Implementasi PCM-Companding dan Run Length Encoding Menggunakan FPGA Untuk Perekaman Sinyal Suara Pada Modul DRAM

dokumen-dokumen yang mirip
Visualisasi PCM 8 Bit Menggunakan Pemrograman JAVA

PERANCANGAN UPGRADEABLE DIGITAL ANSWERING MACHINE BERBASIS TEKNOLOGI FPGA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan perangkat keras yang nantinya akan digunakan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang telah diran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Xilinx Foundation Series

BAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

Sinyal dan Sistem Digital. Tutun Juhana KK Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

FPGA Field Programmable Gate Array

MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk

2.4 Sistem Penghapus Derau (Noise Canceling) Algoritma Recursive Least Square (RLS) Field Programmable Gate Array (FPGA) 16

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array

PERANCANGAN DEBLOCKING FILTER UNTUK APLIKASI KOMPRESI VIDEO MENGGUNAKAN STANDAR MPEG4/H.264

IMPLEMENTASI SISTEM DADU ELEKTRONIK DENGAN

Pengenalan & Konsep Dasar FPGA. Veronica Ernita Kristianti

ROBO-STORE

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Penyandian Saluran HDB3 Berbasis FPGA

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA

Design Capture dalam Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

ASIC Application Spesific Integrated Circuit

MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED

MULTIMEDIA system. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series

ARSITEKTUR FPGA. Veronica Ernita K.

Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROTOTIPE KOMPRESI LOSSLESS AUDIO CODEC MENGGUNAKAN ENTROPY ENCODING

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN VERIFIKASI PADA FPGA

Rijal Fadilah. Transmisi Data

ANALISA TINGKAT INTELIGIBILITAS SUARA PADA LAYANAN INTERACTIVE VOICE RESPONSE DENGAN PEREKAMAN BERBASIS METODE COMPANDING PCM DAN ADPCM

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Sistem Komputer. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004

MODUL TRAINING PRAKTIKUM MENGGUNAKAN FPGA

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODULASI DELTA ADAPTIF

Bab 3 PLC s Hardware

Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND)

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

Implementasi Prototipe Sistem Kontrol Elevator Berbasis FPGA Menggunakan VHDL

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

PERANCANGAN DAN SIMULASI ALAT PENGHITUNG JUMLAH DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN ISE WEBPACK 13.1

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan teknologi digital, maka perangkat tersebut memiliki sebuah integrated

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PERCOBAAN I. ENCODER DAN DECODER PCM (Pulse Code Modulation)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Jaringan Komputer Data Encoding Data Enc

Identifikasi Gain dan Bandwidth Audio Amplifier Menggunakan MCS-51

Aplikasi FPGA dalam Pengontrolan Ruangan

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain

Komunikasi Data. Bab 5. Data Encoding. Bab 5. Data Encoding 1/46

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

TRANSKODING PULSE CODE MODULATION 64 KB/S DAN LOW DELAY CODE EXCITED LINEAR PREDICTION 16 KB/S

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

Pertemuan ke 5 BAB IV Sintesis Rangkaian Sekuensial (2) Deskripsi Manfaat Relevansi Learning Outcome Materi I. Rangkaian Memori Terbatas RAM dinamik

DT-51 Application Note

ABSTRACT. Nowadays, speech coding technology that encode speech with a minimum

PERANCANGAN SIMULATOR MODULASI DAN DEMODULASI 16-QAM DAN 64QAM MENGGUNAKAN LABVIEW

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

Beberapa istilah dalam ADC

INTERFACE LCD DENGAN MENGGUNAKAN FPGA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BERBASIS PC

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCACAH RADIASI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

Dasar Sinyal S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

IT233-Organisasi dan Arsitektur Komputer Pertemuan 4

Transkripsi:

Implementasi PCM-Companding dan Run Length Encoding Menggunakan FPGA Untuk Perekaman Sinyal Suara Indar Sugiarto 1, Siti Halimah Baki 2 1 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra 2 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak Teknik reduksi data dikembangkan untuk membantu membangun sebuah sistem yang kompleks dimana sistem tersebut menghasilkan atau membutuhkan data dalam jumlah yang besar. Seringkali jumlah data yang besar ini melebihi kapasitas memori yang dimiliki oleh sistem tersebut. Sehingga diperlukan suatu metode untuk mengurangi jumlah data tersebut tanpa menghilangkan informasi asli yang terkandung dalam data tersebut. Dengan demikian, rekonstruksi ulang dari data yang telah direduksi tersebut akan menghasilkan informasi yang mendekati sama dengan aslinya. Selain itu, metode yang dipakai juga harus bisa berjalan pada mode real-time. Dalam tulisan ini dibahas algoritma pereduksian data dengan metode Run Length Encoding untuk perekaman sinyal suara dengan teknik PCM-Companding yang disimpan dalam Single In Line Memory Module. Dengan menggunakan teknik pereduksian data ini, kapasitas penyimpanan informasi dari chip memory tersebut akan meningkat. Kata kunci : Companding, Run Length Encoding, Field Programmable Gate Array, modul memory (SIMM) Abstract Data Reduction Techniques have been developed to support a complex system which produces or requires a big amount of data. Sometimes, this bulky data require more spaces other than that provided by the system s memory. So, we need a method for reducing this huge data without loosing the original information. Thus, reconstruction from the reduced data will produce the information near the same of the original. Another concern, the method should run in the real-time mode. In this paper, we discuss data reduction algorithms using Run Length Encoding method for voice signal recording which is sampled using PCM-Companding technique and being stored in Single In Line Memory Module (SIMM) DRAM. By implementing this reduction technique, the information storage capacity of the memory chips whould be sufficiently increased. Keywords : Companding, Run Length Encoding, Field Programmable Gate Array, memory module (SIMM) Pendahuluan Alat perekam suara seperti mesin penjawab telepon konvensional menggunakan pita kaset sebagai media perekam sedangkan alat perekam suara modern menggunakan chip-chip memory sebagai media penyimpan informasi (pesan). Keuntungan dari sistem digital tersebut adalah fidelitas, kapabilitas dan portabilitas yang tinggi. Akan tetapi sistem digital tersebut membutuhkan memory dalam jumlah yang cukup besar sehingga harganya menjadi tidak murah. Dengan menggunakan teknik pereduksian data, jumlah chip memory yang dibutuhkan dapat diperkecil sehingga harganya menjadi lebih murah. Ada beberapa teknik pereduksian data yang sekarang ini banyak dipakai baik yang tergolong lossless ataupun Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Mei 2002. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Elektro volume 2, nomor 2, September 2002. lossy, diantaranya: Run Length Encoding, Huffman Coding, PCM-Companding, dan sebagainya. Sementara itu, perkembangan dunia elektronika mengharuskan seorang desainer sistem elektronik untuk mendisain sistem yang kompleks dalam bentuk yang kompak tetapi mempunyai kinerja yang memuaskan. Terlebih dengan dikembangkannya teknologi Programmable Logic Device (PLD) seperti Field Programmable Gate Array (FPGA) menjadikan disain sistem elektronik digital semakin fleksibel dan kompak. Dalam proyek ini telah dicoba implementasi teknik reduksi data secara real time menggunakan teknologi HDL-FPGA dan me nerapkannya pada alat perekam suara digital. Konsep tentang perekaman sinyal suara, algoritma kompresi data, dan teknologi HDL-FPGA di bahas di bagian awal tulisan ini. Hasil simulasi maupun pengujian sistem diberikan dibagian 1

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 1-7 akhir tulisan ini untuk melengkapi kesimpulan yang dibuat. Teknik Reduksi Data Sinyal Suara Secara umum teknik reduksi data (kompresi data) dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu lossy compression dan lossless compression. Reduksi data dengan metode lossy compression memiliki tingkat kompresi yang tinggi tetapi tingkat akurasinya berkurang (dan semakin berkurang dengan semakin tingginya rasio kompresi). Sedangkan pada teknik reduksi data secara lossless, tidak diijinkan terjadinya kehilangan akurasi. Pada aplikasi pemrosesan sinyal suara, teknik kompresi lossy paling banyak dipakai karena pengkodean sinyal suara tidak mungkin sempurna. Teknik pengkodean sinyal suara ini biasa disebut irreversible coding. Teknik pendigitalan suara percakapan dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu: pengkodean yang mendekati sinyal aslinya (waveform coding) dan pengkodean yang memanfaatkan aspek-aspek sinyal suara percakapan (analysissynthesis method). Teknik yang paling umum digunakan dari kelompok pertama adalah Pulse Code Modulation (PCM) dan Delta Modulation (DM). Sedangkan kelompok kedua lebih dikenal dengan nama vocoder (voice coder) yang lebih menekankan pada proses pengkodeanpendekodean dengan bit-rate sangat rendah. 1. PCM-Companding PCM adalah pengembangan dari PAM (Pulse Amplitude Modulation) dimana tiap-tiap sampel analog dikuantisasi dan disajikan dalam bentuk kode-kode digital. Proses kuantisasi tersebut menggunakan ADC. Data hasil kuantisasi dapat diubah kembali ke dalam bentuk analog dengan menggunakan DAC. Sinyal suara manusia mempunyai bandwidth antara 300 Hz hingga 3400 Hz. Menurut teorema Nyquist, frekuensi sampling minimum adalah dua kali bandwidth dari sinyal yang di sampling untuk mencegah terjadinya aliasing. CCITT merekomendasikan bit rate untuk PCM adalah sebesar 100 bps (bit per second), atau dengan kata lain, sinyal suara disampling pada frekuensi 8 khz dengan bit kuantisasi sebesar 13 bit. Proses pengkodean PCM ini tidak mereduksi (mengkompres) sinyal suara. Karenanya untuk mengurangi besarnya bit rate, bisa menggunakan log PCM (logarithmic PCM) yaitu sinyal suara di kompres dengan suatu transformator logaritmik sebelum proses kuantisasi dan pengkodean. Proses ini sering juga dikenal dengan nama companding (compressingexpanding), sehingga sistem ini disebut juga companded-pcm. Prosesnya ditunjukkan pada gambar 1. Efek dari proses kompresi tersebut ditunjukkan pada gambar 2. Pada gambar tersebut terlihat bahwa interval sinyal input yang besar dan berurutan di kompres menjadi interval kuantisasi dengan lebar yang konstan. Sinyal analog dikembalikan (di-expand) ke bentuk semula melalui proses kebalikannya. Gambar 1. Companded PCM Gambar 2. Kurva companding Companding dapat dibuat secara software (algoritma) baik menggunakan perhitungan langsung atau menggunakan pendekatan look-up table. Pada saat ini dikenal dua macam karakteristik standard companding: µ-law and A- law. Kedua standard tersebut mengkompres data menjadi 8 bit dengan tetap mempertahankan presisi data hingga lima bit. Metode µ-law digunakan di Amerika Utara dan Jepang, sedangkan metode A-law digunakan di Eropa. Metode µ law didefinisikan menggunakan persamaan sebagai berikut: Compressing: Expanding: (1) (2) Sedangkan metode A-law didefinisikan dari persamaan berikut: Compressing: (3) 2

Expanding: F -1 (y) = sgn(y) y [1+ ln(a)]/a, 0 y 1/(1+ ln(a)) (4) atau F 1 (y) = sgn(y)e dimana ( y 1/(1 + ln(a)) [1 + ln(a)] 1) /[A + Aln(A)], y 1 (5) start Inisialisasi register data & jumlah yang diambil dari memory allocator P S Q Bit polaritas P = 0 untuk sampel sinyal positif, dan = 1 untuk sampel sinyal negatif Gambar 3. Format 8-bit PCM µ-law 2. Run Length Encoding(RLE) Teknik RLE merupakan teknik kompresi yang banyak diterapkan untuk file-file gambar dan faksimili. Format gambar yang memanfaatkan teknik RLE antara lain MacPaint dan PCX. RLE memanfaatkan tingkat korelasi yang tinggi yang terjadi pada bit-bit yang berurutan pada perulangan karakter. Format data RLE adalah {v 1, l 1, v 2, l 2,.} dimana v i adalah nilai datanya, sedangkan l i adalah panjang datanya. Data=data yang baru; Jumlah=1 RTS dengan data_lama dan jumlah_lama Jumlah= jumlah+1 Jumlah= 127 tidak RTS dengan data dan jumlah tersebut start Inisialisasi register: data_lama=0; jumlah_lama=0 Ambil data baru Data baru= data lama? ya tidak Jumlah=0 Gambar 4. Flowchart untuk pengkodean RLE Keluaran data ke DAC Kurangi isi register jumlah Register Jumlah=0? end Gambar 5. Flowchart untuk pendekodean RLE Teknologi HDL-FPGA Adalah teknologi perancangan sistem hardware elektronika terpadu dengan bantuan bahasa pemrograman khusus pada divais logika yang bisa diprogram (programmable logic device). Sedangkan jenis divais yang dipakai adalah FPGA (Field Programmable Gate Array). Dengan teknologi ini, sebuah chip FPGA bisa disimulasi dan diprogram sehingga bisa melakukan fungsi-fungsi khusus. Untuk proyek ini, FPGA yang dipakai adalah dari keluarga XC4000 dari Xilinx. 1. FPGA XC4000 FPGA tersusun dari sejumlah combinatorial logic, atau oleh Xilinx disebut CLB (Configurable Logic Block) dalam bentuk LUT (Look-Up Table) yang dibangun dari logic function generator. Blok-blok logika tersebut dapat saling dihubungkan menurut kehendak pemakai melalui elemen-elemen yang dapat diprogram. Kemudian diluar blok-blok logika tersebut masih ada blok-blok I/O (Input/ Output) yang menangani urusan input dan output. 3

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 1-7 Gambar 6. Arsitektur Umum FPGA Dari gambar 6 tampak bahwa arsitektur FPGA Xilinx tersusun atas atas 3 komponen utama, yaitu : CLB Adalah elemen FPGA yang dapat diprogram oleh user untuk didesain menjadi logic-logic tertentu. I/O Blocks (IOB). Berguna untuk menghubungkan sinyal internal FPGA ke pin luar FPGA. PI (Programmable Interconect) Berupa jalur-jalur yang menghubungkan antar bagian dalam FPGA (CLB maupun IOB) dan dapat diprogram. CLB-CLB diatur dalam suatu array dengan matriks saklar yang bisa diprogram (programmable interconnect, disebut juga programmable switch matrix atau PSM) seperti ditunjukkan pada gambar 6. Gambar 7. Blok diagram sistem 2. Hardware Description Language (HDL) HDL digunakan untuk mendeskripsikan perangkat keras dengan tujuan simulasi, pemodelan, test, perancangan dan dokumentasi dari suatu sistem digital. Xilinx menyediakan seperangkat software pendukung untuk FPGA yang diproduksinya berupa software Xilinx Foundation Series (biasa disingkat Foundation). Foundation menyediakan beberapa format HDL yang diintegrasikan dalam suatu lingkungan pengembangan terpadu (IDE, Integrated Development Environment). Program ini dapat digunakan untuk: Memasukkan disain (Design Entry) baik berupa disain skematik, VHDL, state machine maupun kombinasi ketiganya. Mensintesis hasil disain menjadi netlist. Melakukan simulasi baik fungsional maupun timing berdasarkan netlist tersebut. Mengimplementasikan disain untuk menghasilkan file.bit yang dapat digunakan untuk mengkonfigurasi FPGA. Perancangan Perangkat Keras 1. Blok diagram sistem Berikut ini adalah implementasi proyek dalam blok diagram sistem secara keseluruhan. 2. Main controller Proses secara keseluruhan dikontrol oleh Main controller sebagai unit pemroses utama. Kontroller juga menerima input dari keypad untuk mengaktifkan fungsi tertentu, seperti memutar rekaman, menghapus rekaman dan membatalkan rekaman, serta menampilkan nomor rekaman pada display. 3. Companding Bagian inilah yang berfungsi mengimplementasikan algoritma PCM-Companding. Terdiri dari dua bagian: coder yang digunakan untuk mengkompress data, dan decoder yang digunakan untuk mengembalikan data yang dikompress ke bentuk aslinya. Data keluaran dari ADC akan dikompress oleh coder menjadi data 8 bit, sedangkan decoder akan mengembalikan format data 8 bit ini menjadi 12 bit. 4. Run Length Encoding Bagian ini mempunyai fungsi yang sama dengan PCM-Companding, yaitu implementasi dari teknik kompresi RLE. Di dalamnya dilengkapi pembangkit sinyal kontrol untuk DRAM Controller untuk menandakan kapan saatnya membaca atau menulis data ke memory. 5. DRAM Controller Bagian ini berfungsi untuk antarmuka (interface) dengan memori dinamis (DRAM). Di dalam 4

bagian ini terdapat address multiplexer yang menghubungkan address-bus sistem dengan address-bus DRAM, yang dilengkapi dengan pulsa RAS dan CAS. Selain itu, bagian ini yang membangkitkan pulsa refresh untuk DRAM untuk mengatur refresh-cycle DRAM tersebut. Perancangan dari DRAM controller ditunjukkan oleh state-machine pada gambar 8. 7. Amplifier Bagian ini berfungsi untuk memperkuat sinyal analog yang dihasilkan oleh DAC. Dipilih amplifier class AB (quasy complementer) untuk menghemat pemakaian daya karena amplifier ini dikenal memiliki efisiensi yang cukup tinggi. Pengujian Sistem Pengujian yang dilakukan di sini meliputi pengujian perangkat keras hasil perancangan, pengujian melalui simulasi HDL, dan pengujian sistem secara keseluruhan yaitu imple mentasi hasil sintesis HDL ke dalam perangkat keras. 1. Pengujian Filter Pengujian bandpass filter dilakukan dengan memberikan sinyal masukan bervariasi dan mengamati amplitudo sinyal keluaran dari filter. Tabel 1 berikut ini menunjukkan hasil pengukuran dengan amplitudo sinyal input dibuat tetap (2.5V) tetapi frekuensinya yang diubah. Gambar 8. State machine dari DRAM controller Gambar 9. Amplifier 6. Signal Source + Conditioning Bagian ini mengambil sinyal dari sumber sinyal luar dan menyesuaikannya dengan level ADC yang digunakan. Di dalamnya juga terdapat filter untuk membatasi sinyal suara (bandpass filter) dan juga untuk anti-aliasing. Tabel 1. Hasil pengujian bandpass filter Frekuensi sinyal input (Hz) Amplitudo sinyal output (V) 10 0,05 50 0,2 100 1,5 + 200 1,9 300 2,2 500 2,3 1000 2,35 1500 2,3 2000 2,2 3000 1,7 5000 0,8 + 10000 0,04 ( + ) timbul noise Hasil perancangan menunjukkan titik cut-off berada pada frekuensi 300 Hz dan 3400 Hz. Tetapi hasil pengukuran langsung menunjukkan bahwa frekuensi cut-off agak bergeser ke bawah (semakin kecil). 2. Implementasi FPGA Berikut ini adalah total kebutuhan CLB untuk implementasi makro-makro yang digunakan. 5

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 1-7 Tabel 2. Tabulasi penggunaan CLB Penggunaan CLB Makro Total Equivalent gate count PCM-compressing 18 (9,2%) 208 PCM-expanding 16 (8,2%) 211 RLE-coder 30 (15,3%) 627 RLE-decoder 20 (10,2%) 360 DRAM Controller 28 (14,3%) 545 Clock Synchronizer 2 (1%) 42 Anti bouncing 8 (4,1%) 168 Main controller 74 (37,8%) 1554 3. Pengujian Perekaman Pengujian berupa perekaman di sini dimaksudkan untuk menguji sistem perekam (ADC-DAC, memory, dan penguat akhir) tanpa proses kompresi RLE, apakah sudah berfungsi dengan baik. Kemudian membandingkannya dengan sistem perekam dengan memanfaatkan proses kompresi RLE dan membandingkan performansinya dengan proses perekaman sebelumnya. Proses perekaman dilakukan dengan memberikan sinyal input sinusoidal dengan frekuensi diubahubah. Sinyal ini direkam hingga semua alamat DRAM terisi semua, kemudian diukur waktu yang dibutuhkan untuk mengisi seluruh DRAM, sekaligus mengambil contoh sinyal hasil perekaman yang dikirim ke penguat akhir (penguat daya). Pada saat pengujian dilakukan, DRAM yang dipakai mempunyai kapasitas sebesar 1 Mega byte. Kompresi yang dibandingkan adalah RLE, sedangkan PCM-Companding sudah pasti digunakan pada kedua tahap pengujian untuk menghemat pemakaian pin FPGA. Dengan demikian, rasio sesungguhnya yang didapat adalah dua kali rasio hasil pengukuran. Tabel berikut ini menunjukkan perbandingan kedua macam pengujian tersebut. Tabel 3. Hasil pengujian perekaman Frekuensi sinyal input Lama waktu perekaman rata-rata (det) Rasio kompresi (Hz) tanpa kompresi dengan kompresi rata-rata (%) 50 144.72 237.774 164.3 100 144.868 156.142 107.78 300 144.68 320.33 221.41 500 144.738 278.006 192.07 1000 144.668 183.392 126.76 2000 144.934 144.46 99.67 3000 145.084 227.9 157.08 5000 144.712 144.428 99.8 10000 144.652 237.432 164.14 Dari tabel hasil pengujian di atas dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut. Sinyal dengan frekuensi 50 Hz dapat dikompresi lebih baik dibanding sinyal frekuensi 100 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa sinyal 50 Hz tersebut telah diredam lebih banyak oleh filter, sehingga semakin banyak sampel sinyal yang mendekati level kuantisasi nol. Sinyal-sinyal pada bandwidth percakapan (300 Hz 3400 Hz) memiliki tingkat kompresi semakin menurun. Hal ini terjadi karena semakin kecil frekuensi sinyal yang disampling, maka data hasil sampling akan memiliki kemungkinan sama yang lebih besar. Dengan demikian akan semakin banyak data yang sama yang dikompres. Untuk sinyal-sinyal di atas bandwidth percakapan manusia, rasio kompresi juga menunjukkan kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa sinyal-sinyal dengan frekuensi yang tinggi telah diredam sebelumnya oleh filter. Dari uji perekaman di sini bisa diketahui tiga hal penting. Pertama, kapasitas memori sebesar 1 Mega byte bisa digunakan untuk menyimpan sinyal selama 144/2 = 72 detik pada frekuensi sampling sebesar 3,5 khz. Secara teori, seharusnya lama waktu perekaman pada frekuensi sampling yang sama adalah : total kapasitasmemory frekuensisampling ( dalam double byte) yaitu 512/7 = 73,14 detik. Kedua, rasio kompresi untuk sinyal sinusoidal dengan frekuensi antara 300 Hz hingga 3400 Hz berkisar antara 442,8% hingga 199,4%. Rasio ini bisa semakin besar jika sinyal yang disimpan adalah sinyal suara yang memiliki banyak pause (diam atau tak bersuara). Ketiga, adanya filter yang membatasi lebar pita suara cukup membantu memperbesar rasio kompresi. Kesimpulan Dari hasil perancangan dan pengujian terhadap sistem, didapat kesimpulan sebagai berikut: Teknik reduksi data dengan metode RLE dapat diimplementasikan pada FPGA XC4005XL dengan baik bersama-sama dengan metode kompresi PCM-companding. Dengan kedua metode kompresi ini, kapasitas memori satu mega byte bisa menampung sinyal sinusoidal yang berada pada lebar pita frekuensi suara manusia selama 288 detik hingga 640 detik. Lama penyimpanan ini bisa semakin lama jika digunakan untuk merekam suara manusia yang memiliki banyak pause. 6

Jika dibandingkan dengan Static RAM, penggunaan DRAM sebagai media penyimpan memiliki keunggulan tersendiri, yaitu kapasitas yang besar, mudah diupgrade, dan jumlah pin FPGA yang dipakai juga lebih sedikit. Daftar Pustaka [1], The Programmable Logic Data Book, Xilink Inc., USA: 1999. [2] Bellamy, J., Digital Telephony, John Wiley & Sons, USA: 1982. [3] Castellano M. A. et all, TMS320C6000: µ- Law and A-Law Companding with Software of the McBSP, Application Report, Texas Instruments, USA: 2000. [4] Furui, S., Digital Speech Processing, Synthesis, and Recognition, Marcel Dekker, Inc., USA: 1985. [5] Heimlich R. et all, Sound Blaster: The Official Book, McGraw-Hill Inc., USA: 1993. [6] Pelton G.D., Voice Processing, McGraw- Hill Inc., Singapore: 1993. [7] Pratt, W. K., Digital Signal Processing, Second Edition, Wiley-Interscience Publication. USA: 1991. [8] Prince, B., High Performance Memories: New Architecture DRAMs and SRAMs Evolution and Function, John Wiley & Sons. USA: 1996. [9] Skahill, K., VHDL for Programmable Logic, Addison-Wesley Publishing, Inc. USA: 1996. [10] Sumpeno, S, ST., Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Kompresi untuk Dokumen Berbahasa Indonesia, Tugas Akhir JTE-FTI-ITS. Surabaya: 1996. [11] Tompkins, W. J., Biomedical Digital Signal Processing, Prentice-Hall International, USA: 1993. 7