Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan. strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II BUSINESS CANVAS

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB II LANDASAN TEORI

BMC Summary and Simple Example for E2

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha membutuhkan penerapan teknologi yang dapat membantu

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Entrepreneurship and Inovation Management

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II LANDASAN TEORI

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB II LANDASAN TEORI

E-BUSINESS. Materi E-Business untuk ST INTEN

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

Makalah Strategi Bisnis Ritel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2. Landasan Teori

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB II LANDASAN TEORI. masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB II LANDASAN TEORI

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat

MAKALAH. MARKETING MIX (Bauran Pemasaran) PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) ZENI YUSUP ARFAH B

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk menghindari kesalahan dalam pengertian mengenai istilah-istilah

BAB II LANDASAN TEORI

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

MANAJEMEN PEMASARAN UMKM. Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I Juni 2016

2.1.2 SEO (Search Engine Optimization)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. dan jasa yang diproduksi oleh produsen umumnya kepada masyarakat, dan khususnya

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis SWOT Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal. Menurut Kurtz (2008,46), langkah dari SWOT analisis dapat dilihat pada gambar 2.2 Gambar 2.1: Langkah Analisa SWOT Menurut Kurtz (2008,46)

23 Menurut Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah adalah metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Untuk mengembangkan strategi yang mempertimbangkan profil SWOT, juga dikenal sebagai Matriks SWOT atau TOWS ditunjukkan pada tabel 2.1 Strengths Weakness Opportunities S-O Strategies W-O Strategies Threats S-T Strategies W-T Strategies Tabel 2.1: SWOT/TWOS Matrix S-O Strategi: mendapatkan peluang dari kekuatan yang ada. W-O Strategi: menganalisa dan mengatasai kelemahan meraih peluang. S-T Strategi: mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dengan menggunakan kekuatan perusahaan. W-T Strategi: mencegah ancaman dari luar karena kelemahan dari perusahaan.

24 2.2 Analisis Five Force Porter Gambar 2.2: Five Force Porter (Recklies, 2001,p2) Five Force Porter diperkenalkan pertama kali oleh Michael E. Porter tahun 1980.Model analisis ini berdasarkan pandangan strategi perusahaan yang harus menemukan peluang dan ancaman dalam lingkungan luar organisasi. Porter mengidentifikasi lima kekuatan kompetitif yang membentuk setiap industri dan setiap pasar (Recklies, 2001,p1), berikut penjabaran dari lima kekuatan kompetitif tersebut: Bergaining Power of Suppliers (kekuatan pemasok) Yang dimaksud oleh pemasok disini adalah seluruh sumber daya yang dibutuhkan

25 untuk menyediakan produk atau jasa.hubungan yang terlalu tergantung dengan pemasok dapat mengurangi pilihan strategis untuk organisasi. Kekuatan pemasok cenderung kuat dalam kondisi seperti dibawah ini: Pasar didominasi oleh sedikit pemasok besar. Tidak ada substitusi untuk pemasok tersebut. Biaya untuk pindah pemasok tinggi. Bargaining power of customers (kekuatan pelanggan) Kekuatan pelanggan menentukan seberapa besar pelanggan dapat memaksakan tekanan pada marjin dan volume, kekuatan pelanggan cenderung tinggi ketika: Pembelian dalam jumlah besar. Produk tidak terdiferensiasi dan dapat digantikan oleh banyak substitut. Perpindahan produk relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang relatif tinggi. Pelanggan memiliki marjin yang rendah dan sensitif terhadap harga. Pelanggan dapat menghasilkan produk tersebut. Pelanggan mengetahui biaya produksi produk. Threat of new entrants (Ancaman pendatang baru) Kompetisi dalam sebuah industri akan menjadi lebih tinggi, lebih mudah bagi perusahaan lain untuk memasuki industri yang sama. Ancaman dari pendatang baru dapat bergantung pada sejauh mana hambatan untuk masuk, yaitu sebagai berikut:

26 Skala ekonomi (persyaratan minimum untuk operasi yang dapat menguntungkan) Tingginya biaya investasi awal dan biaya tetap. Kesetiaan terhadap merek oleh pelanggan. Perlindungan terhadap properti intelektual seperti paten, lisensi, dan sebagainya. Kelangkaan sumber daya yang penting. Akses bahan mentah yang dikuasai oleh pemain yang telah ada. Jalur distribusi dikendalikan oleh pemain yang telah ada. Pemain yang telah ada memiliki hubungan yang dekat dengan pelanggan, misalnya dengan kontrak jangka panjang. Biaya pergantian yang tinggi bagi pelanggan. Tindakan hukum dan pemerintahan. Threat of substitutes (Ancaman dari substitusi) Ancaman dari substitusi ada ketika tersedia produk alternatif yang lebih murah harganya atau performanya lebih baik dengan fungsi yang sama. Mereka berpotensi untuk menarik jumlah volume pasar yang cukup berarti dan dapat mengurangi volume penjualan potensial untuk pemain yang telah ada.kategori ini dapat termasuk juga produk pelengkap (komplemen). Mirip dengan ancaman terhadap pendatang baru, ancaman dari subsitusi dapat ditentukan oleh faktor seperti: Kesetiaan terhadap merek oleh pelanggan. Hubungan yang dekat dengan pelanggan.

27 Harga performa produk pengganti. Tren pada saat ini. Competitive rivalry between existing players (persaingan antara pemain yang sudah ada) Kekuatan ini menggambarkan intensitas persaingan antara pemain yang telah ada dalam suatu industri.tekanan kompetisi yang tinggi menghasilkan penekanan pada harga, marjin dan profit bagi setiap perusahaan dalam industri. Kompetisi antara pemain yang telah ada cenderung tinggi ketika: Terdapat banyak pemain dangan ukuran yang hampir sama. Para pemain memiliki strategi yang sama. Tidak terdapat terlalu banyak diferensiasi antar pemain dan produknya, cenderung banyak kompetisi harga. Laju pertumbuhan pasar rendah. 2.3 Strategi Pemasaran Untuk dapat mendapatkan menarik perhatian atau awareness di pasar pada saat peluncuran bisnis ini, tentu dibutuhkan strategi pemasaran yang baik dan tepat. Strategi yang digunakan adalah dengan menentukan STP (Segmentation, Targeting, Positioning) dan juga menggunakan 7P (Product, Price, Promotion, Place, Process, Physical Evidence, People).

28 2.3.1 STP (Segmentation, Targeting, Positioning) Menurut Kotler & Keller (2009:292) Semua strategi pemasaran dibuat berdasarkan STP. Segmentation (Segmentasi), Targeting (Pembidikan), dan Positioning (Penetapan posisi). Segmenting Segmentasi pasar adalah proses mengelompokan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, prilaku dan respon terhadap programprogram pemasaran spesifik. Targeting Targeting diartikan sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani, Analisis targeting adalah kegiatan mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dan memilih segmen-segmen sasaran. Positioning Istilah penentuan posisi (positioning) dipopulerkan pertama kali oleh Al Ries dan Jack Trout pada tahun 1972. Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) produk yang lebih unggul dibandingkan pesaing. (Ali Hasan:2008:204) Langkah dalam strategi pemasaran harus memperhatikan keterkaitan antara Segmentasi,Targeting,Positioning, berikut adalah keterkaitan strategi pemasaran:

29 Tabel 2.2: Keterkaitan Strategi Pemasaran Segmentasi Target Positioning Mengidentifikasi variable Mengevaluasi daya tarik segment yang Mengidentifikasi konsep positioning segmentasi dengan ada. untuk segment segmentasi pasar Memilih segment yang menjadi Mengembangkan yang menjadi sasaran. segment yang sasaran. Memilih, menguntungkan mengembangkan dan mengkomunikasik an positioning konsep yang dipilih. (Sumber: Fandy Tjiptono, 2008) 2.3.2 Marketing Mix 7P Untuk pemasaran jasa diperlukan bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur yang telah berkembang. Pemasaran jasa dikatakan sebagai salah satu bentuk produk yang berarti setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan dari satu pihak ke pihak lainnya dan bersifat tidak berwujud. Sedangkan alat pemasaran tersebut dikenal dengan istilah 4P dan dikembangkan menjadi 7P yang dipakai

30 sangat tepat untuk pemasaran jasa. Menurut Kotler dan Keller (2008:4) 7P didefinisikan sebagai berikut: Produk (product) Menurut Philip Kotler adalah: A product is a thing that can be offered to a market to satisfy a want or need. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk dapat berupa sub kategori yang menjelaskan dua jenis seperti barang dan jasa yang ditujukan kepada target pasar. Harga (price) Definisi harga menurut Philip Kotler adalah: Price is the amount of money charged for a product or service. Harga merupakan sejumlah nilai uang yang mempunyai nilai tukar untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran yang bersifat fleksibel di mana suatu harga akan stabil dalam jangka waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat meningkat atau menurun yang terdapat pada pendapatan dari hasil penjualan. Tempat/distribusi (place) Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer. Tempat merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran. Distrubusi memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan guna memastikan produknya. Hal ini dikarenakan tujuan dari distribusi adalah

31 menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Promosi (promotion) Definisi promosi menurut Kotler adalah: Promotion includes all the activities the company undertakes to communicate and promote its product the target market. Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan per usahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Orang (people) People menurut Philip Kotler yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Bukti fisik (physical evidence) Bukti fisik menurut Philip Kotler yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan. Proses (process) Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa (Boom dan Bitner yang dikutip oleh Buchari Alma (2000:234). Proses merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada calon pelanggan. 2.3.3 AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) AIDA dikenal sebagaimana seorang pemasar merancang pesan yang disampaikan dengan kata yang tepat sehingga terjadinya pengambilan keputusan akan pembelian

32 produk. Tetapi tidak semua pemasar dapat menyampaikan pesannya dengan baik sehingga terjadinya keraguan pembeli dalam memilih kebutuhan dan keinginannya. Rancangan pesan tersebut dijelaskan oleh beberapa para ahli dalam mengklarifikasikan teori AIDA, sebagai berikut : Menurut Kotler menjelaskan Teori AIDA (Attention, Interest, Desire, andaction) merupakan suatu pesan yang harus mendapatkan perhatian, menjadi ketertarikan, menjadi minat, dan mengambil tindakan. Teori ini menyampaikan akan kualitas dari pesan yang baik. Sedangkan menurut Tjetjep Djatnika (2007) menjelaskan Teori AIDAmerupakan pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa AIDA merupakan alat penyampaian suatu pesan yang ideal kepada konsumen dimana melalui suatu tahapan yang terdiri dari perhatian (attention/awareness), ketertarikan (interest), minat (desire), dan mengambil tindakan (action). Di mana seorang pemasar harusmenyadari bahwa pesan yang disajikan terdapat tentang AIDA, yaitu : 1) Attention (Perhatian)

33 Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus dapat menimbulkan perhatian baik dalam bentuk dan media yang disampaikan. Di mana perhatian itu bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen atau konsumen yang akan dijadikan target sasaran. Hal tersebut dapat dikemukan lewat tulisan dan gambar yang menonjol dan jelas, perkataan yang menarik atau mudah diingat, dan mempunyai karakteristik tersendiri. Pesan yang menarik perhatian merupakan suatu langkah awal bagi perusahaan dimana pesan tersebut akan dikenal, diketahui, dan diingat oleh konsumen. Proses tersebut bisa dikatakan sebagai proses awareness / kesadaran akan adanya produk yang disampaikan ke konsumen. 2) Interest (Ketertarikan) Tertarik berarti pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan ingin tahu, ingin mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama. Hal tersebut terjadi karena adanya minat yang menarik perhatian konsumen akan pesan yang ditunjukkan. 3) Desire (Keinginan) Pemikiran terjadi dari adanya keinginan. Hal ini berkaitan dengan motif dan motivasi konsumen dalam membeli suatu produk. Motif pembelian dibedakan menjadi 2, yaitu motif rasional dan emosional. Di mana motif rasional mempertimbangkan konsumen akan keuntungan dan kerugian yang didapatkan. Sedangkan motif emosional terjadi akibat emosi akan pembelian produk. 4) Action (Tindakan) Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam melakukan pembeli produk yang ditawarkan.

34 2.4 E-Business Berdasarkan definisi dari IBM (1997) e-business adalah transformasi dari proses bisnis utama melalui penggunaan teknologi Internet (Chaffey, 2009, p13). Menurut Chaffey sendiri e-business atau electronic business adalah seluruh pertukaran informasi yang menggunakan media elektronik, baik dalam organisasi dan dengan pemegang kekuasaan di luar organisasi yang berada dalam cakupan proses bisnis. Dalam berbisnis pasti terdapat pelaku e-business yaitu alat atau media atau sumber daya yang digunakan, objek atau kegiatan yang menjadi sasaran, tujuannya, dan keuntungan yang diberikan contoh sebagai berikut: Pelaku dalam E-Business seperti Organisasi, konsumen, perusahaan, supplier, pekerja, & rekan bisnis. Alat/Media/Sumber Daya yang Digunakan seperti Teknologi informasi dan komunikasi komputer, data yang telah terkomputerisasi, Internet, dan alat elektronik lainnya yang sudah maju pada jaman sekarang. Kegiatan Sasaran seperti Kegiatan bisnis o Proses bisnis utama o Pembelian, penjualan,pelayanan, transaksi o Operasi bisnis utama Tujuan harus Terkoordinasi, Komunikasi, dan Pengelolaan organisasi o Transformasi proses bisnis o Sharing informasi

35 Keuntungan o Pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi o Memberikan nilai bisnis yang berbeda o Efisien o Peningkatan produktivitas dan keutungan Dengan demikian, maka akan dengan mudah mendefinisikan e-bisnis dalam satu arti utuh, yaitu: E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit. 2.5 E-Commerce Teori E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis. E- Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet shopping, Stock online dan surat obligasi, download dan penjualan

36 software,dokumen, grafik, musik, dan lain-lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang 2002). 2.6 Mobile Commerce Menurut Chaffey (2009, p177), mobile commerce atau m-commerce adalah komunikasi dan transaksi elektronik menggunakan perangkat mobile seperti laptop, PDA dan telepon genggam, biasanya menggunakan sambungan nirkabel. Keuntungan dengan menggunakan jaringan nirkabel atau mobile adalah penggunanya dapat mengakses dari manapun dan nyaman digunakan karena tidak memerlukan sambungan tetap seperti dengan kabel (Chaffey, 2009, p179). Mobile commerce dan perkembangannya dalam transaksi niaga berbasis telepon selular berkembang tidak hanya di sektor jasa keuangan, tetapi semakin menyelam jauh di sektor bisnis. Pengguna perangkat mobile terus menunjukan peningkatan tiap tahunnya. Bahkan kini satu orang bisa memiliki lebih dari satu perangkat mobile. Bukan tidak mungkin nantinya jumlah perangkat mobile yang digunakanakan lebih besar dari jumlah penduduk. Hasil studi Accenture dari 1.100 responden di Asia menunjukkan bahwa pasar ponsel Asia tumbuh 25% setiap tahunnya. Indonesia dengan jumlah penduduknya yang besar tentu memiliki potensi yang juga besar. Selain itu, 69% dari respon tersebut memilih ponsel sebagai alat pembayaran. Angka ini menjadi indikasi adanya bisnis dari pertumbuhan pengguna ponsel ini. Indonesia m-commerce atau transaksi niaga berbasis ponsel memang belum banyak bahkan untuk negara Asia lainnya. Akan tetapi dalam hal konsumsi,

37 pengguna peranggakat mobile tumbuh kian cepat. Ditambah lagi menurut studi Nielsen bahwa 48% pengguna Internet di Indonesia mengakses Internet via ponsel. Hal ini menjadi penanda potensial untuk bisnis. Mobile commerce yang sering disebut m-commercesecara umum merupakan aktivitas peragangan berbasis perangkat bergerak, seperti ponsel. Oleh karena itu m-commerce menawarkan kemudahan, baik bagi konsumen maupun produsen dalam hal bertransaksi. Hal ini diyakini dapat memberikan nilai tambah dalam kegiatan jual beli barang maupun jasa. Perkembangan m-commerce secara nyata dapat terlihat terutama di sector perbankan. Sektor ini menjadi paling ramai dalam pemanfaatan perangkat mobile, dibandingkan sector lainnya, mulai dari transaksi melalui pesan singkat (SMS), hingga aplikasi yang dibenamkan dalam perangkat mobile. Persaingan pun terlihat semakin sengit, berbagai inovasi bermunculan agar dapat memenangi kompetisi ini. Sebut saja Commonwealth Bank, yang menanamkan fitur investasi dalam layanan mobile banking-nya. Melalui layanan tersebut nasabah dapat memanufaktur fluktuasi harga saham sehingga melakukan pembelian dan penjualan berbagai jenis investasi. Sekali lagi, semuanya dapat dilakukan cukup dilakukan dengan ponsel yang dimiliki nasabah. Selain perbankan, operator provider juga telah menjalani praktek m- commerce meskipun tidak secara menyeluruh. Layanan T-Cash dari Telkomsel misalnya, menyediakan bentuk pembayaran transaksi melalui perangkat mobile. Namun pelanggan tidak dapat mendapatkan barang atau jasa yang dapat dibeli secara virtual, melainkan harus mendatangi tokonya langsung.

38 2.7 Social Commerce Social commerce adalah hal baru dalam dunia bisnis e-commerce. Jika sebelumnya social media merupakan tempat untuk para penggunanya berinteraksi satu sama lain antar pengguna Internet. Namun kali ini peran social media juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk bertransaksi jual-beli secara online. Menurut Paul Marsden (2010), social commerce merupakan gabungan dari social media dan e-commerce yang lebih kepada aktifitas e-commerce yang menggunakan peran dari social media, media online yang mendukung interaksi sosial dan kontribusi bagi para pengguna untuk meningkatkan pengalaman dalam berbelanja online. Gambar 2.3: Konsep Social Commerce Dalam penyederhanaan konsep dari social commerce merupakan adaptasi dari konsep word of mouth yang telah diaplikasikan dalam konsep e-commerce. Menurut Dennison, Bourdage-Braun, Chetuparambil, 2009), saat ini konsumen mencari cara

39 untuk memanfaatkan keahlian masing-masing yang memahami apa yang mereka beli dan membuat lebih banyak menerima informasi yang akurat untuk keputusan pembelian. Didukung perkembangan dalam penggunaan internet yang meningkat, konsumen telah meningkatkan ekspektasinya dari pengalaman interaksi ritel. Oleh sebab itu, konsumen saat ini mencari keterbukaan dari para pihak penjual. Membuka kesempatan untuk saling berbagi pengalaman, wawasan, pendapat dan saran untuk memastikan pihak penjual menampilkan lebih pada pengalaman sosial mereka dan menambah kredibilitas yang signifikan bagi para pengguna social commerce. Dalam social commerce, Marseden (2010) mengungkapkan bahwa terdapat 6 dimensi dalam social commerce yaitu: Social Shopping Social shopping merupakan segala tindakan atau aktifitas bagi orang-orang untuk saling berbagi/menyebarkan kegiatan mereka untuk berbelanja online secara bersama. (Synchronous shopping). Rating & Review Adalah salah satu alat dalam social commerce dalam memberikan nilai dalam bentuk rating dan review sebagai informasi yang dapat disebarkan atau dibagikan kepada orang-orang mengenai pendapat, pandangan, dan pengalamannya terhadap produk tersebut. Recommendation & Referrals Berbeda dengan rating & review yang dapat disajikan untuk semua orang tentang gambaran kelebihan maupun kekurangan suatu produk. Recommendation &Referrals lebih mengarahkan orang lain dengan nilai positif baik dalam hal pengalaman

40 berbelanja ataupun produk tersebut sehingga orang dapat menilai ukuran keuntungan dari berbelanja online. Forum & Communities Forum adalah pioneer dalam social media dan telah popular serta efektif untuk digunakan. Forum terkait membantu untuk menelusuri produk, pemilihan dan rujukan dengan menyediakan lingkungan yang moderat pada berbagi kategori yang ada dengan e-commerce platform. Social Media Optimization Merupakan toolset yang dirancang dalam bentuk konteks social commerce untuk dapat menarik pengunjung ketujuan e-commerce dengan cara mempromosikan dan mempublikasikan tujuan dan kontennya melalui social media. Social Ads & Apps Paid-for ads yang ada pada platform social media atau berupa aplikasi untuk melakukan promosi untuk mengarahkan orang-orang kepada e-commerce. 2.8. Business Plan Sebuah business plan merupakan sebuah dokumen tertulis yang merincikan usaha atau bisnis yang diusulkan. Perencanaan tersebut harus menggambarkan status yang ada pada saat ini, kebutuhan yang diharapkan dan hasil yang diproyeksikan dari bisnis baru. Setiap aspek dari bisnis perlu dicakup, proyek, pemasaran, riset dan pengembangan, manufaktur, manajemen, resiko kritis, pendanaan, dan milestone atau

41 penjadwalan. Business plan merupakan peta jalan bagi pengusaha agar perusahaanya sukses (Kuratko dan Hodgetts, 2007, p351). Menurut Kuratko dan Hodgetts (2007, pp 353-354), bagi pengusaha melalui business plan memiliki manfaat sebagai berikut: Waktu, usaha, penelitian dan disiplin dibutuhkan untuk menyusun business plan mendorong pengusaha untuk melihat usaha tersebut secara kritis dan objektif. Analisis kompetitif, ekonomi dan keuangan termasuk dalam subyek business plan pengusaha untuk menutup pengawasan asumsinya mengenai keberhasilan usaha. Karena seluruh aspek usaha harus terdapat dalam perencanaan, pengusaha mengembangkan dan memerika strategi operasi dan hasil yang diharapkan untuk evaluator luar. Business plan mengkuantifikasi tujuan, menyediakan tolak ukur untuk membandingkan perkiraan dengan hasil yang sebenarnya. Business plan menyediakan pengusaha sebuah alat komunikasi untuk menuntun usaha menuju kesuksesan. Selain memiliki manfaat bagi pengusaha, business plan juga memiliki manfaat bagi sumber pendana yang membacanya, antara lain: Business plan menyediakan rincian potensi pasar dan perencanaan untuk mengamankan pangsa pasar tersebut.

42 Melalui laporan keuangan prospektif, business plan menggambarkan kemampuan bisnis untuk membayar hutang atau memberikan pengembalian yang memadai kepada ekuitas. Perencanaan mengidentifikasi resiko kritis dan peristiwa penting dengan membahas rencana darurat yang memberikan kesempatan untuk keberhasilan usaha. Dengan menyediakan gambaran yang komprehensif dari seluruh operasi, business plan memberikan sumber keuangan yang jelas, dokumen singkat yang berisi informasi yang diperlukan untuk bisnis dan evaluasi keuangan. Untuk sumber pendana yang tidak memiliki pengetahuan dari pengusaha atau usaha, business plan menyediakan panduan yang berguna untuk menilai kemampuan pengusaha individu dalam hal perencanaan dan kemampuan manajerial. 2.9. Pembiayaan Usaha (modal awal) Menurut McKeever (2011, pp 51-59), kebanyakan pada saat memulai bisnis, modal didapatkan dari tujuh sumber daya yang tersedia. Ketujuh sumber daya tersebut jika diurutkan berdasarkan frekuensinya adalah sebagai berikut: Simpanan orang yang memulai usaha Kebanyakan usaha dibiayai melalui simpanan pribadi. Jika melakukan pembiayaan dengan metode ini, tidak perlu khawatir kewajiban untuk membayar pinjaman atau membuat investor senang.

43 Uang dari teman dekat dan saudara Bantuan yang diberikan dapat berupa hadiah, pinjaman atau investasi berupa ekuitas. Perbedaan besarnya tampak dari ketersediaan uang dan bunga pinjaman atau pengembalian investasi. Selain itu ada alternative pinjaman, yaitu pinjaman hybrid, dimana peminjam memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah atau tanpa bunga sama sekali dan memberitahu bahwa bisa dikembalikan ketika sudah mampu. Melakukan pengecekan kebutuhan kas dan melakukan pemotongan biaya Kurangi pengeluaran untuk hal-hal yang kurang atau tidak penting. Caranya mungkin bisa memulai bisnis di rumah atau meminjam peralatan mahal yang telah dimiliki oleh bisnis yang telah ada daripada membelinya. Menjual atau menjaminkan aset Cara lain untuk mendapatkan uang adalah dengan yang telah ada atau menjaminkannya. Perlu diingat bahwa dengan meminjamkan menjual aset, maka pemberi pinjaman akan mendapatkan hak milik atas aset tersebut. Aset akan dikembalikan jika seluruh uang pinjaman telah dikembalikan beserta dengan bunganya. Jika gagal melunasi pinjaman beserta bunganya, maka pemberi pinjaman akan mengambil aset tersebut. Uang dari pendukung atau pihak lain yang tertarik pada bisnis yang dibuat Banyak jenis bisnis memiliki pengikut yang setia. Pelanggan yang peduli terhadap bisnis seperti pemilik bisnis itu sendiri. Konsumen tersebut bersedia mendukung pemilik bisnis dengan kondisi yang berbeda dibandingkan dengan investor komersil

44 Pinjaman dari bank Bank selalu ingin melihat business plan yang digunakan untuk pengajuan peminjaman. Mereka menarik perhatian pemilik tabungan untuk menaruh deposit, dan menggunakan deposit tersebut untuk dipinjamkan kepada pencari dana. Ketika mereka meminjamkan dana, mereka memberikan bunga yang cukup untuk memenuhi biaya pendanaan mereka dan menghasilkan keuntungan. Setiap transaksi yang dibuat dengan bank akan menjadi pinjaman dan memiliki jadwal pembayaran. Bank meminimalkan resiko dengan memastikan peminjamnya memiliki aset yang cukup untuk membayar mereka kembali, walaupun bisnis yang dikembangakn sedang buruk. 2.10 Venture Capital Seorang venture capitalist adalah orang yang menginvestasikan uang dalam bentuk ekuitas dalam sebuah bisnis dengan harapan mendapatkan profit di masa mendatang. Venture capitalist amatir bertaruh kepada ide pengusaha untuk ekspansi atau bisnis baru. Mereka menginvestasikan uang dengan harapan dapat memperkaya diri mereka. Pengusaha perlu untuk menunjukkan pada calon investor bagaimana investor mendapatkan keuntungan dengan berinvestasi ke dalam bisnis yang dimiliki. McKeever menyarankan agar meminjam uang separuh dari jumlah yang diperlukan, terutama pada saat memulai bisnis yang baru. Jika pada tahap memperluas bisnis yang telah ada, pastikan bahwa pembayaran kas dapat ditangani dengan baik yang dimana penting untuk pembayaran pinjaman. Biasanya meminjam terlalu banyak

45 lebih membahayakan daripada meminjam terlalu sedikit. Jika menghadapi situasi dimana harus meningkatkan jumlah kas, sebaiknya melakukan penjualan aset daripada melakukan peminjaman (Mckeever, 2011, p60). 2.11 Businesss Canvas Model Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), dalam business canvas model terdapat elemen- elemen yang disebut the 9 building blocks. 2.11.1 Customer Segments Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), customer segments building blocks mendefinisikan sejumlah kelompok atau orang yang berbeda, yang menjadi sasaran perusahaan untuk diraih dan dilayani. Sebuah perusahaan harus menentukan pilihan dalam memilih segmen mana yang akan dilayani dan mana yang tidak. Mass Market Model bisnis yang berfokus pada mass market tidak akan membedakan setiap segmen pelanggan yang berbeda. Value Propositions, Distribution Channel, dan Customer Relationships semua berfokus pada satu kelompok besar Pelanggan yang memiliki kebutuhan yang sama. Niche Market Model bisnis yang fokus untuk mendapatkan target pada niche market melayani segmen pelanggan yang spesifik saja. Value Propositions, Distribution Channel, dan Customer Relationship disesuaikan dengan kebutuhan spesifik niche market.

46 Segmented Beberapa model bisnis membedakan antara segmen pasar dengan sedikit perbedaan kebutuhan. Diversified Perusahaan dengan model bisnis diversified melayani dua segmen pelanggan yang tidak berhubungan dan memiliki kebutuhan yang berbeda. Multi-sided Platforms Beberapa perusahaan melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling memiliki ketergantungan antara satu dan lainnya. 2.12.2 Value Propositions Value Propositions Building Blocks menjelaskan gabungan produk dan layanan yang memberikan nilai bagi segmen pelanggan tertentu (Osterwalder & Pigneur, 2010). Jadi value propositions merupakan keuntungan yang ditawarkan oleh perusahaan terhadap pelanggan. Berikut ini adalah elemen-elemen yang dapat menciptakan nilai. Newness Merupakan value propositions yang memuaskan kebutuhan baru, dimana sebelumnya belum pernah dirasakan pelanggan karena belum pernah ditawarkan sebelumnya. Performance Meningkatkan kinerja produk atau layanan secara tradisional telah menjadi cara yang umum dalam menciptakan nilai.

47 Customization Menciptakan nilai dengan menyesuaikan produk dan layanan terhadap kebutuhan spesifik pelanggan individual. Getting the Job Done Nilai yang diciptakan dengan membantu pelanggan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Design Design merupakan elemen yang penting dalam menciptakan nilai suatu produk atau jasa, namun juga sulit untuk diukur. Brand/Status Pelanggan menemukan nilai dengan menggunakan sebuah brand spesifik tersebut. Price Nilai yang didapat dari harga yang lebih rendah dari produk atau jasa dengan value yang sama. Value Propositions ini memuaskan kebutuhan para pelanggan yang sensitif terhadap harga. Cost Reduction Menciptakan nilai dengan membantu pelanggan mengurangi biaya. Risk Reduction Nilai yang didapat dari pengurangan resiko yang terjadi saat membeli produk atau jasa. Accessibility Menciptakan nilai dengan membuat produk atau jasa tersedia bagi pelanggan, dimana sebelumnya kekurangan akses dalam mendapatkannya.

48 Convenience/Usability Penciptaan nilai dengan menemukan cara penggunaan yang lebih mudah. 2.11.3 Channels Channels Building Block memaparkan bagaimana sebuah perusahaan meraih dan berkomunikasi dengan segmen pelanggan untuk menyampaikan value propositions (Osterwalder & Pigneur, 2010). Channels memiliki beberapa fungsi seperti meningkatkan awareness pelanggan mengenai produk/layanan perusahaan, membantu pelanggan menilai value propositions perusahaan, Tempat bagi pelanggan dalam membeli produk/jasa, menyampaikan value propositions kepada pelanggan, serta menyediakan post-purchase customer support. Channel memiliki 5 fase yang berbeda seperti yang dijelaskan berikut. Awareness - Yaitu bagaimana meningkatkan awareness akan produk dan layanan perusahaan. Evaluation - Bagaimana membantu pelanggan menilai value propositions perusahaan. Purchase - Bagaimana cara agar pelanggan dapat membeli produk atau jasa secara spesifik. Delivery - Bagaimana menyampaikan value propositions perusahaan kepada pelanggan. After Sales - Bagaimana menyediakan layanan purna jual kepada pelanggan.

49 2.11.4 Customer Relationships Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), Customer Relationship Building Blocks memaparkan tipe-tipe hubungan yang diciptakan oleh perusahaan terhadap pelanggan. Customer Relationship dapat dibedakan menjadi beberapa kategori seperti berikut. Personal Assistance. Pelanggan dapat berkomunikasi langsung dengan representatif untuk mendapat bantuan saat proses penjualan atau setelah pembelian selesai. Dedicated Personal Assistance. Hubungan dengan pelanggan berdasarkan dedikasi layanan representatif terhadap pelanggan individual. Self-Service. Perusahaan tidak melakukan direct relationship terhadap pelanggan, perusahaan menyediakan keperluan untuk pelanggan dalam melayani dirinya sendiri. Automated Services. Tipe relationship yang menggabungkan bentuk mutakhir dari self-service dengan proses otomatis. Communities. Perusahaan menggunakan user community untuk lebih terlibat dengan pelanggan dan memfasilitasi hubungan sesama anggota komunitas. Co-creation. Menciptakan nilai bersama dengan pelanggan. 2.11.5 Revenue Streams Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), Revenue Streams Building Blocks mewakili kas yang dihasilkan perusahaan dari setiap pelanggan (biaya harus dikurangi dari penghasilan untuk menghasilkan pendapatan). Revenue streams dalam

50 usaha berbeda-beda. Beberapa cara dalam menciptakan revenue streams adalah sebagai berikut. Asset Sale. Merupakan revenue stream yang berasal dari menjual hak kepemilikan menjadi produk fisik. Usage Fees.Revenue stream yang dihasilkan dari penggunaan layanan, semakin banyak layanan yang digunakan maka pelanggan membayar lebih. Subscription Fees. Revenue stream yang dihasilkan dari penjualan akses berkelanjutan dari sebuah layanan. Lending/Renting/Leasing. Revenue stream yang diciptakan dengan memberikan seseorang hak eksklusif untuk menggunakan sebuah aset dalam jangka waktu tertentu dan membayar biaya dari jasa tersebut. Licensing. Revenue stream yang dihasilkan dari memberikan pelanggan izin untuk menggunakan properti intelektual yang dilindungi dan pelanggan membayar biaya licensing sebagai gantinya. Brokerage Fees. Revenue streams yang berasal dari jasa intermediasi yang dilaksanakan, atas nama dua pihak atau lebih. Advertising. Revenue stream yang didapat dari biaya pengiklanan produk tertentu. Setiap revenue stream memiliki mekanisme harga yang berbeda. Tipe dari mekanisme harga dibagi dua yaitu: Fixed Menu Pricing. Menentukan harga berdasarkan variabel statis. Dynamic Pricing. Harga berubah berdasarkan kondisi pasar.

51 2.11.6 Key Resource Key resources building blocks menjelaskan mengenai aset-aset penting yang diperlukan untuk menjalankan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010). Resource ini membantu menciptakan value propositions, menggapai pasar, menjaga hubungan dengan pelanggan serta memperoleh revenue. Key resources dapat dikategorikan sebagai berikut: Physical. Kategori ini mencakup aset fisik seperti fasilitas produksi, gedung, kendaraan, mesin, sistem, sistem point-of-sales, dan jaringan distribusi. Intellectual. Kategori ini mencakup resource seperti merek, proprietary knowledge, hak paten dan hak cipta, kemitraan, dan database pelanggan. Human. Kategori ini adalah resource dari sumber daya manusia. Financial. Kategori ini mencakup elemen-elemen seperti kas, lini kredit, atau stock option pool dalam mempekerjakan key employee. 2.11.7 Key Activites Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), key activities building blocks merupakan hal-hal yang paling penting dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan model bisnis. Key activities dapat dikategorikan sebagai berikut: Production. Aktivitas ini mencakup merancang, membuat, dan menyampaikan produk dalam kuantitas yang banyak dan/atau berkualitas tinggi.

52 Problem Solving. Berhubungan dengan menemukan solusi baru dalam memecahkan masalah pelanggan individual. Platform/Network. Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai key resource didominasi oleh platform atau jaringan terkait key activities. 2.11.8 Key Partnerships Key partnerships building blocks menjelaskan jaringan supplier dan partner yang membuat model bisnis berjalan (Osterwalder & Pigneur, 2010). Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis mereka, mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya. Dalam menciptakan kemitraan dapat dibagi menjadi tiga jenis motivasi yaitu: Optimization and Economy of Scale. Kemitraan antara buyer-supplier berfungsi untuk mengoptimalkan alokasi dari sumberdaya dan aktifitas. Reduction or Risk and Uncertainty. Kemitraan dapat membantu mengurangi resiko pada lingkungan kompetitif yang menggambarkan ketidakpastian. Acquisition of Particular Resources and Activities 2.11.9 Cost Structure Cost structure building block menjelaskan mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengoperasikan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010). Biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dihitung setelah mengetahui apa saja key resources,

53 keypartnerships, dan key activities perusahaan. Cost Structure dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: Cost-driven. Model bisnis cost-driven memfokuskan pada memangkas biaya dengan metode efisiensi. Pendekatan ini membidik pada menciptakan dan menjaga cost structure tetap minimal, menggunakan value propositions yang rendah, otomatisasi yang maksimal, dan extensive outsourcing. Value-driven. Fokus dari model bisnis value-driven adalah penciptaan nilai. Karakterisasi dari model bisnis ini biasanya adalah premium valuepropositions dan personalize-service tingkat tinggi. Gambar 2.4: Business Canvas Framework 2.12 Idea Generations Tingginya pengguna Internet khususnya di Indonesia tentu membuka peluang dari sisi pandang bisnis, berkembangannya teknologi Internet memberi dampak yang positif seperti memudahkan untuk bekerja, belajar hingga yang paling penting adalah

54 untuk berkomunikasi yang dimana dengan dilakukan secara online memberikan banyak kelebihan seperti tidak terbatas waktu dan tempat. Hal tersebut tentu erat kaitannya dengan alat komunikasi berjenis smartphone & tablet PC. Tingginya permintaan alat komunikasi tersebut ditunjukkan dari beberapa akhir tahun terus meningkat dari segi penjualan hingga penggunaannya. Saat ini smartphone atau alat komunikasi lainnya menjadi salah satu kebutuhan penting selain untuk berkomunikasi, smartphone & tablet pc digunakan untuk mendukung kegiatan keseharian bagi penggunanya. Alasan memilih Social Media Commerce adalah Social Minded yang mendasari tingginya pengguna Internetsaat ini. Selain itu bertransaksi secara online melalui gadget juga tidak ketinggalan dan menjadi tren saat ini dimana kelebihan yang ditawarkan kian menarik masyarakat. Hingga saat ini dalam pengaksesannya masih dilakukan secara terpisah dan tidak sedikit aktifitas tersebut dicampur secara bersamaan sehingga dapat menganggu pengguna lainnya. Hal tersebut dikarenakan belum adanya pengembangan untuk menyediakan dua hal tersebut dalam satu wadah sehingga penggunaan dari sosial media dan bertransaksi sesuai pada tempatnya. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah platform untuk dapat memenuhi kebutuhan dari para pengguna tersebut dimana social media commerce sebagai ide dari bisnis ini.