DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA

ANALISIS DEIKSIS NOVEL BILA CINTA MENCARI CAHAYA KARYA HARRI ASH SHIDDIQIE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

BAB III METODE PENELITIAN

KESALAHAN EJAAN PADA TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

ANALISIS DEIKSIS DALAM KARANGAN CERPEN SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh: Aji Dwi Prasetyo, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ABSTRAK

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian mengenai hal tersebut, tetapi penelitian tentang Deiksis Dalam

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Eti Suryati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagai persyaratan

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA BUKU TEKS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DEIKSIS SOSIAL PADA OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI APRIL 2012

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

DEIKSIS DALAM KAKILANGIT PADA MAJALAH HORISON EDISI 2012 DAN IMPLIKASINYA

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

Oleh: Agustian Priyanata, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

PENGGUNAAN DEIKSIS SEMANTIK DALAM CERPEN SILUET JINGGA KARYA ANGGI P

DEIKSIS DALAM WACANA DI HALAMAN PENDIDIKAN HARIAN SOLOPOS EDISI AGUSTUS OKTOBER 2011: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB.

DEIKSIS DALAM BERITA UTAMA HARIAN SOLOPOS BULAN DESEMBER 2010 (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

THE USE OF DEIXIS IN THE GAGASAN RUBRIC IN HALUAN RIAU NEWSPAPER

Diajukan oleh: A JUNI, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII MTs PADURESO

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU PADA NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

PEMERIAN TENTANG DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA (RUMUSAN TENTANG TIPE BAHASA INDONESIA) Oleh: Dra. Rahayu Sulistyowati. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DEIKSIS DALAM MIMPI ANAK PULAU ABIDAH EL KHALIEQY DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN. Oleh

Transkripsi:

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA Oleh: Dwi Setiyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kireidedew82@yahoo.co.id Abstrak: Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis pada artikel wacana lokal harian Suara Merdeka edisi April 2013 dan (2) mendeskripsikan skenario pembelajaran deiksis yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran menulis narasi nonfiksi pada kelas X SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Bentuk-bentuk deiksis yang dipakai dalam artikel wacana lokal harian Suara Merdeka edisi April 2013 terdiri dari: (1) deiksis persona berupa kata saya, kita, kami, mereka, dia, ia, dan nya;(2) deiksis tempat berupa (provinsi) ini, (republik) ini, (kota) ini, dan (kota) itu; (3) deiksis waktu berupa lima tahun ke depan, beberapa waktu lalu, sekarang, kini, sepekan terakhir, sebelumnya, medio Juli, saat ini, selama ini, tahun ini,selama ini, belakangan ini, dan hari ini; (4) deiksis anafora berupa ini, itu, hal ini, hal itu, -nya, mereka, dan ia; dan (5) deiksis katafora berupa seperti, adalah, yaitu, meliputi, semisal yakni, artinya, terdiri atas, antara lain, dan misalnya. Pembelajaran deiksis yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran menulis narasi nonfiksi dilakukan dengan mengombinasikan tiga metode pembelajaran, yaitu: metode ceramah, metode problem solving, dan penugasan. Kata Kunci: Bentuk Deiksis, Artikel, Skenario Pembelajaran PENDAHULUAN Sebagai warga negara Indonesia yang baik kita sudah sewajarnya bangga menggunakan bahasa persatuan kita, yakni bahasa Indonesia sebagai wujud dari kecintaan kita terhadap tanah air Indonesia. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi tentu tidak lepas dari peran deiksis yang berfungsi sebagai pengemas bahasa yang efektif dan efisien. Sebagian besar tulisan atau karangan pasti terdapat deiksis. Deiksis ini muncul di dalam sebuah wacana, sebagaimana deiksis yang muncul dalam artikel wacana lokal harian Suara Merdeka yang menggunakan bahasa jurnalistik. Harian Suara Merdeka merupakan salah satu koran harian populer dibaca di wilayah Jawa Tengah, khususnya Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II Jawa Tengah, wilayah Kedu yang meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Wonosobo (http://www. jatengprov. go.id/? documentsrl =17620). Hal tersebut membuat penulis yakin bahwa harian Suara

Merdeka memiliki pengaruh yang besar terhadap penggunaan bahasa Indonesia di wilayah Jawa Tengah. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengkaji artikel harian Suara Merdeka dari segi kebahasaannya, dalam hal ini terbatas pada penggunaan deiksis pada wacana tersebut. Terkait dengan pembelajaran menulis, deiksis mempunyai peluang banyak terdapat dalam sebuah artikel, khususnya artikel yang ada di sebuah koran. Oleh sebab itu, artikel memiliki relevansi untuk dijadikan bahan pembelajaran menulis khususnya bagi siswa kelas X SMA. Yule (1996) dalam Wahyuni (2006: 13) mendefinisikan deiksis sebagai penunjukan melalui bahasa. Seorang penutur yang berbicara dengan lawan tuturnya seringkali menggunakan kata-kata yang menunjuk baik pada orang, waktu, maupun tempat. Nadar (2009: 55) menyebutkan bahwa kata-kata yang lazim disebut dengan deiksis tersebut berfungsi menunjukkan sesuatu, sehingga keberhasilan suatu interaksi antara penutur dan lawan tutur sedikit banyak akan bergantung pada pemahaman deiksis yang dipergunakan oleh seorang penutur. Kaswanti Purwo (1984 :1) juga menambahkan bahwa sebuah kata dikatakan deiktis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, bergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata itu. Fenomena deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk menggambarkan hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu sendiri. Dalam silabus SMA kelas X dicantumkan mengenai kompetensi dasar pembelajaran menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif. Terkait dengan pembelajaran menulis ini, pembelajaran deiksis memang tidak disajikan secara mandiri, tetapi diintegrasikan dengan materi pembelajaran bahasa yang lain. Dalam hal ini adalah pembelajaran menulis narasi nonfiksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis pada artikel wacana lokal pada harian Suara Merdeka edisi April 2013 dan mendeskripsikan skenario pembelajaran deiksis yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran menulis narasi nonfiksi pada siswa kelas X SMA. Kajian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan Rahardani (2012), dan Aini (2012). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitiian deskripstif kualitatif. Deskrptif kualitatif merupakan suatu penelitian dengan penggambaran melalui kata-kata atau kalimat

untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian bentuk-bentuk deiksis pada artikel wacana lokal harian Suara Merdeka edisi April 2013 dilakukan selama lima bulan. Teknik penyampelan dalam penelitian ini menggunakan teknik penyampelan berdasarkan tujuan (purposive sampling) atau penyampelan internal yang berdasarkan kriteria, yaitu penyampelan yang mengutamakan pada terwakilinya informasi secara mendalam, menyeluruh, dan memadai (Sugiyono, 2012: 12) tentang penggunaan deiksis pada artikel wacana lokal harian Suara Merdeka edisi April 2013. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan kartu data. Analisis data yang digunakan adalah analisis metode agih dengan teknik ganti. Penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode informal. Metode informal menurut (Sudaryanto: 145-146) adalah penyajian hasil analisis dengan menggunakan kata-kata biasa. Hasil analisis disajikan secara verbal tanpa menggunakan tanda atau simbol yang bersifat khusus. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis bentuk-bentuk deiksis dalam artikel wacana lokal harian Suara Merdeka edisi April 2013 diklasifikasikan menjadi dua, yaitu deiksis luar-tuturan (eksofora) yang meliputi deiksis persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu; dan deiksis dalam tuturan (endofora) yang meliputi deiksis anafora dan deiksis katafora. Bentukbentuk deiksis persona yang digunakan, yaitu persona pertama tunggal berupa saya; persona pertama jamak berupa kita dan kami; persona ketiga tunggal berupa ia, dia, dan bentuk terikat nya; serta persona ketiga jamak yang berupa kata mereka. Bentukbentuk deiksis tempat yang digunakan, yakni pronomina demonstratif lokatif (ini dan itu). Bentuk-bentuk deiksis waktu yang digunakan, yakni leksem waktu (sekarang, kini,... terakhir, dan... sebelumnya), leksem ruang (depan dan lalu), dan penambahan ini dan itu pada leksem waktu. Bentuk-bentuk deiksis anafora dan katafora yang ditemukan di antaranya pronominal demonstratif, bentuk terikat nya, dan leksem persona berupa ia dan mereka. Penggunaan deiksis pada sebuah kalimat dalam artikel wacana lokal harian Suara Merdeka edisi April 2013 tidak hanya menggunakan satu bentuk deiksis saja, tetapi dapat menggunakan lebih dari satu bentuk deiksis guna menghindari perulangan

kata atau frasa yang telah disebutkan sebelumnya. Berikut dicontohkan penggunaan bentuk-bentuk deiksis dalam artikel wacana lokal harian Suara Merdeka edisi April 2013. 1) Warga Jawa Tengah akan menggunakan hak pilih mereka untuk menentukan pemimpin provinsi ini lima tahun ke depan (D19, SM, 22 April 2013). Pada kalimat (1) di atas terdapat empat bentuk deiksis, yaitu deiksis persona ketiga jamak, deiksis tempat, deiksis waktu, dan deiksis anafora. Mereka pada kalimat di atas mendapat dua kategori deiksis, yaitu deiksis persona ketiga jamak yang berarti warga Jawa Tengah dan deiksis anafora yang mengacu pada konstituen yang telah disebutkan sebelumnya. (Provinsi) ini merupakan deiksis tempat karena yang menjadi acuan adalah pembicara. Ini dalam tuturan tersebut berarti Provinsi Jawa Tengah. Lima tahun ke depan pada kalimat tersebut merujuk ke depan, yakni lima tahun setelah tuturan ini dilaksanakan, berarti lima tahun ke depan yang dimaksud penutur adalah tahun 2018. 2) Mendengar ada proklamasi Hari Sastra Indonesia di Bukittinggi, saya segera menghubungi beberapa pengarang sahabat untuk menanyakan pendapat mereka (D4, SM, 4 April 2013). Pada kalimat (2) di atas terdapat tiga bentuk deiksis, yaitu deiksis persona pertama tunggal, deiksis persona ketiga jamak, dan deiksis anafora. Saya pada kalimat di atas merujuk pada pembicara atau penulis, yakni L Murbandono Hs. Mereka pada kalimat di atas mendapat dua kategori deiksis, yaitu deiksis persona ketiga jamak yang berarti beberapa pengarang sahabat dan deiksis anafora yang mengacu pada konstituen yang disebutkan sebelumnya. 3) Hari ini, kita kembali memperingati Hari Bumi dengan tema Selamatkan Bumi untuk Masa Depan yang Lebih Baik (D19, SM, 22 April 2013). Pada kalimat (3) di atas terdapat dua bentuk deiksis, yaitu deiksis waktu dan deiksis persona pertama jamak. Hari ini pada kalimat di atas dikatakan deiksis karena merujuk pada pemicara, yakni pada saat pembicaraan ini berlangsung. Dalam konteks ini berarti pada tanggal artikel ini diterbitkan, yakni pada tanggal 22 April 2013. Kata kita termasuk deiksis persona pertama jamak. Kata kita pada kalimat di atas merujuk pada penutur atau penulis beserta mitra tutur atau pembaca maupun pihak lain. Skenario pembelajaran bentuk-bentuk deiksis atau pada tataran SMA lebih dikenal dengan istilah pronomina atau kata ganti pada artikel wacana lokal harian Suara

Merdeka edisi April 2013 yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran menulis narasi nonfiki pada kelas X SMA berdasarkan Kurikulum Tingat Satuan Pendidikan (KTSP) diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Metode yang digunakan dalam pembelajaran deiksis ini dilakukan dengan mengombinasikan tiga metode, yaitu metode ceramah, metode problem solving, dan penugasan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah disajikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah (1) bentuk-bentuk deiksis dalam artikel wacana lokal harian Suara Merdeka edisi April 2013 dikalsifikasikan menjadi dua, yaitu deiksis eksofora yang meliputi deiksis persona (persona pertama dan ketiga baik tunggal maupun jamak), deiksis tempat, dan deiksis waktu; dan deiksis endofora yang meliputi deiksis anafora dan deiksis katafora dan (2) dalam pembelajaran deiksis atau pada tataran SMA lebih dikenal dengan istilah pronomina atau kata ganti yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran menulis narasi nonfiksi pada siswa kelas X SMA dengan mengombinasikan tiga metode pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode problem solving, dan penugasan untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa dalam menulis paragraf narasi nonfiksi. Berdasarkan simpulan di atas, maka saran penulis untuk redaktur adalah hendaknya dalam menulis wacana artikel menggunakan deiksis secara bervariatif agar pembaca lebih mudah dalam memahami informasi dalam artikel yang ditulis. Saran penulis bagi pembaca adalah hendaknya pembaca memperhatikan adanya unsur di luar bahasa yang memengaruhi makna sebuah kalimat. Saran penulis bagi guru bahasa Indonesia adalah sebaiknya guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan hasil penelitian ini karena kajian teori maupun hasil analisis berkaitan erat dengan pembelajaran menulis di SMA. Saran penulis bagi siswa adalah hendaknya siswa memanfaatkan bacaan tidak hanya sebatas dari buku pelajaran, tetapi memanfaatkan media massa guna memperbanyak ilmu, wawasan, serta kosa kata pada khususnya. DAFTAR PUSTAKA Aini Taufik Nur. 2012. Deiksis dalam Wacana di Halaman Pendidikan Harian Solopos Edisi Agustus-Oktober 2011: Sebuah Kajian Pragmatik. Skripsi: tidak diterbitkan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Purwo, Bambang Kaswanti. 1984. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional republik Indonesia. 2011. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan istilah. Edisi Ketiga. Bandung: Yrama Widya. Rahardani, Aditya. 2012). Deiksis dalam Tajuk Rencana Harian Solopos Tahun 2011 dan Sumbangannya Terhadap Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta. Ruas Jalan Provinsi pada Wilayah Bakorwil II Provinsi Jawa Tengah. 2011. Diakses dari http://www.jatengprov.go.id/?documen_srl=17620 pada tanggal 29 Maret 2012. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Yule, George. 2006. Pragmatics. (Terjemahan Indah Fajar Wahyuni). London: Oxford University Press. (Buku asli diterbitkan tahun 1996)