Studi Baseline Kualitatif Program Keluarga Harapan dan PNPM Generasi: Temuan Utama

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Dampak Kualitatif PNPM Generasi dan PKH terhadap Ketersediaan dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan Pendidikan Dasar

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A BUKU 6

PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU. Manjilala

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

Hasil Survey AKSES & PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PEREMPUAN MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Village Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511)

Lampiran 1 : Lembaran Persetujuan Menjadi Informan. LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN (Informed Concend)

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

Motivator KIA. Buku Saku. Edisi 1, September Motivator KIA 1

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

Bantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan. Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

DISKUSI PANEL I INOVASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN: KASUS KABUPATEN KETAPANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

Hasil Assesment PP LKNU. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Poskesdes Supported By: Perdesaan Sehat-KPDT

EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PNPM GENERASI

PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 11 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB IV P E N U T U P

BAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

KATA PENGANTAR. Hormat Saya, Peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

DEFISI DAERAH TERPENCIL

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

Memahami Perilaku Masyarakat Indonesia tentang Gizi dan Kebersihan Hasil Studi Formatif Program Komunikasi dan Kampanye Gizi Nasional

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

MATERI PENYEGARAN KADER

BUKU 1B WANITA PERNAH MENIKAH TAHUN

BAB II DESKRIPSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL. 1. Sejarah Perkembangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

Transkripsi:

Studi Baseline Kualitatif Program Keluarga Harapan dan PNPM Generasi: Temuan Utama Menuju Kebijakan Promasyarakat Miskin melalui Penelitian Lembaga Penelitian SMERU

Ragangan Latar Belakang Tujuan Studi Pertanyaan Penelitian Metodologi Wilayah Studi Temuan Utama 1

Latar Belakang Capaian MDGs (UNDP-Bappenas, 2007): Angka kematian bayi, balita, dan ibu menurun, walaupun masih tinggi Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan: 72,41% APM dan APK untuk SD dan SMP membaik, tapi untuk SMP masih rendah Rencana Pelaksanaan Program Dana Tunai Bersyarat: PNPM Generasi / Community-CCT Program Keluarga Harapan (PKH) / Household CCT Perlu data baseline (kuantitatif dan kualitatif): Sebelum program dilaksanakan Dasar untuk mengukur / mengetahui efektivitas program: Membandingkan hasil evaluasi program dengan data baseline ini (di wilayah yang sama): kondisi sebelum - sesudah 2

Tujuan Mendukung survei baseline kuantitatif: Memahami mengapa dan bagaimana program berjalan (atau tidak berjalan) Mendokumentasikan Kondisi pelayanan dasar kesehatan ibu dan anak (KIA) dan pendidikan dasar Mengait pada program Dana Tunai Bersyarat Di wilayah treatment dan control Memahami: Penyebab dan faktor-faktor yang memengaruhi ketersediaan dan penggunaan pelayanan yang menjadi syarat program dan kemungkinan memengaruhi pelaksanaan program dan hasilnya 3

Pertanyaan Penelitian Mengapa sebagian masyarakat Indonesia tidak menggunakan pelayanan dasar KIA? Mengapa sebagian masyarakat Indonesia tidak menyekolahkan anak mereka ke SD dan SMP? Ketersediaan Penggunaan Aktor yang memengaruhi Interaksi pengguna-penyedia Metodologi Wawancara mendalam (15 informan per desa/ kecamatan) FGD (8 FGD / sekitar 64 rumah tangga per desa/kelurahan) Pengamatan: posyandu, SD, SMP Studi lapangan: September - Oktober 2007 Antara 7-10 hari per desa/kelurahan 4

Wilayah Studi 2 provinsi: Jawa Barat dan NTT 4 kabupaten: Sumedang, Cirebon, TTU, TTS 1 kota: Kupang 14 kecamatan: PNPM Generasi: 4 kecamatan PKH: 4 kecamatan Control: 6 kecamatan 24 desa/ kelurahan (12 per provinsi) Pengamatan: 18 posyandu 24 SD 12 SMP 5

Temuan Studi: KIA (1) Beberapa pernyataan menarik Sebagian besar masyarakat telah menggunakan pelayanan KIA modern: sudah tidak ada lagi ibu-ibu yang sama sekali tidak memeriksakan diri ke tenaga kesehatan/bidan, walaupun pada saat melahirkan dibantu paraji, namun banyak di antara mereka yang tetap melakukan pemeriksaan secara rutin (Bidan Koordinator, Cirebon) Alasan menggunakan dukun beranak: kehamilan lancar-lancar saja, tidak bermasalah kalau ke dukun harus jalan kaki lebih 10 km, belum lagi kalau malam, tidak ada penerangan, jalanpun terjal Alasan tidak diimunisasi: takut nanti anak demam tinggi Alasan tidak menimbangkan balita:..malas ke posyandu berat anak tidak naik-naik timbangannya salah Gizi yang baik tidak selalu membuat ibu bahagia: Kami tidak puas karena anak gizi buruk saja yang mendapat bantuan. Anak saya menang lomba bayi sehat malah tidak dapat apa-apa. Belum lagi ibu-ibu yang dapat bantuan sering kasi iri kami yang tidak dapat bantuan (Ibu Balita, TTU) 6

Temuan Studi: KIA (2) Ketersediaan Alasan tidak dapat menyediakan pelayanan KIA secara menyeluruh: Terpencil: jarak jauh, jalan buruk, ketiadaan transportasi NTT: Bidan desa tidak bersedia tinggal di desa (tidak tersedia fasilitas dasar, terpisah dari keluarga) Jumlah bidan desa kurang Masalah dalam menjangkau kelompok tertentu: Secara umum: tidak ada yang sulit dijangkau Ya, pada kasus-kasus khusus: Ketika petani sedang bekerja di ladang yang jauh dari pemukiman, Ketika nelayan sedang melaut ke luar daerah Kelompok yang mempercayai adat (antara lain se i) 7

Temuan Studi: KIA (3) Penggunaan Alasan masyarakat tidak menggunakan pelayanan KIA modern (1): Saat hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan: Kendala akses fisik dan keuangan Terpencil: Jauh, jalan buruk-berbukit-becek-menyeberang sungai (tidak ada jembatan)-melewati hutan, tidak ada transportasi (bila ada mahal), tidak ada listrik (jalanan gelap dan rawan perampokan) Ketiadaan bidan desa Hanya mengandalkan posyandu, pusling, petugas puskesmas yang tidak setiap waktu ada Di sebagian wilayah, biaya melahirkan dengan bidan relatif mahal dibandingkan dengan dukun beranak Askeskin tidak mencakup semua keluarga miskin, dan kadang hanya untuk anak pertama Bekerja jauh dari pemukiman (bertani, melaut) 8

Temuan Studi: KIA (4) Alasan menggunakan bidan desa / dukun beranak Bidan desa Dapat menangani kelahiran berisiko Peralatan lengkap Obat lengkap Anak pertama, takut dengan dukun Memberi suntik sehat Dapat memberi rujukan ke RS Takut didenda, dilarang bidan Bila melahirkan tidak dengan bidan, takut sesudahnya bidan tidak periksa Biaya persalinan dapat dicicil Biaya persalinan termasuk akte kelahiran, perlengkapan bayi, ditindik Dukun beranak Akses fisik dan keuangan terbatas Bidan tidak di tempat Malu (banyak anak) Turun-temurun Memiliki sentuhan keibuan Berpengalaman Memiliki hubungan darah Kelahiran diperkirakan lancar Dapat meluruskan janin sungsang Memberikan jampe-jampe, do a Melakukan upacara adat termasuk mengubur ari-ari Melakukan tetobi (kompres air hangat) Kepercayaan se i (panggang) 9

Temuan Studi: KIA (5) Alasan masyarakat tidak menggunakan pelayanan KIA modern (2): Imunisasi: tidak diimunisasi karena takut anak demam Penimbangan bayi: tidak ke posyandu karena: Anak takut dimasukkan ke timbangan ( dacin ) Timbangan dinilai salah Anak sakit Malas: imunisasi sudah lengkap, tidak ada PMT, tempat tidak menarik/tidak ada tempat bermain anak, biasa dijemput kader posyandu/aparat desa, jalan becek Sibuk bekerja (berjualan di pasar, melaut, panen) Tidak ada yang mengantar (ibu menjadi TKI, nenek yang dititipi sudah tua) Persepsi yang salah tentang penimbangan balita yaitu tidak ada hubungan dengan kesehatan Malu ke posyandu karena kebiasaan memiliki anak banyak (> 5) Banjir Penanganan gizi buruk: tidak menggunakan rawat gizi karena takut bayar 10

Bidan desa/ polindes: Temuan Studi: : KIA (6) Kualitas pelayanan Sebagian besar pengguna puas Sebagian pengguna tidak puas: karakter bidan, obat tidak manjur, pengalaman kurang, sulit dijangkau, bidan tidak ada di tempat Kader/posyandu: Hampir semua pengguna puas Puskesmas: Sebagian besar pengguna tidak puas: karakter pemberi pelayanan, antrian panjang, penerima Askeskin disepelekan, obat tidak manjur, obat sama rata 11

Temuan Studi: KIA (7) Penggunaan Perbedaan alasan dalam menggunakan atau tidak menggunakan pelayanan KIA moderen bagi kelompok yang berbeda: Kelompok masyarakat terpencil: jarak jauh, jalan buruk, tidak ada transport, tidak ada bidan Kelompok miskin: biaya pelayanan dan transportasi mahal Kelompok petani dan nelayan: bekerja di luar pemukiman dengan membawa keluarga Kelompok yang sudah biasa (percaya, turun-temurun) dengan dukun: bila janin diperkirakan lancar tidak perlu ke bidan, diurut saat hamil, bisa meluruskan letak janin Kelompok dengan anak banyak: malu, biasa melahirkan sendiri (dibantu suami, keluarga) 12

Temuan Studi: KIA (8) Aktor Aktor di tingkat desa yang memengaruhi masyarakat untuk menggunakan (+) atau tidak menggunakan (-) pelayanan KIA: Aparat desa: (+) Menerapkan denda Sumedang: denda / pangloh (program tri mitra ) bila tidak menggunakan bidan desa TTU, TTS: penerapan denda bila tidak hadir ke posyandu Melakukan sweeping : mendatangi rumah-rumah saat posyandu, dan selalu hadir ke posyandu (Cirebon, TTU, TTS) Tokoh agama dan pemangku adat: (+) mendorong pentingnya KIA Kader posyandu: (+) aktif mengajak ke posyandu, sweeping, bersama dengan bidan desa memberikan penyuluhan kesehatan PKK: (+) aktif dalam kegiatan KIA (persiapan Desa Siaga di Sumedang) Tetangga: (+) mengajak ke posyandu, memberikan informasi KIA Suami-istri dan keluarga besar: Jawa Barat: suami dan istri berperan dalam memutuskan (+, -) NTT: keluarga besar dan adat berperan memutuskan (+, -) 13

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (1) Alasan bersekolah: Beberapa pernyataan menarik membangun desa supaya masa depan bisa lebih baik dari orangtua bisa membaca dan menulis Alasan tidak bersekolah: bupati su ada, desa su ada, mu ganti sapa? Alasan tidak melanjutkan sekolah: otak berat pengaruh dari teman-teman luar ada yang bapaknya mati jadi dia tidak mau sekolah ada juga karena malu nggak bisa bayar uang buku Alasan kadang-kadang absen bersekolah: tidak senang dengan guru guru jahat..pas panen Pak, soalnya bantuin orangtua tidak pakai ijin sudah kebiasaan kalau seragam robek, sepatu basah (terkena banjir) tidak mau sekolah minta uang jajan tidak kasih alpha tidak pi sekolah 14

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (2) Ketersediaan Alasan sekolah-sekolah tidak dapat menampung dan memastikan kehadiran seluruh anak usia sekolah: Daya tampung terbatas terutama untuk sekolah favorit Ketiadaan sumberdaya untuk menambah daya tampung dan memperbaiki sarana dan prasarana Kasus menolak karena usia anak < 7 tahun untuk SD, tidak memenuhi syarat nilai untuk masuk SMP, atau cacat. Akses fisik: jarak jauh, jalan buruk, ketiadaan transportasi Akses keuangan masyarakat: BOS tidak dapat mencakup biaya penunjang pendidikan seperti seragam, biaya transportasi, jajan, kecukupan nutrisi Sejak ada BOS, sulit meminta partisipasi masyarakat 15

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (3) Kondisi guru: Ketersediaan Kualifikasi guru SD: bukan sarjana, tidak bisa mengajar Karakter guru: datang terlambat, tidak disiplin, galak (kadang memukul) NTT: jumlah sedikit, honorer, kekurangan guru mata pelajaran (matematika, IPA) Rumah jauh sehingga sering terlambat sehingga kualitas KBM rendah Lingkungan yang tidak menarik untuk proses KBM: Sarana dan prasarana sekolah kurang memadai: meja, kursi, bangunan, perpustakaan, wc NTT: ketiadaan air bersih sehingga tiap hari murid diwajibkan membawa air 16

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (4) Ketersediaan Masalah penyedia pelayanan/sekolah dalam menjangkau kelompok yang berbeda: SD: tidak ada masalah SMP: Nelayan Miskin Masyarakat yang tinggal di tempat terpencil Masyarakat yang lebih mementingkan adat (NTT) Masyarakat yang tidak merasa pentingnya sekolah: tidak ada masa depan Perempuan Anak bandel (nakal) 17

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (5) Penggunaan: Alasan sebagian orang tua tidak menyekolahkan anak mereka: Kendala akses fisik dan keuangan Terpencil: jauh, jalan buruk-berbukit-becek-menyeberang sungai (tidak ada jembatan), tidak ada transportasi (bila ada mahal) Ketiadaan SMP yang dekat Biaya penunjang sekolah: biaya transportasi, seragam, buku cetak/fotokopi, LKS, peralatan sekolah, uang jajan Kebutuhan ekonomi lain untuk kehidupan keluarga sehari-hari: pekerja anak (nelayan, buruh, TKI, pengamen, dll) Perempuan: tidak perlu sekolah tinggi (belis, akhirnya menikah dan mengurus rumah tangga, dll) 18

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (6) Penggunaan: Alasan sebagian orangtua tidak menyekolahkan anak mereka: Anak tidak mau sekolah: Ingin membantu orangtua mengalami kendala ekonomi Otak berat : rendahnya kemampuan menyerap pelajaran, sebagai akibat kurangnya asupan nutrisi Merasa/menganggap tidak ada masa depan Kenakalan anak (akibat pengaruh buruk lingkungan masyarakat dan kurangnya perhatian orangtua): main PS, diajak teman, narkoba, pergaulan bebas (menyebabkan kehamilan) Kurang perhatian dari orangtua: sibuk bekerja, orangtua menjadi TKI, bapak menikah lagi, tidak menyiapkan sarapan, tidak mendampingi mengerjakan tugas sekolah 19

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (7) Penggunaan: Perbedaan alasan dari kelompok yang berbeda di suatu desa untuk tidak menyekolahkan anak mereka: Kelompok yang tinggal di wilayah terpencil: akses jarak dan keuangan (transportasi mahal) Kelompok miskin: akses keuangan (memenuhi penunjang sekolah) Kelompok yang mementingkan adat (TTU, TTS): takut kehilangan harta (untuk biaya sekolah) yang akhirnya tidak diakui adat, anak perempuan tidak suci lagi (karena tinggal di asrama) sehingga nilai belis turun Kelompok yang tidak melihat manfaat sekolah (tidak ada masa depan) 20

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (8) Aktor lain: Aktor-aktor di tingkat desa yang memengaruhi orangtua untuk menyekolahkan anak mereka: Aparat desa: (+) Pemberlakuan denda (TTU,TTS) Rapat dengan orangtua saat kelulusan SD agar orangtua menyekolahkan anak mereka ke SMP/sederajat Memasukkan lulusan SD yang tidak melanjutkan sekolah ke Paket B Komite Sekolah: perannya lebih banyak mencari dana untuk perbaikan gedung sekolah Tetangga: (+) mengingatkan tetangga untuk menyekolahkan anak Interaksi sekolah dan orangtua: Keterlibatan orangtua dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan SD dan SMP: Hanya ketika rapat di sekolah saat pengambilan rapor anak Orangtua sering tidak mau/berani menyampaikan pendapat Mengatasi jarak (NTT): mendirikan Sekolah Kecil dan menyediakan asrama di dekat SMP 21

Temuan Studi: Pendidikan Dasar (9) Kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan Kriteria sekolah berkualitas: Pergaulan dan lingkungan di sekolah bagus, disiplin (guru dan siswa), lingkungan bagus, tingkat kelulusan tinggi, anaknya cerdas - berprestasi, menang lomba, pendidikan guru bagus, lulusannya banyak diterima di sekolah yang lebih tinggi, lulusannya banyak menjadi orang, dapat berinteraksi dengan orangtua, bangunan nyaman, prasarana memadai Kriteria guru berkualitas: Dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik, banyak menerangkan (tidak hanya menulis), cara mendidik bagus, disiplin, bijaksana, kreatif, tidak sering meninggalkan kelas, tidak galak, ramah, memberi tugas kepada murid, taat agama, menjadi panutan Tingkat kepuasan orangtua terhadap sekolah dan guru: SD: sebagian besar orangtua tidak peduli terhadap kualitas SD karena masyarakat memilih sekolah yang terdekat SMP: sebagian besar orangtua puas Guru SD: sebagian orangtua puas, sebagian orangtua tidak puas (terlambat hadir, galak, tidak bisa mengajar, murid ditinggal) Guru SMP: sebagian besar orangtua tidak tahu, ada yang berpendapat guru tidakkreatif, tidakbisamengajar, murid ditinggal 22

Penutup Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan program: Menjawab persoalan utama Menjangkau kelompok-kelompok khusus Melibatkan aktor pendukung utama 23

Lembaga Penelitian SMERU