SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA

dokumen-dokumen yang mirip
Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/ atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIA

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA

KRITERIA PENILAIAN ADIWIYATA

D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah Yang Ramah lingkungan. Tujuan Kegiatan Sasaran Output Waktu I II III IV

PEDOMAN PEMBINAAN ADIWIYATA

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

PERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

PROGRAM ADIWIYATA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISTI ENDARTATI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

6 NAMA KEPALA SEKOLAH : II : II : 0.00

ADIWIYATA KEBIJAKAN ADIWIYATADI KABUPATEN MAGELANG

KERJASAMA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

METODE EVALUASI 2 STANDAR (Kebijakan Berwawasan dan Penerapan Kurikulum Berbasis Lingkungan)

TELAAH PEMAHAMAN DAN PARTISIPASI GURU SD DI KECAMATAN COLOMADU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Sidikalang, fokus penelitian ini dilakukan disma Negeri 1

BAB III TINJAUAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ADIWIYATA

1. Susy H. R. Sadikin, S.E., M.Sc., 2. Drs. Samino, M. Pd, 3. Susetyo Widiasmoro, M. Ed. 4. Dr. Muchlis Catio, M. Ed, 5. Ir.

PROGRAM ADIWIYATA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMPN 24 PADANG Monalisa 1

PROFIL SEKOLAH ADIWIYATA TAHUN 2017

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 7 SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR

KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

UPAYA PENCAPAIAN ADIWIYATA DI SMA NEGERI 8 MALANG

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

Buku Panduan Adiwiyata 2011 KATA PENGANTAR

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

PARAMETER ISIAN GREEN SCHOOL AWARD No Komponen Pengukuran/Indikator Keterangan. 1 Jumlah murid masukkan angka. 2 Jumlah guru masukkan angka

INSTRUMEN PENILAIAN LOMBA SEKOLAH BERKARAKTER KEBANGSAAN TINGKAT TK, SD, SMP DAN SMA/SMK

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMPN 3 SUKABUMI

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS

MEKANISME PEMBINAAN ADIWIYATA KEPALA BADAN

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA DITINJAU DARI ASPEK KEGIATAN PARTISIPATIF DI SDN UNGARAN I YOGYAKARTA.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

A. Rasional Sekolah adalah aset bersama, sehingga perlu dijaga dan dikelola dengan baik agar menjadi lingkungan tempat belajar mengajar yang nyaman da

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PROGRAM KERJA SEKOLAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sumitro Djojohadikusumo No. 07 Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II LANDASAN TEORI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PENJABARAN INSTRUMENT GREEN UNIT AWARD DAN PENGEMBANGAN SEBAGAI PROGRAM DI TIAP FAKULTAS/UNIT KERJA

BAHAN-BAHAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN SEKOLAH

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

KUISIONER PENELITIAN UNTUK KEPALA SEKOLAH Jenis Kelamin : Laki Laki Perempuan... Pendidikan : (isi sesuai dengan jabatan/status saudara)

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

Oleh Endang Dwi Wahyuni, M.Pd NUPTK

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SD N GIWANGAN YOGYAKARTA

KENYAMANAN, DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

Transkripsi:

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA (SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP) KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN 1 I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN A. STANDAR Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan (harus dikembangkan sesuai kondisi sekolah) 1. Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (dokumen 1) memuat kebijakan perlindungan dan hidup. Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi dan/ atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau kerusakan hidup Terinternalisasi (tahu dan paham) Visi, misi dan tujuan kepada semua warga sekolah Dalam menyusun visi, misi, dan tujuan memperhatikan : UU Nomor 32 tahun 2009, khususnya pada Bab 1, pasal 1, butir nomor 6, 14, dan 17. Permendiknas nomor 19 tahun 2007, bagian A, nomor 1, 2, dan 3 Dalam memahami visi, misi, dan tujuan memperhatikan : Permendiknas nomor 19 tahun 2007, bagian A, nomor 1 butir b.5, nomor 2 butir b.8, dan nomor 3 butir b.5 Visi : Menciptakan SDM yang berakhlak mulia, cerdas, dan berbudaya Misi : Melestarian fungsi LH, Mengendalikan terjadinya pencemaran dan kerusakan Tujuan : Untuk memahami dan mengendalikan terjadinya pencemaran, kerusakan LH, serta melakukan pelestarian fungsi LH 1

2. Struktur kurikulum memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal, pengembanga n diri terkait kebijakan perlindungan dan hidup. Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan pada komponen mata pelajaran wajib, dan/ atau muatan lokal, dan/ atau pengembangan diri Dalam menyusun kurikulum yang terkait dengan pelestarian fungsi, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan hidup memperhatikan : Permen diknas nomor 22 tahun 2006, Bab II mengenai kerangka dasar dan struktur kurikulum, bagian B UU Nomor 32 tahun 2009, khususnya pada Bab 1, pasal 1, butir nomor 6, 14, dan 17. Pedoman penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh BSNP tahun 2006 Dalam mata pelajaran wajib, antara lain mata pelajaran : Bahasa Indonesia dimasukkan materi LH Bahasa inggris dimasukkan materi LH Matematika dimasukkan materi LH Seni budaya dan keterampilan dimasukkan materi LH Dll Dalam muatan lokal antara lain mata pelajaran : Pertanian, dimasukkan materi LH Bahasa daerah dimasukkan materi LH Dll Dalam pengembangan diri, antara lain ekstrakurikuler: Pramuka dimasukkan materi LH Osis dimasukkan materi LH UKS dimasukkan materi LH Dll 3. Mata pelajaran wajib dan/atau Mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan Ketuntasan minimal belajar Adanya ketuntasan minimal belajar pada mata pelajaran wajib dan / atau muatan lokal yang terkait dengan pelestarian fungsi, mencegah terjadinya pencemaran, dan/atau kerusakan Dalam menyusun ketuntasan minimal belajar memperhatikan : UU Nomor 32 tahun 2009, khususnya pada Bab 1, pasal 1, butir nomor 6, 14, dan 17. nomor 20 tahun 2007, tentang standar penilaian nomor 41 tahun standar proses Pedoman penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan 2

menengah yang dikeluarkan oleh BSNP tahun 2006 B. STANDAR Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat program dalam upaya perlindungan dan Rencana kegiatan dan anggaran sekolah memuat upaya perlindungan dan, meliputi : Kesiswaan, kurikulum dan kegiatan, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, Tersedianya sarana dan prasarana, budaya dan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu Sekolah memiliki Perhatikan : anggaran untuk upaya perlindungan dan nomor 19 tahun 2007 perlindungan hidup sebesar 20 % dari tentang total anggaran sekolah. Standar Pengelolaan sekolah, bagian A nomor 4, bagian B nomor 4, 5, 6, 7, 9 dan 10 nomor 69 tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan Anggaran sekolah Perhatikan : dialokasikan secara Permen Diknas proporsional untuk nomor 19 tahun kegiatan : (1) kesiswaan, Standar (2) kurikulum dan Pengelolaan kegiatan, sekolah, bagian A (3) peningkatan nomor 4, bagian B kapasitas pendidik dan nomor 4, 5, 6, 7, 9 tenaga kependidikan, dan 10 (4) sarana dan prasarana, (5) budaya dan sekolah, (6) peran masyarakat dan kemitraan, (7) peningkatan dan pengembangan mutu. Misalnya ; sekolah memiliki anggaran Rp. 100 Jt, maka anggaran untuk upaya dan hidup sekolah sebesar 20% anggaran sekolah yaitu Rp. 20 Jt Contoh alokasi anggaran Rp. 20 Jt untuk kegiatan : 1. Kesiswaan (10%), Rp. 2.000. 000 2. Kurikulum dan kegiatan (10%), Rp. 2.000. 000 3. Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan (20%), Rp. 4.000.000 4. Sarana dan prasarana (20%), Rp. 4.000.000 5. Budaya dan sekolah (20), Rp. 4.000.000 6. peran masyarakat dan kemitraan (10%), Rp. 2.000. 000 7. Peningkatan dan pengembangan mutu 3

sekolah (10%), Rp. 2.000. 000 Besaran alokasi dana secara proporsional disesuaikan dengan kondisi sekolah 4

II. PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN STANDAR A. Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan hidup 1. Menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam (Pakem/ belajar aktif/ partisipatif); 70 % tenaga pendidik menerapkan metode yang melibatkan peserta didik secara aktif (demonstrasi, diskusi (FGD), simulasi (bermain peran), pengalaman lapangan, curah pendapat, debat, simposium, laboratorium (praktek langsung), penugasan, observasi, project percontohan, dll). Penerapan memperhatikan : no. 41/2007 tentang standar proses ) nomor 16 tahun Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, tabel 2 dan 3 Pedoman penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh BSNP tahun 2006 Sekolah memiliki jumlah keseluruhan 100 tenaga pendidik, maka diharapkan 70 tenaga pendidik atau lebih tersebut telah menggunakan metode. 5

2. Mengembangkan isu lokal dan atau isu global sebagai materi LH sesuai dengan jenjang pendidikan; 3. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian LH 70 % tenaga pendidik mengembangkan isu lokal (daerah) dan isu global yang terkait dengan PPLH 70 % tenaga pendidik mengembangkan indikator dan instrumen penilaian yang terkait dengan PPLH Isul lokal dan isu global memperhatikan : nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi, bab II nomor 2,3 dan 4 Pedoman penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh BSNP tahun 2006 Memperhatikan : UU Nomor 32 tahun 2009, tentang PPLH Permen diknas nomor 22 tahun 2006, Bab II mengenai kerangka dasar dan struktur kurikulum, dan Bab III beban belajar nomo 20 tahun Standar Penilaian nomo 23 tahun 2006 tentang Standar Kelulusan nomo 41 tahun Standar Proses nomor 16 tahun Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, tabel 2 dan 3 Pedoman Sekolah memiliki jumlah keseluruhan 100 tenaga pendidik, maka diharapkan 70 tenaga pendidik atau lebih tersebut telah memberikan LH kepada peserta didik terkait isu lokal (sampah) isu global (kebakaran hutan antar negara). Sekolah memiliki jumlah keseluruhan 100 tenaga pendidik, maka diharapkan 70 tenaga pendidik atau lebih tenaga tersebut memiliki indikator dan instrumen penilaian LH, yang ada pada silabus dan RPP 6

4. Menyusun rancangan yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam, maupun di luar kelas. 70 % tenaga pendidik menyusun rancangan (RPP) yang terkait dengan PPLH. penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh BSNP tahun 2006 Memperhatikan : UU Nomor 32 tahun 2009, tentang PPLH no. 41/2007 tentang standar proses nomor 16 tahun Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, tabel 2 dan 3 Sekolah memiliki jumlah keseluruhan 100 tenaga pendidik, maka diharapkan 70 tenaga pendidik atau lebih tenaga tersebut memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memberikan proses di dalam dan di luar kelas/. 7

5. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program LH Prosentase tenaga pendidik yang mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat yang terkait dengan PPLH. (SD sebesar 50%, SMP sebesar 40%, SMA/SMK sebesar 30%) Perhatikan : Permen Diknas nomor 19 tahun Standar Pengelolaan sekolah, bagian B nomor 10 Sekolah (SD) memiliki jumlah keseluruhan 100 tenaga pendidik, maka diharapkan 50 atau lebih tenaga pendidik memberikan LH kepada orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar sekolah Sekolah (SMP) memiliki jumlah keseluruhan 100 tenaga pendidik, maka diharapkan 40 atau lebih tenaga pendidik memberikan LH kepada orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar sekolah Sekolah (SMA/ SMK) memiliki jumlah keseluruhan 100 tenaga pendidik, maka diharapkan 30 atau lebih tenaga pendidik memberikan LH kepada orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar sekolah 6. Mengkomunikasikan hasil hasil inovasi LH. 7. Mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah LH, serta penerapannya dalam kehidupan seharihari. Hasil inovasi LH dikomunikasikan melalui : (1) majalah (2) dinding, (3) buletin sekolah, (4) pameran, (5) web site, (6) radio, (7) TV, (8) surat kabar, (9) jurnal, dll 70 % tenaga pendidik menguasai konsep dan mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam memecahkan masalah LH. Memperhatikan nomor 16 tahun Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, tabel 2 dan 3 Memperhatikan : nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, bab II tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum, bagian A nomor 2 dan 3 Sekolah (tenaga pendidik) menyampaikan LH (antara lain: sampah 3 R, pemanfaatan tanah dan lahan melalui toga, dll) melalui media komunikasi. Sekolah memiliki jumlah keseluruhan 100 tenaga pendidik, maka diharapkan 70 tenaga pendidik atau lebih telah memiliki pengetahuan dalam memecahkan masalah LH (isu lokal dan global) dalam kehidupan sehari hari 8

STANDAR B. Peserta didik melakukan kegiatan tentang perlindungan dan 1. Menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan pelestarian fungsi LH, mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan LH 2. Menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam kehidupan seharihari. 3. Mengkomunikasikan hasil LH dengan berbagai cara dan media. 50 % Peserta didik menghasilkan karya nyata yang terkait dengan PPLH antara lain : makalah, Puisi/ Sajak, Artikel, Lagu, hasil Penelitian, gambar, seni tari, produk daur ulang, dll 50 % peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah LH 50 % peserta didik mengkomunikasikan hasil LH melalui : majalah dinding, buletin sekolah, pameran, web site, radio, TV, surat kabar, jurnal, dll 50 % Peserta didik telah menerapkan pengetahuan dalam memecahkan masalah LH (sampah, air, wc/ tinja, dll) dalam kehidupan sehari hari Sekolah memiliki jumlah keseluruhan 1.000 peserta didik, maka diharapkan 500 peserta didik atau lebih menghasilkan karya nyata, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler misalnya LH peserta didik melakukan pemanfaatan limbah kayu menjadi jamur tirem 9

III. KEGIATAN LINGKUNGAN BERBASIS PARTISIPATIF 1. Memelihara dan merawat gedung dan sekolah oleh warga sekolah 2. Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah kaidah perlindungan dan LH (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas sekolah) 3. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan 4. Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan 80 % warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan sekolah, antara lain; piket kebersihan kelas, Jumat Bersih, lomba kebersihan kelas, kegiatan pemeliharaan taman oleh masing masing kelas, dll. 80 % warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah kaidah PPLH antara lain ; pemeliharaan taman, toga, rumah kaca (green house), hutan sekolah. pembibitan, kolam, sampah, dll 80 % kegiatan ekstrakurikuler (pramuka, Karya Ilmiah Remaja, dokter kecil, Palang Merah Remaja, Pecinta Alam, dll) yang dimanfaatkan untuk terkait dengan PPLH seperti : pengomposan, tanaman toga, biopori, daur ulang, pertanian organik, biogas, dll 5 klasifikasi kegiatan kreativitas dan inovasi dari warga sekolah dalam upaya PPLH, sebagai berikut : daur ulang sampah, pemanfaatan dan pengolahan air, karya ilmiah, karya seni, hemat energi, energi alternatif 10

5. Mengikuti kegiatan aksi yang dilakukan oleh pihak luar tenaga pendidik mengikuti 6 (enam) kegiatan aksi yang dilakukan oleh pihak luar peserta didik mengikuti 6 (enam) kegiatan aksi yang dilakukan oleh pihak luar STANDAR A. Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain). 1. Memanfaatkan nara sumber untuk meningkatkan 2. Mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah (orang tua, alumni, Media (pers), dunia usaha, pemerintah, LSM, Perguruan tinggi, sekolah lain) untuk meningkatkan upaya perlindungan dan di sekolah 3. Meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk dan upaya perlindungan 3 (tiga) mitra yang dimanfaatkan sebagai nara sumber untuk meningkatkan antara lain : orang tua, alumni, LSM, Media (pers), dunia usaha, Konsultan, instansi pemerintah daerah terkait, sekolah lain, dll 3 (tiga) mitra yang mendukung dalam bentuk materi untuk kegiatan yang terkait dengan PPLH seperti : pelatihan yang terkait PPLH, pengadaan sarana ramah, pembinaan dalam upaya PPLH, dll 3 (tiga) kemitraan yang difasilitasi oleh komite sekolah terkait dengan 11

dan. 4. Menjadi nara sumber dalam rangka 5. Memberi dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan LH dan upaya perlindungan dan 3 (tiga) kali menjadi nara sumber dalam rangka, Seperti : sekolah lain, seminar, pemerintah daerah, dll 3 (tiga) dukungan yang diberikan sekolah dalam upaya PPLH, seperti : bimbingan teknis pembuatan biopori, sampah, pertanian organik, bio gas, dll 12

IV. PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN STANDAR A. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah 1. Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan di sekolah Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana Permendiknas no 24 tahun 2007, seperti : air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah, komposter), tinja, air limbah/drainase, ruang terbuka hijau, kebisingan/getaran/ radiasi, dll 2. Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung di sekolah Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana pendukung, antara lain; pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air, hutan/taman/kebun sekolah, green house, toga, kolam ikan, biopori, sumur resapan, biogas, dll) STANDAR B. Peningkatan kualitas dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah 1. Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah Terpeliharanya 3 (tiga) sarana dan prasarana yang ramah sesuai fungsinya, seperti : Ruang memiliki pengaturan cahaya dan ventilasi udara secara alami. 13

2. Meningkatkan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah 3. Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien 4. Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah Pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh dan penghijauan Menggunakan paving block, rumput Tersedianya 4 (empat) unsur mekanisme dan pemeliharaan sarana meliputi : penanggung jawab, tata tertib, pelaksana (daftar piket), pengawas, dll terkait dalam kegiatan penyediaan dan pemakaian sarana fasilitas sanitasi sekolah. 20% efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK Kantin melakukan 3 (tiga) upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah, meliputi : Kantin tidak menjual makanan/minuman yang mengandung bahan pengawet/pengenyal, pewarna, perasa yang tidak sesuai dengan standar kesehatan. Kantin tidak menjual makanan yang tercemar/terkontamin asi, kadaluarsa. Kantin tidak menjual makanan yang dikemas tidak ramah, seperti : plastik, styrofoam, aluminium foil. Efisiensi pemanfaatan dapat dilihat dari menurunnya pengeluaran untuk listrik, air dan atk selama 1 tahun 14