Aris Purwanto Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penanganan. Pasca Panen.

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

Penanganan Hasil Pertanian

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN SALAK

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

PENANGANAN PASCA PANEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANEN DAN PASCA PANEN

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

KATA PENGANTAR. Direktur, Dr. Ir. Ani Andayani, M.Agr. SOP Pascapanen Mawar

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

Good Agricultural Practices

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN DAERAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI,

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

REFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

PENANGANAN PASCAPANEN

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

IndoGAP. Hubungan antar sistem. (Pre--requisite Programmes) (GAP, GMP, GHP, SOP, etc.) Program Persyaratan (Pre

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

E.2. Perancangan standard operating procedures (SOP)...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

PASCA PANEN DAN STANDAR MUTU TANAMAN SAWI HIJAU

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

BAB III SARANA PRASARANA

I. PENDAHULUAN. pertaniannya langsung kepada pedagang pengecer dan konsumen. Di dalam

PEDOMAN PENDAFTARAN RUMAH PENGEMASAN (PACKING HOUSE REGISTRATION GUIDELINE)

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang 1. B. Perumusan Masalah.. 3. C. Batasan Penelitian 4. D. Tujuan. 4. E. Manfaat...

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura KATA PENGANTAR

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

PENGEPAKAN DAN TRANSPORTASI PRODUK PANENAN. Bambang B. Santoso

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN III.1. PENANGANAN PASCA PANEN BUAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

Ketentuan gudang komoditi pertanian

Bgn-2. Penanganan Mutu Produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan.

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

PEMBERDAYAAN UKM KRIPIK SINGKONG RASA GADUNG DI DESA PULE KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP dan GWP

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52A/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Aris Purwanto Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB

? APA YANG DIINGINKAN PEMBELI/KONSUMEN? A. Pemasok yang secara konsisten dapat mensuplai produk yang bermutu dan bebas dari Hama Penyakit B. Pemasok yang dapat menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan adalah dijamin aman dari kontaminasi Biologi, Kimia, Fisik yang berbahaya

Pangan yang aman dan bermutu Good Agricultural Practices (GAP Good handling Practices (GHP) Good Distributon Practices (GDP

HAMBATAN EKSPOR Hambatan Masih lemahnya sistem sortasi dan grading khususnya di tingkat petani dan pedagang pengumpul Penanganan Peningkatan pengetahuan SDM tentang sistem sortasi. Pendirian kawasan ekspor terpadu Pembangunan gudang sortasi Infrastruktur belum menjangkau ke sentra produksi sehingga produk yang dihasilkan tidak mencapai skala ekonomis Terbatasnya sarana transportasi yang dapat mempertahankan mutu produk dari produsen ke konsumen Masih panjangnya saluran tataniaga dari tingkat petani ke tingkat konsumen Masih rendahnya pemahaman tentang Good Manufacturing Practices (GMP) seperti penggunaan packaging dan labeling Pembangunan pusat distribusi/distribution point (terminal produk ekspor) Penyediaan bahan panduan sistem transportasi yang baik Bantuan peralatan sarana transportasi (cool box transportation) Memperkuat kelembagaan kemitraan, koperasi dan pengembangan pemanfaatan resi gudang Desiminasi informasi tentang GMP, penyediaan akses langsung internet dan bantuan design product creative 4

Rantai Distribusi Kebun Buah/sayuran Truck ke Gudang Membawa hasil panen Gudang Penyimpanan Stuffing Container Pelabuhan Muat Kapal container Pelabuhan TUjuan Truck ke Gudang Pembeli Gudang Pembeli 5

Packing house Suatu bangunan tempat menangani kegiatanpenanganan pasca panen hasil hortikultura sejak dipanen sampai pengemasan dan siap didistribusikan ke pasar tujuan

Persyaratan packing house 1. Memiliki bangunan permanen/semi permanen 2. Memiliki peralatan yang memadai 3. Memiliki sumberdaya manusia yang kompeten di bidangnya 4. Memiliki daftar pemasok yang mempunyai register kebun dari Direktorat Jenderal teknis terkait 5. Memiliki dokumen prosedur dan rekaman penanganan produk pangan segar hasil pertanian yang baik (Good Handling Practices/GHP) 6. Memiliki dokumen prosedur dan rekaman penanganan sanitasi rumah pengemasan yang baik (Sanitation Standard Operation Procedure/SSOP)

Petani pemasok Packing house Distribusi/transportasi Pasar (domestik/ekspor)

Packing house hortikultura (Rumah Pengemasan) Bangunan sarana penanganan pasca panen sayuran Fasilitas penanganan pasca panen mulai dari penerimaan sampai produk sayuran siap didistribusikan ke konsumen/pasar Tujuan Utama Pengelolaan Rumah Pengemasan: Menghasilkan Pengelolaan Produk dan Pengolahan Terbaik

Persyaratan teknis packing house meliputi 1. Lokasi 2. Bangunan 3. Fasilitas 4. Sanitasi 5. Alat produksi 6. Bahan perlakuan

1. LOKASI a) Dekat dengan jalan yang mudah diakses b) Dekat dengan lahan pertanian atau sumber pasokan c) Dekat dengan pemukiman penduduk d) Lahan cukup untuk menampung perluasan e) Lahan bebas cemaran

2. BANGUNAN A. Umum Kuat, aman dan mudah dibersihkan Luas sesuai dengan kapasitas produksi Kondisi sekeliling bersih Bangunan dirancang untuk mencegah masuknya binatang, hama, serangga

Tabel 1. Kebutuhan luasan packing house dan parkir (Ditjen PPHP 2009) No Sumber Kapasitas (m2) Type A 50 ton/hari Type B 25 ton/hari Type C 12,5 ton/hari 1 Luasan bongkar muat 150 75 ** 2 Luasan ruang pencucian, sortasi dan pengemasan 3 Luasan orang bekerja dan lalu lintas barang 500 250 120 250 125 ** 4 Luasan keseluruhan 900 450 120 5 Ukuran cold storage Vol: 250 m3 Daya 20 kw Lantai 100 m2 6 Luasan lalu lintas barang dari packing house ke colld storage Vol: 124 m3 Daya 10 kw Lantai 50 m2 Tidak ada 100 50 Tidak ada 7 Luasan parkir 2000 1000 **

B. Tata Ruang Bangunan terdiri dari ruangan penanganan dan ruangan pelengkap yang letaknya terpisah Susunan bagian ruangan penanganan diatur sesuai dengan urutan proses penanganan sehingga tidak menimbulkan kontaminasi silang

C. Lantai Bahan tidak licin, kuat dan tidak mudah retak Permukaan lantai yang menggunakan air harus memiliki kemiringan yang cukup D. Dinding, langit-langit, atap Kedap air, tidak mudah mengelupas Atap terbuat dari bahan yang tidak mudah bocor

E. Pintu, jendela, ventilasi Terbuat dari bahan yangmudah dibersihkan Jumlah ventilasi, jendela, pintu cukup F. Penerangan Ruangan cukup terang G. Sumber energi Sumber energi dari jaringan PLN atau generator listrik tersedia

H. Layout Alur produk Buruk Buruk Baik Sangat Sangat baik baik

Tempat Pengemasan dengan Tangan J. Thompson et al. 2002. Postharvest Technology Horticultural Crops, UC Publ. 3311. Fig 8.10

PENANGANAN PASCAPANEN HORTIKULTURA DALAM PACKING HOUSE Penanganan Pasca Panen Sayuran dan Buah-buahan dalam rumah pengemasan di Jepang Sistim Pembongkaran Sortasi Pencucian Dan Pengeringan Grading Pengemasan Otomatis Ban Berjalan Manual Otomatis Otomatis Elektro Mekanis Penanganan Pasca Panen Sayuran dan Buah-buahan dalam rumah pengemasan di Indonesia Otomatis Pembongkaran Meja Sortasi Pencucian Dan Pengeringan Grading Pengemasan Manual Manual Manual air bersih Pengeringan dengan kipas Manual Mekanis Manual

Pengemasan di tempat terbuka vs beratap Tempat terbuka Petik Kemas Transport dingin/simpan Kerusakan berkurang, lebih cepat dingin, tapi memerlukan Kordinasi yg baik, agak sulit utk menjaga kualitas Tempat beratap Petik Transport dingin/simpan Kemas dingin/simpan Warna/keseragaman ukuran dlm 1 box lebih baik Lebih konsisten dalam membuang produk cacat Keseragaman dalam palet yang lebih baik Rusak lebih banyak? Penundaan lebih lama?

3. FASILITAS SANITASI Tersedia sarana air bersih Tersedia sarana pencuci tangan Tersedia sarana penanganan sampah

Kebersihan sangat penting pada tahap apapun Produk seringkali dipegang/disentuh

Aturan dasar untuk Fasilitas rumah pengemasan o 1 untuk setiap 20 pekerja o Fasilitas terpisah bila > 20 pekerja o kapasitas pengumpulan > 40 gal o Cuci tangan di luar o tissu/handuk sekali pakai o Menjaga kemungkinan kontaminasi a a

4. ALAT PRODUKSI Alat dan perlengkapan mudah dibersihkan Peralatan yang berhubungan dengan produk tidak boleh berkarat Timbangan harus dikalibrasi

Peralatan yang digunakan dalam penanganan produk: Meja Bak pencuci Kereta dorong Kontainer plastik Timbangan meja Alat pengemasan Pisau, gunting Alat sortasi Alat pengkelasan Cold storage Tempat penyimpanan bahan kimia Truk berpendingin

E. BAHAN PERLAKUAN Tidak boleh yang berbahaya terhadap kesehatan manusia Harus dilakukan pemeriksaan Penggunaan bahan kimia seminimal mungkin

B. Proses Penanganan Pelaksanaan proses penanganan harus mempunyai rangkaian tahapan proses penanganan Dilakukan sesuai persyaratan

A. Penerimaan Produk Pembongkaran produk harus terlindung dari sinar matahari Produk yang masuk packing house harus ditimbang dan dicatat Produk ditempatkan wadah dengan mempertimbangkan sifat dan karakteristik produk

Tahapan proses penanganan 1. Sortasi Selama proses sortasi harus dihindarkan dari benturan dan gesekan Produk yang sudah disortasi ditempatkan dalam wadah yang berbeda 2. Trimming Pada produk tertentu perlu dilakukan proses trimming untuk membnuang bagian produk yang tidak diinginkan seperti memotong tangkai bua/bunga, membuang akar atau membuang titik tumbuh

3. Pembersihan/pencucian Menggunakan air yang bersih Pencucian buah/umbi dan rimpang dilakukanbersamaan dengan penyikatan dengan sikat yanghalus Untuk produk tertentu hanya dilakukan pengelapan 4. Penirisan Dengan cara menghembuskan angin

5. Pengeringan Misalnya bawang merah, produk biofarmaka 6. Grading Dilakukan hati-hati untuk menghindari gesekan Mengikuti standar mutu yang berlaku dengan parameter tertentu (sesuai dengan permintaan pasar) Produk yang telah di graidng ditempatkan wadah yang berbeda

Grading dan Pengemasan dengan mesin dan manual J. Thompson et al. 2002. Postharvest Technology Horticultural Crops, UC Publ. 3311. Fig 8.5

7. Pelilinan Dilakukan untuk memperpanjang masa simpan Bahan pelilinan harus aman untuk dikonsumsi (food grade) 8. Pelayuan Pelayuan biasanya dilakukan untuk produk umbi seperti bawang merah

9. Pencelupan Pencelupan dilakukan untuk produk tertentu untukmencegah bakteri 10. Pemeraman Pemeraman dilakukan untuk produk klimakterik

C. Pengemasan/Pelabelan Persyaratan pasar Pelabelan yang sesuai dengan informasi Isi

D. Produk akhir E. Penyimpanan Sarana untuk menyimpan produk sebelum produk didistribusikan keluar F. Pengendalian hama penyakit G. Kesehatan dan keselamatan kerja H. Pengangkutan dan distribusi

I. Pengawasan dan Pembinaan Meningkatnya persyaratan negara pengimpor terhadap pemenuhan kegiatan rumah pengemasan Produk yang dari rumah pengemasan teregister (memenuhi aspek dalam GAP) Pengawasan terhadap rumah pengemasan melalui mekanisme Penilaian rumah pengemasan didasarkan pada standar regional CAC/RCP1-1969 - Rev 4-2003: Recommended International Code Of Practice General Principles Of Food Hygiene.

Gapoktan Koperasi Manajer Bagian Keuangan Bagian Jasa, penanganan dan pemutuan Bagian Jasa pengadaan dan pemasaran Bagian Perlengkapan