PROSEDUR TETAP Balai Kesehatan Penerbangan PEMERIKSAAN FISIK PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR Tindakan pengujian kesehatan yang dilakukan oleh dokter terhadap personel penerbangan yang meliputi: anamnesis, pemeriksaan thorax, pemeriksaan abdomen, pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak, pemeriksaan mata dan pemeriksaan THT sesuai dengan kode etik kedokteran dan Undang-Undang Kesehatan. Mengetahui kesehatan fisik personel penerbangan. Mendiagnosis penyakit yang didapat pada saat melakukan pemeriksaan fisik. 1. Pelayanan personel penerbangan sesuai dengan nomor urut rekam medis (medical record) personel penerbangan yang diberikan oleh bagian registrasi, dan memastikan sesuai dengan identitas personel penerbangan. 2. Melakukan pemeriksaan anamnesis meliputi: a. medical examiner memastikan identitas personel penerbangan yang akan melakukan pemeriksaan fisik;dan b. medical examiner melakukan anamnesis menyeluruh mengenai riwayat kesehatan personel penerbangan. 3. Personel penerbangan diminta membuka busana yang dikenakan kecuali pakaian dalam. 4. Pemeriksaan keadaan umum meliputi : sikap badan, cara berjalan, tinggi badan dan berat badan. 5. Pemeriksaan tanda vital meliputi : tekanan darah, nadi dan kecepatan pernafasan dengan menggunakan sphygmomanometer, stopwatch dan stetoskop, dan mengukur lingkar badan menggunakan meteran. 6. Pemeriksaan alat gerak meliputi ruang gerak (range of motion) dan kekuatan. 7. Pemeriksaan kepala dan leher: a. pemeriksaan kepala leher dengan cara palpasi; b. pemeriksaan mata dengan memperhatikan ada tidaknya kelainan anatomis;dan &
c. pemeriksaan refleks menggunakan senter. cahaya dengan 8. Pemeriksaan THT: a. pemeriksaan telinga dengan menggunakan otoskop; b. pemeriksaan hidung dengan menggunakan speculum hidung;dan c. pemeriksaan tenggorokan dengan menggunakan senter; 9. Pemeriksaan sistim saraf meliputi pemeriksaan saraf fisiologis dengan menggunakan palu refleks dan pemeriksaan saraf patologis dan sensibilitas jika ada indikasi. 10. Pemeriksaan thorax: a. personel penerbangan diminta berbaring dengan posisi pemeriksa berada disebelah kanan personel penerbangan;dan b. pemeriksaan jantung dan paru dengan cara inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi menggunakan stetoskop. 11. Pemeriksaan abdomen: a. personel penerbangan diminta berbaring dengan posisi pemeriksa berada disebelah kanan personel penerbangan;dan b. pemeriksaan abdomen dengan cara inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi pada 9 regio abdomen. 12. Pemeriksaan traktus urinarius dan ginekologi: a. personel penerbangan diminta berbaring dengan posisi pemeriksa berada disebelah kanan personel penerbangan;dan b. pemeriksaan traktus urinarius dengan cara inspeksi, perkusi dan palpasi. 13. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan fisik, kemudian menilai hasil pemeriksaan fisik. 14. Cara pemeriksaan dan pengujian dilakukan sesuai dengan kode etik kedokteran. 15. Total waktu pemeriksaan fisik 5-10 menit. UNITTERKAIT 1. Registrasi;dan 2. Seluruh unit pemeriksaan. ^
PROSEDUR TETAP Balai Kesehatan Penerbangan PENGUJIAN DARAH DAN URINE PENGERTIAN TUJUAN Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan darah dan urine. Sebagai acuan alur pelayanan pengujian kesehatan di unit laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat. KEBIJAKAN 1. 2. 3. Melakukan pemeriksaan urine dan darah terhadap personel penerbangan dengan tepat dan akurat. Pelayanan pengambilan darah dilakukan sampai dengan pukul 10.00 WIB. Pemberian anjuran cara menampung sampel urine. Pemberian anjuran puasa 10-12 jam sebelum pengambilan sampel darah agar hasil yang didapatkan sesuai standar. Memastikan personel penerbangan yang akan diperiksa sesuai dengan identitas pada rekam medis. PROSEDUR 1. Melakukan pengecekan terhadap alat dengan cara melakukan kalibrasi alat dan reagen yang akan digunakan dengan tepat dan akurat agar dalam pelaksanaan pemeriksaan berjalan lancar. 2. Pelayanan personel penerbangan sesuai dengan nomor urut dan memastikan identitas personel penerbangan yang akan melakukan pengujian kesehatan. 3. Personel penerbangan diberi pot urine sesuai nomor urut untuk mengambil sampel urine dengan pengawasan petugas laboratorium. 4. Petugas laboratorium memberi anjuran pengambilan sampel urine secara midstream kepada personel penerbangan. <?<*
5. Petugas laboratorium mempersilahkan personel penerbangan duduk untuk pengambilan sampel darah dan menanyakan kapan terakhir kali pasien makan dan minum. Sebelum pengambilan darah personel penerbangan puasa terlebih dahulu selama 10-12 jam agar hasil yang didapat sesuai standar. Pada saat pengambilan darah petugas tidak diperkenankan berbicara dengan petugas lain dan tetap fokus pada tugasnya. 6. Cara pengambilan sampel darah : a. memasang manset pada lengan personel penerbangan, usahakan tidak terlalu kuat dalam melakukan pembendungan agar tidak terjadi hemokonsentrasi. b. setelah vena terlihat atau teraba segera dilakukan vena functi disterilkan dengan kapas alkohol terlebih dahulu, jika: 1) memakai spuit setelah darah keluar lepaskan torniket lalu tarik perlahanlahan sampai didapat sampel yang diinginkan;dan 2) memakai jarum vacuette setelah jarum masuk kevena segera masukan tabung vacum serum secara bergantian dengan tabung vacum EDTA. 7. Sampel darah yang sudah diambil diproses melalui sentrifugasi untuk mendapatkan serum. 8. Sampel urine yang sudah diambil diperiksa dengan stik urine kemudian diproses melalui sentrifugasi untuk mendapatkan sedimen urine. 9. Serum yang sudah diambil diperiksa dengan alat automatic, bila ada hasil meragukan diperiksa ulang (duplo). 10. Data yang diperoleh kemudian dicatat dibuku sebagai arsip. 11. Pencatatan laporan harian dan bulanan hasil pemeriksaan. 12. Data yang diperoleh dari laboratorium diserahkan ke dokter untuk diperiksa dan dinilai hasilnya. 13. Total waktu pemeriksaan, ukuran sampel, ukuran reagent dan total reagent. a. total waktu pemeriksaan adalah 64 menit, meliputi: <
1) pemanggilan pasien 1 (satu) menit. 2) pengambilan sampel urine 2 (dua) menit. 3) pengambilan darah 3 (tiga) menit). 4) sentrifuge darah 10 (sepuluh) menit 3000 rpm. 5) sentrifuge urine 5 (lima) menit 2500 rpm. 6) pemipetan serum 1 (satu) menit. 7) waktu pemeriksaan 40 (empat puluh) menit. 8) mikroskopis urine 1 (satu) menit. 9) pencatatan hasil 1 (satu) menit. b. ukuran sampel adalah sebagai berikut: 1) SGOT sampel 15 pi. 2) SGPT sampel 15 pi. 3) HDL - Choi sampel 3 pi. 4) glukosa sampel 3 pi. 5) cholesterol sampel 3 pi. 6) triglyserida sampel 3 pi. 7) ureum sampel 3 pi. 8) creatine sampel 15 pi. 9) rid acid sampel 5 pi. c. ukuran reagent adalah sebagai berikut: 1) SGOT Reagent 1 & 2 sebanyak 250 pi. 2) SGPT Reagent 1 & 2 sebanyak 250 pl. 3) HDL - Choi Reagent 1 & 2 sebanyak 300 pl. 4) Glukosa Reagent 1 & 2 sebanyak 300 pl. 5) Cholesterol Reagent sebanyak 250 pl- 6) Triglyserida Reagent sebanyak 300 Ml- 7) Ureum Reagent 1 & 2 sebanyak 250 Pl- 8) Creatine Reagent 1 & 2 sebanyak 250 pl. 9) Urid Acid Reagent 1 & 2 sebanyak 300 pl. UNITTERKAIT 1. Registrasi; 2. Pemeriksaan Fisik (Ruang Dokter);dan 3. Bendahara Keuangan. /<*
jlfmlfrt* Balai Mm Ml ^H^ Kesehatan PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN RAMBUT PENGERTIAN Serangkaian tindakan pemeriksaan dan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan rambut. TUJUAN Sebagai acuan alur pelayanan pengujian kesehatan di unit laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat KEBIJAKAN 1. Melakukan pemeriksaan rambut terhadap personel penerbangan dengan tepat dan akurat. 2. Memastikan personel penerbangan yang akan diperiksa sesuai dengan identitas pada rekam medis. PROSEDUR 1. Melakukan pengecekan terhadap alat dengan cara melakukan kalibrasi alat dan reagen yang akan digunakan dengan tepat dan akurat agar dalam pelaksanaan pemeriksaan berjalan dengan lancar; 2. Pelayanan personel penerbangan sesuai dengan nomor urut dan memastikan identitas personel penerbangan yang akan melakukan pengujian kesehatan; 3. Petugas menggunakan hanscone dan masker; 4. Petugas melakukan identifikasi data pasien yang akan dilakukan test; 5. Mengambil sampel rambut dengan melakukan pengguntingan sampai mendekati akar rambut; 6. Memfiksasi rambut; 7. Memasukkan rambut yang telah digunting ke dalam plastik; 8. Memberikan label pada plastik; 9. Memasukkan sampel rambut ke dalam mesin; 10. Pemprosesan sampel rambut oleh mesin; 11. Jika hasilnya positif : personel penerbangan tidak diperkenankan melanjutkan tugasnya sambil menunggu hasil lebih lanjut. Jika hasil konfirmasi test lanjutan tetap positif maka dilaporkan ke Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara untuk proses pencabutan sertifikat. Jika hasil konfirmasi test lanjutan negatif maka personel yang bersangkutan diperkenankan melajutkan tugas. jika hasilnya negatif : personel penerbangan boleh melanjutkan tugas. 12. Hasil proses dari mesin dibaca oleh pemriksa; 13. Data yang diperoleh kemudian dicatat dibuku sebagai arsip; 14. Pencatatan laporan harian dan bulanan hasil pemeriksaan. UNITTERKAIT 1. Registrasi;dan 2. Seluruh unit pemeriksaan.