KINETIKA REAKSI HIDROLISA PATI DARI KULIT NANGKA DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA MENGGUNAKAN TANGKI BERPENGADUK

dokumen-dokumen yang mirip
HIDROLISA PATI BIJI NANGKA MENJADI GLUKOSA DENGAN KATALISATOR H 2 O, HCL, NaOH, DAN ENZIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

c. Suhu atau Temperatur

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

PERPINDAHAN MASSA KARBOHIDRAT MENJADI GLUKOSA DARI BUAH KERSEN DENGAN PROSES HIDROLISIS. Luluk Edahwati Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur ABSTRAK

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

KINETIKA HIDROLISA KULIT PISANG KEPOK MENJADI GLUKOSA MENGGUNAKAN KATALIS ASAM KLORIDA

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

LEMBAR KERJA SISWA 4

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Menurut Kementerian Pertanian Indonesia (2014) produksi nangka di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS ENCENG GONDOK MENJADI FURFURAL DENGAN KATALISATOR HCL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HIDROLISA PATI DARI KULIT SINGKONG (VARIABEL RATIO BAHAN DAN KONSENTRASI ASAM)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

wanibesak.wordpress.com

PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG

MODUL I Pembuatan Larutan

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SKRIPSI HIDROLISIS PROTEIN KONSENTRAT DALAM BLONDO LIMBAH HASIL PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR DAN KONSENTRASI KATALIS PADA KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG KULIT KETELA POHON

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

HIDROLISIS ONGGOK DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR KOLOM BERSEKAT

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

PENGARUH KONSENTRASI SUSPENSI PATI TERHADAP HIDROLISIS PATI YANG TERKANDUNG DALAM TEPUNG PATI RAJAWALI

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 10 Kinetika Kimia

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI KATALIS ASAM DAN KECEPATAN PENGADUKAN PADA HIDROLISIS SELULOSA DARI AMPAS BATANG SORGUM MANIS

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Laporan Kimia Fisik KI-3141

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LIMBAH. Veteran Jatim A Abstrak. sebagai. hidrolisa yang. menggunakan khamir. kurun waktu. beberapa tahun hingga lain seperti pembuatan

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

BAB 9. KINETIKA KIMIA

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

B T A CH C H R EAC EA T C OR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

Kesetimbangan Kimia. A b d u l W a h i d S u r h i m

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Susut Mutu Produk Pasca Panen

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI

MENYARING DAN MENDEKANTASI

PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN RATIO BAHAN PADA HIDROLISA TEPUNG KULIT SINGKONG

BAB II DESKRIPSI PROSES

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr.) MENJADI GLUKOSA DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU ABSTRAK ABSTRACT

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Transkripsi:

KINETIKA REAKSI HIDROLISA PATI DARI KULIT NANGKA DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA MENGGUNAKAN TANGKI BERPENGADUK Indra B.K. 1), Retno D. 2) Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran Jawa Timur, Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya, Telpon 031-8782179, Fax 031-8782257 1) Mahasiswa UPN Veteran Jatim 2) Dosen UPN Veteran Jatim Email : aphroxindra@gmail.com Abstrak Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah buah yang terbagi atas tiga bagian, yaitu kulit, daging buah dan biji. Buah Nangka di Indonesia sangat digemari untuk dikonsumsi semua kalangan. Namun pemanfaatan dari kulit buah Nangka yang berbentuk padatan jarang dilakukan sehingga menyebabkan limbah. Limbah kulit Nangka tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan Glukosa atau Alkohol. Penelitian Kinetika Reaksi Hidrolisa Pati dari Kulit Nangka dengan Katalisator Asam Chlorida Menggunakan Tangki Berpengaduk bertujuan untuk menentukan parameter kinetika reaksi dan memperoleh kondisi terbaik dalam proses hidrolisa tersebut Metode Penelitian ini dimulai dari proses hidrolisa pati dengan variable suhu 50 ; 60 ; 70 ; 80 ; 90 o C, dan waktu pengadukan 30 ;40 ; 50 ; 60 ; 70 menit, menggunakan katalisator asam chlorida. Kemudian diteruskan netralisasi dengan Sodium Hidroksida dan dipekatkan agar terbentuk glukosa pekat. Glukosa tersebut kemudian dianalisa dengan metode Luff Schrool. Hasil terbaik dari Hidrolisa pati kulit nangka tersebut adalah Persamaan konstanta kecepatan reaksi sebesar dan koefisien difusi Molekular sebesar pada kondisi operasi dengan suhu 90 o C dan waktu hidrolisa 70 menit. Kata kunci: Kulit Nangka, Hidrolisa, Kinetika Reaksi, Glukosa. PENDAHULUAN Kulit merupakan pelindung terluar dari semua makhluk hidup yang hidup di bumi ini. Ada beberapa kulit dari buah buahan yang juga sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Cadangan makanan itu utamanya adalah Karbohidrat yang merupakan penyusun utama cadangan makanan pada tumbuhan. Untuk pengolahan lebih lanjut dari Karbohidrat di lakukan dengan cara hidrolisa. Salah satu buah yang mempunyai limbah kulit yang bisa dikatakan besar adalah Nangka. Nangka mempunyai struktur kulit yang keras pada bagian luar tetapi lunak pada kulit yang dalam yang biasa disebut daging kulit. Nangka dengan komposisi yang terdiri dari Kulit, daging buah, serta biji buah yang selama ini banyak di konsumsi hanyalah daging buahnya saja, sedangkan kulit serta bijinya dibuang begitu saja dan belum ada yang sempat untuk memanfaatkannya. Semakin banyaknya produk dari nangka maka semakin besar pula intensitas dari limbah kulit nangka tersebut. Maka dari pada itu di lakukan pengolahan lebih lanjut sehingga mempunyai kualitas serta tidak mencemarkan lingkungan. Di mana terdapat kandungan pati dan serat yang kasar yang mana dapat digunakan sebagai bahan utama glukosa. Glukosa yang terbentuk dapat dioleh kembali menjadi produk baru yang lebih bermanfaat, contohnya seperti alkohol dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi terbaik dari proses hidrolisa pati kulit nangka, dengan menentukan parameter kinetika reaksi. D6-1

TINJAUAN PUSTAKA NANGKA Nangka (Artocarpus heterophyllus) merupakan tanaman buah yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis. Di dalam kulit buah nangka tersebut terdapat beberapa komposisi di antaranya adalah Pati, Gula Total, Ethanol, Lemak, Protein, Serat Kasar, dan Air. (http://id.wikipedia.org/wiki/nangka) HIDROLISIS Hidrolisis merupakan proses pemecahan kimiawi suatu molekul karena pengikatan air, menghasilkan molekul molekul yang lebih kecil. Hidrolisis ada 5 jenis yaitu : 1. Hidrolisis Murni Hanya direaksikan dengan Aquades saja. Reaksi berjalan sangat lambat. 2. Hidrolisis dengan larutan asam Dapat digunakan asam encer atau asam pekat dan biasa sebagai katalisator. 3. Hidrolisis dengan larutan basa Dapat menggunakan basa encer atau basa pekat dengan tujuan tertentu sebagai katalisator. 4. Alkali fusion Dapat digunakan dengan atau tanpa H 2 O pada temperatur yang tinggi. Hanya digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya dalam proses peleburan dari bahan selulosa seperti serat kulit durian dengan katalisator NaOH menghasilkan asam oksalat dan asam asetat. 5. Hidrolisis dengan enzim sebagai katalisator Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan larutan asam atau enzim. Jika pati dipanaskan dengan larutan asam akan terurai menjadi molekul molekul yang lebih kecil secara berurutan dan hasil akhirnya adalah glukosa. (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-2/hidrolisis/) HCL H O + ( C H O nc H O 2 6 10 5) n 6 12 6 air pati Glukosa Pada penelitian terdahulu dengan judul Hidrolisa Kulit Durian Menjadi Glukosa dengan Penambahan HCl menggunakan peubah suhu, waktu, konsentrasi katalis asam. Semakin tinggi suhu dan panjangnya waktu hidrolisa maka semakin besar pula konversi glukosa yang didapatkan. Dari penelitian ini didapatkan konversi terbesar pada suhu optimum 95 o, dengan waktu 80 menit dengan konsentrasi HCl 1 N. (Puspita Dewi. 2005) Kinetika reaksi adalah suatu cabang ilmu kimia yang bertujuan untuk mempelajari mekanisme reaksi yaitu bagaimana reaksi itu terjadi dan kecepatan terjadinya reaksi kimia, yang menguji reaksi itu mengikuti tingkat atau orde ke berapa yang kemudian diperoleh suatu harga konstanta reaksi kimia. Faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah sebagai berikut adalah : 1. Waktu Semakin lama waktu hidrolisa maka semakin besar konversi yang akan diperoleh karena reaksi yang terjadi semakin mendekati sempurna.di mana kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan bila semakin lama waktu dan sebaliknya jika waktu dipersingkat. 2. Suhu Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh dengan rumus : k = k e o. dengan : E RT... (1) k = Tetapan Kecepatan Reaksi k o = Faktor frekuensi E = Energi aktivasi ( Cal / gmol ) R = Konstanta hukum gas ideal = 1.987 cal / o gmol c D6-2

Harga In k dari persamaan Arrhenius : ln k = ln k. E o RT... (2) 3. Konsentrasi Katalisator Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi. Penambahan konsentrasi katalis akan menyebabkan reaksi bergeser ke arah produk. 4. Pengadukan Pengadukan dibutuhkan untuk memperbesar frekuensi tumbukan antar partikel sehingga harga konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar pula. Dapat dinyatakan dengan persamaan Arrhenius : E RT k = k o. e...... (3) Dengan k o = faktor frekuensi 5. Kadar Suspensi Partikel Banyak atau sedikitnya kadar suspensi dari suatu partikel yang akan direaksikan akan mempengaruhi hasil yang diinginkan. Perbandingan antara kadar suspensi dengan pelarut relatif tinggi menyebabkan keseimbangan reaksinya akan bergeser ke kanan dan juga sebaliknya. Dengan demikian akan mempengaruhi kecepatan reaksi.(http://free.vlsm.org/v12/sponsor/sponsor- Pendamping/Praweda/Kimia/0177%20Kim%201-5e.htm) Mekanisme reaksi Reaksi hidrolisa pati dengan bantuan katalisator HCl akan menghasilkan glukosa. Adapun reaksinya sebagai berikut : HCl H O C H O ) nc H kimia. 2 + ( 6 10 5 n 6 12O6 HCl A + B C Kecepatan reaksi ditentukan oleh difusi melalui lapisan film, difusi melalui lapisan abu atau reaksi Persamaan kecepatan reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut : A...(4) dc r A = = kc AC dt B Dengan C A = dianggap konstan tetap Maka dapat dianggap reaksi orde satu terhadap A Dengan tidak adanya difusi lapisan abu, maka mekanisme yang mengontrol dapat diasumsikan. Untuk penurunan ukuran partikel digunakan... (5) Jika Diffusi Film Gas yang Mengendalikan maka : pada saat sebuah partikel, awalnya ukuran Ro, telah menyusut hingga ukuran R, sehingga dapat menulis sebagai berikut:...(6) waktu bereaksi sempurnanya sebuah partikel didapat....(7) Untuk penurunan ukuran partikel digunakan...(8) (Levenspiel, Octave.2nd, 1972, hal 357 377) Penentuan Reaksi Pengendali Kinetika dan laju pengontrol dari reaksi solid liquid ditentukan dari bagaimana konversi progresif dari partikel dipengaruhi oleh ukuran partikel dan suhu operasi. Data ini dapat diketahui dengan berbagai cara, tergantung fasilitas dan bahan yang digunakan. Dari persamaan (13) menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan partikel untuk menyusut sebanding dengan konversi fraksional dari partikel tersebut, seperti yang D6-3

ditunjukkan oleh gambar di bawah. Ada beberapa metode yang dapat dipakai dalam penentuan orde dan konstanta kecepatan reaksi dengan pendekatan reaksi homogen. Figure 1. Laju reaksi untuk partikel bola dengan pengukuran konsentrasi fluida dengan waktu untuk konversi sempurna Penentuan Orde Reaksi Metode Analisis Integral Metode analisis integral merupakan suatu cara untuk memperkirakan persamaan reaksi dengan menggunakan integral dan membandingkan perkiraan grafik dengan data yang diperoleh dari percobaan. Prosedurnya adalah sebagai berikut: 1.... Dengan menganggap reaksi :... 9) 2.... Misalkan diinginkan untuk memeriksa laju reaksi orde satu dengan mengikuti persamaan :...(10) bila diintegrasikan dan mendapat hasil...(11) atau dinyatakan dalam fraksi konversi :...(22) 3.... Fungsi konsentrasi tersebut sebanding dengan waktu, maka untuk reaksi orde satu dilukiskan melalui grafik antara atau berbansing waktu (t), maka akan diperoleh garis lurus yang melalui pusat koordinat dan slope k 4.... Dari data percobaan hasil integral untuk model persamaan reaksi yang diuji kemudian membandingkannya dengan persamaan dari langkah nomor 3 5.... Apabila diperoleh grafik garis lurus, maka model persamaan kecepatan reaksi yang ditetapkan adalah cocok dengan data yang diperoleh. Tetapi apabila kurva yang terbentuk tidak berupa garis lurus maka model persamaan tidak cocok dan perlu dicoba persamaan kecepatan reaksi yang lainnya Figure2. Uji Reaksi Orde Satu Slope = k Dan untuk reaksi orde dua bila grafik antara garis lurus maka reaksi adalah orde dua vs waktu (t) merupakan 0 t D6-4

METODE PENELITIAN Bahan baku utama yang digunakan adalah Kulit dalam buah nangka (dami) yang dijadikan serbuk berukuran 20 mesh sebanyak 20 gr, di mana bahan baku tersebut didapatkan di Pasar Tradisional Krian. Dengan zat kimia yang digunakan adalah HCl 1N 200ml; NaOH; Larutan Luff serta KI; dan Amilum yang didapatkan di toko kimia daerah Rungkut. Alat yang digunakan adalah seperangkat alat hidrolisa dengan motor pengaduk berkecepatan 200rpm dan diberi kondensor. Variable yang dikerjakan a. Waktu hidrolisa ( menit ) : 30 ;40 ; 50 ; 60 ; 70 b. Suhu hidrolisa ( o C ) : 50 ; 60 ; 70 ; 80 ; 90 KULIT NANGKA DIKERINGKAN DIAMBIL BAGIAN YANG LUNAK HASIL HIDROLISA, 10 GRAM + HINGGA 100 ml AQUADEST, KOCOK DITUMBUK / DIHALUSKAN ( 20 MESH ) LARUTAN GLUKOSA SERBUK KULIT NANGKA PASANG PENDINGIN TEGAK DI TIMBANG SEBANYAK 20 GRAM + 100 ml AQUADEST + 10 ml LARUTAN LUFF + BATU DIDIH ( Dalam Erlenmeyer ) DITAMBAHKAN AQUADEST 100 ML DIDIDIHKAN 10 MENIT DITAMBAHKAN HCl 1 N; 200 ML DI ADUK DENGAN KECEPATAN 200 rpm PROSES HIDROLISA WAKTU : 30; 40; 50; 60; 70 SUHU : 50; 60; 70; 80; 90 DIDINGINKAN DITAMBAH NAOH PENETRALAN + 10 ml KI 20% + 25 ml Asam Sulfat Encer 6N ENDAPAN DISARING TITRASI LARUTAN THIO DENGAN INDIKATOR AMILUM FILTRAT DI UAPKAN GLUKOSA PEKAT CATAT KEBUTUHAN LARUTAN THIO ANALISA LUFF SCHROLL D6-5

HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Hidrolisis pati kulit nangka dengan katalisator asam klorida dengan melakukan variasi watu dan suhu betujuan untuk mendapatkan kondisi optimumnya, dan kadarnya dianalisa dengan metode Luff schroll. Figure 3. Hasil analisa berat glukosa dengan metode Luff Schrool Dari hasil figure 3. diperoleh hasil optimum untuk hidrolisa pati kulit nangka menjadi glukosa pada suhu 90 o C dengan waktu 70 menit sebanyak 7,83 mgr, dan dapat dilihat di dalam grafik tersebut bahwa penambahan waktu hidrolisa maka produk yang dihasilkan semakin banyak. Dan juga pada penambahan suhu operasi. Penentuan Reaksi Pengendali Untuk dapat mengetahui orde reaksi, diperlukan data konversi dari reaktan B yaitu pati. Berat molekul dari pati tidak dapat diketahui karena mempunyai rantai yang panjang sehingga digunakan data hasil optimum sebagai batasan terbesar dari konversi yaitu 0,999 Tabel 1. Konversi pati dalam berbagai waktu (X B ) Waktu Konversi Zat B (X B ) Suhu Suhu 50 o Suhu 60 o Suhu 70 o Suhu 80 o Suhu 90 o 30 Menit 0,75096 0,78161 0,79693 0,84291 0,87356 40 Menit 0,82759 0,84291 0,84291 0,90421 0,88889 50 Menit 0,88889 0,87356 0,88889 0,91954 0,93550 60 Menit 0,90421 0,91954 0,88889 0,93550 0,95147 70 Menit 0,95147 0,95147 0,96743 0,96743 0,99936 D6-6

Reaksi pengendali untuk reaksi kimia yang mengendalikan dapat digunakan persamaan 5 untuk reaksi kimia dan persamaan 8 untuk diffusi film gas. Figure diatas merupakan hasil persamaan (5) dan (8) untuk hasil yang optimum yaitu pada suhu 90 o C dan dalam waktu 70 menit, didapatkan waktu bereaksi sempurna rata rata yaitu Tabel 2. Waktu bereaksi sempurna untuk pengendali reaksi kimia suhu (ºC) 1/τ τ (menit) 50 0,009766 102,3976 60 0,009913 100,8820 70 0,010041 99,5962 80 0,010927 91,5194 90 0,012426 80,4780 Rata - Rata 94,9746 Tabel 3. Waktu bereaksi sempurna untuk diffusi film gas suhu (ºC) 1/τ τ (menit) 50 1,42E-02 70,2015 60 1,44E-02 69,4503 70 1,45E-02 69,0791 80 1,53E-02 65,2851 90 1,60E-02 62,3112 Rata - rata 67,2655 Persamaan konstanta kecepatan reaksi untuk pengendali reaksi kimia didapatkan dengan menghitung konstanta kecepatan reaksi pada berbagai suhu (ks) dengan persamaan Tabel 4. Konstanta Kecepatan Reaksi pada berbagai Suhu kemudian dilukiskan melalui grafik Ln K Vs 1/T suhu (ºC) τ (menit) Ks 50 102,3976 0,00013 60 100,8820 0,00013 70 99,5962 0,00552 80 91,5194 0,00607 90 80,4780 0,00674 D6-7

Dari grafik tersebut maka di dapatkan konstanta kecepatan reaksinya adalah: Harga Diffusi Molekuler dari pengendali diffusi film gas didapatkan dari persamaan Tabel 5. Konstanta Koefesien Diffusi Film Gas (D) pada berbagai suhu suhu (ºC) τ (menit) D 50 70,2015 1,12E-06 60 69,4503 1,16E-06 70 69,0791 1,18E-06 80 65,2851 1,42E-06 90 62,3112 1,62E-06 Rata - rata 1,30E-06 sehingga didapatkan nilai diffusi molekuler rata rata sebesar 1,3 x 10-6 Ada beberapa faktor yang ikut serta dalam penentuan reaksi pengendali. Untuk reaksi kimia, faktor suhu sangat berpengaruh. Ini terbukti dari hasil perhitungan konstanta kecepatan reaksi yang semakin bertambah pada saat suhu ditambahkan dengan selisih yang cukup besar, hal ini juga mempengaruhi harga dari energi aktifasinya. Faktor suhu sangat berperan dalam reaksi kimia sebagai reaksi pengendali. Di lain pihak diffusi film gas juga memegang peran dalam penelitian ini di mana diffusi film gas yang sering disebut transfer massa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas penampang, kecepatan pengadukan, kadar suspensi pati. Dan dapat dilihat dari hasil perhitungan waktu bereaksi sempurna rata rata untuk diffusi film gas yang jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan adalah, rentan waktu yang digunakan memiliki selisih yang kecil dan dalam penelitian tersebut apabila waktu operasi ditingkatkan maka hasil yang di dapat akan tidak sesuai dengan keinginan dikarenakan kandungan dari pati telah tertransfer hampir keseluruhan sehingga kandungan yang tersisa akan menghasilkan produk lain yang tidak diinginkan. Sehingga diffusi film gas juga berperan dalam penelitian ini. Keterkaitan antara reaksi kimia dan diffusi film gas ini telah di jelaskan di bagian mekanisme reaksi tentang faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi, yang beberapa faktornya telah dibahas dan ditelaah lebih lanjut dalam hasil penelitian ini. KESIMPULAN 1. Semakin lama waktu proses, maka semakin banyak kandungan glukosa yang didapatkan tetapi pada suatu ketika reaksi tersebut akan mencapai batasnya dan akan didapatkan kandungan glukosa yang tetap dan kemudian kandungan tersebut akan turun, sesuai dengan teori yang digunakan. D6-8

2. Reaksi pengendali di sini dibedakan menjadi dua dan mempunyai beberapa faktor pendukung yang menunjang data data yang ada. Untuk reaksi kimia sebagai pengendali, faktor suhu sangat berperan karena menentukan besarnya konstanta kecepatan reaksi dan energi aktifasi, sedangkan Diffusi film gas dipengaruhi oleh luas penampang, kecepatan pengadukan dan kadar suspensi. Sehingga dalam penelitian ini kedua reaksi pengendali saling berperan, terbukti dari hasil hasil yang ditunjukkan dalam Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 3. Suhu yang lebih tinggi dari pada titik didih air akan menyebabkan hasil hidrolisa rusak serta akan menghasilkan produk yang tidak diinginkan sehingga hipotesa tentang reaksi mengikuti orde satu tidak berlaku, maka pada suhu yang mendekati titik didih air hasil kenaikkannya sangat kecil 4. Hasil yang relatif baik didapat pada suhu 90 o C dengan rentan waktu 70 menit dengan hasil konversi terbesar dengan persamaan Konstanta Kecepatan reaksi (k) sebesar dengan Koefisien Difusi Molekular sebesar DAFTAR PUSTAKA Hapsari, Nur. Buku Petunjuk Keselamatan & Instruksi Kerja Laboraturium, Universitas Pembangunan Nasional Surabaya http://125.163.204.22/download/ebooks.../pengambilan%20glukosa.pdf(oktober,26 2009; 18:22 ) http://barbienetter.blogspot.com/2010/01/laporan-hidrolisis-sukrosa-dan-pati.html(february,18 2010; 10:35 ) http://free.vlsm.org/v12/sponsor/sponsor-pendamping/praweda/kimia/0177%20kim%201-5e.htm (Oktober, 28 2009; 19:33 ) http://id.wikipedia.org/wiki/nangka ( November, 27 2009; 9:18 ) http://id.wikipedia.org/wiki/pati ( November, 27 2009; 9:25) http://id.wikipedia.org/wiki/glukosa ( November, 27 2009; 9:40) http://moko31.wordpress.com/2009/07/04/polinacea-based-comment-from-user/(february,18 2010; 9:22 ) http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/hidrolisis-polisakarida ( February, 18 2010 10:45 ) http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-2/hidrolisis/(february,18 2010 11:00) http:// www.pusri.co.id/budidaya/buah/nangka.pdf ( November, 27 2009; 9:17) Levenspiel, Octave., 1972, Chemical Reaction Engineering, Departement of Chemical Engineering Oregon State University Puspita Dewi, Chitra. 2005. "Kinetika Reaksi Hidrolisa Glukosa dari Kulit Durian dengan Katalis HCl", Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Surabaya Sudarmadji, S., Bambang haryono dan Suhardi, 1984, "Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian ", Liberty, Yogyakarta Winarno, F.G. 1989. Kimia Pangan & Gizi. Jakarta: PT Gramedia. D6-9