PEMBUATAN ALGINAT DARI RUMPUT LAUT UNTUK MENGHASILKAN PRODUK DENGAN RENDEMEN DAN VISKOSITAS TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT COKELAT DENGAN CARA EKSTRAKSI

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Natrium Alginat Rumput Laut Sargassum sp.

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

EKSTRAK Na-ALGINAT SEBAGAI EDIBLE COATING TERHADAP PROSES PEMATANGAN BUAH MANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

ABSTRACT

Kandungan Na-Alginat dari Rumput Laut Padina sp. Menggunakan Konsentrasi Kalium Hidroksida yang Berbeda

DAYA HAMBAT EKSTRAK Na-ALGINAT DARI ALGA COKLAT JENIS Sargassum sp. TERHADAP PROSES PEMATANGAN BUAH MANGGA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

KAJIAN EKSTRAKSI ALGINAT DARI RUMPUT LAUT Sargassum sp. SERTA APLIKASINYA SEBAGAI PENSTABIL ES KRIM. Oleh : JUNITA SISWATI

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB I PENDAHULUAN. cerminan dari potensi rumput laut Indonesia. Dari 782 jenis rumput laut

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

JURNAL INTEGRASI PROSES

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 5 No. 2 Februari 2013 OPTIMASI KONDISI PROSES PENGAMBILAN ASAM ALGINAT DARI ALGA COKLAT

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Perbandingan Metode Ekstraksi Natrium Alginat: Metode Konvensional dan Microwave Assisted Extraction (MAE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

PENGARUH PERENDAMAN RUMPUT LAUT COKLAT SEGAR DALAM BERBAGAI LARUTAN TERHADAP MUTU NATRIUM ALGINAT.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

JOURNAL OF MARINE RESEARCH Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

Pengaruh Perendaman Larutan KOH dan NaOH Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Sargassum polycycstum C.A. Agardh

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

EKSTRAKSI NATRIUM ALGINAT DARI ALGA COKLAT Sargassum echinocarphum. oleh

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

III. METODE PENELITIAN

Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Turbinaria sp. dari Pantai Krakal, Gunung Kidul-Yogyakarta

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BEBERAPA CATATAN TENTANG KARAGINAN. Oleh. Abdullah Rasyid 1) ABSTRACT

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERCOBAAN

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PENGAMBILAN PEKTIN DARI AMPAS WORTEL DENGAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN PELARUT HCl ENCER

Pengaruh Konsentrasi KOH yang Berbeda Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Coklat Sargassum duplicatum J. G. Agardh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp.

KARAKTERISTIK ALKALI TREATED COTTONII (ATC) DARI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA BERBAGAI KONSENTRASI KOH, LAMA PEMASAKAN DAN SUHU PEMANASAN OLEH :

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA HAMBAT EKSTRAK Na-ALGINAT DARI ALGA COKLAT JENIS Sargassum sp. TERHADAP PROSES PEMATANGAN BUAH MANGGA DAN BUAH JERUK

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

ALGAE COKLAT (PHAEOPHYTA) SEBAGAI SUMBER ALGINAT. Oleh. Abdullah Rasyid 1)

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

PENGARUH KONSENTRASI Na 2 CO 3 TERHADAP RENDEMEN NATRIUM ALGINAT DARI Sargassum cristaefolium ASAL PERAIRAN LEMUKUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN TETES TEBU (MOLASES) DAN UREA SEBAGAI SUMBER KARBON DAN NITROGEN DALAM PRODUKSI ALGINAT YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI ALGINAT DARI RUMPUT LAUT Sargassum sp. SEBAGAI BAHAN PENGENTAL

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

Transkripsi:

PEMBUATAN ALGINAT DARI RUMPUT LAUT UNTUK MENGHASILKAN PRODUK DENGAN RENDEMEN DAN VISKOSITAS TINGGI Marita Agusta Maharani (L2C605159) dan Rizki Widyayanti (L2C605171) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058 Pembimbing: Ir. Nur Rokhati, MT. Abstrak Alginat adalah fikokoloid atau hidrokoloid yang diekstraksi dari Phaeophyceae (alga coklat). Senyawa alginat merupakan suatu polimer linier yang terdiri dari dua satuan yang monomeric, ß -D -asam manuronat dan a -L -asam guluronic. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh alginat dengan rendemen dan viskositas tinggi dari rumput laut Rembang dan Jepara. Pada penelitian ini dilakukan penentuan metode proses yang paling baik yang dapat menghasilkan rendemen dan viskositas yang tinggi dari tiga metode yang digunakan, yaitu metode I (Bashford), metode II (praktis) dan metode III (modifikasi). Selanjutnya untuk metode proses yang paling baik dilakukan optimasi kondisi operasi dengan memvariasi suhu ekstraksi alginat, yaitu suhu 40 0 C, 50 0 C, 60 0 C, dan 70 0 C. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa metode modifikasi adalah metode yang paling baik. Selanjutnya dari metode modifikasi dilakukan berbagai variabel suhu ekstraksi pada rumput laut Rembang dan Jepara. Dari hasil percobaan ini didapatkan optimasi suhu ekstraksi pada metode III yaitu pada suhu ekstraksi 50 0 C dengan rendemen 42,20 % dan viskositas sebesar 1,62 cp yang diperoleh dari rumput laut Rembang. Kata kunci: alginat, ekstraksi, rumput laut 1. Pendahuluan Di perairan Indonesia terdapat sekitar 28 spesies rumput laut coklat yang berasal dari enam genus diantaranya yaitu Dyctyota, Padine, Hormophysa, Sargassum, Turbinaria dan Hydroclathrus. Spesies rumput laut yang telah diidentifikasi yaitu Sargassum sp. sebanyak 14 spesies, Turbinaria sebanyak 4 spesies, Hormophysa baru teridentifikasi 1 spesies, Padina 4 spesies, Dyctyota 5 spesies dan Hydroclathrus 1 spesies. Jenis-jenis rumput laut tersebut tersebar pada beberapa daerah di Indonesia. Rumput laut penghasil alginat banyak ditemukan di pesisir pantai utara pulau Jawa, antara lain rumput laut yang terdapat di pesisir pantai Rembang dan pesisir pantai Jepara. Umumnya rumput laut tumbuh secara liar dan masih belum dimanfaatkan secara baik. Pemanfaatan rumput laut liar ini hanya sebatas sebagai pupuk ataupun dibakar karena menggangu kondisi sekitar pesisir pantai. Rumput laut coklat memiliki pigmen santotif yang memberikan warna coklat dan dapat menghasilkan algin atau alginat, laminarin, selulosa, fikoidin dan manitol yang komposisinya sangat tergantung pada jenis (spesies), masa perkembangan dan kondisi tempat tumbuhnya. Rumput laut coklat yang potensial untuk digunakan sebagai sumber penghasil alginat diantaranya adalah jenis Makrocystis, Turbinaria, Padina dan sargassum sp. Kandungan alginat pada rumput laut coklat tergantung musim, tempat tumbuh, umur panen dan jenis rumput laut. Dalam dunia industri dan perdagangan, algin dikenal dalam bentuk asam alginat atau alginat. Asam alginat adalah suatu getah selaput (membrane mucilage), sedangkan adalah bentuk garam dari asam alginat. Algin terdapat pada semua jenis alga coklat sebagai komponen penyusun dinding sel seperti hal selulose dan pektin. Secara kimia, Asam alginat adalah senyawa komplek yang termasuk karbohidrat koloidal hidrofilik hasil polimerisasi D asam Mannuronat dengan rumus kimianya (C6H8O6)n dimana harga n diantara 80 sampai 83. Ada dua jenis monomer penyusun asam alginat yaitu asam D-mannuronat dan asam L-guloronat. Sifat-sifat alginat sebagian besar tergantung pada tingkat polimerisasi dan perbandingan komposisi guluronat dan mannuronat dalam molekul. Asam alginat tidak larut dalam air dan mengendap pada ph < 3,5 sedangkan garam alginat dapat larut dalam air dingin atau air panas dan mampu membentuk larutan yang stabil. Natrium Alginat tidak dapat larut dalam pelarut organik tetapi dapat mengendap dengan alkohol. Alginat sangat stabil pada ph 5 10, sedangkan pada ph yang lebih tinggi viskositasnya sangat kecil akibat adanya degradasi ß- eliminatif. Ikatan glikosidik antara asam mannuronat dan guluronat kurang stabil terhadap hidrolisis asam dibandingkan ikatan dua

asam mannuronat atau dua asam guluronat. Kemampuan alginat membentuk gel terutama berkaitan dengan proporsi L-guluronat (An Ullman s 1998). Asam alginat diproduksi dengan cara ekstraksi alga coklat (Phaeophyceae) dan banyak digunakan sebagai bahan pembentuk gel dan pengental yang bersifat thermoreversibel dalam berbagai bidang industri, juga dipakai sebagai suspending emulsifying, dan stabilizing agent. Senyawa Alginat yang umum dikenal adalah Natrium Alginat. penelitian ini bertujuan untuk melakukan berbagai metode proses pembuatan alginat yang diharapkan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan meningkatkan rendemen dan viskositas alginat di Indonesia khususnya untuk Rumput laut Rembang dan Jepara, menyadari metode yang digunakan belum memberikan hasil yang optimal maka dilakukan upaya modifikasi metode ekstraksi guna meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan mengurangi impor akan hasil-hasil olahannya. 2. Bahan dan Metode Penelitian 2.1 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumput laut jenis sargassum. Rumput laut ini diperoleh dari perairan pantai Rembang dan Jepara propinsi Jawa Tengah. Adapun bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Na 2 CO 3 sebagai solven pengekstrak, sebagai pemutih, digunakan Ca(OCl) 2, NaOCl, dan H 2 O 2. Untuk pengendap digunakan Butanol, Isopropil Alkohol, dan Etanol. Bahan-bahan lain yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah NaOH, Aquadest, CaCl 2, HCl, H 2 SO 4 dan PH indikator. 2.2 Alat yang digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah beaker glass, motor pengaduk, gelas ukur, pemanas, kertas saring, kain saring, pengaduk, labu takar, termometer, neraca analitik, ph meter. Peralatan analisa yang berupa oven, viskosimeter, Gambar 1. Alat percobaan ekstraksi alginat 2.3 Rancangan Percobaan Pada penelitian ini proses pembuatan alginat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu metode bashford (I), metode praktis (II), dan metode modifikasi (III). Penelitian pembuatan alginat untuk metode II pernah dilakukan oleh Alief Angga P. dkk dan penelitian pembuatan alginat untuk metode III pernah dilakukan oleh Bambang Budi S. dkk. Perlakuan ketiga metode ini pada umumnya sama melalui beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, ekstraksi, pemutihan, pengasaman dan konversi asam alginat menjadi Natrium alginat. Pembuatan alginat dengan metode I, metode II dan metode III disajikan dalam tabel 1. Metode ekstraksi yang menghasilkan rendemen dan viskositas paling tinggi, dalam percobaan ini menggunakan rumput laut dari Rembang, kemudian dioptimasi kondisi operasinya dengan memvariasi suhu ekstraksi alginat (40 0 C, 50 0 C, 60 0 C, 70 0 C) masing-masing untuk rumput laut Rembang dan Jepara. Karena pembuatan alginat memakan waktu yang cukup lama dan terbatasnya waktu penelitian, maka optimasi kondisi

operasi pembuatan alginat dengan variasi suhu ekstraksi hanya sampai pada tahap pengasaman yaitu pembuatan asam alginat. Tabel 1. Pembuatan Alginat dengan Metode I, Metode II dan Metode III Tahap Metode I Metode II Metode III Persiapan Pencucian dengan air Perendaman dalam 0.2 N H 2 SO 4 Pencucian dengan air Ekstraksi Ekstraksi dengan Na 2 CO 3 4%, 2 jam, suhu 50 0 C Perendaman dalam HCl 0,5 % suhu 50 0 C 30 menit Perendaman dalam NaOH 1% pada suhu 50 0 C Ekstraksi dengan Na 2 CO 3 5%, 2 jam, suhu 50 0 C Perendaman dalam HCl 0,5 % Bilas 2 kali dengan 600 ml air NaOH 0,1 % Bilas 2 kali dengan 600 ml air Ekstraksi dengan Na 2 CO 3 1,5 %, 90 menit, suhu 64 ± 2 0 C Pemutihan 1N Ca(Ocl) 2 H 2 O 2 30 ml NaOCl 5 % Pengendapan Sebagai Ca Alginat 23% CaCl 2 Pengasaman H 2 SO 4 10 % Pencucian dengan Etanol 50 % & 96 % Konversi Na Alginat HCl 5 % HCl 5 % NaOH 0,1 N & Etanol 96 % NaOH 0,1 N & Butanol Na 2 CO 3 7% & Isopropil Alcohol 95 % 3. Hasil dan Pembahasan Pemilihan Metode Ekstraksi Hasil percobaan untuk pengaruh metode proses terhadap rendemen dan viskositas produk dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. Tabel 2. Pengaruh Metode Proses terhadap Rendemen Produk No. Metode Proses Sampel (gram) Na-Alginat Asam Alginat I Bashford 25 38,65 44,96 II Praktis 25 III Modifikasi 25 21,36 21,68 36,04 43,04 Pengaruh metode proses terhadap hasil Na alginat dan asam alginat (tabel 2) menunjukkan bahwa metode I (bashford) merupakan metode dengan rendemen tertinggi. Namun demikian, kemungkinan kandungan alginatnya tidaklah semata-mata hanya sebagai garam Na alginat dan asam alginat tetapi juga mengandung senyawa alginat sebagai Ca alginat atau senyawa kalsium yang lain juga ikut mengendap, misalnya gips (CaSO 4 ). Hal ini disebabkan karena metode I menggunakan CaCl 2 pada tahap pembentukan Ca alginat dan H 2 SO 4 pada tahap pengasaman, sehingga penambahan H 2 SO 4 pada tahap pengasaman akan bereaksi dengan sisa CaCl 2 membentuk CaSO 4. Dimana CaSO 4 adalah endapan putih yang kemungkinan nantinya dapat mengganggu kemurnian produk. Sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak mengandung senyawa Ca sulfat daripada Na dan asam alginat. Sedangkan pada metode modifikasi, tanpa menggunakan tahap pembentukan Ca alginat, sehingga kemurnian hasil Na dan asam alginat dapat lebih tinggi tanpa mengandung senyawa alginat sebagai Ca sulfat yang ikut mengendap.

Tabel 3. Pengaruh Metode Proses terhadap Viskositas produk No. Metode Proses Na-Alginat Asam Alginat I Bashford 1,07 1,57 II Praktis 1,13 1,31 III Modifikasi 1,28 1,75 Pengaruh metode proses terhadap viskositas alginat (tabel 3) menunjukkan bahwa Na alginat dan asam alginat dengan viskositas yang paling tinggi adalah metode III (modifikasi). Hal ini disebabkan karena pada metode III tanpa melalui tahap pembentukkan Ca alginat karena kemungkinan semakin banyak tahap yang dilakukan akan mendegradasi rantai panjang alginat. Menurut Mc.Hugh (1987), panjangnya rantai polimer menentukan mutu alginat. Semakin panjang rantainya, semakin besar berat molekulnya dan semakin besar nilai viskositasnya. Kekentalan yang dihasilkan sesuai dengan alginat yang terekstrak, bila sebagian besar yang terekstrak alginat berbobot molekul tinggi maka alginat yang dihasilkan mempunyai nilai viskositas tinggi. Dan sebaliknya bila yang terekstrak berbobot molekul rendah maka alginat yang dihasilkan mempunyai nilai viskositas rendah. Pada metode I dan II, viskositas yang didapat lebih rendah. Rendahnya viskositas akibat dari terlalu tingginya konsentrasi Na 2 CO 3 yang digunakan sebagai larutan pengekstraksi. Semakin pekat Na 2 CO 3 maka rantai panjang polimer akan terdegradasi menjadi rantai pendek sehingga viskositasnya akan turun. Selain itu, waktu ekstraksi alginat juga berpengaruh terhadap viskositas, semakin lama waktu ekstraksi akan mendegradasi rantai panjang alginat, hal ini membuat viskositas menjadi rendah. Berdasarkan pembahasan di atas, maka untuk proses selanjutnya, yaitu tahap optimasi, menggunakan metode III (modifikasi), sampai pada tahap pengasaman. Hal ini dikarenakan proses pembuatan alginat sampai pada tahap konversi asam alginat menjadi natrium memerlukan waktu yang lama. Pada tahap optimasi, suhu ekstraksi divariasi untuk masingmasing rumput laut Rembang dan Jepara. Optimasi Suhu Ekstraksi pada Metode III (modifikasi) Tabel 4. Suhu ( o C) Pengaruh Suhu Ekstraksi terhadap Produk Alginat Rendemen Viskositas Jepara Rembang Jepara Rembang 40 34,68 19,44 1,74 1,75 50 40,96 42,20 1,61 1,62 60 44,20 36,64 1,60 1,617 70 48,76 43,04 1,57 1,56 Dari hasil yang didapat pada tabel 4, dapat diketahui pengaruh suhu ekstraksi terhadap rendemen produk yaitu semakin tinggi suhu maka rendemen semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi suhu ekstraksi, maka semakin banyak alginat yang dapat terlarut. Alginat yang terdapat dalam rumput laut berbentuk asam alginat yang sulit larut dalam air. Pada proses ekstraksi, asam alginat diubah menjadi natrium alginat yang memiliki sifat dapat larut dalam air. Semakin tinggi suhu ekstraksi maka konversi akan semakin tinggi, sehingga lebih banyak asam alginat yang dapat diubah menjadi natrium alginat. Sedangkan pengaruh suhu ekstraksi terhadap viskositas yaitu semakin tinggi suhu maka viskositas akan menurun. Hal ini disebabkan karena alginat merupakan senyawa yang berbentuk polimer rantai panjang yang mudah sekali terdegradasi. Jika semakin tinggi suhu ekstraksi maka banyak rantai panjang alginat terdegradasi menjadi rantai pendek sehingga menyebabkan viskositas turun.

Dari optimasi suhu ekstraksi pada metode III yang menghasilkan rendemen dan viskositas tinggi didapatkan hasil sebagai berikut: Suhu Ekstraksi 50 0 C Rendemen 42,20 % Viskositas 1,62 cp 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Metode proses yang menghasilkan produk alginat dengan rendemen dan viskositas tinggi adalah metode III (modifikasi). 2. Suhu ekstraksi yang optimum yaitu pada suhu 50 0 C. 3. Produk alginat yang paling baik diperoleh dari rumput laut Rembang pada suhu 50 0 C dengan rendemen sebesar 42,20 % dan viskositas sebesar 1,62 cp. Ucapan Terima Kasih Dalam penelitian ini kami mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat- Nya, kedua orangtua kami atas kasih sayang dan dukungannya, Dr. Ir. Abdullah, MS selaku kepala Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Ir. Nur Rokhati, MT selaku dosen pembimbing penelitian atas bimbingan dan nasehatnya, teman-teman angkatan 2005 atas dukungan dan semangatnya, dan segenap pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Alief Angga Prasetya, Dewi Ratih Handayaningrum, (2007), Modifikasi Proses Pembuatan Alginat Dari Rumput Laut Coklat Dan Aplikasinya Sebagai Bahan Pengawet Makanan Alami, Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang. An Ullman s encyclopedia, (1998), Industrial Organic chemicals. Vol. 7, wiley-vch. New York. Bambang Budi S. dkk, (2000), Makanan Tradisional Indonesia. Vol. 2, No.4, Universitas Brawijaya Malang. Nur Rokhati, Aji Prasetyaningrum, (2004), Potensi Rumput Laut Di pantai Jepara Sebagai Penghasil Alginat : Modifikasi Proses Untuk Peningkatan Mutu Produk Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang. Kirk, Othmer, 1971, Encyclopedia of Chemical Technology, vol.12, 1 st Encyclopedia, Inc, New York. ed, The International Winarno F.G., 1990, Teknologi Pengolahan Rumput Laut, Edisi I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Prasetyaningrum A. dan A. purbasari, (2002), Ekstraksi Alginat dari Rumput Laut dan Aplikasinya pada Industri, vol. 6, No. 2, Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Semarang. Abdullah Rasyid dan Rachmaniar Rachmat, (2002), Modifikasi Metode Ekstraksi Natrium Alginat Untuk Meningkatkan Nilai Viskositas, Pusat penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta. Mc. Hugh, D.J., (1987), Productions,Propertiesand Uses of Alginate, Food and Agriculture Organization of Nation, Rome.