pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak,

dokumen-dokumen yang mirip
SATKER. NOMOR SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan Oleh

4mw\> Balai. Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax dan tulang

untuk duduk atau berbaring; c. merekam ECG 12 lead dan mengukur tekanan darah mulai menit pertama hingga

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

akurat. PROSEDUR 1. Alat audiometri sebelum digunakan dicek terlebih dahulu apakah berfungsi dengan baik. kiri. arsip.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN IBU HAMIL / ANTENATAL CARE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ASUHAN IBU HAMIL KUNJUNGAN AWAL / PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

BAB IV METODE PENELITIAN

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

3. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus) dan Buta Warna. Pemeriksaan HBs Ag Malaria (untuk daerah endemis malaria)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.

BAB IV METODE PENELITIAN

Kebutuhan cairan dan elektrolit

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

BAB III METODE PENELITIAN. metode cross-sectional. Pada metode cross-sectional peneliti mencatat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

lengkap terutama berkaitan dengan fungsi jantung pasca penyembuhan / terapi dan prognosisnya.

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1406/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG

Anamnesis (History Taking)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan. Terutama bagi tenaga kerja indonesia yang bekerja di luar negeri atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN PADA LEHER ( ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

Pangkat/Gol/NIP : Penata / III-C/ Jabatan Fungsional : PPDS Ilmu Bedah. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

LAMPIRAN. : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik. Respirasi FK-USU/RSHAM

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

Meti Kusmiati, Danil Muharom Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

Ditetapkan Tanggal Terbit

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

III. METODE PENELITIAN. sekaligus dalam suatu waktu (Notoatmodjo, 2012). Penelitian dilakukan di posyandu lansia Puskesmas Kedaton, Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder

THT CHECKLIST PX.TELINGA

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PEMERINTAH KOTA MADIUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB III PEMBAHASAN. Laporan Prakerin SMK Hassina Program Keahlian : Keperawatan

Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

KUESIONER PENELITIAN

Pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis penyakit dalam

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Transkripsi:

PROSEDUR TETAP Balai Kesehatan Penerbangan PEMERIKSAAN FISIK PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR Tindakan pengujian kesehatan yang dilakukan oleh dokter terhadap personel penerbangan yang meliputi: anamnesis, pemeriksaan thorax, pemeriksaan abdomen, pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak, pemeriksaan mata dan pemeriksaan THT sesuai dengan kode etik kedokteran dan Undang-Undang Kesehatan. Mengetahui kesehatan fisik personel penerbangan. Mendiagnosis penyakit yang didapat pada saat melakukan pemeriksaan fisik. 1. Pelayanan personel penerbangan sesuai dengan nomor urut rekam medis (medical record) personel penerbangan yang diberikan oleh bagian registrasi, dan memastikan sesuai dengan identitas personel penerbangan. 2. Melakukan pemeriksaan anamnesis meliputi: a. medical examiner memastikan identitas personel penerbangan yang akan melakukan pemeriksaan fisik;dan b. medical examiner melakukan anamnesis menyeluruh mengenai riwayat kesehatan personel penerbangan. 3. Personel penerbangan diminta membuka busana yang dikenakan kecuali pakaian dalam. 4. Pemeriksaan keadaan umum meliputi : sikap badan, cara berjalan, tinggi badan dan berat badan. 5. Pemeriksaan tanda vital meliputi : tekanan darah, nadi dan kecepatan pernafasan dengan menggunakan sphygmomanometer, stopwatch dan stetoskop, dan mengukur lingkar badan menggunakan meteran. 6. Pemeriksaan alat gerak meliputi ruang gerak (range of motion) dan kekuatan. 7. Pemeriksaan kepala dan leher: a. pemeriksaan kepala leher dengan cara palpasi; b. pemeriksaan mata dengan memperhatikan ada tidaknya kelainan anatomis;dan &

c. pemeriksaan refleks menggunakan senter. cahaya dengan 8. Pemeriksaan THT: a. pemeriksaan telinga dengan menggunakan otoskop; b. pemeriksaan hidung dengan menggunakan speculum hidung;dan c. pemeriksaan tenggorokan dengan menggunakan senter; 9. Pemeriksaan sistim saraf meliputi pemeriksaan saraf fisiologis dengan menggunakan palu refleks dan pemeriksaan saraf patologis dan sensibilitas jika ada indikasi. 10. Pemeriksaan thorax: a. personel penerbangan diminta berbaring dengan posisi pemeriksa berada disebelah kanan personel penerbangan;dan b. pemeriksaan jantung dan paru dengan cara inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi menggunakan stetoskop. 11. Pemeriksaan abdomen: a. personel penerbangan diminta berbaring dengan posisi pemeriksa berada disebelah kanan personel penerbangan;dan b. pemeriksaan abdomen dengan cara inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi pada 9 regio abdomen. 12. Pemeriksaan traktus urinarius dan ginekologi: a. personel penerbangan diminta berbaring dengan posisi pemeriksa berada disebelah kanan personel penerbangan;dan b. pemeriksaan traktus urinarius dengan cara inspeksi, perkusi dan palpasi. 13. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan fisik, kemudian menilai hasil pemeriksaan fisik. 14. Cara pemeriksaan dan pengujian dilakukan sesuai dengan kode etik kedokteran. 15. Total waktu pemeriksaan fisik 5-10 menit. UNITTERKAIT 1. Registrasi;dan 2. Seluruh unit pemeriksaan. ^

PROSEDUR TETAP Balai Kesehatan Penerbangan PENGUJIAN DARAH DAN URINE PENGERTIAN TUJUAN Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan darah dan urine. Sebagai acuan alur pelayanan pengujian kesehatan di unit laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat. KEBIJAKAN 1. 2. 3. Melakukan pemeriksaan urine dan darah terhadap personel penerbangan dengan tepat dan akurat. Pelayanan pengambilan darah dilakukan sampai dengan pukul 10.00 WIB. Pemberian anjuran cara menampung sampel urine. Pemberian anjuran puasa 10-12 jam sebelum pengambilan sampel darah agar hasil yang didapatkan sesuai standar. Memastikan personel penerbangan yang akan diperiksa sesuai dengan identitas pada rekam medis. PROSEDUR 1. Melakukan pengecekan terhadap alat dengan cara melakukan kalibrasi alat dan reagen yang akan digunakan dengan tepat dan akurat agar dalam pelaksanaan pemeriksaan berjalan lancar. 2. Pelayanan personel penerbangan sesuai dengan nomor urut dan memastikan identitas personel penerbangan yang akan melakukan pengujian kesehatan. 3. Personel penerbangan diberi pot urine sesuai nomor urut untuk mengambil sampel urine dengan pengawasan petugas laboratorium. 4. Petugas laboratorium memberi anjuran pengambilan sampel urine secara midstream kepada personel penerbangan. <?<*

5. Petugas laboratorium mempersilahkan personel penerbangan duduk untuk pengambilan sampel darah dan menanyakan kapan terakhir kali pasien makan dan minum. Sebelum pengambilan darah personel penerbangan puasa terlebih dahulu selama 10-12 jam agar hasil yang didapat sesuai standar. Pada saat pengambilan darah petugas tidak diperkenankan berbicara dengan petugas lain dan tetap fokus pada tugasnya. 6. Cara pengambilan sampel darah : a. memasang manset pada lengan personel penerbangan, usahakan tidak terlalu kuat dalam melakukan pembendungan agar tidak terjadi hemokonsentrasi. b. setelah vena terlihat atau teraba segera dilakukan vena functi disterilkan dengan kapas alkohol terlebih dahulu, jika: 1) memakai spuit setelah darah keluar lepaskan torniket lalu tarik perlahanlahan sampai didapat sampel yang diinginkan;dan 2) memakai jarum vacuette setelah jarum masuk kevena segera masukan tabung vacum serum secara bergantian dengan tabung vacum EDTA. 7. Sampel darah yang sudah diambil diproses melalui sentrifugasi untuk mendapatkan serum. 8. Sampel urine yang sudah diambil diperiksa dengan stik urine kemudian diproses melalui sentrifugasi untuk mendapatkan sedimen urine. 9. Serum yang sudah diambil diperiksa dengan alat automatic, bila ada hasil meragukan diperiksa ulang (duplo). 10. Data yang diperoleh kemudian dicatat dibuku sebagai arsip. 11. Pencatatan laporan harian dan bulanan hasil pemeriksaan. 12. Data yang diperoleh dari laboratorium diserahkan ke dokter untuk diperiksa dan dinilai hasilnya. 13. Total waktu pemeriksaan, ukuran sampel, ukuran reagent dan total reagent. a. total waktu pemeriksaan adalah 64 menit, meliputi: <

1) pemanggilan pasien 1 (satu) menit. 2) pengambilan sampel urine 2 (dua) menit. 3) pengambilan darah 3 (tiga) menit). 4) sentrifuge darah 10 (sepuluh) menit 3000 rpm. 5) sentrifuge urine 5 (lima) menit 2500 rpm. 6) pemipetan serum 1 (satu) menit. 7) waktu pemeriksaan 40 (empat puluh) menit. 8) mikroskopis urine 1 (satu) menit. 9) pencatatan hasil 1 (satu) menit. b. ukuran sampel adalah sebagai berikut: 1) SGOT sampel 15 pi. 2) SGPT sampel 15 pi. 3) HDL - Choi sampel 3 pi. 4) glukosa sampel 3 pi. 5) cholesterol sampel 3 pi. 6) triglyserida sampel 3 pi. 7) ureum sampel 3 pi. 8) creatine sampel 15 pi. 9) rid acid sampel 5 pi. c. ukuran reagent adalah sebagai berikut: 1) SGOT Reagent 1 & 2 sebanyak 250 pi. 2) SGPT Reagent 1 & 2 sebanyak 250 pl. 3) HDL - Choi Reagent 1 & 2 sebanyak 300 pl. 4) Glukosa Reagent 1 & 2 sebanyak 300 pl. 5) Cholesterol Reagent sebanyak 250 pl- 6) Triglyserida Reagent sebanyak 300 Ml- 7) Ureum Reagent 1 & 2 sebanyak 250 Pl- 8) Creatine Reagent 1 & 2 sebanyak 250 pl. 9) Urid Acid Reagent 1 & 2 sebanyak 300 pl. UNITTERKAIT 1. Registrasi; 2. Pemeriksaan Fisik (Ruang Dokter);dan 3. Bendahara Keuangan. /<*

jlfmlfrt* Balai Mm Ml ^H^ Kesehatan PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN RAMBUT PENGERTIAN Serangkaian tindakan pemeriksaan dan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan rambut. TUJUAN Sebagai acuan alur pelayanan pengujian kesehatan di unit laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat KEBIJAKAN 1. Melakukan pemeriksaan rambut terhadap personel penerbangan dengan tepat dan akurat. 2. Memastikan personel penerbangan yang akan diperiksa sesuai dengan identitas pada rekam medis. PROSEDUR 1. Melakukan pengecekan terhadap alat dengan cara melakukan kalibrasi alat dan reagen yang akan digunakan dengan tepat dan akurat agar dalam pelaksanaan pemeriksaan berjalan dengan lancar; 2. Pelayanan personel penerbangan sesuai dengan nomor urut dan memastikan identitas personel penerbangan yang akan melakukan pengujian kesehatan; 3. Petugas menggunakan hanscone dan masker; 4. Petugas melakukan identifikasi data pasien yang akan dilakukan test; 5. Mengambil sampel rambut dengan melakukan pengguntingan sampai mendekati akar rambut; 6. Memfiksasi rambut; 7. Memasukkan rambut yang telah digunting ke dalam plastik; 8. Memberikan label pada plastik; 9. Memasukkan sampel rambut ke dalam mesin; 10. Pemprosesan sampel rambut oleh mesin; 11. Jika hasilnya positif : personel penerbangan tidak diperkenankan melanjutkan tugasnya sambil menunggu hasil lebih lanjut. Jika hasil konfirmasi test lanjutan tetap positif maka dilaporkan ke Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara untuk proses pencabutan sertifikat. Jika hasil konfirmasi test lanjutan negatif maka personel yang bersangkutan diperkenankan melajutkan tugas. jika hasilnya negatif : personel penerbangan boleh melanjutkan tugas. 12. Hasil proses dari mesin dibaca oleh pemriksa; 13. Data yang diperoleh kemudian dicatat dibuku sebagai arsip; 14. Pencatatan laporan harian dan bulanan hasil pemeriksaan. UNITTERKAIT 1. Registrasi;dan 2. Seluruh unit pemeriksaan.