BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).

ANALISIS KARAKTERISTIK PSIKOMETRI EDWARDS PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : INVENTORI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB II TELAAH PUSTAKA

EPPS. EPPS-Kusrohmaniah

PROPOSAL SOFTWARE KOREKSI PSIKOTES

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau

BAB I PENDAHULUAN. ini walaupun dilahirkan kembar (Sunaryo, 2004). Manusia sebagai makhluk

Modul ke: Tes Inventori. Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya. Fakultas Psikologi. Irma H. Aliyyah, M.Psi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA

4. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR DIAGRAM... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (2004), bahwa untuk. A. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helmi Rahmat, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

Pengantar Psikodianostik

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah... 1

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI TES KRAEPELIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...

BAB m METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Sesuai dengan hipotesis yang diajiikan, variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Novia Sinta R, M.Psi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

KONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

3. METODE PENELITIAN

Pengertian Pengukuran

Pengantar Psikodiagnostik

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan salah satu bagian penting dalam perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

24/02/2011. Psikologi Klinis. Dr. Sofia Retnowati. Measurement issues. Measurements Source of variation Classification Health measurements

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

Pengantar Psikodiagnostik

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia. Hampir seluruh kegiatan

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan kuantitatif yang data-datanya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan tentang Produk. 1. Instrumen tes yang dikembangkan berupa tes berpikir tingkat tinggi

PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE DISC, PAULI DAN SOFTWARE EPPS

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Adapun variabel yang dimaksud, sebagai berikut: : Stereotip daya tarik fisik dan kesepian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Modul ke: Psikologi Sosial I. Metode Penelitian Psikologi Sosial. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tes psikologi saat ini telah digunakan hampir dalam setiap bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk mengetahui minat dan bakat siswa. Selain itu, tes psikologi digunakan untuk mengetahui potensi akademik calon mahasiswa yang hendak masuk ke dalam suatu universitas. Dalam dunia kerja, tes psikologi digunakan untuk menyeleksi calon karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes psikologi digunakan terapis untuk menentukan treatment yang sesuai untuk masalah klien. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat mengenai manfaat tes psikologi sudah semakin meluas, sehingga penggunaannya semakin meningkat. Tes psikologi adalah serangkaian aitem-aitem yang menjadi satu kesatuan untuk mengukur karakteristik atau sifat-sifat manusia yang dapat memprediksi perilakunya (Kaplan & Saccuzzo, 2005). Menurut Kaplan dan Saccuzzo (2005), tes psikologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes kemampuan (ability test) dan tes kepribadian (personality test). Tes kemampuan digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal kecepatan, ketepatan, kecerdasan, ataupun ketiganya sekaligus. Berbeda dengan tes kemampuan, tes kepribadian digunakan untuk mengungkap sifat-sifat seseorang yang menentukan bagaimana individu tersebut berperilaku di masa depan. 1

2 Melihat tujuan penggunaannya, kedua jenis tes psikologi ini memiliki fungsi masing-masing yang sama pentingnya. Fungsi kedua tes psikologi yang penting ini menyebabkan tes kemampuan dan tes kepribadian selalu diadministrasikan bersama dalam proses perekrutan. Hal ini dikarenakan tes kepribadian mengungkap aspek yang penting. Ketika seseorang memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan jabatan kerjanya walaupun memiliki strategi pemecahan masalah yang sempurna, orang tersebut mungkin dapat melakukan strategi pemecahan masalah yang tidak efektif. Oleh karena itu, peneliti memilih tes kepribadian untuk dilakukan penelitian. Pengukuran terhadap kepribadian sangat penting dilakukan (Pervin, Cervone, & Oliver, 2005). Selain itu, Pervin, dkk. (2005) mengatakan bahwa pengukuran terhadap kepribadian penting dilakukan untuk memahami aspekaspek yang berbeda dalam setiap individu dan bagaimana hubungan individu dengan orang lain. Jadi, untuk mengukur kepribadian individu, dapat digunakan tes kepribadian. Tes kepribadian sering dipakai ketika perusahaan ingin merekrut karyawan yang ingin bekerja sehingga dapat mengisi posisi pekerjaan yang tersedia. Pemeriksaan psikologi dengan menggunakan tes kepribadian dapat digunakan untuk membantu manajemen atau perusahaan untuk mengoptimalisasi sumber daya manusia (Humanika Consulting, 2014). Selain itu, tes kepribadian juga digunakan untuk kebutuhan klinis, misalnya pada terapi atau konseling. Berdasarkan pengamatan peneliti, banyak biro-biro psikologi di Medan yang menggunakan tes psikologi, misalnya Unit Pelayanan Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (selanjutnya akan disebut P3M) Fakultas Psikologi

3 USU, Humanika Solutama Consulting, dan Competence Psychological Firm (CPF). Dengan kata lain, tes kepribadian tentu saja harus memiliki kualitas yang baik, agar hasil tes tersebut dapat menggambarkan diri individu dengan tepat. Jika tes psikologi tidak memiliki kualitas yang baik, individu akan mendapatkan pekerjaan yang belum tentu sesuai dengan kepribadiannya. Tes kepribadian yang memiliki kualitas buruk juga dapat menyebabkan terapi atau konseling yang dilakukan tidak berhasil karena salah memberikan treatment. Saat ini, telah banyak tes kepribadian yang dikembangkan. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS), Sixteen Personality Factor (16PF), PAPI Kostick, dan masih banyak lagi. Beberapa tes psikologi tersebut sudah pernah diadaptasi dan digunakan di Indonesia. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan salah satu dari beberapa tes kepribadian tersebut, yaitu Edwards Personal Preference Schedule (selanjutnya akan disebut EPPS). Berdasarkan pengamatan peneliti, EPPS digunakan ketika perusahaan ingin menempatkan calon peserta pada posisi yang tersedia. Unit P3M Fakultas Psikologi USU memakai EPPS sejak tahun 1999 hingga sekarang (Komunikasi personal dengan ketua Unit P3M Fakultas Psikologi USU Ferry Novliadi, 19 Desember 2013). EPPS adalah tes kepribadian yang dikembangkan oleh Allen L. Edwards. EPPS dikembangkan dengan berdasar pada teori Henry A. Murray mengenai sistem kebutuhan manusia. EPPS yang dikonstrak pada tahun 1953 berbentuk inventori kepribadian. Tujuan EPPS dikonstrak adalah untuk mengungkap kebutuhan-kebutuhan (needs) seseorang. EPPS yang digunakan di Indonesia saat

4 ini diadaptasi oleh Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (LPSP3 UI). Sampai saat ini, EPPS yang digunakan di Indonesia belum pernah direvisi. Seiring berjalannya waktu, setiap alat tes harus diuji kelayakan, diantaranya validitas konstrak dan reliabilitas. Alat tes memiliki validitas yang baik ketika hasil pengukuran tes didukung bukti-bukti yang empiris dan teori-teori yang rasional. Sedangkan, alat tes memiliki reliabilitas yang tinggi ketika hasil dari alat tes yang digunakan dapat dipercaya. Berdasarkan penelitian Piedmont, McCrae, dan Costa (dalam Gregory, 2004), validitas dan reliabilitas yang dihasilkan EPPS tergolong memiliki nilai yang baik, yaitu korelasi antara kebutuhan aggressive EPPS dengan Neuroticism NEO-PI memiliki nilai.47 dan korelasi antara kebutuhan aggressive EPPS dengan Aggreeableness NEO-PI sebesar -.53, yang menunjukkan validitas konvergen dan diskriminan yang baik. Berdasarkan penelitian Kaplan dan Saccuzzo (2005), reliabilitas EPPS berkisar.60 hingga.87 dari 15 kebutuhan yang diungkap EPPS. Walaupun tergolong baik, validitas dan reliabilitas tersebut diukur pada tahun 1992 dan 2005. Selain itu, sampai sekarang, peneliti juga belum menemukan penelitian yang meneliti validitas dan reliabilitas EPPS di Indonesia. Bila dilihat dari aitem-aitem EPPS, maka aitem-aitem yang terdapat dalam EPPS sudah tidak menggunakan bahasa yang digunakaan saat ini. Hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan ketika melakukan adaptasi EPPS adalah bahasa pada tahun EPPS diadaptasi. Bahasa yang digunakan EPPS akan berbeda

5 dengan bahasa yang digunakan saat ini. Hal ini dapat menyebabkan peserta tidak mengerti pernyataan dari inventori yang hendak dijawab (komunikasi personal dengan peserta tes Vilya Sutanto, 14 Desember 2013). Selain itu, peneliti juga mengambil beberapa sampel aitem untuk analisis bahasa. Analisis kualitatif ini dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia yang menunjukkan bahwa sampel aitemaitem tersebut merupakan kalimat yang tidak efektif. Ketidak efektifan ini berarti pola kalimat dan penggunaan kosakata tidak sesuai dengan tata cara penulisan Bahasa Indonesia. Peserta yang mengikuti tes menggunakan EPPS mungkin saja menjawab sembarangan dan mengakibatkan hasil dari tes tersebut belum tentu merepresentasikan dirinya sendiri. Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi validitas dan reliabilitas alat tes, seperti kebocoran soal (Princen, 2011). Pada saat ini, EPPS telah banyak beredar bebas di website. Peneliti melakukan browsing dengan menggunakan mesin pencari. Dengan mengetik kata kunci Tips Mengerjakan EPPS, peneliti menemukan banyak website yang mengungkap isi EPPS. Hal hal yang diungkap adalah cara pengisian EPPS, letak konsistensi EPPS, bahkan cara melakukan skoring EPPS. Hal ini tentu saja juga dapat menyebabkan hasil dari EPPS tidak menggambarkan diri peserta yang mengerjakan EPPS dengan baik. Melihat EPPS masih terus digunakan di Indonesia tetapi belum pernah direvisi sejak pertama kali diadaptasi, bahasa yang digunakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, dan terdapat kebocoran EPPS di website, timbul pertanyaan peneliti mengenai EPPS. Apakah EPPS masih layak digunakan untuk mengukur lima belas manifestasi kebutuhan Murray?. Meskipun demikian, EPPS

6 bisa menjadi alat tes yang berkualitas baik jika hasil pengukurannya masih valid dan reliabel. Namun, sejauh ini peneliti belum menemukan adanya rujukan empiris mengenai kualitas EPPS di Indonesia. Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu dilakukan analisis karakteristik psikometri pada EPPS untuk memastikan apakah tes kepribadian ini masih berfungsi sesuai dengan tujuan EPPS disusun. Baburajan (dalam Kaplan & Saccuzzo, 2005) juga mengatakan perlu melakukan analisis validitas yang lebih jauh terhadap EPPS. Hal ini memicu peneliti untuk mengevaluasi validitas dan reliabilitas EPPS. Karakteristik psikometri yang akan dievaluasi peneliti adalah koefisien reliabilitas dan koefisien validitas berdasarkan struktur internal. B. Identifikasi Masalah EPPS yang digunakan di Indonesia masih tetap digunakan hingga saat ini, tanpa adanya revisi. Namun, berdasarkan pengamatan peneliti, EPPS yang digunakan sudah lama tidak direvisi, yang menyebabkan validitas dan reliabilitas dari EPPS perlu dipertanyakan. Selain belum pernah direvisi, bahasa yang digunakan EPPS merupakan bahasa yang digunakan pada saat EPPS diadaptas. Hal ini dapat mempengaruhi kognitif peserta EPPS yang mungkin bingung ketika mengisi EPPS. Kebocoran alat tes juga dapat terjadi ketika EPPS sudah lama tidak direvisi. Ketika alat tes yang digunakan sudah tersebar di mana-mana, secara tidak langsung, orang-orang yang hendak mengerjakan EPPS akan mempelajari alat tes tersebut sebelumnya. Hal ini mengakibatkan alat tes menjadi tidak valid dan tidak reliabel untuk mengukur lima belas manifestasi kebutuhan Murray. Jadi,

7 pada penelitian ini, peneliti akan mengevaluasi bukti validitas berdasarkan struktur internal dan reliabilitas EPPS. C. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Seberapa besarkah nilai reliabilitas EPPS untuk mengukur manifestasi kebutuhan Murray? 2. Apakah EPPS memiliki bukti validitas berdasarkan struktur internal yang baik? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah EPPS masih berfungsi sesuai dengan tujuan EPPS dikonstrak, dengan mengevaluasi reliabilitas dan bukti validitas berdasarkan struktur internal EPPS. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam bidang Psikologi mengenai karakteristik EPPS, sehingga dapat menginformasikan apakah EPPS masih sesuai dengan tujuan alat tes EPPS disusun.

8 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi psikolog ketika akan menggunakan EPPS untuk mengambil keputusan.