Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan

dokumen-dokumen yang mirip
Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSEROAN TERBATAS (PT) - LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) SOLUSI PELESTARIAN DANA BERGULIR PNPM-MD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Inklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

POINTERS SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN KICK-OFF PROGRAM JARING OJK

PRACTICAL CHALLENGE IN IMPLEMENTING PSAK 28, PSAK 36, PSAK 62 AN EXTERNAL AUDITOR PERSPECTIVE PENDAHULUAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) DIREKTORAT LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya memang dapat dikatakan tidak merata. Terjadi

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN MENTERI DALAM NEGERI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH GUBERNUR BANK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OJK PADA PENANDATANGANAN MOU ANTARA KEMENAKER, BI, OJK DAN BNP2TKI Jakarta, 16 Februari 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara Pembukaan Pasar Keuangan Rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA FORUM GROUP DISCUSSION UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAMPAK UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, DAN PERKOPERASIAN TERHADAP SEKTOR KEUANGAN ARDITO BHINADI

Rencana Aksi. Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan. Departemen Perlindungan Konsumen OJK Jakarta, 18 September 2017

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Tinjauan Yuridis Pelestarian Aset UEP SPP Hasil PPK dan/atau PNPM MPd

II. LANDASAN TEORI. A. Keadaan Umum Kemiskinan Masyarakat Pesisir

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

Dukungan OJK dalam Membangun Perekonomian Indonesia. Deputi Komisioner Pengawasan IKNB 2 Otoritas Jasa Keuangan Jakarta 3 Mei 2016

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

Pertemuan 7. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Mengenal Otoritas Jasa Keuangan

ASEAN-CHINA Free Trade Area (ACFTA).

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil yang sangat penting keberadaannya adalah Usaha Mikro Kecil dan

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA DAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : PRJ-19/D.01/2014 NOMOR: 23/KSM/G2/2014 TENTANG

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/234/KPTS/013/2016 TENTANG TIM PERCEPATAN AKSES KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

INDONESIA s ECONOMY AND THE PROSPECT FOR BANKING INDUSTRY IN Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KAJIAN PERAN LEMBAGA LINKAGE DALAM MENINGKATKAN PEMBIAYAAN/ KREDIT KEPADA UMKM

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

Hasil penelitian Bank Indonesia

PEMBAHASAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian BANK INDONESIA KREDIT. SIMPANAN : Giro Deposito Tabungan

Perkembangan Perekonomian Daerah Propinsi Maluku Triwulan II 2008 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA SEMINAR NASIONAL PEMBIAYAAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI 2015

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua.

KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN

MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KOPERASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

Industri Keuangan Non-Bank Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Penguatan Kelembagaan Jasa Keuangan Badan Kredit Kecamatan (BKK) Jawa Tengah

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2009 TENTANG

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR

Sosialisasi. Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Disampaikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 26/PERMEN/M/2006 TENTANG

PENGUATAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. Otoritas Jasa Keuangan 2017

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 101)

BAB II OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) REGIONAL 5 SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangat berperan penting dalam

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN OJK-KEJAKSAAN RI Jakarta, 3 Juni 2016

FASILITASI PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) DALAM RANGKA MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

Transkripsi:

Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Seminar Jakarta Food Security Summit 3 Muliaman D Hadad, Phd. Ketua Dewan Komisioner Jakarta, 13 Februari 2015 1

Pembiayaan Sektor Pertanian Perternakan dan Perikanan 2

Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Keterbatasan: - Jaringan - Unbankable - Produk kurang sesuai - Stigma beresiko tinggi Pertanian Peternakan Peran Perbankan dalam pembiayaan sektor terkait pangan harus dilengkapi dengan peran Lembaga Keuangan Mikro & Koperasi Perikanan 3

Kredit & NPL Rp Triliun NPL (%) Kredit & NPL Rp Triliun NPL (%) Kredit & NPL Rp Triliun NPL (%) Kredit Perbankan kepada Sektor terkait Pangan: 1) Pertanian, Perburuan & Kehutanan 2) Peternakan 3) Kelautan & Perikanan dari tahun ke tahun menunjukkan Peningkatan. Tahun 2014 mencapai Rp212 T (5,8% dari total kredit) tumbuh +19,5% dan tahun 2015 diperkirakan tumbuh Rp43 T atau 20,3%. Secara keseluruhan NPL cukup rendah namun NPL Peternakan dan Kelautan & Perikanan memerlukan perhatian. Kredit & NPL Sektor Kelautan dan Perikanan 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 Kredit Kelautan dan Perikanan 5,0 5,7% 2011 2012 2013 2014 5,0 5,5 6,4 7,7 NPL (Rp) 0,3 0,2 0,2 0,2 NPL (%) 5,7% 3,3% 2,9% 2,5% 5,5 3,3% 6,4 7,7 0,3 0,2 0,2 0,2 Gambaran Pembiayaan di Sektor Pangan 2,9% 2,5% 6,0% 5,0% 4,0% 3,0% 2,0% 1,0% 0,0% Kredit & NPL Sektor Pertanian, Perburuan & Kehutanan 200,0 180,0 160,0 140,0 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Kredit Pertanian, Perburuan & Kehutanan 158,4 1,2% 1,3% 125,4 1,2% 97,5 189,2 1,2 1,7 1,9 3,1 2011 2012 2013 2014 97,5 125,4 158,4 189,2 NPL (Rp) 1,2 1,7 1,9 3,1 NPL (%) 1,2% 1,3% 1,2% 1,6% Kredit & NPL Sektor Perternakan 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 8,9 2,6% 10,8 4,8% 12,7 3,6% 15,3 0,2 0,5 0,5 0,7 2011 2012 2013 2014 Kredit Peternakan 8,9 10,8 12,7 15,3 NPL (Rp) 0,2 0,5 0,5 0,7 NPL (%) 2,6% 4,8% 3,6% 4,3% 1,6% 4,3% 1,8% 1,6% 1,4% 1,2% 1,0% 0,8% 0,6% 0,4% 0,2% 0,0% 5,0% 4,5% 4,0% 3,5% 3,0% 2,5% 2,0% 1,5% 1,0% 0,5% 0,0% 4

Tanntangan dan Upaya dalam Mendorong Pembiayaan Sektor Pertanian Perternakan dan Perikanan 5

Tantangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Akses Keuangan Ketersediaan Informasi dan Rendahnya Literasi Keuangan Lingkage & Sinergi Infrastruktur Keterbatasan Jangkauan Jaringan Lembaga Keuangan Produk Keuangan yang tidak sesuai dengan karakteristik usaha sektor Pertanian, Perternakan dan Perikanan Ketiadaan Jaminan Administrasi yang rumit Banyak UMKM yang kekurangan informasi terkait sumber pembiayaan, mekanisme dan syarat pembiayaan Kurangnya sosialisasi dan edukasi Tidak tersedianya database calon debitur Kepercayaan perbankan pada sektor kemaritiman relatif rendah (historis kredit macet, kualitas SDM rendah, legalitas usaha dan faktor alam yang tinggi) Perlu dukungan program pemerintah Perlunya Linkage antara Bank dengan Perusahaan Asuransi, Pegadaian, Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah, BPR, dan LKM/Koperasi Perlunya dukungan perusahaan telekomunikasi Kurang meratanya ketersediaan Jaringan Telekomunikasi dalam mendukung jangkauan layanan keuangan Rendahnya pemanfaatan Tehnologi dalam pengembangan usaha pertanian, peternakan dan perikanan Dukungan Regulasi Sektor Jasa Keuangan 6

Tantangan Akses Keuangan Ketersediaan Informasi dan Rendahnya Literasi Keuangan Lingkage & Sinergi Infrastruktur Pada Sektor Pertanian, Perternakan dan Perikanan Si Jari Edukasi - Tehnologi Telokomunikasi - Tehnologi Pertanian, Peternakan & Perikanan, Storage, Pemasaran dll. - Penggunaan Kartu Si Pintar / Si Jari Upaya dalam Mendorong Pembiayaan - Pasar Keuangan Rakyat di sentra pertanian, peternakan dan Perikanan - Menerbitkan Buku Pintar / Panduan Pembiayaan Jangkauan - Laku Pandai - Insentif membuka jaringan di daerah tertentu Produk & Layanan - Dukungan Pemerintah - Linkage antara Bank dengan Perusahaan Asuransi, Pegadaian, Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah, BPR, dan LKM/Koperasi - Layanan Keuangan Mikro - Produk sesuai karakteristik sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Infra struktur Sinergi 7

Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam mendorong Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan 8

UU No. 1 tentang Lembaga Keuangan Mikro LKM adalah Lembaga Keuangan yang memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat Tercatat lebih dari 600 ribu LKM yang ada di seluruh Indonesia, antara lain Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP), Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM), dll Jasa konsultasi pengembangan usaha mikro Ruang Lingkup Usaha Lembaga Keuangan Mikro Memberikan pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota masyarakat Melakukan pengelolaan simpanan LKM dapat berbentuk Badan Hukum Koperasi atau Perusahaan Terbatas 9

Keunggulan LKM dalam Penyediaan Pembiayaan Usaha Mikro Lembaga Keuangan Mikro (1) Menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan yang relevan atau sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat (2) Melayani kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang unbankable (3) Menggunakan prosedur dan mekanisme yang kontektual dan fleksibel agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat miskin yang membutuhkan LKM sebagai sarana pendidikan bisnis bagi masyarakat di perdesaan termasuk petani, nelayan, dll, khususnya bagi penerima bantuan 10

Beberapa LKM* yang didirikan dengan fokus penyaluran kredit dibidang pertanian (LKM Agrobisnis) *Hari Harmawan dan Harmi Andrianyta: Penelitian Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 2011 11

Upaya dalam Mendorong Pembiayaan Sektor Kemaritiman yang dapat diterapkan juga untuk Sektor Pertanian dan Perternakan 12

Upaya dalam Mendorong Pembiayaan Sektor Kemaritiman Tujuan Meningkatkan Peran Sektor Jasa Keuangan (SJK) Melalui Pembiayaan Kepada Sektor Kemaritiman: 1. Tujuan Jangka Pendek (Semester I Tahun 2015) Menyediakan Infrastruktur Kepada SJK Untuk Meningkatkan Pembiayaan Kepada Sektor Kemaritiman a.l. a. Ketersediaan Data dan Informasi yang komprehensif mengenai Sektor Kemaritiman untuk SJK b. Ketersediaan Regulasi yang kondusif bagi pembiayaan SJK kepada Sektor Kemaritiman 2. Tujuan Jangka Menengah Panjang (Mulai Semester II Tahun 2016) : Mendorong peningkatan pembiayaan SJK Kepada Sektor Kemaritiman secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan Landasan Program Kerja Kerja Sama OJK dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP): 1. Nota Kesepahaman OJK dan KKP yang akan segera ditandatangani. 2. Focus Group Discussion (FGD) yang telah diadakan yang merupakan Kerja Sama OJK dan KKP yang meminta komitmen SJK dan KADIN dalam pembiayaan pada Sektor Kemaritiman 13

Program 1 Program 2 Program 3 Program 4 PROGRAM KERJA SAMA OJK, KKP DAN KADIN 1. Nota Kesepahaman OJK dan KKP akan memberikan banyak peluang khususnya kepada OJK untuk berperan lebih aktif melalui supervisi dan regulasi kepada SJK untuk memberikan pembiayaan atau kredit kepada Sektor Kemaritiman. 2. Focus Group Discussion (FGD) yang telah diselenggarakan tanggal 27 November 2014 yang merupakan kerja sama angata OJK dan KKP memperoleh dukungan dan komitmen dari KADIN, SJK, TNI-AL dan Asosisasi Industri terkait 3. Setelah FGD, telah dibentuk Tim Kerja Lintas Lembaga (OJK, KKP, KADIN, SJK) yang sedang bekerja untuk menyusun target atau tujuan jangka pendek, menengah dan panjang, sebagai dasar bagi akselerasi SJK dalam peningkatan pembiayaan atau kredit kepada Sektor Kemaritiman; 4. Tim Kerja akan fokus pada 4 (empat) sub-program sebagaimana bagan di bawah ini Value Chain Seluruh Sub-Sektor Kemaritiman a.l. model bisnis, risk anatomy, success story dan jenis usaha Skema Bisnis & Skema Pembiayaan a.l. skema pembiyaan saat dan rekomendasi skema pembiayaan baru Regulasi yang kondusif bagi SJK dalam pemberian kredit kepada Sektor Kemaritiman Buku Pintar Berisi Data dan Informasi Komprehensif Sektor Kemaritiman 14

TAHAPAN PROGRAM KERJA Nov 2014 Des Januari 2015 - ANALISA GAP - SINERGI & KOORDINASI PENGEMBANGAN SKIM, REVIEW REGULASI, PENYUSUNAN BUKU PINTAR, PENETAPAN KOMITMEN Februari Maret 2015 PENANDATANGAN MoU OJK & KKP, SOSIALISASI & EVALUASI PROGRAM Akselerasi Growth Pembiayaan SJK Kepada Sektor Kemaritiman Monitoring FGD OJK KKP KADIN BANK ASURANSI - MULTIFINANCE 15

Terima Kasih 16