BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan perusahaan kecil. Pengaruh dari banyak berdirinya perusahaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Berhasil atau tidaknya suatu perencanaan dalam perusahaan membutuhkan fungsi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan didefinisikan oleh Bambang Hariadi (2002:h.558) sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah membawa perubahan mendasar baik dalam hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya (Studi Kasus pada CV. Rumah Boneka)

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang baik maka penjualan dan laba akan meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007).

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui sejak dikenalkan dan digunakannya peralatan komputer dalam

2 kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivtas agar mengetahui

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan perlu untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

biaya produksi yang terjadi. Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga memberikan pengaruh langsung terhadap harga pokok produksi yang akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang tidak dapat dielakan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

IMAS SITI NURHASANAH, 2015 PENGARUH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. di Tasikmalaya dan Bandung ini tentunya tidak dapat dipisahkan dari. keberadaan sarana dan prasana yang mendukungnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang cukup signifikan, hal ini ditandai dengan ditemuinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

STRUKTUR ORGANISASI Perusahaan Batik Hadiprijanto. Sumber : Perusahaan Batik Hadiprijanto. Lampiran 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan

1. Kuesioner variabel independent

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam perusahaan, dimana perusahaan harus mampu menjaga dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Informasi dihasilkan dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori Agensi pertama kali dipopulerkan oleh Jensen, Meckling pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK Dian Oktafiani Anwar, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya (Studi Kasus Pada PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama guna mencapai tujuan. pada keeksistensian perusahaan itu sendiri (Suandi:2001).

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam berbagai organisasi, lembaga, instansi atau perusahaan, memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu organisasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu sistem yang dikenal dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Menurut Hansen dan Mowen (2000;63) definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah: Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Sistem akuntansi pertanggungjawaban akan berjalan dengan baik jika pada pusat pertanggungjawaban terdapat pemisahan biaya. Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Biaya terkendali menurut Mulyadi (2001;166) adalah biaya yang dapat secara signifikan dipengaruhi seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain biaya yang terkendali adalah biaya yang secara langsung dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban. Sebaliknya biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak secara langsung dipengaruhi oleh manajer suatu pusat pertanggungjawaban dalam jangka waktu tertentu. Pemisahan biaya menjadi terkendali dan tidak terkendali bagi pusat pertanggungjawaban adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab ganda terhadap biaya tertentu dan agar setiap manajer pusat pertanggungjawaban dapat mengetahui dengan jelas batas-batas tanggung jawabnya. Sebab jika tidak 1

demikian menurut Bambang Hariadi, akan menimbulkan situasi yang mendorong orang-orang dalam organisasi untuk saling melemparkan kesalahan. Pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali pada pusat pertanggungjawaban memberikan motivasi tersendiri bagi manajernya. Manajer pusat pertanggungjawaban lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasinya dan melakukan perbaikan pada pusat pertanggungjawaban karena manajer tersebut yang mengawasi dan mengendalikan kegiatan sehari-hari pusat pertanggungjawabannya secara dekat. Dari uraian diatas, pengukuran diperlukan untuk mengukur kinerja pusat pertanggungjawaban biaya, sesuai topik yang penulis teliti adalah berdasarkan terkendali dan tidak terkendalinya biaya yang ada pada pusat pertanggungjawaban biaya. Penulis memilih mengukur kinerja pusat biaya karena pusat ini mempunyai tanggungjawab dan otoritas atas biaya yang dapat diidentifikasi dengan cepat pada sebagian perusahaaan. Keuntungan utama pengukuran kinerja berdasarkan terkendali dan tidak terkendalinya biaya terhadap perbedaan biaya yang terjadi antara anggaran dengan pelaksanaan sesungguhnya pada pusat biaya yaitu adalah dapat mengidentifikasi dan memberi penghargaan terhadap kinerja, dapat memotivasi setiap manajer dan bawahannya yang berada dalam pusat pertanggungjawaban biaya untuk mencapai sasaran organisasi sehingga membuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan. Keuntungan lainnya adalah agar tidak terjadinya tanggung jawab ganda terhadap biaya tertentu, pimpinan mengetahui hal-hal yang 2

dapat mereka kendalikan yang telah tercantum dalam anggaran jika sewaktuwaktu di minta bertanggung jawab. Dalam penelitian skripsi ini, objek penelitian adalah organisasi pelayanan jasa, dalam hal ini adalah Rumah Sakit Bayukarta. Rumah Sakit Bayukarta terdiri dari beberapa pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi. Masing-masing pusat pertanggungjawaban melaporkan kegiatan yang dilakukan dan laporan kinerja keuangan. Penilaian kinerja pusat pertanggungjawaban biaya diukur berdasarkan pada hasil laporan keuangannya. Jika realisasi biaya lebih besar dari anggaran yang ditetapkan maka kinerjanya kurang memuaskan, sebaliknya jika realisasinya lebih kecil daripada anggaran maka kinerjanya memuaskan. Selisih dicari atas dasar kesimpulan dari manajer dari berbagai faktor yang mempengaruhi hasil selisih tesebut. Bukan atas dasar pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali. Menurut Bambang Hariadi (2002;320), selisih antara realisasi dengan anggaran yang tercantum dalam laporan pertanggungjawaban bukanlah akhir atau tujuan itu sendiri jika pimpinan perusahaan hendak melaksanakan proses pengendalian yang efektif. Selisih tersebut sebaiknya perlu dicari penyebabnya, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, dan berdasarkan terkendali atau tidaknya biaya. Oleh karena itu, penulis melakukan penilaian kinerja pusat pertanggungjawaban biaya Rumah Sakit Bayukarta berdasarkan pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali dalam membantu manajer pusat pertanggungjawaban biaya untuk mencari penyebab selisih tersebut. Pada 3

prinsipnya seorang manajer hanya diminta bertanggungjawab atas hal-hal yang dapat mereka kendalikan. 1.2 Identifikasi Masalah Pemisahan biaya menjadi terkendali dan tidak terkendali bagi pusat pertanggungjawaban adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab ganda terhadap biaya tertentu dan agar setiap manajer pusat pertanggungjawaban dapat mengetahui dengan jelas batas-batas tanggung jawabnya. Rumah sakit mengukur kinerja manajer divisinya berdasarkan hasil selisih dari realisasi biaya dengan anggaran yang ditetapkan. Selisih dicari atas dasar kesimpulan dari manajer dari berbagai faktor yang mempengaruhi hasil selisih tersebut. Oleh karena itu, menurut penulis adalah penting melakukan penilaian kinerja pusat pertanggungjawaban biaya Rumah Sakit Bayukarta berdasarkan pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali dalam membantu manajer pusat pertanggungjawaban untuk mencari penyebab selisih tersebut. Pada prinsipnya seorang manajer hanya diminta bertanggungjawab atas hal-hal yang dapat mereka kendalikan. Dari uraian pada latar belakang penelitian, maka penulis dapat mengidentifikasian beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses penetapan akuntansi pertanggungjawaban pada Rumah Sakit Bayukarta? 4

2. Bagaimanakah mengukur kinerja pusat pertanggungjawaban biaya berdasarkan pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan masukan pada rumah sakit dalam hal mengukur kinerja pusat pertanggungjawaban berdasarkan pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali. Dalam hal ini, pada prinsipnya seorang manajer hanya diminta bertanggung jawab atas hal-hal yang dapat mereka kendalikan. Tujuan penulis mengadakan pengukuran dari penelitian ini ialah: 1. Untuk mengetahui proses penetapan akuntansi pertanggungjawaban pada Rumah Sakit Bayukarta. 2. Untuk mengetahui pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban biaya berdasarkan pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan menggunakan penelitian ini, penulis mengharapkan agar hasil penelitian dapat berguna: 1. Bagi pihak Rumah Sakit, penelitian akan sangat berguna untuk mengetahui pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban biaya dengan berdasarkan terkendali atau tidak terkendalinya biaya. 5

2. Bagi pihak Rumah Sakit, dengan diukurnya kinerja pusat pertanggungjawaban diharapkan kinerja pusat tersebut semakin meningkat. 3. Bagi para peneliti berikutnya, tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan koreksi dan penyempurnaan terhadap hasil penelitian ini. 4. Bagi penulis, dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai perkembangan ilmu pengetahuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban berdasarkan pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali. 5. Bagi penulis, hasil penelitian akan sangat bermanfaat untuk diterapkan di tempat pekerjaan di masa yang akan datang. 6

1.5 Rerangka Pemikiran Akuntansi Pertanggungjawab Pusat pertanggungjawaban biaya Sistem yang penting sebagai pengukur prestasi Pusat Pertanggungjawaban Pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali Diukur Kinerjanya Selisih menguntungkan Anggaran vs Realisasi ( Selisih ) Selisih merugikan Lebih memotivasi manajer untuk melakukan perbaikan Lebih memotivasi manajer untuk meningkatkan prestasinya Identifikasi selisih Biaya yang terkendali yang menjadi tanggungjawab Berdasarkan biaya yang dapat dikendalikan oleh pusat biaya Dilaporkan pada Laporan Pertanggungjawaban Gambar I-1 Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang dikaitkan dengan berbagai pusat pengambilan keputusan dalam struktur organisasi untuk memudahkan pengendalian biaya dan pendapatan yang menjadi tanggung jawab pusat-pusat pertanggungjawaban. 7

Menurut Hansen dan Mowen (2000;63) definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah: Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengukur prestasi pusat pertanggungjawaban dengan membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan anggaran. Langkah pertama dalam mengimplementasikan akuntansi pertanggungjawaban adalah menetapkan pusat pertanggungjawaban. Penetapan pusat-pusat pertanggungjawaban dan tolok ukur kinerjanya ditentukan oleh daerah atau aktivitas pertanggungjawaban yang dapat dikendalikan oleh manajernya. Definisi pusat pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2001;422) adalah: Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Menurut Supriyono (2001;14) definisi pusat pertanggungjawaban adalah: Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas unitnya. Sedangkan Hansen dan Mowen (2000;62) adalah sebagai berikut: Pusat pertanggungjawaban adalah suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap pengaturan-pengaturan kegiatan-kegiatan tertentu. Sistem akuntansi pertanggungjawaban akan berjalan dengan baik jika pada pusat pertanggungjawaban terdapat pemisahan biaya. Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Pemisahan biaya bagi pusat pertanggungjawaban adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab 8

ganda terhadap biaya tertentu dan agar setiap manajer pusat pertanggungjawaban dapat mengetahui dengan jelas batas-batas tanggung jawabnya. Pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali mampu mendorong setiap pelaku organisasi untuk bekerja dengan benar dan bertanggung jawab dan bila terjadi penyimpangan biaya atau penghasilan selalu dapat ditentukan siapa yang bertanggung jawab dan dapat ditelusuri penyebabnya. Sistem ini juga sekaligus dapat digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban dan untuk penyusunan anggaran. Setelah pemisahan biaya, menurut Bambang Hariadi (2002;318) dalam penilaian kinerja, biaya yang dikeluarkan sesungguhnya kemudian dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi penyimpangan biaya sesungguhnya dari anggaran yang telah ditetapkan diumpanbalikkan dalam laporan kinerja kepada manajer yang bertanggung jawab untuk menunjukkan efisiensi dan efektifitas kinerjanya. Menurut Mulyadi (2001;420) penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan dalam standar. Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan perlu dianalisis untuk menentukan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, dan dapat direncanakan tindakan untuk mengatasinya. Selisih tersebut dapat menguntungkan atau merugikan, oleh karena itu diperlukan perhatian dari manajer. Pada prinsipnya seorang manajer hanya diminta bertanggung jawab atas hal-hal yang dapat mereka kendalikan seperti yang dicantumkan dalam anggaran. 9

Baik penyimpangan yang merugikan maupun yang menguntungkan memerlukan perhatian, analisis, dan penafsiran dari manajemen. Penyimpangan yang merugikan memberikan tanda bahaya dan memerlukan lebih lanjut untuk menemukan penyebabnya yang cepat. Penyimpangan yang menguntungkan juga memerlukan perhatian yang sama dari manajemen karena mengandung informasi yang banyak manfaatnya. Dari uraian di atas, maka penulis akan melakukan analisis terhadap penyimpangan yang merugikan maupun yang menguntungkan terhadap perbedaan biaya yang terjadi antara anggaran dengan pelaksanaan sesungguhnya. Hal tersebut bisa diarahkan kepada (1) penyebab terjadinya perbedaan tersebut dan (2) pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali pada pusat pertanggungjawaban Keuntungan menganalisis penyimpangan berdasarkan terkendali dan tidak terkendalinya biaya tersebut adalah dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memberikan penghargaan terhadap kinerja dan untuk menunjukkan realistik tidaknya sasaran yang ditetapkan. Keuntungan lain adalah pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali adalah sangat penting agar tidak terjadinya tanggung jawab ganda terhadap biaya tertentu, pimpinan mengetahui hal-hal yang dapat mereka kendalikan yang telah tercantum dalam anggaran jika sewaktuwaktu di minta bertanggung jawab. Berdasarkan pemikiran diatas penulis berniat melakukan pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban biaya dengan berdasarkan terkendali atau tidak terkendalinya biaya yang ada pada laporan pertanggungjawaban. 10

1.6 Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif analitik yaitu mengadakan penelitian terhadap suatu keadaan tertentu dengan maksud mengolah data untuk disusun, diolah, dianalisis sehingga menjadi suatu informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun teknik pengumpulan data ini digunakan dengan metode penelitian kepustakaan atau studi literatur (library research) dan penelitian lapangan (field research) 1.6.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi literature (Library research) Melakukan penelitian dengan membaca dan mempelajari buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam hal ini mengenai pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban biaya dengan berdasarkan terkendali atau tidak terkendalinya biaya yang ada pada laporan pertanggungjawaban. 2. Studi lapangan (Field Research) Mengadakan penelitian lapangan meliputi peninjauan langsung kepada objek penelitian dan mengadakan wawancara dengan pihak terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data primer. Field research dilakukan dengan cara: 11

wawancara Adalah percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden. Dengan melakukan tanya jawab dengan karyawan bagian keuangan yang bertugas membuat pelaporan keuangan. 1.6.2. Jenis Data 1. Data primer yaitu data yang berasal dari penelitian langsung pada perusahaan. 2. Data sekunder yaitu data yang berasal dari buku literature serta sumber data lainnya dalam perpustakaan yang diperlukan sehubungan dengan masalah skripsi. 1.7 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan pada organisasi pelayanan kesehatan, yaitu Rumah Sakit Bayukarta Karawang yang berlokasi di Jl. Kertabumi No.44 Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada periode satu tahun dengan waktu penelitian satu bulan. 12