PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

Pemerintah Provinsi Bali

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko Kode Poss 38364

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1 ARAH PENGELOLAAN APBD

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Utara Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

R K P D TAHUN 2014 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl.

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

[A.1] PENYUSUNAN KUA DAN PPAS. 1. Berdasarkan Peraturan Gubernur tentang RKPD dan Peraturan Menteri Dalam

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 21 TAHUN

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

BAB V PENDANAAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/ NOMOR : 910/2.

Nomor : 050 / 1447 / / 2015 Nomor : 170 / 1070 / / 2015 Tanggal : 24 Juli 2015 Tanggal : 24 Juli 2015

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBD) Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Transkripsi:

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Sleman Tahun 2016 adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025 yang disusun melalui proses inventarisasi, klarifikasi, sinkronisasi dan seleksi usulan program/kegiatan yang terpadu dalam musyawarah perencanaan pembangunan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 merupakan pedoman penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016. Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman, RKPD merupakan pedoman untuk menyempurnakan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) dan penyusunan RKA SKPD Tahun 2016. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun berjalan, menunjukkan perlunya penyesuaian terhadap perkembangan keadaan yang meliputi penyesuaian asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yang harus digunakan untuk tahun berjalan, penambahan kegiatan baru, perubahan indikator kinerja, target, lokasi, dan pagu kegiatan. Penyesuaian-penyesuaian dimaksud selanjutnya dituangkan dalam Peraturan Bupati tentang Perubahan RKPD sebagaimana diatur dalam Pasal 286 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 1

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Guna menjamin konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, perlu dilakukan perubahan RKPD Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 33.2 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 sebagai landasan penyusunan perubahan KUA dan perubahan PPAS Tahun 2016 untuk menyusun perubahan APBD Tahun 2016. 1.2. Tujuan Perubahan RKPD Tahun 2016 a. menyesuaikan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan dengan perkembangan kondisi terkini; b. memberikan dasar hukum penggunaan silpa untuk pendanaan kegiatan tahun 2016; c. memberikan dasar hukum penambahan kegiatan baru, perubahan indikator kinerja, target, lokasi dan pagu kegiatan. 1.3. Dasar Pertimbangan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 a. adanya penyesuaian asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan dengan perkembangan kondisi terkini; b. adanya saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya (SiLPA) yang harus digunakan untuk tahun berjalan; c. adanya penambahan kegiatan baru, dan perubahan indikator kinerja, target, lokasi serta pagu kegiatan. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perubahan RKPD 2016 meliputi: a. perubahan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan; b. perubahan proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan, terdiri dari: 1) perubahan realisasi dan proyeksi/target pendapatan tahun 2016; 2) perubahan realisasi dan proyeksi/target belanja tahun 2016; dan 3) perubahan realisasi dan proyeksi/target pembiayaan tahun 2016. Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 2

c. perubahan matrik rencana program dan kegiatan tahun 2016 serta prakiraan maju tahun 2017 untuk semua SKPD di lingkungan Kabupaten Sleman. 1.4. Gambaran Tentang Perubahan Kerangka Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2015 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2016-2017 dapat digambarkan melalui Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah yang juga merupakan penjelasan atas analisis statistik perekonomian daerah. Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka disusun berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan untuk menghadapi tantangan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan daerah Tahun 2016 dapat dicapai sesuai dengan sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis kinerja secara efektif dan efisien. 1.4.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman pada tahun 2015 terbesar disumbangkan dari sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar 12,73%, sedangkan sektor yang paling sedikit memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB adalah sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yaitu sebesar 0,05%. Penyerapan tenaga kerja yang terbesar ada pada sektor pertanian yaitu sebanyak 123.073 orang sedangkan penyerapan tenaga kerja yang paling rendah ada pada sektor pertambangan/penggalian yaitu sebanyak 9.913 orang. Berdasarkan pada perkembangan ekonomi daerah, nasional dan global termasuk kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) serta tantangan yang masih akan dihadapi maka arah kebijakan ekonomi daerah tahun 2017 adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan menitikberatkan pada pertumbuhan sektor primer untuk memperkecil ketimpangan. Pertumbuhan ekonomi inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang memberikan dampak signifikan, luas dan merata bagi semua stakeholder dan lingkungan. Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 3

Penerapan kebijakan tersebut dalam konsep yang lebih implementatif adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan produktivitas masyarakat dan daya saing di pasar internasional Program dan kegiatan diarahkan pada: a. Peningkatan daya saing produk dan tenaga kerja; b. Peningkatan investasi yang memperhatikan aspek lingkungan dan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat; c. Peningkatan peran BUMD dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat; d. Peningkatan inovasi dan pemanfaatan teknologi; e. Akselerasi pertumbuhan ekonomi; f. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, sarana dan prasarana ekonomi; g. Pengembangan sektor pariwisata, pertanian, perindustrian, perdagangan dan koperasi; h. Pengembangan industri, perdagangan, koperasi dan UMKM; i. Penyediaan lapangan dan kesempatan kerja yang berkualitas melalui regulasi, dan fasilitasi pengembangan kewirausahaan. 2. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor ekonomi lokal potensial dan strategis. Program dan kegiatan diarahkan pada: a. Menuju kemandirian pangan; b. Peningkatan akses dan fungsi intermediasi bagi pengembangan ekonomi lokal potensial dan strategis; c. Pengembangan sektor ekonomi potensi lokal potensial dan strategis dari hulu sampai dengan hilir. 1.4.2. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun 2016 Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator ekonomi makro serta perkembangan perekonomian daerah. Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dari perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Terdapat faktor-faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah pusat yang menyangkut sektor moneter maupun sektor riil. Selain itu juga pengaruh perekonomian global Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 4

seperti pengaruh naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah, dan yang terakhir adalah pengaruh krisis keuangan global yang berdampak pada kelesuan pasar ekspor. Capaian indikator ekonomi daerah adalah sebagai berikut : a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010 (ADHB 2010) Kabupaten Sleman sebesar Rp30,812 trilyun pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi Rp33,136 trilyun pada tahun 2015, dan diperkirakan meningkat lagi menjadi Rp35,495 trilyun pada tahun 2016. PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 (ADHK 2010) Kabupaten Sleman sebesar Rp26,740 trilyun pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi Rp28,168 trilyun pada tahun 2015, dan diperkirakan meningkat lagi menjadi Rp29.524 trilyun pada tahun 2016. Struktur perekonomian daerah selama lima tahun terakhir cenderung tidak berubah. Pada tahun 2015 sektor terbesar disumbangkan dari sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar 12,73%, sedangkan sektor yang paling sedikit memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB adalah sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yaitu sebesar 0,05%. Lima sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Sleman adalah sektor Industri Pengolahan, Konstruksi, Informasi dan Komunikasi, Jasa Pendidikan, dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman pada tahun 2014 mencapai 5,41%, namun pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi sebesar 5,34%. Sedangkan pada tahun 2016 target pertumbuhan ekonomi ditngkatkan lagi menjadi sebesar 5,40% (tahun dasar 2010). b. Inflasi Pada tahun 2015 inflasi sebesar 4,21%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 9,12% dan inflasi terendah pada kelompok Sandang, sebesar 0,01%. Sedangkan inflasi pada tahun 2016 diperkirakan 5,00%. Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 5

d. Investasi Investasi merupakan salah satu kekuatan penting untuk mengakselerasi pembangunan daerah. Disamping untuk mendorong perekonomian daerah, peningkatan investasi juga diharapkan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja. Nilai investasi PMA pada tahun 2015 sebesar US$233.545.997,32 sedangkan pada tahun 2016 sebesar Rp250.782.467,82 dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8.350 orang. Nilai investasi PMDN pada tahun 2015 sebesar Rp3.159.444.380.915,95 sedangkan nilai investasi PMDN pada tahun 2016 Rp3.254.227.712.342 dengan tenaga kerja yang terserap sejumlah 10.083 orang. Nilai investasi non fasilitas tahun 2014 sebesar Rp3.895.422.000 dengan tenaga kerja 268.779 orang dan tahun 2015 naik menjadi Rp4.756.616.000,- dengan menyerap tenaga kerja 282.872 orang. Pada tahun 2016 masih dibutuhkan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kebutuhan investasi tersebut lebih diarahkan kepada investasi yang mengakomodir sumber daya lokal baik sumber daya alam maupun sumberdaya manusia serta yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Diharapkan investasi itu dapat dibiayai oleh pemerintah pusat, daerah dan masyarakat. e. Ekspor Nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$44,840,906.73 dari target sebesar US$41,000,000.00 dan pada tahun 2016 diperkirakan sebesar US$42,000,000.00 Komoditi ekspor tertinggi pada komoditi tekstil dan produk tekstil, dengan asumsi kondisi perekonomian Indonesia membaik. Perkembangan indikator makro ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut : Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 6

NO Tabel 1.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI 2015 PROYEKSI 2016 A Pertumbuhan Ekonomi* Pertumbuhan Ekonomi % 5,34*) 5,40 B Inflasi % 4,21 5,00 C Investasi 1 Nilai Investasi PMDN Rp. 3.159.444.380.915,95 3.254.227.712.342,00 2 Nilai Investasi PMA US$ 233.545.997,32 250.782.467,82 3 Nilai investasi Non fasilitas Rp. 4.756.616.758.844 5.009.128.407.000 4 Penyerapan TK. Investasi PMDN Orang 11.913 12.151 5 Penyerapan TK Investasi PMA Orang 8.479 8.649 6 Penyerapan TK Investasi Non fasilitas Orang 282.872 288.529 7 Tingkat Pengangguran Terbuka % 6,12 6,00 Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sleman, 2016 (tahun dasar 2010) *)angka sementara 1.4.3. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2017 dan Tahun 2018 Seiring dengan perkembangan kondisi, maka kebijakan ekonomi daerah tetap diarahkan dan diupayakan dengan cara-cara: (1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (2) Menekan laju inflasi agar tidak melebihi satu digit, (3) Meningkatkan pemerataan pembangunan antar wilayah dan pemerataan pendapatan antar penduduk, (4) Memperbesar akses warga miskin untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kabupaten Sleman serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada Tahun 2017 dan 2018 adalah sebagai berikut : a. Tantangan Diperkirakan perekonomian Kabupaten Sleman masih akan dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat pengaruh dari dinamika internal maupun lingkungan perekonomian nasional dan global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang perlu disikapi secara arif Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 7

dan komprehensif serta dengan langkah-langkah yang lebih nyata. Tantangan dimaksud antara lain masih mencakup: 1) Menurunkan angka kemiskinan; 2) Menurunkan angka pengangguran; 3) Memperkecil Ketimpangan. 4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor ekonomi potensi lokal dan strategis; 5) Meningkatkan pemerataan pembangunan ekonomi antar wilayah; 6) Meningkatkan iklim investasi yang lebih kondusif dan konstruktif; 7) Menyediakan infrastruktur yang memadai dan berkualitas; 8) Meningkatkan daya saing produk dan sumber daya manusia agar dapat bersaing di pasar global; dan 9) Meningkatkan peran pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi. b. Prospek Perekonomian Daerah Adanya situasi keterbatasan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah. Berkaitan dengan kondisi yang digambarkan diatas serta mendasarkan pada kondisi perekonomian tahun 2017 dan perkiraan tahun 2018 serta tantangan yang dihadapi pada masa mendatang maka usahausaha yang harus dilakukan dalam pemantapan ekonomi daerah adalah: 1) Menyediakan infrastruktur perekonomian yang memadai dan berkualitas untuk menunjang pertumbuhan dan distribusi ekonomi daerah; 2) Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan usaha; 3) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor ekonomi lokal dan strategis; dan 4) Meningkatkan aksesibilitas dan sinergitas antara masyarakat, dunia usaha dan lembaga pendidikan dengan pemerintah daerah. 5) Mendorong investasi yang berbasis sumber daya lokal baik SDA maupun SDM dan berwawasan lingkungan. Berdasarkan kondisi perekonomian daerah tahun 2015 dan perkiraan tahun 2016, maka prospek perekonomian pada Tahun 2017-2018 sebagai berikut : Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 8

1) Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan sebesar 5,40% dan pada tahun 2017 mampu tumbuh 5,46%. Target tahun 2018 sebesar 5,50%. 2) Inflasi pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 5,00%, target pada tahun 2017 sebesar 5,00% dan tahun 2018 sebesar 5,00%. 3) Nilai ekspor daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar US$42,000,000.00 dan tahun 2017 diperkirakan sebesar US$42,500,000.00 dan target tahun 2018 sebesar US$43,000,000.00 1.4.4. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Efektivitas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2017 sebagai pelaksanaan agenda RPJPD tahun 2006-2025 di tahun keduabelas, tidak terlepas dari kapasitas anggaran yang dapat terkelola oleh pemerintah daerah. Untuk itu, kebutuhan belanja pembangunan daerah selalu mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam implementasi RKPD, yang akan selalu berdampingan dengan sumbersumber pendanaan non APBD, seperti APBN, Hibah, dana kemitraan swasta, swadaya masyarakat serta kontribusi pelaku usaha melalui Corporate Social Resposibility (CSR). APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran, yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah (penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah). Keuangan daerah dikelola sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dengan menganut azas tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. 1.4.5. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pendanaan penyelenggaraan pemerintahan telah diatur sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan yang menjadi tanggungjawab Pemerintah dibiayai dari APBN, baik Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 9

kewenangan Pusat yang didekonsentrasikan kepada Gubernur atau dalam rangka tugas pembantuan. Berdasarkan pada hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah, selanjutnya dirumuskan kebijakan di bidang keuangan daerah yang terdiri dari kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2016. 1.4.5.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Untuk pendapatan daerah bersumber dari: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan terdiri dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Alokasi Dana Desa dari APBN; 3) Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak dari Pemerintah Provinsi, dan Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya dan Dana insentif daerah. Selanjutnya untuk pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Perencanaan pendapatan daerah pada Tahun 2017 dihitung dengan asumsi sebagai berikut : 1) Pendapatan asli daerah dihitung dengan memperhatikan realisasi perkembangan pendapatan, serta prakiraan masing-masing potensi jenis pendapatan asli daerah; 2) Proyeksi pendapatan diasumsikan naik sebesar 7,1% dari tahun 2016 khusunya kenaikan dari komponen PAD; 3) Dana perimbangan berupa bagi hasil pajak/bukan pajak dihitung dengan memperhatikan potensi masing-masing jenis pajak. DAU dan Dana Desa dari APBN diasumsikan naik dengan mempertimbangkan kebutuhan gaji pegawai dan pemenuhan prosentase Dana Desa. Dana Alokasi Khusus diasumsikan sama dengan tahun 2016. 4) Lain-lain pendapatan yang sah sementara diperhitungkan pada sumber-sumber pendapatan yang dapat dipastikan. Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 10

Untuk mewujudkan peningkatan Pendapatan Daerah di Kabupaten Sleman, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Meningkatkan manajemen tata-kelola pemungutan dan penerimaan Pendapatan Daerah sesuai dengan mekanisme dan standar baku serta memanfaatkan teknologi terkini; 2) Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui perluasan obyek dan intensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara optimal; 3) Pendayagunaan asset daerah; 4) Optimalisasi hasil usaha Badan Umum Milik Daerah (BUMD) agar memberikan kontribusi yang optimal kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada khususnya dan Penerimaan Daerah pada umumnya; dan 5) Mengadakan peninjauan kembali (annual-review) atas berbagai Peraturan Daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman dan memperumit biokrasi guna mempermudah investasi. Adapun realisasi dan proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Sleman tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.2 Kondisi Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2016 No Uraian Anggaran Tahun 2016 Perubahan Anggaran Tahun 2016 Bertambah/ (Berkurang) (1) (2) (3) (4) (5) 4.1 Pendapatan asli daerah 614.410.593.300,00 651.525.543.001,55 37.114.949.701,55 4.1.1 Pajak daerah 367.200.000.000,00 383.400.000.000,00 16.200.000.000,00 4.1.2 Retribusi daerah 42.383.974.100,00 42.247.049.940,00 (136.924.160,00) 4.1.3 4.1.4 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (Bagian laba BUMD) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 36.647.000.000,00 41.793.366.161,55 5.146.366.161,55 168.179.619.200,00 184.085.126.900,00 15.905.507.700,00 4.2 Dana perimbangan 1.519.169.465.200,00 1.501.469.465.200,00 (17.700.000.000,00) 4.2.1 Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 61.833.117.000,00 51.833.117.000,00 (10.000.000.000,00) 4.2.2 Dana alokasi umum 1.014.310.630.000,00 1.014.310.630.000,00-1.2.3 Dana alokasi khusus 380.011.001.200,00 372.311.001.200,00 (7.700.000.000,00) 1.2.4 4.3 Alokasi Dana Desa dari APBN Lain-lain pendapatan daerah yang sah 63.014.717.000,00 63.014.717.000,00-222.713.782.955,73 221.995.036.955,73 (718.746.000,00) 4.3.1 Pendapatan Hibah 6.654.102.299,00 6.654.102.299,00-4.3.2 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya 199.811.080.656,73 199.092.334.656,73 (718.746.000,00) Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 11

No Uraian Anggaran Tahun 2016 Perubahan Anggaran Tahun 2016 Bertambah/ (Berkurang) (1) (2) (3) (4) (5) 4.3.3 4.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya JUMLAH PENDAPATAN DAERAH Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sleman, 2016 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00-11.248.600.000,00 11.248.600.000,00-2.356.293.841.455,73 2.374.990.045.157,28 18.696.203.701,55 1.4.5.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah Perencanaan belanja daerah pada Tahun 2017 dihitung dengan asumsi sebagai berikut : 1) Proyeksi belanja daerah diasumsikan naik sebesar 8,00% dari tahun 2016; 2) Perhitungan gaji menggunakan basis data tahun 2016 dengan acress 1,5%. Berkaitan dengan kondisi pendapatan sebagaimana diuraikan di atas dan dikaitkan dengan permasalahan/isu yang dihadapi maka kebijakan-kebijakan belanja daerah masih diarahkan sebagai berikut : a. Belanja daerah yang bersifat tetap dan mengikat seperti belanja pegawai menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada tahun berkenaan. b. Belanja daerah berupa hibah dan bantuan sosial diberikan secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah serta berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. c. Dana Desa, Alokasi Dana Desa dan Belanja bagi hasil pajak dan retribusi daerah pada pemerintahan desa merupakan bentuk distribusi fiskal yang ditentukan berdasarkan proporsi besaran dana perimbangan (DAU dan pendapatan asli daerah khususnya pajak daerah dan retribusi daerah serta menyesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku. d. Belanja daerah berupa bantuan keuangan kepada desa diarahkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan beserta aturan pelaksanaannya. Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 12

e. Belanja tidak terduga diarahkan untuk menyediakan anggaran siaga (standby budget) terutama disiapkan untuk antisipasi dan penanganan bencana alam maupun sosial. f. Belanja daerah berupa belanja langsung setiap SKPD diarahkan untuk mendukung operasional dan peningkatan kinerja SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang melekat serta pencapaian sasaran program pembangunan yang telah ditetapkan. g. Belanja daerah berupa belanja langsung urusan wajib dan pilihan digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan dan pemulihan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. Belanja langsung program diutamakan untuk membiayai 9 (sembilan) prioritas pembangunan Tahun 2017. h. Mendukung program/kegiatan strategis yang terkait dengan agenda provinsi dan nasional, dengan tetap memprioritaskan pembangunan daerah dan turut serta mendukung skala pelayanan regional maupun nasional. Adapun realiasi dan proyeksi belanja daerah Kabupaten Sleman tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.3 Kondisi Belanja Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2016 No Uraian Anggaran Tahun 2016 Perubahan Anggaran Tahun 2016 Bertambah/ (Berkurang) (1) (2) (3) (4) (5) 5.1 Belanja Tidak Langsung 1.424.237.048.523,02 1.594.930.508.976,30 170.693.460.453,28 5.1.1 Belanja pegawai 1.127.683.120.739,22 1.291.436.836.011,67 163.753.715.272,45 5.1.2 Belanja bunga 4.106.423.611,00 2.600.000.000,00 (1.506.423.611,00) 5.1.3 Belanja subsidi 5.1.4 Belanja hibah 43.620.363.928,00 42.857.388.500,00 (762.975.428,00) 5.1.5 Belanja bantuan sosial 29.939.898.455,80 32.879.939.508,80 2.940.041.053,00 5.1.6 5.1.7 Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa 41.128.397.410,00 45.669.174.497,76 4.540.777.087,76 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintahan Daerah 172.681.974.274,00 172.978.261.001,00 296.286.727,00 5.1.8 Belanja tidak terduga 5.076.870.105,00 6.508.909.457,07 1.432.039.352,07 5.2 Belanja Langsung 1.074.533.180.278,20 1.231.444.766.880,00 156.911.586.601,80 5.2.1 Belanja pegawai 163.421.284.231,20 5.2.2 Belanja barang dan jasa 562.908.882.816,00 5.2.3 Belanja modal 348.203.013.231,00 TOTAL JUMLAH BELANJA 2.498.770.228.801,22 2.826.375.275.856,30 327.605.047.055,08 Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 13

1.4.5.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Perencanaan pembiayaan daerah pada Tahun 2017 dihitung dengan asumsi sebagai berikut : 1) Proyeksi pembiayaan daerah tahun 2017 diasumsikan naik sebesar 62,85% dari tahun 2016. 2) Proyeksi penyertaan modal (investasi) daerah diasumsikan tetap dikarenakan penyertaan modal ke BPD DIY dan PD Bank Sleman sudah memenuhi target dan belum dikeluarkannya perda lebih lanjut tentang penyertaan modal, sehingga hanya investasi ke PDAM dan menyesuaikan dengan kemampuan perusahaan untuk investasi (bussines plan). Kebijakan anggaran untuk pembiayaan daerah dibagi atas dua bagian yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Penerimaan Pembiayaan dapat bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) tahun anggaran 2016, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pengeluaran pembiayaan diarahkan yaitu untuk penyertaan modal pada perusahaan daerah serta penyediaan fasilitas kredit bagi pelaku KUMKM. Kebijakan Pembiayaan Daerah pada Tahun 2017 di Kabupaten Sleman antara lain diarahkan untuk : a. Menjaga agar keuangan daerah tetap dalam kondisi surplus anggaran, dan jika terjadi defisit anggaran sedapat mungkin ditutup dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun lalu; b. Mengembangkan investasi daerah dan penyertaan modal dengan prinsip kehati-hatian (prudential). Adapun realiasi dan proyeksi pembiayaan daerah Kabupaten Sleman tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 14

Tabel 1.4 Kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2016 No Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Anggaran Tahun 2016 Perubahan Anggaran Tahun 2016 Bertambah/ (Berkurang) (1) (2) (3) (4) (5) 6.1 Penerimaan pembiayaan 154.476.387.345,49 478.521.631.855,02 324.045.244.509,53 6.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) 154.476.387.345,49 478.521.631.855,02 324.045.244.509,53 6.1.2 Penerimaan pinjaman daerah - - - 6.1.3 Penerimaan piutang daerah - - - 6.2 Pengeluaran pembiayaan 12.000.000.000,00 27.136.401.156,00 15.136.401.156,00 6.2.1 Penyertaan modal (Investasi) daerah 5.000.000.000,00 8.578.900.000,00 3.578.900.000,00 6.2.2 Pembayaran pokok utang 7.000.000.000,00 7.020.000.000,00 20.000.000,00 6.2.3 Dana Penguatan Modal - 11.537.501.156,00 11.537.501.156,00 PEMBIAYAAN NETTO 142.476.387.345,49 451.385.230.699,02 308.908.843.353,53 Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2016 I - 15