuan tersebut tercapai, maka diperlukan Komisaris Independen. Jumlah Komisaris Independen adalah paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari Anggota Komisaris. 28 4.2 Persyaratan Komisaris Independen Untuk dapat diangkat menjadi Komisaris Independen, selain harus memenuhi persyaratan formal dan material, juga harus memenuhi persyaratan independensi sebagai berikut: 29 1) Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Direktur dan/atau Anggota Komisaris lain di Perusahaan 2) Tidak menjabat sebagai Direksi di perseroan yang terafiliasi dengan Perusahaan 3) Tidak bekerja pada pemerintah termasuk departemen, lembaga dan kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir 4) Tidak bekerja di Perusahaan atau afiliasinya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir 5) Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan atau perseroan lain yang menyediakan jasa dan produk kepada Perusahaan dan afiliasinya 6) Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuan Komisaris untuk bertindak atau berpikir secara bebas di lingkup Perusahaan. c. Prosedur Pencalonan (Nominasi) Komisaris Independen 30 1) Komisaris mengajukan nama-nama yang diusulkan menjadi calon Komisaris Independen. 2) Dalam pencalonan Komisaris Independen harus diupayakan agar pendapat Pemegang Saham minoritas diperhatikan, antara lain dalam bentuk hak Pemegang Saham minoritas untuk mengajukan calon Komisaris Independen 26 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (15) 27 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 Ayat (2). 28 Keputusan Menteri BUMN No Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 10 Ayat (2) 29 Keputusan Menteri BUMN No Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 10 Ayat (2) dan Panduan Komisaris Independen yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance 30 Prosedur di atas sesuai dengan Pedoman Komisaris Independen, Komite Nasional Kebijakan Governance, namun bertentangan dengan ketentuan Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 3.

sebagai wujud perlindungan terhadap kepentingan Pemegang Saham minoritas dan stakeholders lainnya. 3) Calon yang diajukan harus lebih dari satu. 5. Program Pengenalan dan Peningkatan Kapabilitas 5.1 Program Pengenalan Keberadaan Program Pengenalan sangat penting untuk dilaksanakan mengingat perbedaan latar belakang Anggota Komisaris. Program Pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi, pertemuan, atau kunjungan ke fasilitas Perusahaan. Program Pengenalan dapat juga berupa program-program lain yang disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan. Prosedur pelaksanaan Program Pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut: 31 1) Program Pengenalan mengenai Perusahaan wajib diberikan kepada Anggota Komisaris yang baru pertama kali menjabat sebagai Komisaris di Perusahaan. 2) Komisaris Utama bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Pengenalan. Jika Komisaris Utama berhalangan atau termasuk Komisaris yang harus mengikuti Program Pengenalan, maka tanggung jawab pelaksanaan Program Pengenalan berada pada Direksi. 3) Materi yang diberikan pada Program Pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut: a Gambaran mengenai Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan berbagai masalah strategis lainnya. b Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance oleh Perusahaan. c Penjelasan yang berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal serta tugas dan peran Komite Audit dan komite-komite lain yang dibentuk oleh Komisaris. d Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Komisaris dan Direksi. 4) Program Pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi, pertemuan atau kunjungan ke fasilitas Perusahaan atau program lainnya yang dianggap sesuai dengan Perusahaan dimana program tersebut dilaksanakan. 5.2 Program Peningkatan Kapabilitas Program Peningkatan Kapabilitas merupakan salah satu program penting agar Komisaris dapat selalu memperbaharui informasi tentang perkembangan terkini dari aktivitas bisnis Perusahaan dan pengetahuan-pengetahuan lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas Komisaris. Prosedur Program Peningkatan Kapabilitas Komisaris meliputi hal-hal sebagai berikut: 31 Kepmen BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 34

1) Program Peningkatan Kapabilitas dilaksanakan dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja Komisaris dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Komisaris. 2) Setiap Anggota Komisaris yang mengikuti Program Peningkatan Kapabilitas seperti seminar diminta untuk berbagi informasi dengan Anggota Komisaris lainnya. B. Tanggung Jawab Komisaris Komisaris adalah Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan Perusahaan. 32 Pengawasan dan pemberian nasihat oleh Komisaris dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Dalam melakukan pengawasan, Komisaris akan selalu mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku 33 2. Pengawasan dilakukan oleh Komisaris terhadap pengelolaan Perusahaan oleh Direksi. 3. Dalam melakukan pengawasan, Komisaris bertindak sebagai majelis dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri mewakili Komisaris. 4. Pengawasan tidak boleh berubah menjadi pelaksanaan tugas-tugas eksekutif, kecuali dalam hal Perusahaan tidak mempunyai Direksi, dengan kewajiban dalam waktu selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tidak ada Direksi harus memanggil RUPS untuk mengangkat Direksi. 34 5. Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Komisaris, tetapi pengawasan dilakukan secara pro-aktif, mencakup semua aspek bisnis Perusahaan; 6. Komisaris dapat menggunakan jasa profesional yang mandiri dan/atau membentuk Komite untuk membantu tugas Komisaris. C. Tugas dan Kewajiban Komisaris 1. Umum a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta keputusan RUPS. 35 b. Beritikad baik dan dengan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan. 36 c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan Perusahaan yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi termasuk mengenai rencana pengembangan Perusahaan, Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran 32 33 34 35 36 Undang-undang No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 Ayat (5) Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat (1) Huruf (a) Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat (8) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 9 Ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 Pasal 98 Ayat (1)

Perusahaan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 37 d. Memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan. 38 e. Melaksanakan kepentingan Perusahaan dengan memperhatikan kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggung jawab kepada RUPS. 39 f. Memantau efektivitas praktik Good Corporate Governance yang diterapkan Perusahaan 40 antara lain dengan mengadakan pertemuan berkala antara Komisaris dengan Direksi untuk membahas implementasi Good Corporate Governance. g. Menyusun rencana kerja Komisaris untuk periode tahun berikutnya. h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS. 41 2. Pengawasan Pengawasan oleh Komisaris dilakukan antara lain dengan cara: a. Meminta keterangan secara tertulis kepada Direksi tentang suatu permasalahan di Perusahaan b. Melakukan kunjungan ke unit kerja/kantor cabang/proyek tertentu, baik dengan (atau tanpa) pemberitahuan kepada Direksi sebelumnya. c. Memberikan tanggapan atas laporan berkala dari Direksi d. Menugaskan Komite Audit untuk melakukan tugas-tugas pengawasan sebagaimana yang tercantum dalam Piagam Komite Audit 3. Pelaksanaan Tugas berkaitan dengan Rapat Umum Pemegang Saham Dalam hubungannya dengan RUPS, Komisaris bertugas dan berkewajiban untuk: a. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Rencana Kerja dan Anggaran tahunan Perusahaan serta perubahan dan penambahannya; 42 b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan; 43 c. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perusahaan; 44 d. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh; 45 37 38 39 40 41 42 43 44 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 Pasal 97 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat (1) Huruf (b). Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 9 Anggaran Dasar Pasal 21 Ayat (3) Anggaran Dasar Pasal 17 Huruf (a) Anggaran Dasar Pasal 17 Huruf (b) Anggaran Dasar Pasal 17 Huruf (b)

e. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana perbuatan pengurusan Perusahaan oleh Direksi yang harus mendapatkan persetujuan RUPS; 46 f. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Laporan Tahunan yang disusun dan disampaikan oleh Direksi kepada RUPS. 47 Dalam hal ada Komisaris yang tidak menandatangani Laporan Tahunan harus menyebutkan alasannya secara tertulis. 48 g. Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh RUPS 49 h. Memberikan laporan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan. 50 i. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS. 51 j. Mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS yang dilengkapi dengan alasan pencalonan dan besarnya honorarium. 52 4. Pengelolaan Manajemen Risiko 53 Komisaris mempunyai kewajiban untuk mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi secara berkala mengenai efektivitas penerapan manajemen risiko. 5. Sistem Pengendalian Internal 54 Komisaris mempunyai kewajiban untuk mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi agar menetapkan sistem pengendalian internal yang efektif. 6. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi a. Komisaris mengawasi agar Direksi mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan kepada Pemegang Saham, dan Instansi Pemerintah yang terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan secara obyektif. 55 b. Komisaris mengawasi agar Direksi mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan namun juga informasi penting yang diperlukan oleh Stakeholder. 56 c. Komisaris mengawasi agar Direksi aktif mengungkapkan pelaksanaan prinsip good corporate governance dan masalah material yang dihadapi. 57 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Anggaran Dasar Pasal 17 Huruf (c) Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat (10) Anggaran Dasar Pasal Pasal 17 Huruf (e) jo. Pasal 19 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Pasal 57 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat (7) Anggaran Dasar Pasal 17 Ayat (c) Anggaran Dasar Pasal 21 Ayat (3) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 25 Ayat (1) dan (2) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 14 Ayat (8) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 22 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 28 Ayat (1) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 28 Ayat (2) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 28 Ayat (3)

d. Komisaris bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan 58 dan mengawasi agar informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan sampai pengumumam mengenai hal tersebut diumumkan kepada masyarakat. 59 e. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai Anggota Komisaris harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 60 7. Etika Berusaha dan Anti Korupsi 61 Anggota Komisaris tidak diperkenankan meminta atau menerima hadiah dan sejenisnya dari setiap pihak yang berkepentingan, bagi dirinya sendiri, keluarga atau rekan dimana hal tersebut dapat mempengaruhi objektivitasnya mewakili kepentingan Perusahaan D. Wewenang Komisaris 1. Komisaris berwenang untuk menyetujui atau menolak secara tertulis rencana Direksi dalam hal: 62 a. Menerima pinjaman jangka pendek dari Bank atau Lembaga Keuangan lain b. Memberikan pinjaman jangka pendek yang bersifat operasional di bawah jumlah tertentu yang ditetapkan RUPS atas nama Perusahaan c. Mengagunkan aktiva tetap yang diperlukan dalam melaksanakan penarikan kredit jangka pendek d. Melepaskan dan menghapuskan aktiva bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun, dan menghapuskan piutang macet, persediaan barang mati sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan RUPS e. Mengadakan kerja sama operasi atau kontrak manajemen yang berlaku untuk jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun atau 1 (satu) siklus usaha f. Menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi. g. Mengambil bagian baik sebagian atau seluruhnya atau ikut serta dalam suatu persero atau badan-badan lain atau menyelenggarakan perusahaan baru atau mendirikan anak perusahaan yang melibatkan nilai sampai dengan jumlah tertentu yang telah ditetapkan oleh RUPS. h. Melepaskan sebagian atau seluruhnya penyertaan modal Perusahaan dalam suatu perseroan atau badan-badan lain yang melibatkan nilai sampai dengan jumlah tertentu yang telah ditetapkan oleh RUPS. i. Menjaminkan sebagian saham yang melibatkan nilai sampai dengan jumlah tertentu yang telah ditetapkan oleh RUPS. 58 59 60 61 62 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 27 Ayat (2) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 28 Ayat (4) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 27 Ayat (3) Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 32 Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 6

2. Memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perusahaan dan berhak memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. 63 3. Dengan suara terbanyak, memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih Anggota Direksi, jikalau mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan mendesak bagi Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 64 E. Hak Komisaris Hak Komisaris adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh akses atas informasi Perusahaan secara tepat waktu dan lengkap. 65 2. Meminta penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan. 66 3. Meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu terbatas atas beban Perusahaan, atau membentuk komite-komite sesuai kebutuhan. 67 4. Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Komisaris dapat mengangkat Sekretaris atas beban Perusahaan. 68 5. Menerima gaji dan tunjangan lain termasuk santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS. 69 6. Mendapatkan fasilitas Perusahaan sesuai dengan hasil penetapan RUPS. 70 7. Menerima insentif atas prestasi kerjanya yang besarnya ditetapkan oleh RUPS apabila Perusahaan mencapai tingkat keuntungan. 71 F. Etika Jabatan Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komisaris harus senantiasa bertindak sesuai dengan etika jabatan sebagai berikut: 1. Menghindari Terjadinya Benturan Kepentingan 63 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat (2) 64 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat (5) 65 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 12 Ayat (1) 66 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat (4) 67 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat (3) dan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 14 68 Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) 69 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat (6) 70 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/ M-MBU/2002 Pasal 13 71 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/ M-MBU/2002 Pasal 35

a. Anggota Komisaris dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan. 72 b. Anggota Komisaris wajib mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada perusahaan lain 73 c. Anggota Komisaris wajib melakukan pengungkapan dalam hal terjadi benturan kepentingan, dan Anggota Komisaris yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Komisaris yang berkaitan dengan hal tersebut. 2. Senantiasa Menjaga Kerahasiaan Informasi a. Komisaris bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan. 74 b. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai Anggota Komisaris harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 75 3. Tidak Mengambil Keuntungan dan/atau Peluang Bisnis Perusahaan untuk Dirinya Sendiri Anggota Komisaris dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan, selain gaji dan fasilitas yang diterimanya sebagai Anggota Komisaris, yang ditentukan oleh RUPS. 76 4. Senantiasa Mematuhi Segenap Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta keputusan RUPS. 77 5. Keteladanan Memberikan contoh keteladanan dengan mendorong terciptanya perilaku etis dan menjunjung tinggi standar etika Perusahaan. G. Rapat Komisaris 1. Umum a. Rapat Komisaris adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komisaris. b. Rapat Komisaris terdiri dari Rapat Internal Komisaris yang hanya dihadiri oleh Anggota Komisaris dan Rapat Komisaris dengan mengundang Direksi. c. Rapat Komisaris diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali tiap-tiap bulan. 78 72 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 13 73 Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 99 jo. Anggaran Dasar Pasal 8 Ayat (3) 74 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 27 Ayat (2) 75 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 Pasal 27 Ayat (3) 76 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 13 77 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 9 Ayat (1)

d. Rapat Komisaris diadakan di tempat kedudukan atau di tempat kegiatan usaha Perusahaan atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Komisaris. 79 e. Rapat Komisaris dapat juga diadakan sewaktu-waktu apabila dipandang perlu oleh: 80 1) Komisaris Utama 2) 1/3 Anggota Komisaris atau lebih 3) Permintaan tertulis dari Pemegang Saham yang memiliki jumlah saham terbesar dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan. f. Panggilan Rapat Komisaris dilakukan secara tertulis oleh Komisaris Utama atau Anggota Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diadakan. 81 g. Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat. 82 h. Setiap Anggota Komisaris berhak mengusulkan agenda-agenda untuk rapat yang akan dilaksanakan. i. Panggilan Rapat Komisaris secara tertulis tidak disyaratkan apabila semua Anggota Komisaris sepakat untuk mengadakan rapat dengan agenda tertentu. 83 j. Semua Rapat Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama. 84 k. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan, rapat Komisaris dipimpin oleh seorang Anggota Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Komisaris Utama, dan apabila Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan maka Komisaris yang tertua dalam jabatan memimpin rapat Komisaris. Dalam hal Komisaris yang tertua dalam jabatan lebih dari 1 (satu) atau tidak ada, maka pimpinan Rapat Komisaris dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir 85 2. Rapat Komisaris dengan dihadiri Direksi a. Rapat Komisaris dengan dihadiri Direksi diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan. b. Panggilan Rapat Komisaris dilakukan secara tertulis oleh Komisaris Utama atau Anggota Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan disampaikan kepada anggota Komisaris lain maupun Direksi dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) hari sebelum rapat diadakan. 86 78 79 80 81 82 83 84 85 86 Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (1) Huruf (a) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (1) Huruf (b) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (2) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (3) Huruf (a) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (3) Huruf (a) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (3) Huruf (b) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (6) Huruf (a) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (6) Huruf (b) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (3) Huruf (a)

c. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat. 87 3. Prosedur Kehadiran 7. Rapat Komisaris adalah sah dan dapat mengambil keputusan-keputusan yang mengikat, apabila dihadiri lebih dari ½ (satu per dua) jumlah Anggota Komisaris. 88 8. Seorang Anggota Komisaris dapat diwakili dalam rapat hanya oleh Anggota Komisaris lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan tersebut. 89 9. Seorang Anggota Komisaris hanya dapat mewakili seorang Anggota Komisaris lainnya. 90 4. Prosedur Rapat Komisaris Prosedur pelaksanaan Rapat Komisaris diatur sebagai berikut: a. Sekretaris Komisaris mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam Rapat Komisaris. Bahan-bahan tersebut antara lain dokumen/laporan manajemen Perusahaan yang diperoleh dari Sekretaris Perusahaan antara lain berupa Laporan Bulanan Perusahaan, Laporan Triwulanan Perusahaan, Laporan Tahunan Perusahaan, dan laporan-laporan lainnya yang diperlukan, serta dokumen/laporan dari komite-komite yang berada di bawah Komisaris. b. Sekretaris Komisaris mendokumentasikan bahan-bahan yang diterima tersebut sesuai prosedur administrasi. c. Sekretaris Komisaris menyampaikan bahan-bahan tersebut kepada seluruh Anggota Komisaris. d. Komisaris mempelajari bahan-bahan tersebut dan memberikan arahan kepada Sekretaris Komisaris untuk ditindaklanjuti. e. Jika arahan tersebut harus ditindaklanjuti dengan rapat, Sekretaris Komisaris segera menyusun agenda rapat sesuai arahan Komisaris. f. Sekretaris Komisaris mengedarkan agenda rapat beserta bahan-bahan yang akan dibahas dalam rapat kepada para Anggota Komisaris untuk mendapatkan masukanmasukan atas agenda rapat tersebut. g. Anggota Komisaris menerima, membaca dan mempelajari agenda rapat beserta bahanbahannya. Setelah selesai, agenda tersebut dikirimkan kembali kepada Sekretaris Komisaris beserta masukan-masukan dari Anggota Komisaris yang bersangkutan dan membubuhkan paraf sebagai tanda menyetujui agenda rapat tersebut. h. Sekretaris Komisaris membuat surat undangan rapat setelah menerima semua masukan yang ada dari Anggota Komisaris. i. Dalam surat undangan tersebut, Sekretaris Komisaris menyusun butir-butir masalah yang akan dibicarakan dalam rapat. 87 88 89 90 Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (3) Huruf (a) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (4) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (5) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (5)

j. Jika rapat tersebut mengundang pihak lain, Sekretaris Komisaris bertugas untuk membuat surat undangan kepada pihak yang dimaksud. k. Peserta rapat menerima undangan dan bahan-bahan rapat. 5. Prosedur Pembahasan Masalah dan Pengambilan Keputusan Prosedur pembahasan masalah dan penambilan keputusan dalam Rapat Komisaris berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Semua keputusan dalam Rapat Komisaris harus berdasarkan itikad baik, pertimbangan rasional dan telah melalui investigasi mendalam terhadap berbagai hal-hal yang relevan, informasi yang cukup dan bebas dari benturan kepentingan serta dibuat secara independen oleh masing-masing Anggota Komisaris. b. Keputusan Rapat Komisaris ditetapkan dengan musyawarah untuk mufakat 91, apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan ditetapkan dengan suara terbanyak biasa. 92 c. Dalam pengambilan keputusan Rapat Komisaris, apabila suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul yang bersangkutan dianggap ditolak, kecuali mengenai diri orang akan ditentukan dengan undian secara tertutup. 93 d. Setiap Anggota Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dan ditambah 1 (satu) suara untuk Anggota Komisaris yang diwakilinya. 94 e. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat. 95 f. Suara blangko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam Rapat Komisaris. 96 g. Jika terdapat Anggota Komisaris yang mempunyai pendapat yang berbeda terhadap keputusan yang dibuat, maka pendapat tersebut harus dicantumkan dalam risalah rapat sebagai bentuk dari dissenting opinion. 97 h. Untuk menjaga independensi dan objektivitas, setiap Anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan diharuskan untuk tidak ikut serta dalam pemberian suara untuk pengambilan keputusan. Hal tersebut harus dicatat dalam risalah Rapat Komisaris. i. Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Komisaris, dengan ketentuan semua Anggota Komisaris telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan seluruh Anggota Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul-usul yang bersangkutan dan semua Anggota Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, 91 92 93 94 95 96 Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (7) Huruf (a) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (7) Huruf (b) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (7) Huruf (c) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (7) Huruf (d) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (7) Huruf (e) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (7) Huruf (f) 97 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 11 Ayat 4 dan Pedoman GCG dari Komite Nasional Kebijakan Governance

mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil secara sah dalam Rapat Komisaris. 98 6. Pembuatan Risalah Rapat 6.1 Kebijakan Umum a. Setiap Rapat Komisaris harus dibuatkan risalah rapat 99 b. Risalah rapat dibuat dan diadministrasikan oleh Sekretaris Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris dan memberikan salinannya kepada semua peserta rapat c. Risalah Rapat harus menggambarkan jalannya rapat. Untuk itu Risalah Rapat harus mencantumkan sekurang-kurangnya: 1) Acara, tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan 2) Daftar hadir 3) Permasalahan yang dibahas 4) Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam membahas permasalahan yang strategis atau material, termasuk yang mengemukakan pendapat 5) Proses pengambilan keputusan 6) Keputusan yang ditetapkan 7) Dissenting opinion, jika ada. d. Risalah Rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan khusus oleh Anggota Komisaris yang tidak hadir kepada Anggota Komisaris lainnya (jika ada). e. Ketua Rapat Komisaris dan salah seorang Anggota Komisaris yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir menandatangani risalah rapat asli. 100 f. Setiap Anggota Komisaris berhak menerima salinan risalah Rapat Komisaris, terlepas apakah Anggota Komisaris yang bersangkutan hadir atau tidak hadir dalam Rapat Komisaris tersebut. 101 g. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengiriman risalah rapat tersebut, setiap Anggota Komisaris yang hadir dan atau diwakili dalam Rapat Komisaris yang bersangkutan harus menyampaikan persetujuan atau keberatannya dan atau usul perbaikannya, bila ada, atas apa yang tercantum dalam risalah Rapat Komisaris kepada pimpinan Rapat Komisaris tersebut. 102 98 99 Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (9) Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (8) 100 Anggaran Dasar Pasal 18 Ayat (8) 101 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 11 Ayat (5). 102 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Pasal 11 Ayat (6).