PEWARNAAN SITOKIMIA HEMATOLOGI XIV.1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

Lampiran 1 Analisis fitokimia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

III. METODOLOGIPENELITIAN

Lampiran 1. Road-map Penelitian

BAHAN DAN METODE Lokasi Pengambilan Sampel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. MATERI DAN METODE

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Lampiran 1. Road-map Penelitian

Desikator Neraca analitik 4 desimal

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

II. METODELOGI PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

BAB III. METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di

MODUL I Pembuatan Larutan

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

Lampiran 1 Lay out penelitian I

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

Tabel Mengikhtisarkan reaksi glikolisis : 1. Glukosa Glukosa 6-fosfat. 2. Glukosa 6 Fosfat Fruktosa 6 fosfat

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang Telp.: Fax:

Transkripsi:

Penyakt Orf Sinonim pada hewan: Scabby Mouth, Contagious Ecthyma, Contagious Pustular Dermatitis, Contagious Pustular Stomatitis, Infectious Pustular Dermatitis. Agen Penyebab: Parapox Virus Kejadian pada hewan: - Menyerang domba dan kambing. Merupakan penyakit endemik pada domba di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh virus dapat bertahan di alam selama berbulan-bulan. - Menyerang hewan pada semua umur (paling sering umur 3-6 bulan). Virus masuk melalui luka lecet pada kulit. Lesi dimulai dengan kemerahan yang membengkak, dengan cepat menjadi papula, vesikel, pustule dan ulser. - Kerak terbentuk dalam seminggu dan terlepas setelah 3 sampai 4 minggu. - Lesi paling sering dijumpai pada bibir, cuping hidung, muka dan lidah, sesekali dapat pada ambing, skrotum dan alat kelamin. - Pada hewan muda penyakit lebih serius sebab menyebabkan perdarahan pada bibir, mengurangi nafsu makan sehingga menurunkan berat badan dan daya tahan tubuh. Epidemiologi - Sekali kelompok hewan diserang maka biasanya penyakit tetap endemic yang disebabkan oleh kontak antara hewan dan tahannya virus pada lingkungan luar. - Kerugian terjadi karena penurunan berat badan yang diakibatkan kesulitan makan karena lesi pada mulut dan bibir. - Laju prevalensi meningkat apabila lapangan pengembalaan mengandung banyak duri yang dapat melukai bibir hewan sebagai tempat masuknya virus. Penularan dan kejadian pada manusia Infeksi pada manusia terjadi sebagai akibat adanya lecet kulit yang kontak dengan hewan terinfeksi atau bahan asal hewan seperti wool ataupun vaksin. Kelompok beresiko 1. Pekerja rumah potong hewan 2. Peternak 3. Dokter hewan 4. Orang lain yang kontak dengan hewan Penyakit pada manusia - Bagian tubuh yang terserang adalah jari dan tangan. - Masa inkubasi penyakit 3-7 hari. - Terbentuknya macula yang berkembang menjadi vesikel besar yang dikelilingi oleh sellulit yang tidak terasa sakit. - Vesikel berkembang menjadi pustule dan pergerakan terjadi setelah dua minggu. - Kesembuhan terjadi setelah 4-6 minggu. PEWARNAAN SITOKIMIA HEMATOLOGI XIV.1 PENDAHULUAN Di laboratorium kadang dengan pewarnaan sediaan hapus darah tepi menggunakan metode Giemsa atau Wright belum memuaskan untuk membedakan seri leukosit untuk menunjang diagnosis leukemia dan kelainan leukosit, oleh sebab itu diperlukan pewarnaan sitokimia lainnya. Dalam bahasan kali ini membahas mengenai pewarnaan (pulasan) peroksidase, Sudan Black, Periodic Acid Schiff (PAS) dan Leukocyte Alkaline Phosphatase (LAP). XIV.2 PULASAN PEROKSIDASE Adakalanya membedakan jenis leukosit menemui kesukaran, teristimewa jika menghadapi sel muda atau yang abnormal. Dalam keadaan ini boleh digunakan bahwa

granula dalam sel jajaran granulosit dan monosit mengandung peroksidase, sedangkan sel jajaran limfosit tidak ada. Pulasan peroksidase yang sering digunakan menurut Sato dan Sekiya. XIV.1.1 Sato dan Sekiya 1. Larutan Cupri Sulfat : CuSO 4.5H 2O 0,5 gram dalam 100 ml aquadest. 2. Larutan benzidine : benzidine basa 0,2 gram digerus dalam cawan porselin dalam 200 ml aqudest. Disaring dan tambahkan 0,25 ml H 2O 2 3% dan simpan dalam botol coklat. Tahan selama 6 bulan. 3. Larutan Safranin : safranin 1 gram dalam 100 ml aquadest. 1. Letakkan sediaan kering dan difiksasi di atas rak. 2. Genangi sediaan dengan larutan kuprisulfat selama 30 60 detik. 3. Buang larutan tadi dan genangi dengan larutan benzidine selama 2 menit. 4. Bilas dan warnai dengan larutan safranin selama 1 menit. 5. Bilas dan keringkan. Plasma jajaran granulosit berwarna biru sedangkan granula berisi peroksidase akan berwarna hijau biru. Mielobast dengan hasil negatif. Monosit memiliki granula namun terlihat kecil-kecil. Limfosit tidak ada dan berwarna merah. XIV.1.2 Ellias Larutan yang digunakan : 1. Larutan Chloronaftol. Larutkan 15 mg 4-chloro-1-naftol dalam 2 ml etanol absolut, simpan suhu 4 C. 2. Buffer Tris. Larutan 19,2 ml larutan Tris-(hidroksimetil) aminometan 0,2 mol/l dicampur dengan 80,8 ml HCl 0,1 mol/l, kemudian tambahkan air sampai 500 ml. ph harus 7,4 7,6. 3. Larutan H 2O 2 segar : 0,4 ml H 2O 2 30% diencerkan dalam 100 ml aquadest. 4. Larutan methylgreen 1% dalam aquadest. Larutan peroksidase dibuat dengan mencampur 2 ml larutan Chloronaftol dengan 38 ml buffer Tris. Kemudian ditambahkan 1 ml H 2O 2.

1. Sediaan digenangi dengan reagent peroksidase selama 10 menit. 2. Bilas dengan air dan warnai dengan larutan methylgreen selama 2 menit. 3. Bilas dengan air dan keringkan. Pulasan ini membuat granula yang peroksidase positif (+) berwarna biru tua. XIV.3 PULASAN SUDAN BLACK Zat warna Sudan Black memberi warna hitam kepada granula dalam leukosit yang mengandung zat lemak. Antara sudanofilia dan reaksi peroksidase positif terhadap korelasi positif. 1. Larutan Sudan Black : 0,5 gram Sudan Black B dicampur dengan 100 ml etanol absolut. Biarkan selama 2 hari dan saring. 2. Larutan Buffer : Phenol 16 gram, etanol absolut 30 ml, Na 2HPO 4.12H 2O 0,3 gram dan aquadest 100 ml. 3. Larutan kerja : dicampur 60 ml larutan Sudan Black dan 40 ml Buffer. Saring. 1. Sediaan direkatkan dengan uap formalin dalam wadah tertutup selama 10 menit. 2. Genangi sediaan dengan larutan kerja selama 30 menit. 3. Bilas dengan etabol absolut dan bilas dengan air. 4. Bisa juga di warnai dengan safranin 0,1 %. Granula yang mengandung lipid/lemak akan berwarna hitam. XIV.4 PULASAN PAS (PERIODIC ACID SCHIFF) Pulasan ini berguna untuk mengenali sel-sel dalam jajaran limfosit yang mengandung glikogen. Reaksi yang terjadi adalah oksidasi glikogen oleh asam periodat (periodic acid) menjadi aldehide, lalu bereaksi dengan reagen schiff menjadi warna merah. 1. Larutan asam periodat : HIO 4. 2H 2O 1 gram dalam 100 ml aquadest.

2. Reagent Schiff : Basic Fuchsin 1 gram dimasukkan dalam 400 ml air mendidih, biarkan dingin sampai 50 C, saring, tambah 1 ml thionylchloride (SOCl 2), simpan tempat gelap 24 jam, tambah 2 gram carbon adsorbens, kocok saring, simpan lemari es dalam botol gelap. 3. Larutan hematoksilin 2 gram dalam 100 ml aquadest. 1. Sediaan hapus direkatkan denga uap formalin dalam cawan petri selama 10 menit. 2. Bilas dengan air selama 15 menit. 3. Genangi sediaan dengan asam periodat selama 30 menit. 4. Bilas dengan aquadest, genangi dengan reagent schiff selama 30 menit. 5. Bilas dengan air, bilas dengan aquadest selama 5 menit. 6. Genangi dengan hematoksilin selama 10 menit. Granula dalam leukosit yang berisi glikogen menjadi merah. XIV.5 PULASAN FOSFATASE ALKALIS (LAP) Adanya enzim ini dalam granula dan sitoplasma sel-sel jajaran granulosit dapat dipergunakan untuk membedakannya dari leukosit-leukosit lainnya. Hasil pulasan ini memberikan petunjuk dalam membedakan leukositosis oleh leukemia granulositik kronik dari leukositosis oleh sebab-sebab lain. Darah segar sebaiknya digunakan : kapiler, darah vena dengan antikoagulan heparin atau double oxalat. Darah EDTA tidak boleh digunakan karena mengganggu pulasan. Metode Kaplow LAP 1. Larutan perekat : formalin (40%) 10 ml, metanol absolut 90 ml. simpan dalam lemari es freezzer. Sebagian larutan diambil dan ditaruh pada suhu 5 C. 2. Larutan stok propanadiol : 2-amino-2-metil-1,3-propanadiol 10,5 gram dalam aquadest 500 ml. 3. Larutan kerja Buffer Proponadiol : larutan stock proponadiol 0,2 M 25 ml, larutan HCl 0,1 N 5 ml dan aquadest 100 ml dan ph harus 9,75 dan simpan dalam lemari es. 4. Larutan substrat ph 9,5 9,6 : natrium alfa naftil fosfat 35 mg. fast blue RR 35 mg, larutan kerja proponadiol 35 ml, saring. Larutan ini harus segar dan tidak boleh ditunda. 5. Larutan hematoksilin menurut Harris.

Please download full document at www.docfoc.com Thanks