Rencana Strategis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN)

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) KANDANGAN 71211

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

INSPEKTORAT MENJADI APIP YANG EFEKTIF

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Inspektorat Kabupaten Tanah Bumbu Tahun

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

Renstra Inspektorat Provinsi Bali merupakan penjabaran dari RPJMD

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

PEMERINTAH KOTA DENPASAR INSPEKTORAT Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) TAHUN 2015

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pada bab XIV salah satu agenda pembangunan nasional yaitu Penciptaan Tata Kepemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa. Agenda kebijakan ini merupakan upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) yang tergambar pada upaya penyalahgunaan wewenang dan praktik-praktik KKN sesuai dengan ketetapan MPR- RI Nomor : XI/MPR/1999 dan Undang undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN. Rencana Stratejik 2010-2014 yang telah disusun diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan arah kebiijakan Inspektorat Badan SAR Nasional dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya sehingga Inspektorat diharapkan mampu menunjang perkembangan Badan SAR Nasional sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berdiri sendiri dan menjadi organisasi yang lebih maju. Rencana Stratejik Inspektorat Tahun 2010-2014 juga digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat untuk kurun waktu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang selanjutkan akan diturunkan kedalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) pada kegiatan setiap tahunnya. 1. Kedudukan Bahwa kedudukan Inspektorat berdasarkan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PER-KBSN 01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PK.07 Tahun 2010, berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan SAR Nasional. Inspektorat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Badan SAR Nasional. INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 1

2. Fungsi Dalam melaksanakan Tugas Pokok tersebut di atas, Inspektorat menyelenggarakan fungsi : a. Menyiapkan perumusan kebijakan pengawasan intern. b. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja keuangan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala Badan SAR Nasional. d. Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan; dan e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat. 3. Struktur Organisasi INSPEKTUR (Eselon II) Ksb. Tata Usaha (Eselon IV) Kelompok Jabatan Fungsional B. Potensi dan Permasalahan Identifikasi potensi dan permasalahan merupakan langkah bagi Inspektorat dalam menganalisis potensi dan permasalahan, kelemahan, peluang, serta tantangan jangka menengah di lingkungan Inspektorat yang akan dihadapi dalam rangka melaksanakan penugasan yang diamanatkan oleh RPJMN yang tertuang dalam Rencana Stratejik Badan SAR Nasional tahun 2010-2014 ( Renstra Lembaga) sesuai dengan lingkup kewenangan Inspektorat. INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 2

1. Kelembagaan Dengan meningkatnya status Badan SAR Nasional menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) maka Organisasi semakin berkembang besar, seiring dengan hal tersebut maka dibutuhkan perencanaan pengawasan yang lebih terarah. Perencanaan program pengawasan dan pembinaan di lingkungan Badan SAR Nasional harus lebih dikembangkan serta membutuhkan analisa dan evaluasi guna efisiensi dan efektivitas dalam menunjang perkembangan Badan SAR Nasional yang lebih baik. 2. Legalitas dan Hukum Sebagai Unit Organisasi Eselon II yang masih baru, bahwa kedudukan Inspektorat berdasarkan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PER- KBSN 01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PK.07 Tahun 2010, berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan SAR Nasional. Inspektorat saat ini sedang membuat dan menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan dan pembinaan di lingkungan Badan SAR Nasional termasuk Sistem Operating Procedure (SOP). 3. Sumber Daya Manusia Guna keseimbangan pelaksanaan tugas pengawasan dan pembinaan di lingkungan Badan SAR Nasional, maka Inspektorat masih memerlukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pengawasan (Auditor) maupun sumberdaya penunjang pelaksanaan tugas pengawasan. 4. Anggaran dan Biaya Kegiatan pengawasan dan pembinaan di lingkungan Badan SAR Nasional akan dapat terlaksana dengan efektif apabila didukung dengan sumberdaya yang memadai, pelaksanaan pengawasan dan pembinaan saat ini telah berjalan namun masih memerlukan peningkatan kegiatan guna optimlisasi pelaksanaan tugas Inspektorat. untuk itu anggaran dan biaya yang diperlukanpun akan INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 3

meningkat sesuai pelaksanaan tugas-tugas Inspektorat yang semakin berkembang. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas dapat diidentifikasi potensi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (oportunitys) dan tantangan (threads) sebagai berikut : a. Kekuatan (Strength) Setelah Badan SAR Nasional meningkat status kelembagaannya menjadi LPNK, Inspektorat memiliki kewenangan dan telah mampu melaksanakan pengawasan dan pembinaan internal melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya di lingkungan Badan SAR Nasional. Berikut berbagai kekuatan yang dimiliki Inspektorat Badan SAR Nasional : 1) Peningkatan status Badan SAR Nasional menjadi LPNK serta kewenangan Inspektorat; 2) Kemampuan untuk merekrut pegawai baru; 3) Ketersediaan anggaran dalam APBN; 4) Semangat dan tim kerja yang solid. b. Kelemahan (Weakness) Seiring dengan berkembangnya Badan SAR Nasional sebagai Lembaga Pemerintah Non kementerian (LPNK), Inspektorat masih terhambat dalam eselonering, Inspektorat merupakan jabatan setingkat eselon II sedangkan objek pengawasan meliputi eselon I sehingga perlu pengembangan organisasi. Anggaran pengawasan belum memadai selain itu perlu peningkatan sumber daya manusia dan meningkatkan aspek pengawasan dan pembinaan, review, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya di lingkungan Badan SAR Nasional. Berikut kelemahan Inspektorat Badan SAR Nasional antara lain : 1) Sistem dan prosedur kinerja pengawasan yang masih perlu dilakukan evaluasi; 2) Kurangnya prasarana yang memadai; INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 4

3) Administrasi pertanggungjawaban keuangan belum mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan. c. Peluang (Opportunity) Dengan berkembangnya Badan SAR Nasional menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) merupakan peluang bagi Badan SAR Nasional secara umum, maka Inspektorat secara khusus dapat menyusun program strategis bidang pengawasan dan pembinaan melalui audit kinerja maupun program pengawasan lainnya di lingkungan Badan SAR Nasional. Selain itu berkembangnya paradigma penyelenggaraan pemerintah yang baik dan akuntabel melalui Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN-PK). Secara lebih lengkap berikut ini peluang yang dapat dimanfaatkan Inspektorat : 1. Meningkatnya hubungan koordinatif antar lembaga terkait; 2. Penambahan satuan kerja yang baru; 3. Kesempatan pengembangan kompetensi pegawai Inspektorat; 4. Kebijakan pemerintah terhadap percepatan pemberantasan KKN; 5. Peningkatan dukungan auditi terhadap peran Inspektorat sebagai konsultan, katalisator maupun quality assurance. d. Tantangan (Threads) Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, Inspektorat memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta dukungan anggaran biaya yang memadai. Selain itu perkembangan organisasi yang semakin besar menuntut program pengawasan dan pembinaan yang lebih komprehensif, efektif dan efisien. 1) Masih ada pandangan Stakeholder/ masyarakat yang tidak menghendaki keberadaan Inspektorat; 2) Tumpang tindih kewenangan antar lembaga pengawasan; 3) Terbukanya kesempatan dalam pengembangan kapasitas kelembagaan. Untuk menemukan strategi yang tepat dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ada dengan mengoptimalkan kekuatan (strength) serta INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 5

memanfaatkan peluang (opportunity) untuk meminimalkan ancaman (threads) serta mengatasai kelemahan (weakness) maka dilakukan dengan menyususn Analisis SWOT. MATRIKS ANALISIS SWOT INSPEKTORAT FAKTOR KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS) 1. Peningkatan status 1. Sistem dan prosedur Badan SAR Nasional kinerja pengawasan INTERNAL menjadi LPNK serta kewenangan Inspektorat 2. Kemampuan untuk merekrut baru 3. Ketersediaan anggaran pegawai yang masih perlu dilakukan evaluasi 2. Kurangnya prasarana yang memadai 3. Kompetensi APIP yang belum optimal dalam 4. Administrasi EKSTERNAL APBN pertanggungjawaban 4. Semangat dan tim keuangan belum kerja yang solid mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan PELUANG (OPPORTUNITY) STRATEGI S+0 STRATEGI W+O 1. Meningkatnya 1. Memanfaatkan hubungan koordinatif kewenangan Inspektorat antar lembaga terkait untuk menambah 2. Penambahan satuan jangkauang pengawasan kerja yang baru satuan kerja yang baru 3. Kesempatan 2. Meningkatkan kualitas pengembangan SDM dengan kompetensi pegawai memanfaatkan Inspektorat pengembangan 4. Kebijakan pemerintah kompetensi yang ada terhadap percepatan 3. Pemanfaatan anggaran pemberantasan KKN untuk melaksanakan 5. Peningkatan kebijakan pemerintah dukungan auditi terhadap peran Inspektorat sebagai katalisator maupun quality assurance terhadap percepatan pemberantasan KKN 4. Memanfaatkan semangat dan tim kerja yang solid untuk meningkatkan partisipasi masyarakat/ stakeholder terkait terhadap fungsi pengawasan ANCAMAN (THREADS) ASUMSI S+T ASUMSI W+T INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 6

1. Masih ada pandangan Stakeholder yang tidak menghendaki keberadaan Inspektorat 2. Tumpang tindih kewenangan antar lembaga pengawasan 3. Terbukanya kesempatan dalam pengembangan kapasitas kelembagaan Faktor Kunci Keberhasilan (Key Performance Indicator) Berdasarkan hasil Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan selanjutnya diperoleh strategi terpilih yakni mengoptimalkan kekuatan (strength) untuk memanfaatkan peluang (opportunity) atau Strategi S + O, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan sebagai berikut : 1. Memanfaatkan kewenangan Inspektorat untuk menambah jangkauan pengawasan satuan kerja yang baru; 2. Meningkatkan kualitas SDM dengan memanfaatkan pengembangan kompetensi yang ada; 3. Pemanfaatan anggaran untuk melaksanakan kebijakan pemerintah terhadap percepatan pemberantasan KKN; 4. Memanfaatkan semangat dan tim kerja yang solid untuk meningkatkan partisipasi masyarakat/ stakeholder terkait terhadap fungsi pengawasan; INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 7

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi dan Misi Visi Inspektorat Badan SAR Nasional adalah : "Terwujudnya Pengawasan Intern yang Mampu menciptakan Tata Kepemerintahan yang Baik di Lingkungan Badan SAR Nasional" Terwujudnya Pengawasan Intern yang mampu mewujudkan terciptanya tata kepemerintahan yang baik di lingkungan Badan SAR Nasional Misi Inspektorat Badan SAR Nasional adalah : 1. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan dalam rangka mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel. 2. Meningkatkan kualitas pengawasan dengan mengembangkan kegiatan pengawasan yang efektif dan berdaya guna. 3. Meningkatkan profesionalisme aparat pengawasan internal pemerintah (APIP) yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. B. Tujuan Inspektorat Badan SAR Nasional Dalam rangka mencapai visi dan misi Inspektorat sebagaimana tersebut diatas maka visi dan misi tersebut harus dirimuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan berupa perumusan tujuan strategis (strategic goal) unit organisasi. Tujuan Inspektorat Badan SAR Nasional : Terwujudnya tata kepemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntable serta kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan pada kegiatan penyelenggaraan negara di setiap unit kerja di Lingkungan Badan SAR Nasional melalui pengawasan intern. INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 8

Inspektorat Badan Sar Nasional memiliki Indikator Kinerja Utama sebagai tolak ukur atas pencapaian kinerja terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Indikator Kinerja Utama (IKU) : Indikator Kinerja Utama 1. Meningkatnya prosentase pelaksanaan pengawasan internal pada unit kerja. 2. Prosentase rekomendasi hasil audit, evaluasi,reviu yang ditindaklanjuti. 3. Meningkatnya unit kerja yang berpredikat baik dalam penilaian akuntabilitas kinerja. 4. Tercapainya Opini BPK dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Target < 70 % < 70 % <70 % WTP Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Inspektorat dapat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh Unit Organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dalam kurun waktu satu sampai lima tahun kedepan dengan diformulasikannya tujuan ini dengan mempertimbangkan sumber daya manusia dan kemampuan yang dimiliki. Agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, maka indikator yang dapat mengukur tercapainya tujuan tersebut adalah sebagai berikut : Tujuan Terwujudnya tata kepemerintahan yang baik, bersih, transparant dan akuntable serta kepatuhan terhadap Indikator Target 2013 2014 Prosentase pelaksanaan pengawasan dan 50 % 75% pembinaan internal Prosentase hasil 100 % 100 % INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 9

Peraturan Perundangundangan pada kegiatan penyelenggaraan negara di setiap unit kerja di Lingkungan Badan SAR Nasional pengawasan yang sudah ditindaklanjuti Prosentase unit kerja yang berpredikat baik dalam akuntabilitas kinerja Prosentase meningkatnya kompetensi Auditor Tercapainya opini BPK berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 70% 80% 60 % 80 % WTP WTP Prosentase pelaksanaan pengawasan/pembinaan internal yaitu kegiatan audit, evaluasi, reviu, pendampingan, sosialisasi dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan sesuai jumlah satuan kerja atau unit kerja yang ada di Badan SAR Nasional yaitu dengan perhitungan sebagai berikut : Prosentase pelaksanaan pengawasan /pembinaan internal Jumlah pelaksanaan pengawasan/pembinaan internal (audit+reviu+evaluasi+pendampingan) = x100% Jumlah Unit Kerja Prosentase hasil pengawasan yang sudah ditindaklanjuti adalah seluruh rekomendasi yang diberikan kepada unit kerja baik hasil audit, reviu keuangan, evaluasi SAKIP, dan juga hasil pengawasan lainnya yang sudah dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja. Perhitungan prosentase tersebut adalah 100 % yaitu : Prosentase hasil pengawasan/pembinaan yang sudah ditindaklanjuti = Jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti x 100% Jumlah rekomendasi INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 10

Prosentase unit kerja yang berpredikat baik dalam penilaian akuntabilitas kinerja, yang merupakan hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada masing-masing unit kerja. Perhitungan prosentase tersebut adalah sebagai berikut : Prosentase predikat penilaian kinerja baik Jumlah unit kerja berpredikat baik = x 100 % Jumlah unit kerja Prosentase meningkatnya kompetensi Auditor, yaitu dihitung berdasarkan jumlah diklat yang diikuti dengan jumlah diklat yang lulus adalah sebagai berikut : Prosentase kompetensi Auditor Jumlah kelulusan = x 100 % Jumlah diklat Terwujudnya opini BPK dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu segala upaya yang dilakukan Inspektorat dalam melaksanakan pengawasan dan pembinaan internal yang diharapkan mampu menjadikan Badan SAR Nasional instansi yang memiliki predikat tersebut atas opini BPK, termasuk dalam hal mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam setiap tahunnnya. INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 11

C. Sasaran Strategis Dalam upaya mencapai tujuan maka ditetapkan sasaran yang akan dicapai pada setiap tahunnya. Sasaran yang ditetapkan adalah sebagai berikut : Sasaran Indikator Target 2013 2014 Meningkatnya kualitas hasil pengawasa dan pembinaan intern Meningkatnya kompetensi APIP dalam melaksanakan pengawasan internal Prosentase pelaksanaan 50 % 75% pengawasan internal Prosentase hasil 100 % 100 % pengawasan yang sudah ditindaklanjuti Prosentase unit kerja yang 70% 80% berpredikat kinerja baik dalam akuntabilitas kinerja Tercapainya opini BPK WTP WTP berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Prosentase meningkatnya 60 % 80 % kompetensi APIP Sasaran yang akan diwujudkan pada setiap tahunnya selanjutnya dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Sasaran : 1. Meningkatnya kualitas hasil pengawasan/pembinaan intern Merupakan segala upaya yang dilakukan Inspektorat dalam upaya menwujudkan tata kepemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel dengan indikator sebagai ukuran keberhasilan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis ini. 2. Meningkatnya kompetensi APIP dalam melaksanakan INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 12

pengawasan internal Dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya, APIP dituntut mampu untuk melaksanakan pengawasan internal dengan keahlian dan pengetahuan yang memadai. Untuk itu tak henti-hentinya peningkatan kompetensi dilakukan setiap tahunnya baik melalui penyelenggaraan diklat, seminar, workshop dan benchmarking. INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 13

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Strategi dan Kebijakan Badan SAR Nasional Arah kebijakan dan strategi Badan SAR Nasional disusun sebagai pendekatan dalam memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (jangka menengah) serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran Badan SAR Nasional. Kebijakan dan Strategi Badan SAR Nasional : 1. Peningkatan kemampuan penyelenggaraan operasi SAR, mengkoordinasikan potensi SAR agar dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia serta ditunjang oleh suatu lembaga diklat sebagai sarana untuk meningkatkan profesionalisme; 2. Penyusunan produk-produk hukum dalam bidang SAR yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan SAR; 3. Menyiapkan SDM yang cukup baik jumlah maupun kualitas dan melakukan pembinaan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan serta melalui jabatan fungsional; 4. Meningkatkan jumlah dan jenis pendidikan SAR, serta hasil didik dan pemberlakukan STKP; 5. Penyiapan sarana utama tindak awal, prasarana dan peralatan SAR dalam menunjang operasi SAR; 6. Menyiapkan berbagai program penyuluhan kepada masyarakat di pusat maupun daerah; 7. Meningkatkan peran serta aktif Badan SAR Nasional pada pelaksanaan latihan dalam negeri dan negara tetangga serta kerjasama dengan organisasi internasional bidang SAR. Kebijakan dan strategi Kementerian/Lembaga dilaksanakan melalui program generik dan program teknis. Program generik merupakan program-program INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 14

yang digunakan oleh organisasi eselin I yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal). Strategi dan kebijkan Badan SAR Nasional dalam pelaksanaannya didukung dengan 2 (dua) program generik dan 1 (satu) program teknis sebagi berikut : 1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan SAR Nasional; 2. Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur Badan SAR Nasional; 3. Program pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelematan. B. Strategi dan Kebijakan Inspektorat Strategi dan kebijakan Inspektorat antara lain : 1. Melaksanakan pengawasan internal terhadap kinerja melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya; 2. Melaksanakan perumusan kebijakan pengawasan internal di lingkungan Badan SAR Nasional; 3. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan kapabilitas dan profesionalitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah di lingkungan Badan SAR Nasional. Strategi dan kebijakan Inspektorat dalam pelaksanaannya didukung hanya dengan 1 (satu) program generik yaitu program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan SAR Nasional. Dengan pelaksanaan strategi dan kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk pengawasan dan peningkatan kinerja setiap unsur di lingkungan Badan SAR Nasional. INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 15

BAB IV PENUTUP Penyusunan Rencana Stratejik Inspektorat tahun 2010-2014 ini bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh Inspektorat serta sebagai pemenuhan dokumen perencanaan yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan anggaran serta pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Rencana Stratejik Inspektorat memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) yang dijabarkan dalam kegiatan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Demikian Rencana Stratejik Inspektorat diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam Penyusunan Rencana Kinerja, Rencana Kerja dan Anggaran, Penetapan Kinerja, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta pelaksanaan tugas pelaporan pengawasan dan pengendalian kegiatan di lingkungan Inspektorat Badan SAR Nasional. INSPEKTORAT BADAN SAR NASIONAL 16