Disampaikan pada acara: KONSULTASI REGIONAL KEMENTERIAN PU Kupang, 14 Maret 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN DAN PROGRAM KEMENTERIAN PU

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum wr. wb, dan Salam sejahtera bagi kita semua.

Jakarta, 10 Maret 2011

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

Sambutan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

R a p a t K O N R E G 2017 J a k a r t a, 9 J u n i TEMA : Memacu Investasi Dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan Dan Pemerataan

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

LAPORAN KETUA PANITIA PENYELENGGARA KONSULTASI REGIONAL KEMENTERIAN PU TAHUN 2012 WILAYAH BARAT

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya

Penyelesaian Infrastruktur Strategis Nasional Menjadi Fokus Anggaran Kementerian PUPR Tahun 2018

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Dalam Rangka Penyusunan RKP

PENAJAMAN RENCANA PROGRAM TA Ditjen. Pembiayaan Perumahan

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BAPPEDA Planning for a better Babel

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Latar Belakang

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014

Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2016

GUBERNUR SULAWESI BARAT

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KOTA TEBING TINGGI

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

Oleh Ir. Timbul Pudjianto, MPM Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri

RENJA K/L TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN PAGU INDIKATIF TA 2010 DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN BAPPENAS

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2014 DAN BASELINE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS

PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SULAWESI DALAM JUTA RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA BAHAN MASUKAN MENKO KESRA PADA SUMATERA UTARA

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

MUHIDIN M. SAID KOMISI V DPR RI

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

MENTERI DALAM NEGERI Jakarta 30 April 2013

Forum Perangkat Daerah dan Rakortek Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017 Palangkaraya, 20 Maret Pada Acara S U M A T E R A K A L I M A N T A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

I 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Transkripsi:

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN DAN PROGRAM KEMENTERIAN PU Disampaikan pada acara: KONSULTASI REGIONAL KEMENTERIAN PU Kupang, 14 Maret 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

KONSEP RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2013 1

TEMA PEMBANGUNAN TAHUN 2013 MEMANTAPKAN EKONOMI DOMESTIK YANG KUAT BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENGUATAN DAYA TAHAN EKONOMI NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Kata kunci untuk pilihan tema ini adalah: Daya Tahan Ekonomi (Resilience); Daya Saing; serta Peningkatan dan Perluasan Kesra. 2

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS 2013 1. Percepatan pembangunan infrastruktur : domestic connectivity 2. Meningkatnya pembangunan industri di berbagai koridor ekonomi 3. Membaiknya iklim investasi dan usaha (Ease of doing bussiness) 4. Penciptaan kesempatan kerja khususnya tenaga muda 5. Percepatan pengurangan kemiskinan: sinergi klaster 1-4 6. Perbaikan akses pelayanan dasar: tuntasnya rehab. Gedung SD/SMP 7. Ketahanan pangan : pencapaian surplus beras 10 juta ton 8. Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi 9. Persiapan Pemilu 2014 3

PERKUATAN RKP 2013 Perkuatan RKP diarahkan untuk lebih fokus dan konkret 1. Adanya arahan presiden untuk meningkatkan kualitas belanja K/L dan daerah yang dicirikan antara lain : - Alokasi pada prioritas yang lebih baik - Efisiensi belanaj K/L 2. Belanja K/L akan difokuskan pada isu/kegiatan strategis, termasuk flat policy untuk belanja rutin; 3. K/L melakukan koordinasi lebih awal dengan stakeholder terkait (Pemda dan Swasta) untuk pelaksanaan isu strategis (lokus, alokasi, kewenangan), termasuk kesiapan yang lebih baik dari K/L untuk program dan proyek. 4

Konsep Dasar Inisiatif Baru Kebijakan baru atau perubahan kebijakan berjalan yang menyebabkan adanya konsekuensi anggaran, baik pada anggaran baseline maupun anggaran ke depan. Inisiatif Baru dapat berupa : Penambahan Program (Fokus Prioritas)/ Outcome/ Kegiatan/Output baru, Penambahan Target, atau Percepatan Pencapaian Target. - Memberikan Fleksibilitas Pada Sistem Perencanaan dan Penganggaran - Menjaga Konsistensi Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional - Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas - Melakukan Efisiensi DEFINISI LANDASAN KONSEPTUAL INISIATIF BARU TUJUAN SYARAT PENGAJUAN INISIATIF BARU - Fleksibilitas dalam perencanaan dengan tetap menjaga akuntabilitas - Perencanaan berorientasi pada arah kebijakan - Penerapan prinsip tata kelola yang baik (transparansi dan akuntabilitas) - Berorientasi pencapaian kinerja Semua Inisiatif Baru harus sesuai dengan Arah Kebijakan & Prioritas Pembangunan Nasional yang ditetapkan Presiden (di awal tahun berjalan) 5

KEBIJAKAN INISIATIF BARU RKP 2013 Arahan kebijakan pemanfaatan Inisiatif Baru adalah untuk : - Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI); - Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; - Ketahanan Pangan dalam rangka surplus 10 juta ton beras; - Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI), daerah perbatasan dan tertinggal; - Kebijakan pencapaian prioritas pembangunan nasional lainnya. 6

Pagu Indikatif TA 2013 disusun berdasarkan Prakiraan Maju TA 2013 yang telah disusun pada APBN TA 2012. Formula penghitungan Pagu Indikatif TA 2013 dilakukan sebagai berikut : Prakiraan Maju TA 2013 (dari APBN TA 2012) Penyesuaian baseline Inisiatif Baru Pagu Indikatif TA 2013 Total Pagu Indikatif 2013 *) 62.563,05 8.033,75 18.895,93 89.492,73 *) Sumber: Surat Menteri PU 17/02/2012 ke Bappenas dan KemenKeu 7

RENCANA KERJA (RENJA) 2013 KEMENTERIAN PU 8

Arahan Penyusunan Rencana Jangka Menengah Bidang PU RTRWN RPJMN / RENSTRA PU RTRW PROV.KAB/KOTA SPW P/K RIS-PU RPJMD RPIJM-PU 9

Kebijakan dan Strategi Bidang PU & Permukiman dalam Pembangunan Nasional Aksesibilitas Barang/Penumpang Jalan dan Jembatan Irigasi dan Rawa PERTUMBUHAN EKONOMI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Ketahanan Pangan Investasi & Eksport Penanggulangan Kemiskinan, Peningkatan Kesempatan Kerja Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Kesenjangan Wilayah, Dukungan terhadap Kawasan Perbatasan Terpencil & Terisolir Green Construction Jalan Toll/Akses Kawasan Produksi, Industri & Pelabuhan Pengendalian Banjir PNPM Mandiri: P2KP PPIP RISE Pamsimas Sanimas Air Minum & Sanitasi Manajemen Persampahan Perbaikan Lingkungan Permukiman PSD PU untuk MBR KEBIJAKAN UMUM Pro Poor Pro Growth Pro Job Pro Green K E M A K M U R A N & K E S E J A H T E R A A N R A K Y A T PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN Pembangunan Berbasis Penataan Ruang Adaptasi terhadap Perubahan Iklim RTRWN, RTRW Pulau, RTRW Provinsi dan RTRW Kab/Kota Pengendalian Banjir 10

IKU Sasaran Strategis 1. Semakin digunakannya RTRW sebagai acuan dalam setiap perencanaan pembangunan nasional dan daerah. 2. Meningkatnya ketersediaan SDA dan meningkatnya luas serta kualitas layanan jaringan irigasi/rawa. 3. Semakin berkurangnya luas, frekuensi, dan lamanya genangan banjir. 4. Meningkatnya kondisi jalan nasional dan jalan daerah dengan untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. 5. Terpenuhinya SPM bidang infrastruktur PU, termasuk tercapainya target MDG s. 6. Meningkatnya kemampuan Pemda dan stakeholders jasa konstruksi serta meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai konstruksi/bangunan. 11

KRITERIA PERENCANAAN PROGRAM I. Pencapaian Sasaran Kinerja Kementerian PU: 1. Mengacu dan berbasis pada Rencana Tata Ruang; 2. Mendukung prioritas pembangunan nasional dan target RENSTRA PU; 3. Mendukung implementasi Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggungjawab, antara lain melalui Sinergi Program Pusat dan Daerah (DAK). II. Peningkatan Kualitas Program: 1. Mempertajam alokasi pada prioritas/isuisu strategis pada tiap prioritas pembangunan; 2. Mengacu pada kinerja, ketetapan, dan sinergi (baik antar sektor dan antar tingkat kewenangan); 3. Memenuhi standar kelayakan teknik, lingkungan, maupun ekonomi; 4. Menggunakan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) untuk merancang rencana pelaksanaan anggaran (procurement and disbursement plan) lebih awal. 5. Meningkatkan efisiensi pelayanan infrastruktur PU yang dibangun dan proses penyelenggaraannya. III. Penanganan Isu-isu Strategis: 1. Mendukung implementasi Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Program Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) termasuk Program Klaster-4; 2. Mendukung Program domestic conectivity, Ketahanan Pangan Nasional, dan Pengendalian Banjir; 3. Mendukung pencapaian Millenium Development Goals (MDG s) dan program responsif gender; 4. Mendukung pembinaan Jasa Konstruksi Indonesia yang handal. 12

PENYELENGGARAAN BIDANG PU Dilaksanakan Sendiri TUR di PUSAT BIN BANG WAS Satker Tetap Urusan Pemerintahan Bidang PU UrsPem Kewenangan Pemerintah TUR BIN BANG WAS Dekonsentrasi TUR BIN WAS Tugas Pembantuan BANG di DAERAH BIN BANG WAS APBN Dep. PU Satker Tetap S K P D Provinsi S K P D Provinsi/Kab/Kota UrsPem Kewenangan Provinsi APBD S K P D UrsPem Kewenangan Kab/Kota S K P D 13

Keterkaitan Pembangunan Infrastruktur PU dan Permukiman pada Kawasan Koridor Ekonomi KOMODITI UNGGULAN PUSAT EKONOMI NON-KORIDOR KONEKTIVIT TAS JALAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU KAWASAN KORIDOR PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR PEMERINTAH LAINNYA DEBOTTLENECKING REGULASI INFRASTRUKTUR OLEH SWASTA JALAN AIR BAKU& AIR BERSIH PENGENDALIAN BANJIR PENGELOLAAN AIR LIMBAH Pembangunan Kawasan Koridor Mengacu RTRW dan RTR Kawasan 14

PENINGKATAN DAN PERLUASAN PROGRAM-PROGRAM PRO-RAKYAT I. PROGRAM RUMAH SANGAT SEDERHANA; II. PROGRAM KENDARAAN ANGKUTAN UMUM; III. PROGRAM AIR BERSIH UNTUK RAKYAT; IV. PROGRAM LISTRIK MURAH DAN HEMAT; V. PROGRAM PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN; dan VI. PROGRAM PENINGKATAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PINGGIR PERKOTAAN 15

Program Pro-Rakyat yang Terkait Kementerian PU I. Program Rumah Murah dan Sangat Murah 1. Rumah Sangat Murah Untuk rakyat sangat miskin dan miskin, Harga Rp 5 juta sampai 10 juta Dana Bantuan Pemenrintah, BUMN dan CSR Swasta Bisa konsep rumah singgah sementara Jika sudah siap menuju rumah murah 2. Rumah Murah Untuk rakyat berpenghasilan rendah (termasuk petani penggarap, nelayan dan buruh kelas bawah) Harga Rp 20 juta sampai 25 juta Pemberian kredit sangat lunak Pemerintah bantu sebagian biaya pembelian III. Program Air Bersih untuk Rakyat Atasi krisis air di daerah tandus dan sulit air; Sasaran: Tidak ada lagi krisis air tahun 2025; Paduan Proyek PU dan PNPM 16

Program Pro-Rakyat yang Terkait Kementerian PU V. Program Peningkatan Kehidupan Nelayan Pembuatan rumah murah bagi nelayan; Membuat alternatif kegiatan/pekerjaan nelayan; Skema UMK dan KUR; Pembangunan SPBU solar dan Cold Storage; Angkutan umum murah; Fasilitas sekolah dan Puskesmas, termasuk perbankan. VI. Program Kehidupan Masyarakat Pinggir Kota: Pembangunan rumah sangat sederhana; UMK & Pekerjaan; Relokasi bila perlu; Fasilitas khusus sekolah dan Puskesmas 17

ARAHAN PRESIDEN (Direktif Bogor) Tiga (3) Program Prioritas: 1. Surplus Beras Dari Swasembada ke surplus beras, Dalam waktu 5-10 tahun ke depan 2. Lapangan Kerja Percepatan pengurangan pengangguran Pengurangan satu juta per tahun 3. Transportasi Jakarta Kemacetan teratasi sebelum tahun 2020 Perbaikan signifikan dirasakan sebelum 2014 18

1. Mengimplementasikan Pedoman Perencanaan; 2. Program/Kegiatan baru, direncanakan sejak n-3, penyiapan dan penyelesaian kesiapan proyek (readiness criteria) pada n-2, sehingga pada saat pengusulan kegiatan (n-1) semua sudah siap; 3. Mengurangi program/kegiatan yang kurang effektif mendukung prioritas nasional; 4. Menyusun besaran kegiatan (paket) yang proporsional dan selalu berorientasi pada effektifitas dan efisiensi; 5. Mengupayakan semaksimal mungkin kualitas pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan (tercapainya umur rencana), sehingga sasaran program dapat dicapai. 19

PRINSIP PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN 1. Merupakan tugas tanggung jawab Pemerintah (Pusat) 2. Memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan: pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan kerja, penurunan jumlah kemiskinan, mendukung ketahanan pangan, mendukung pembangunan berkelanjutan; 3. Penting dan mendesak dilaksanakan; 4. Realistis untuk dilaksanakan; 5. Dilaksanakan dengan menerapkan prinsip good governance (efisien, efektif, transparan, akuntabel, dan partisipatif); 6. Merupakan bagian dari RPJMN, Renstra, RKP PU, dan Hasil Konreg; 7. Memperhatikan hasil Kunjungan Kerja, Kunjungan Spesifik, Kunjungan Individual, Rapat Kerja, RDP dng Komisi V DPR-RI; 8. Alokasi PHLN yang akan diserap harus sudah merupakan bagian dari Komitmen Annual Work Plan dan dipastikan dapat diserap. 20

ALOKASI PER PROVINSI KEMENTERIAN PU TAHUN 2010-2012 (Dalam Miliar Rupiah) APBN TA. 2010 APBN-P TA. 2011 APBN TA. 2012 SELISIH No. Provinsi RPM PHLN TOTAL RPM PHLN TOTAL RPM PHLN TOTAL TOTAL TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2011-2010 12 = 8-5 13 2012-2011 = 11-8 KAWASAN TIMUR INDONESIA 7.604 1.517 9.121 14.838 1.747 16.585 17.666 1.166 18.831 7.464 2.247 1 SULAWESI UTARA 441 100 541 1.290 164 1.454 1.624 50 1.674 913 220 2 GORONTALO 317 34 351 511 60 571 720 34 754 220 183 3 SULAWESI TENGAH 524 75 598 749 101 850 1.030 31 1.061 252 211 4 SULAWESI SELATAN 950 537 1.487 1.505 519 2.024 1.589 523 2.111 537 87 5 SULAWESI BARAT 366 57 422 576 85 661 688 44 732 238 71 6 SULAWESI TENGGARA 276 92 368 665 116 781 874 82 956 413 175 7 BALI 523 296 819 1.554 294 1.848 1.524 109 1.633 1.029 (215) 8 NUSA TENGGARA BARAT 585 216 801 1.053 283 1.335 1.199 167 1.366 534 30 9 NUSA TENGGARA TIMUR 679 66 745 1.419 75 1.495 1.881 79 1.960 749 465 10 MALUKU 591 16 608 1.243 32 1.275 1.118 39 1.157 667 (118) 11 MALUKU UTARA 254 10 263 634 11 645 728 6 734 382 89 12 PAPUA 1.422 1 1.423 2.511 2 2.513 3.096 2 3.098 1.090 584 13 PAPUA BARAT 677 16 693 1.128 5 1.133 1.596 2 1.598 440 465 21

ALOKASI DAK BIDANG INFRASTRUKTUR (PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA) TA. 2010-2012. NO PROVINSI 2010 2011 2012 (Dalam Miliar Rupiah) SELISIH 2011-2010 2012-2011 1 Provinsi Sulawesi Utara 107 171 180 65 9 2 Provinsi Gorontalo 56 96 90 40 (6) 3 Provinsi Sulawesi Tengah 118 161 161 43 1 4 Provinsi Sulawesi Selatan 218 324 290 106 (34) 5 Provinsi Sulawesi Barat 47 81 86 34 5 6 Provinsi Sulawesi Tenggara 99 122 163 22 41 7 Provinsi Bali 59 84 119 26 34 8 Provinsi Nusa Tenggara Barat 96 137 157 41 20 9 Provinsi Nusa Tenggara Timur 194 280 303 86 23 10 Provinsi Maluku 101 130 113 29 (17) 11 Provinsi Maluku Utara 85 132 126 47 (6) 12 Provinsi Papua 442 539 510 96 (29) 13 Provinsi Papua Barat 121 162 157 41 (6) Total 1.745 2.419 2.453 675 34 22

Pada 2013 kita berpegang pada RPJMN dan Renstra. Ada 7 prioritas program sesuai arahan Presiden yang belum tertuang dalam RPJMN dan Renstra PU sehingga diperlukan new inisiatif ; di mana yang berhubungan langsung dengan Kementerian PU, antara lain: Koridor Ekonomi, percepatan dan perkuatan domestic connectivity; Ketahanan Pangan, dalam rangka peningkatan 7% produksi; Air Minum, dalam rangka pencapaian target MDG s; Pemenuhan kebutuhan perumahan untuk masyarakat miskin; Penanganan Pasca Bencana Alam ; Isu perbatasan ; Kegiatan Pendukung (Jakons, Litbang, RB, dll) Arahan tersebut memerlukan penyesuaian Renstra PU dan diusulkan melalui mekanisme new inisiatif 23

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG) Tahun ini Kementerian PU diberikan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Kategori Utama oleh Presiden Republik Indonesia, yang merupakan penghargaan tertinggi dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG). Namun demikian masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas PUG, antara lain sebagai berikut: 1) Masih perlu ditingkatkannya dan diperluasnya pemahaman mengenai konsep gender, PUG, PPRG, dan Anggaran Responsif Gender (ARG), dari tingkat pengambil kebijakan sampai pelaksana kegiatan. 2) Pelaksanaan PUG perlu dimulai dari analisis situasi yang dikaitkan dengan ketidaksetaraan gender, berupa tingkat keberpihakan terhadap kepentingan laki-laki maupun perempuan, anak-anak, dan termasuk orang dengan kebutuhan khusus. 3) ARG merupakan salah satu bukti keberpihakan kita dalam mengurangi ketidaksetaraan gender dan sebagai implementasi penganggaran berbasis kinerja. Penerapannya mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Penyusunan RKAK-KL. 4) Penentuan Kegiatan yang responsif gender harus dilakukan sedini mungkin dan diikuti dengan penyiapan dan pelaksanaan yang dilakukan dengan sebaik mungkin, agar benar-benar dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur PU dan Permukiman 24

TERIMA KASIH 25