Disampaikan pada Acara PKK Ibu-ibu Desa Trihanggo Sleman Yogyakarta Tahun 2004

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

DESAIN BUSANA MUSLIMAH YANG TRENDI DAN MODIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

Berbagai Model Lengan Dan cara Membuat Polanya. Oleh : As-as Setiawati

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ANALISIS MODEL BUSANA

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 1, Edisi Februari 2014 (ISSN : ) BUSANA MENCERMINKAN KEPRIBADIAN. V. Naniek Risnawati

NOMOR : 12 TAHUN 2010

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Repu

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

2 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik I

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

1. Baju Variasi Ukuran. Tips Pilih Perlengkapan Baju Bayi yang Baru Lahir

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.14/Menhut-II/2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

Briefing , 18 July 2016 Day 1-3, July 2016 Day 4, 23 July 2016

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

Penampilan merupakan bentuk citra diri yang terpancar dari seorang individu. Penampilan juga dapat menjadi salah satu sarana komunikasi antara seorang

BERITA NEGARA. ARSIP NASIONAL. Pakaian Dinas. Pegawai. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA PROBOLINGGO

HUBUNGAN PENGETAHUAN BUSANA DENGAN PENAMPILAN BERBUSANA KE KAMPUS MAHASISWA TATA BUSANA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FT UNP SALMI FAJRIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR...

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina, 2014 Analisis kualitas hasil praktek busana pesta wanita pada mata pelajaran menjahit

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

Powered by TCPDF (

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan, dan saran disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

Semua upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan Kurikulum Keterampilan pada Madrasah Aliyah, dilandasi oleh rasa tanggung

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. penelitian dengan judul Manfaat Hasil Belajar Estetika dan Mode sebagai Kesiapan

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 47 SERI E

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI.

LINSERI (BUSANA DALAM) Oleh : As-as Setiawati

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

BUPATI BANDUNG BARAT

SALINAN. Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6,nomor 5494);

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

ABSTRAK. Kata kunci: Seragam olahraga, kenyamanan berpakaian, respon suhu kulit, dan respon denyut nadi pemulihan

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

ULANGAN HARIAN MAN YOGYAKARTA III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

DASAR DESAIN MODE BUS 132

A. MODEL PAKAIAN DINAS. 1. PDH warna Khaki a. PDH warna khaki pria KETERANGAN :

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

MEMILIH BUSANA YANG TEPAT DAN BERETIKA UNTUK BERBAGAI MACAM KESEMPATAN Oleh : Widihastuti Staf Pengajar Program Studi Teknik Busana FT UNY widihastuti@uny.ac.id PENDAHULUAN Yang dimaksud dengan busana ialah segala sesuatu yang dipakai manusia mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk pelengkap, tata rias wajah dan tata rias rambut. Busana ini merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dalam kehidupan seharihari. Oleh karena itu busana perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sebenarnya manusia berbusana sudah dimulai sejak jaman purba. Pada waktu itu manusia telah berusaha menutupi tubuhnya dengan rantai kerang, manik-manik, kulit kayu, kulit binatang, bahkan lumpur dan daundaunan sebagai busana mereka, walapun hanya menutup sebagian kecil saja dari tubuh mereka. Untuk menghias tubuhnya, mereka melukis wajah dan tubuh dengan cara mentatoo. Busana sangat erat hubungannya dengan kebudayaan manusia, oleh karena itu dengan adanya model busana yang ada pada waktu itu (jaman purba) dapat diketahui bahwa kebudayaan manusia pada saat itu masih sangat rendah. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka semakin tinggi pula ukuran-ukuran dan nilai-nilai yang dituntut busana. Busana tidak saja berfungsi sebagai penutup tubuh belaka, tetapi juga untuk memperindah si pemakai. Etika dalam berbusana pun sudah semakin diperhatikan. Pemilihan busana yang tepat dan beretika (memenuhi etika/norma/nilai susila) akan membuat nyaman dan tenang pada si pemakai. Yang dimaksud dengan pemilihan busana yang tepat dan beretika yaitu pemilihan busana yang pantas, serasi, dan sesuai dengan kesempatan pemakaiannya sehingga akan membuat si pemakai lebih percaya diri dan kelihatan indah. Sebelum membahas tentang pemilihan busana yang tepat dan beretika untuk berbagai macam kesempatan, maka akan diuraikan terlebih dahulu tujuan berbusana dan peranan busana bagi seseorang/si pemakai.

TUJUAN BERBUSANA Pada dasarnya, tujuan manusia berbusana ada bermacam-macam, yaitu antara lain: 1. Untuk memenuhi kebutuhan kesusilaan dan kebudayaan. Kesusilaan dan kebudayaan dari tiap-tiap negara tidak sama. Kebudayaan Barat dan Kebudayaan Timur pun berbeda. Bagaimana sebaiknya kita berbusana? Sebagai orang Timur, kita harus berbusana sesuai dengan rasa ke-timuran kita. Maka dari itu tidak semua model busana Barat yang masuk ke negara kita dapat kita pilih, sebab belum tentu memenuhi kesusilaan dan kebudayaan Timur. Sehubungan dengan hal ini, maka dalam memilih model busana yang baik, kita dapat mengacu pada model busana daerah dari seluruh nusantara kecuali dari suku primitif dan yang sesuai dengan norma-norma ketimuran. Contoh: model busana yang kita kenakan jangan menggunakan bentuk leher yang terlalu rendah, atau memakai belahan yang terlalu tinggi, dan sebagainya. 2. Untuk memenuhi kesehatan. Busana yang kita kenakan dapat digunakan untuk melindungi tubuh kita dari cuaca yang panas/dingin, hujan, melindungi dari gigitan/sengatan binatang/serangga, dan lain-lain. Bahan dan model busana yang dikenakan tidak boleh mengganggu kesehatan, seperti membuat iritasi kulit, mengganggu pernafasan, membuat peredaran darah tubuh tidak lancar dan sebagainya. Contoh: model busana yang terlalu sempit dan tidak stretch akan dapat mengganggu pernafasan dan peredaran darah tubuh tidak lancar. 3. Untuk memenuhi rasa keindahan. Di dalam memilih busana, sebaiknya tidak asal saja, tetapi disesuaikan dengan bentuk tubuh, warna, dan jenis bahannya sehingga dapat digunakan untuk menutupi kekurangan tubuh dan menonjolkan keindahan tubuh, sehingga akan tampak lebih indah. PERANAN BUSANA BAGI SI PEMAKAI Peranan busana bagi si pemakai pada dasarnya lebih pada rasa kepercayaan diri. Oleh karena itu, busana yang dikenakan akan sangat berpengaruh bagi si pemakai tersebut. Pengaruh tersebut bisa berupa pengaruh terhadap rohani, jasmani, umur, dan bentuk tubuh. 1. Pengaruh terhadap rohani: a. Busana yang tidak enak dipakai akan menimbulkan rasa tidak senang pada si pemakai.

b. Dalam menghadiri suatu acara resmi misalnya, undangan/upacara yang mengharuskan menggunakan seragam atau busana resmi, jika tidak maka akan menimbulkan rasa tidak tenang dan tidak percaya diri. c. Sebaliknya, orang yang berbusana rapi dan harmonis akan merasa tentram dan bebas bergerak serta mendapatkan penghormatan dan pelayanan yang baik. 2. Pengaruh terhadap jasmani: a. Busana yang terlalu sempit akan mengganggu kebebasan bergerak. b. Busana yang jarang dicuci dan dipakai begitu saja, dapat menimbulkan gatal-gatal dan penyakit kulit serta bau tidak sedap. 3. Pengaruh terhadap umur: Pemilihan busana yang tidak disesuaikan dengan umur, baik model, warna, maupun jenis bahannya, akan mempengaruhi penampilan seseorang. Untuk anak-anak berlainan dengan remaja lebih-lebih orang dewasa. Misalnya: untuk busana anak-anak dipilih model dengan banyak renda-renda, sulaman, pita-pita, dan sebagainya. Untuk remaja biasanya senang dengan model yang berubah-rubah sebab remaja sangat peka terhadap model busana. Mereka mudah terpengaruh oleh model busana yang lagi ngetrend. Sedangkan untuk orang dewasa, sebaiknya dipilih busana yang tampak anggun dengan pembawaan yang sopan dan berwibawa. 4. Pengaruh terhadap bentuk tubuh: Dalam pemilihan busana perlu diperhatikan bentuk tubuh kita. Ada beberapa bentuk tubuh yang harus kita ketahui, dan bagaimana memilih busananya, yaitu: a. Bentuk tubuh pendek kurus: Model : Rok cukup panjang, tidak terlalu mini, kerut, klok. Celana bagian bawah jangan terlalu longgar. Lengan puncak, lipit, garis leher bulat, kerah kecil atau sedang. Motif bahan : bunga kecil, sedang, bergaris sedang. Tekstur : sedang, tebal, berkilau. Warna : cerah, sewarna. Ikat pinggang : kecil, sewarna akan lebih baik.

b. Bentuk tubuh pendek gemuk: Model : Rok terlalu suai/span, celana sedang, lengan lipit, garis leher V, U (agak rendah), kerah rebah, sedang. Motif bahan : bunga sedang, bergaris kecil dan sedang. Tekstur : sedang Warna : gelap. Ikat pinggang : agak kecil Garis hias : sederhana, vertical. c. Bentuk tubuh tinggi kurus: Model : Rok agak panjang, celana bawah lebar, lengan pof, panjang dengan manset, bishop, garis leher bulat jangan terlalu rendah, kerah berdiri, lebar. Motif bahan : bunga agak besar, besar, bergaris agak lebar. Tekstur : tebal, sedang, berkilau. Warna : cerah Ikat pinggang : lebar Garis hias : horizontal d. Bentuk tubuh tinggi gemuk: Model : Rok panjangnya sedang, tidak terlalu suai, semi klok, tidak berkerut. Celana sedang, bawah tidak longgar. Lengan lipit, Garis leher agak rendah, kerah rebah jangan terlalu lebar. Motif bahan : sedang, kecil, bergaris sedang/kecil. Tekstur : sedang, jangan terlalu tebal/berkilau. Ikat pinggang : sedang Garis hias : gabungan garis vertical dan horizontal. e. Bentuk tubuh ideal: Untuk bentuk badan ideal, dalam memilih busana tidak terlalu banyak mengalami kesulitan, karena semua model dapat dipilih.

PEMILIHAN BUSANA UNTUK BERBAGAI KESEMPATAN Busana yang pantas dipakai dan sesuai dengan kesempatan, menjadikan seseorang kelihatan serasi dan memberikan rasa tenang dan aman pada pribadinya. Dan yang lebih penting adalah ketelitian dalam memilih busana yang dapat diterima untuk menghadiri suatu kesempatan tertentu. Pada umumnya setiap orang memerlukan busana untuk lima macam kesempatan. Namun bagi orang-orang yang mempunyai banyak tuntutan social kemungkinan lebih banyak lagi macamnya. Adapun lima macam kesempatan tersebut adalah: 1. Busana rumah 2. Busana sekolah, kuliah, dan kerja 3. Busana olah raga 4. Busana rekreasi 5. Busana pesta Faktor-faktor penting yang membedakan busana dengan berbagai kesempatan tersebut adalah dalam pemilihan bahan, desain, penyelesaian, atau hiasan dan perlengkapan busana. Ciri-ciri dan syarat-syarat busana untuk berbagai macam kesempatan: 1. Busana Rumah : Busana untuk rumah dapat dibedakan untuk: tidur, menerima tamu, dan bekerja di rumah. Desainnya dipilih yang sederhana, bahan mudah dicuci tetapi kelihatan rapi. Bahan yang digunakan bisa dari tetoron atau katun agak lembut misal paris atau voile. 2. Busana sekolah, kuliah, dan kerja. Pada umumnya busana sekolah menggunakan seragam sekolah, dengan desain yang sederhana terdiri dari rok/celana dan blus. Bahan yang digunakan dipilih yang mudah pemeliharaannya dan tidak mudah kusut, seperti tetoron (campuran polyester dan kapas), rayon, batik katun juga bisa digunakan. Untuk kukliah dan bekerja dapat menggunakan desain yang sederhana seperti; rok dan blus, suit jas atau setelan jas (di ruang ber-ac), PSH, dan linlain yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Gaun yang terlalau sempit yang menonjolkan bentuk tubuh dengan nyata sebaiknya dihindari karena kurang sopan.

3. Busana Olah raga ; Busana yang digunakan untuk olah raga harus disesuaikan dengan jenis dan cabang olah raganya. Namun pada umumnya, busana olah raga sifatnya agak longgar dengan bahan stretch untuk memberikan kebebasan bergerak dan mengganggu kesehatan. 4. Busana Rekereasi : Busana rekreasi adalah busana yang dikenakan saat rekreasi, baik di pantai, gunung, atau tempat-tempat lain yang bersifat hiburan. Busana yang dikenakan untuk rekreasi ini harus disesuaikan dengan tujuan atau tempat rekreasinya. Contohnya busana yang dikenakan untuk rekreasi ke gunung jelas berbeda dengan yang dikenakan ke pantai. Bahan yang digunakan sebaiknya yang menyerap keringat, dengan desain sederhana dan sopan, apalagi kalau digunakan untuk mengunjungi saudara. 5. Busana Pesta: Desain busana untuk pesta dapat dibuat lebih menarik dengan bahan yang bagus, sehingga kelihatan istimewa. Dalam memeilih busana pesta, kita harus memperhatikan waktu pestanya, apakah pagi, siang, sore, atau malam. Tujuan dan sifat pestanya juga harus diperhatikan, apakah pesta resmi kenegaraan seperti upacara HUT RI, setengah resmi kenegaraan seperti makan malam dengan tamu negara, pesta perkawinan, dan lain-lain seperti pesta ulang tahun. PENUTUP Pemilihan busana yang tepat dan memenuhi etika untuk berbagai kesempatan memang tidak mudah. Kita harus memperhatikan banyak hal dan budaya serta norma yang berlaku di lingkungan kita. Untuk dapat mengenakan busana yang baik yang dapat memberikan rasa nyaman secara jasmani dan rohani sehingga menimbulkan rasa percaya diri dan kelihatan indah, kita harus memperhatikan kesempatan pemakaiannya disesuaikan dengan kondisi tubuh dan pribadi kita. Mudah-mudahan kita dapat memilih busana yang baik dan tepat serta serasi sehingga menimbulkan keharmonisan pada diri kita dan orang lain.