KODE: 26 / /011/E/RDHP/2013 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

KODE: :26/ /011/C/RDHP/2013 KALENDER TANAM (KATAM) DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

KODE: 26/ /011/D/RDHP/2013 DEMFARM KEDELAI. YONG FARMANTA, SP, MSi

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS, DAN EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA PENYULUH- PENELITI BPTP BENGKULU DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAERAH

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL PETERNAKAN (TERNAK KAMBING)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYUSUNAN PROGRAM DAN RENCANA KERJA/TEKNIS/PROGRAM DR. WAHYU WIBAWA,MP

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi)

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI BENGKULU TA 2012

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU

tokoh masyarakat. Estetika dan peningkatan pendapatan rumah tangga menjadi faktor pendorong RT lain untuk mereplikasi model.

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN JERUK DI PROVINSI BENGKULU

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROPOSAL PERCEPATAN, PERLUASAN, DAN PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) MELALUI KERJASAMA DENGAN MITRA

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

Renstra BKP5K Tahun

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

SELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN JEJARING KERJASAMA DALAM PENYEBARAN INOVASI TEKNOLOGI

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 8 Januari 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

No. Kode: RDHP /022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh : Umi Pudji Astuti

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENGAWALAN PENGEMBANGAN KAWASAN PADI DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

Transkripsi:

KODE: 26 /1801.018/011/E/RDHP/2013 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU Ir. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013

LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pendampingan Program KRPL di Provinsi Bengkulu. 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119 4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2013 5. Status Kegiatan (L/B) : B (Baru) 6. Penanggung Jawab a. Nama : Ir. Siswani Dwi Daliani b. Pangkat/Golongan : Penata /IIId c. Jabatan Fungsional : Penyuluh Pertanian Muda 7. Lokasi : 3 kabupaten/kota Provinsi Bengkulu 8. Agroekosistem : Lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi 9. Tahun Mulai : 2013 3. Tahun Selesai : 2015 (pekarangan) 11. Output Tahunan : 1. Dapat disampaikannya materi pemanfaatan Kawasan Rumah Pangan Lestari melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi 2. Berkembangnya pemanfaatan lahan pekarangan sesuai dengan konsep model kawasan rumah pangan lestari 3. Tersebarnya teknologi pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep KRPL dengan promosi dan advokasi melalui sosialisasi, apresiasi, pelatihanpelatihan dan gelar teknologi 4. Diadopsinya paket teknologi pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep KRPL dan agroekosistem setempat 5. Peningkatan pemahaman komoditas tanaman KRPL oleh warga masyarakat 6. Sampainya materi informasi teknologi pemanfaatan pekarangan dan jenis komoditas yang sesuai dengan kondisi wilayah 12. Output Akhir : 1. Dapat disampaikannya materi Kawasan Rumah Pangan Lestari melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi 2. Berkembangnya pemanfaatan lahan pekarangan sesuai dengan konsep model kawasan rumah pangan lestari di 10 kabupaten/kota i

3. Peningkatan pemahaman komoditas tanaman pekarangan KRPL, melalui pelaksanaan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi. 4. Teridentifikasinya teknologi yang existing dan pemecahan masalah dalam pemanfaatan Kawasan Rumah Pangan Lestari 5. Diadopsinya inovasi teknologi spesifik lokasi dalam pemanfaatan pekarangan melalui kegiatan KRPL 6. Sampainya informasi komoditas tanaman pekarangan yang sfesifik di Provinsi Bengkulu kepada pengguna 7. Umpan balik efektivitas pendampingan KRPL di 3 Kabupaten/kota. 13. Biaya : Rp. 75.000.000,- (Seratus lima puluh juta rupiah) Koordinator Program Penanggung Jawab RDHP Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP NIP.19690427 199803 1 001 Ir. Siswani Dwi Daliani NIP. 19600730 198903 2 001 Mengetahui, Kepala Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan teknologi Pertanian Menyetujui, Kepala BPTP Bengkulu Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eg Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19638021 198903 1 011 NIP. 19590206 198603 1 002 ii

RINGKASAN 1 Judul : Pendampingan program KRPL di Provinsi Bengkulu. 2 Unit kerja : BPTP Bengkulu 3 Lokasi : Provinsi Bengkulu 4 Agroekosistem : Lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi (pekarangan) 5 Status (L/B) : B (Baru) 6 Tujuan : 1. Mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu 2. Menyebarkan/mendiseminasikan inovasi teknologi pemanfaatan pekarangan melalui kegiatan sosialisasi, gelar teknologi, dan pelatihan-pelatihan di 3 kabupaten kota di provinsi Bengkulu 7 Keluaran : 1. Berkembangnya pemanfaatan lahan pekarangan sesuai dengan konsep kawasan rumah pangan lestari 2. Tersebarnya teknologi pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep KRPL dengan promosi dan advokasi melalui sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi dalam bentuk materi informasi teknologi pemanfaatan pekarangan dan jenis komoditas yang sesuai dengan kondisi wilayah sampai ke pengguna 3. Diadobsinya paket teknologi pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep KRPL dan agroekosistem setempat 4. Luasan jangkauan diseminasi dengan memanfaatkan jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) dapat diketahui 5. Peningkatan pemahaman komoditas tanaman KRPL oleh warga masyarakat 8 Hasil/pencapaian : 1. Percepatan pengenalan, penyebarluasan dan adopsi pemanfaatan pekarangan di Provinsi Bengkulu. 2. Sampainya informasi komoditas tanaman pekarangan spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu kepada pengguna 3. Terbentuknya suatu kawasan rumah pangan lestari yang lebih luas secara mandiri oleh masyarakat yang mengikuti kegiatan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi. 4. Diadopsinya inovasi teknologi KRPL di 3 kabupaten kota di provinsi Bengkulu. iii

9 Prakiraan Manfaat :1 2 3 3 Prakiraan Dampak :1 2 Diadopsinya model pemanfaatan pekarangan di kelompok rumah tangga dalam satu desa Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap aspek-aspek teknis budidaya tanaman pekarangan seperti tomat, cabe, kol bunga, dan terung. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merancang usaha tani yang efisien baik dalam penggunaan input maupun pemanfaatan sumberdaya lahan pekarangan dengan menggunakan pupuk organik. Manfaat yang paling diharapkan adalah peningkatan produktivitas yang diikuti oleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi belanja keluarga. Peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan sehingga pada akhirnya mampu menurun pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga masyarakat Peningkatan produktivitas usahatani dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat. Hal ini akan meningkatkan stabilitas produksi bahan pangan secara regional dan nasional yang mendukung terwujudnya ketahanan pangan melalui kawasan rumah pangan lestari. Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 11 Metodologi : Pendampingan program KRPL dilaksanakan di 3 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Pendampingan dilakukan melalui petugas kepada pelaku utama. Kegiatan pendampingan KRPL meliputi: a) Koordinasi internal dan antar institusi b) Sosialisasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi c). melaksanakan pengawalan pada KBD KRPL di Kabupaten/kota d) menyampaikan dan mendistribusi bahan informasi teknologi pemanfaatan pekarangan berupa petunjuk praktis budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos iv

12 Jangka Waktu : 3 (tiga) tahun (2013 s/d 2015) 13 Biaya : Rp. 75.000.000. (seratus lima puluh juta rupiah) v

vi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pembangunan pertanian yang semakin dinamis menuntut percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut perlu dilakukannya pendampingan. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang No 7 tahun 1996 tentang Pangan disebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Berdasar definisi tersebut, terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga merupakan tujuan sekaligus sebagai sasaran dari ketahanan pangan di Indonesia. Oleh karenanya pemantapan ketahanan pangan dapat dilakukan melalui pemantapan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga Menindak lanjuti arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan pada bulan Oktober 203 di Jakarta tentang ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait denganhal ini, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan sistematis pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya. Olehkarena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di lahanpekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL) yang merupakan himpunan dari 1

Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah tangga dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjaga keberlanjutannya, pemanfaatan pekarangan dalam konsep KRPL dilengkapi dengan kelembagaan Kebun Bibit Desa, unit pengolahan serta pemasaran untuk penyelamatan hasil yang melimpah (Kementerian Pertanian, 2011). 1.2. Dasar Perimbanagan Berdasar pemikiran tersebut, seperti tertuang Pedoman Umum Model KRPL (Kementerian Pertanian, 2011), Tujuan pengembangan Model KRPL adalah: (1) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari; (2) Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos; (3) Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan; dan (4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga sehingga mampu meningkat kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Berdasar tujuan tersebut, sasaran yang ingin dicapai dari Model KRPL ini adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang sejahtera (Kementerian Pertanian, 2011). Tingkat adopsi teknologi pemanfataatan pekarangan di Provinsi Bengkulu relatif masih rendah yang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan perlu ditingkatkan. Melalui Pendampingan KRPL dalam bentuk kegiatan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi serta penyebaran bahan informasi berupa buku petunjuk, leaflet-leaflet, CD, dll diharapkan dapat tersebarnya paket teknologi pemanfaatan pekarangan yang lestari sehingga pada akhirnya akan 2

tercapainya peningkatan pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal dan meningkatkan pendapatan rumah tangga tani. 1.3. Tujuan Tujuan pendampingan KRPL pada tahun 2013 adalah: 1. Mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu 2. Menyebarkan/mendiseminasikan inovasi teknologi pemanfaatan pekarangan melalui kegiatan sosialisasi, gelar teknologi, dan pelatihanpelatihan di 3 kabupaten kota di provinsi Bengkulu 1.4. Keluaran yang Diharapkan 1. Melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi di 3 Kabupaten dan Kota di provinsi Bengkulu diharapkan akan tersebarluasnya paket teknologi pemanfaatan pekarangan berupa kawasan rumah pangan lestari. 2. Diadopsinya paket teknologi pemanfaatan pekarangan sesuai dengan konsep rumah pangan lestari di 3 kabupaten/kota diprovinsi Bengkulu 3. Didapatkannya Umpan balik efektivitas pendampingan di Stakeholders. 4. Diketahuinya teknologi yang existing dan solusi dalam pemecahan masalah dalam hal pemanfaatan lahan pekarangan. 5. Peningkatan pemahaman komoditas tanaman pekarangan KRPL, melalui pelaksanaan Gelar teknologi, Sosialisasi/apresiasi dan pelatihan. 6. Tersosialisasinya pemanfaatan Kawasan RPL, melalui kegiatan Gelar Teknologi, sosialisasi/apresiasi dan pelatihan. 1.5. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan pendampingan KRPL ini adalah akan terdampinginya program KRPL di 3 kabupaten/kota dan terus berkembang membentuk kawasan baru lainya di provinsi Bengkulu. Dengan adanya koordinasi yang terpadu dari tingkat pusat sampai ke tingkat masyarakat pelaksana KRPL diharapkan tujuan dari pengembangan kawasan rumah pangan lestari ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah. Partisipatif dari petani pelaksana KRPL juga diharapkan sangat berperan dalam hal keberhasilan program pendampingan KRPL ini, karena tanpa adanya feedback tidak akan tercapai apa yang diharapkan. Peningkatan adopsi teknologi akan berdampak terhadap peningkatan 3

produktivitas, produksi dan pendapatan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan pertanian yang berkelanjutan. 1.6. Perkiraan Manfaat dan Dampak 1.6.1 Manfaat Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap aspek-aspek teknis dalam pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merancang usaha tani yang efisien baik dalam pemanfaatan lahan pekarangan yang lestari, mengurangi belanja untuk konsumsi sehari-hari. Manfaat yang paling diharapkan adalah peningkatan produktivitas yang diikuti oleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang lestari. 1.6.2 Dampak Peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Peningkatan produktivitas usahatani dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat. Hal ini akan meningkatkan stabilitas produksi bahan pangan untuk konsumsi sehari-hari. Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta mewujudkan kawasan rumah pangan lestari. 4

II. TINJAUAN PUSAKA Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Rumah Pangan Lestari merupakan rumah yang memanfaatkan pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Penataan pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Pengelompokan lahan pekarangan dibedakan atas pekarangan perkotaan dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan. a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, dengan total luas lahan sekitar 36 m 2 ; (2) Perumahan Tipe 36, luas lahan sekitar 72 m 2 ; (3) Perumahan Tipe 45, luas lahan sekitar 90 m 2 ; dan (4) Perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar 120 m 2. b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan menjadi 4, yaitu (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit (<120 m 2 ), (3) pekarangan sedang (120-400 m 2 ), dan (4) pekarangan luas (>400 m 2 ). Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, jeruk kalamansi, mangga Bengkulu, sirsak). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL), diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL dengan menambahkan intensifikasi 5

pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial, dilengkapi dengan kebun bibit. Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan. Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Bermanfaat bagi petani secara nyata. 2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada. 3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia. 4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi. 5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi. 6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian (Kartono, 2009). Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani diantaranya adalah: 1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik. 2. Kepastian diperolehnya hasil dengan resiko kegagalan yang minimal. 3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani. 6

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi. 5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani. Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983). Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum diseminasi beserta beragam channel yang dapat digunakan dalam proses distribusi informasi inovasi teknologi tersebut. Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011) 7

Masyarakat akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi masyarakat haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh. 8

III. PROSEDUR 3.1 Lokasi kegiatan dan waktu Kegiatan pendampingan KRPL tahun 2013 dilaksanakan di 3 Kabupaten/kota yang dilaksankanan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari Desember 2013. 3.2 Cakupan Kegiatan Pendampingan dilakukan di 3 kabupaten/kota di provinsi Bengkulu. Untuk tahun 2013 kegiatan pendampingan dilakukan di 3 kabupaten yakni kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Lebong dan kota Bengkulu. Pendampingan KRPL yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu dalam bentuk 1 kali gelar teknologi di kabupaten Bengkulu Selatan, 1 kali sosialisasi di kabupaten Lebong, dan 2 kali pelatihan di kabupaten Bengkulu selatan dan Kabupaten Rejang Lebong serta jika dimungkinkan dari biaya nya akan dilakukan juga di beberapa kabupaten lainnya. Kegiatan pendampingan oleh BPTP Bengkulu akan diprioritaskan pada penyampaian materi melalui media elektronik (IT), leafleat, brosur, buku petunjuk teknis dll khususnya kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. 3.3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 3.3.1 Persiapan Penyusunan RODHP RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi. Pelaksanaan sosialisasi. Pelaksanaan gelar teknologi/temu lapang. Pelatihan-pelatihan 3.3.2 Pelaksanaan kegiatan Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas tetang persiapan dan pelaksanaan sosialisasi, gelar teknologi/temu lapang, pelatihan-pelatihan dan pelaporan. Koordinasi ekstern 9

dilakukan dengan stakeholder dan kooperator dalam pelaksanaan kegiatan dan kemajuan perkembangan kegiatan. Setelah dilakukan koordinasi intern dan ekstern, selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan pendampingan program KRPL. Setelah diketahui kebutuhan pendampingan maka selanjutnya dibuat petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan ditindak lanjuti dengan pelaksanaan kegiatan berupa sosialisasi, gelar teknologi, pelatihan-pelatihan sesuai dengan yang dibutuhkan. 3.3.3 Parameter yang Diukur Jumlah peserta/kelompok yang didampingi Frekuensi pendampingan (sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi). Jumlah dan jenis bahan informasi yang disebarluaskan sebagai bahan penyuluhan. Jumlah stakeholders yang mencari informasi mengenai teknologi pemanfaatan pekarangan terpadu (KRPL) dengan mengakses web BPTP Bengkulu 10

IV. ANALISIS RESIKO Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 1 dan 2). Tabel 1. Daftar resiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2013. NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK 1. Koordinasi antar pelaksana KRPL di daerah kurang lancar - Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi - Peningkatan produksi dan produktivitas (kinerja bersama) tidak tercapai Tabel 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2013. NO. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN 1. Koordinasi antar pelaksana KRPL di daerah kurang lancar - Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi - Dilakukan sosialisasi - Meningkatkan koordinasi 11

V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA 5.1. Tenaga yang terlibat dalam kegiatan NO NAMA/NIP JABATAN DALAM KEGIATAN 1 Siswani Dwi Daliani Penanggun g Jawab RDHP Pendampin gan KRPL URAIAN TUGAS Bertanggung jawab dalam pelaksanakan pendampingan KRPL (penyusunan Juklak/juknis, pelaksanaan gelar teknologi, temu lapang, sosialisasi, pelatihan, penerbitan media) 2 Dr. Umi Pudji Astuti Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan 3 Taufik Hidayat, S.TP Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan 4 Ina Hartati Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan ALOKASI WAKTU (%) 40 20 20 20 12

5.2. Jangka Waktu Kegiatan No Uraian kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3 11 12 1 Penyusunan RDHP Penyusunan/pembahasan 2 perbaikan RODHP 3 Koordinasi 4 Pelaksanaan 5 Laporan bulanan 6 Laporan tengah tahun 7 Laporan akhir tahun 5.3. Pembiyaan No Jenis Pengeluaran Volume 1. Gaji Upah UHL Petani Pendukung Lain UHL petugas lapang 30 OH 11 OH Harga Satuan (Rp.000) 35.000 30.000 Biaya 1.050.000 1.30.000 2. Belanja Bahan Sarana Produksi dan Bahan Pendukung Lain ATK dan Komputer Suplies Percetakan bahan informasi Penggandaan, laminasi, dokumentasi,foto, foto copy Konsumsi dalam rangka Gelar Teknologi, Temu Lapang, Sosialisasi, apresiasi, pelatihan 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 200 OH 4.000.000 1.800.000 2.000.000 500.000 50.000 4.000.000 1.800.000 2.000.000 500.000 3.000.000 3. Biaya barang non operasional lainnya Akomodasi dalam rangka Gelar teknologi, temu lapang, sosialisasi, apresiasi, pelatihan 4 kali 5.000.000 20.000.000 4. Belanja Sewa Sewa Tenda 1 Keg 1.000.000 1.000.000 5. Belanja Jasa Profesi Narasumber, Pengarah, Fasilitator, Evaluator 6 OJ 500.000 3.000.000 4. Belanja Perjalanan Perjalanan Daerah Perjalanan dalam rangka koordinasi, persiapan, pelaksanaan. Perjalanan Kepusat dalam rangka koordinasi, seminar, workshop 70 OH 1 OP 365.000 5.000.000 25.550.000 3.000.000 Jumlah 75.000.000 13

DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 1996. Pedoman Penelitian Metode Penyuluhan Pertanian. Departeman Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian., Jakarta Fauzia, S. 2002. Revitalisasi Fungsi Informasi dan Komunikasi serta diseminasi luaran BPTP. Makalah disampaikan pada ekspose dan seminar teknologi pertanian spesifik lokasi, 14-15 Agustus 2002 di Jakarta. Pusat penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi. Bogor. Tjitropranoto, P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bogor. 14