BAB 3 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB II LANDASAN TEORI

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

BAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 2 Landasan Teori Perencanaan dan Pengendalian Produksi

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

Istilah yang harus dimengerti:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

BAB II LANDASAN TEORI. dari hal data, permasalahan, pekerjaan itu sendiri (Jogiyanto, 2005).

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

BAB II BAHAN RUJUKAN

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M.

Perencanaan Produksi SAP ERP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.2.2 Penjadwalan Flow Shop 8

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

TEKNIK Vol. V, No. 1 Januari 2011 Hal 1-12

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

2.1.1 PERANAN PENJAD WALAN DAN PENGARUHNYA

ABSTRAK Giffler dan Thompson

Production Planning and Control

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar,

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam

USULAN PENJADWALAN KENDARAANSHUTTLE PT. X DENGAN MODIFIKASI ALGORITMA N-JOBS M-MESIN PARALEL UNTUK MENGURANGI JUMLAH KENDARAAN *

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek.

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Tugas Akhir SCHEDULING PROSES CETAK PADA PT. PERCETAKAN UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU DEADLINE MAJALAH. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari

KEPENTINGAN STRATEGIS PENJADWALAN JANGKA PENDEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

OPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

PENJADWALAN FLOW SHOP N JOB M MESIN DENGAN METODE FIRST COME FIRST SERVED (FCFS), EARLIEST DUE DATE (EDD) DAN ALGORITMA HEURISTIK POUR

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha


BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Transkripsi:

BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Penjadwalan Penjadwalan adalah aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan dan di mana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus dilakukan pada sumber daya yang terbatas. Menurut Baker (1974) penjadwalan adalah proses untuk melakukan tugas dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia pada waktu yang telah ditetapkan. Menurut Stevenson (1999) penjadwalan adalah membangun penentuan waktu penggunaan dari peralatan, fasilitas dan aktivitas manusia dalam suatu organisasi. Menurut Pinedo (2002) penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang memegang peranan yang penting dalam manufaktur dan sistem produksi. Pada dasarnya penjadwalan mencakup pengurutan aktivitas, pengalokasian aktivitas pada fasilitas dan pemetaan aktivitas menurut urutan waktu. Tujuan penjadwalan adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya, mengurangi terjadinya penumpukan barang setengah jadi dalam lintasan produksi, mengurangi terjadinya keterlambatan, dan dapat membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik. 16

3.2. Istilah dan Parameter dalam Penjadwalan Notasi data dalam penjadwalan menurut Pinedo (2002): a. P ij = waktu proses job j di mesin i atau operasi b. R ij = waktu siap paling awal dari job j c. D j = due date job j d. W j = bobot prioritas dari job j Parameter yang digunakan untuk menggambarkan kinerja dari jadwal antara lain: a. Makespan Waktu antara saat mulai sampai saat operasi terakhir dari seluruh operasi yang ada. b. Completion Time Waktu antara saat mulai sampai saat selesai suatu job. c. Lateness Selisih antara completion time C i dengan due date. Jika nilai Lateness negatif disebut earliness sedangkan bila bernilai positif disebut Tardiness. d. Tardiness Selisih antara waktu selesai dengan due date untuk job yang terlambat. e. Earliness Selisih antara waktu selesai dengan due date untuk job selesai lebih awal. f. Number of tardy job Jumlah job yang terlambat. 3.3. Klasifikasi Penjadwalan Klasifikasi penjadwalan menurut Pinedo (2002) terbagi menjadi: 17

a. Penjadwalan mesin tunggal (single machine) b. Penjadwalan Paralel Penjadwalan paralel dibagi menjadi: 1. Penjadwalan N job pada mesin paralel identik (identical machines parallel) Prinsip dalam penjadwalan paralel identik adalah pengalokasian beban ke mesin yang lebih dahulu idle/kosong. 2. Penjadwalan N job pada mesin paralel non identik Paralel non-identik dimana setiap mesin mempunyai fungsi yang sama namun waktu proses berbeda. Flow time tidak bisa dievaluasi langsung dari waktu proses. Tidak selalu alternatif waktu terpendek dari setiap job akan menjadi keputusan alokasi pada mesin. 3. Penjadwalan N job pada mesin paralel unrelated Penjadwalan ini merupakan perluasan dari paralel non identik. Terdapat m mesin paralel, dimana mesin i untuk memproses job j maka kecepatan mesin adalah v ij. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk penjadwalan mesin paralel antara lain: a) Aturan LPT (Longest processing time) untuk tujuan meminimasi makespan. b) Aturan SPT (Shortest processing time), untuk tujuan meminimasi completion time. c) Aturan LRPT (Longest Remaining Processing Time) untuk tujuan meminimasi maksimum lateness. c. Penjadwalan Flow Shop dan Flexible Flow shop Pada penjadwalan flow shop terdapat m mesin serial 18

dimana masing-masing job harus diproses di setiap mesin. Semua job harus mengikuti rute yang sama. Setelah proses selesai di satu mesin maka akan dilanjutkan proses pada mesin selanjutnya. Pada umumnya diterapkan aturan First In First Out (FIFO) dimana setiap job harus mengantri untuk diproses. Flexible flow shop adalah perluasan dari flow shop dan mesin paralel. Pada kasus ini terdapat m mesin seri dengan c stage seri dengan sejumlah mesin identik untuk setiap stage. d. Penjadwalan Job Shop dan Flexible Job Shop Dalam penjadwalan job shop, terdapat m mesin dimana setiap job memiliki rute produksi yang harus diikuti. Job dapat diproses lebih dari satu kali pada mesin yang sama. Kondisi ini yang sering disebut dengan recirculation. Flexible job shop adalah perluasan dari job shop dan mesin paralel. Pada kasus ini terdapat m mesin seri dengan c stasiun kerja dengan sejumlah mesin identik untuk setiap stasiun kerja. e. Penjadwalan Open Shop Penjadwalan ini diterapkan untuk kasus m mesin dimana setiap job harus diproses lagi untuk setiap mesin. Akan tetapi waktu proses dapat bernilai nol. Tidak ada batasan urutan produksi untuk setiap job, setiap job memiliki urutan proses yang berbeda pula. Pendekatan penjadwalan menurut Ginting (2009) pada prinsipnya ada dua macam, yaitu: a. Penjadwalan secara forward Penjadwalan forward adalah penjadwalan operasi dari saat mulai, bergerak searah dengan pergerakan waktu 19

sampai seluruh operasi terjadwalkan. Penjadwalan ini digunakan bila yang ditentukan adalah saat mulai. Output dari penjadwalan adalah saat selesai. Keunggulan penjadwalan forward antara lain baik untuk antisipasi operasional tak terduga misalnya machine breakdown, penyisipan job, dll sehingga cocok untuk penjadwalan dinamik. Sedangkan kelemahannya adalah kurang baik untuk mengantisipasi due-date dan kurang cocok jika ongkos earliness tinggi. b. Penjadwalan secara backward Penjadwalan backward adalah penjadwalan operasi dari due-date, bergerak berlawanan arah dengan pergerakan waktu, sampai seluruh operasi terjadwalkan. Penjadwalan ini digunakan bila yang ditentukan adalah saat selesai. Output dari penjadwalan adalah saat mulai. Keunggulan penjadwalan backward antara lain baik cocok untuk mengantisipasi due-date dan tepat untuk meminimasi baik ongkos earliness maupun tardiness. Sedangkan kelemahannya adalah kurang cocok untuk antisipasi operasional tak terduga sehingga kurang cocok jika ongkos earliness tinggi. 3.4. Aturan Prioritas Macam-macam aturan prioritas atau penugasan manurut Baker (1974): a. SPT(Shortest processing time): memilih operasi dengan waktu proses terpendek. b. EDD( Earliest Due date): memilih operasi dengan due date terawal. 20

c. FCFS( First come First serve): memilih operasi yang siap lebih awal. d. MWKR( Most work remaining): memilih job dengan suksesor terbanyak. e. MNOPR(Most operation remaining): memilih operasi dari job dengan suksesor terbanyak. f. LWKR(Least work Remaining): memilih operasi dari job dengan suksesor paling sedikit. g. RANDOM : memilih operasi secara acak. 3.5. Gantt Chart Menurut Pinedo (2002) ada beberapa model/interface yang tersedia untuk mempermudah visualisasi dari hasil penjadwalan secara detail antara lain: a. Gantt chart b. Dispatch List c. Capacity Bucket d. Throughput Diagram Model yang paling sederhana dan paling banyak dipakai adalah gantt chart. Gantt Chart dipopulerkan penggunaannya oleh Henry Gantt pada tahun 1990an. Kegunaan dari gantt chart adalah mengatur dan menjelaskan penggunaan sumber daya secara aktual atau yang diharapkan dalam kerangka waktu. Pada umumnya gantt chart terdiri dari garis vertikal dengan sumbu y, dan garis horisontal dengan sumbu x. Menurut Stevenson (1999) ada 2 tipe jenis gantt chart yang biasa digunakan antara lain: a. Load chart Load chart menggambarkan penggunaan maupun waktu idle dari sekelompok mesin. Dalam load chart sumbu y 21

mewakili sumber daya tertentu seperti mesin, sedangkan sumbu x menunjukkan skala waktu. Load chart juga menunjukkan kapan job akan mulai hingga selesai dan juga menunjukkan perkiraan waktu idle untuk setiap mesin. b. Schedule chart Schedule chart dapat digunakan untuk memonitor perkembangan pengerjaan dari suatu job. Dalam schedule chart sumbu y mewakili job yang dikerjakan, sedangkan sumbu x menunjukkan skala waktu. 22