RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SMA NEGERI 14 JAKARTA Jalan SMA Barat, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tlp

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

UJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN 2010 / 2011 AYUNAN SEDERHANA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

KUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Kuliah Mekanika Fluida 21/03/2005. Kuliah Mekanika Fluida Keseimbangan Benda Terapung

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

SIMAK UI 2011 Fisika. Kode Soal

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

Struktur Baja 2 Kolom tersusun

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

SOAL LATIHAN 5 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGARUH KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN SEKUNDER TERHADAP PARAMETER TERMOHIDROLIK TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan suatu komponen material dan untuk menganalisa kekuatan

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013

KALIBRASI PERALATAN DIFRAKTOMETER NEUTRON SERBUK RESOLUSI TINGGI ( DN3 )

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

RANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

Efek Sudut Divergensi Horizontal Kolimator 3 terhadap Performa Difraktometer Neutron Serbuk DN3

PEMANFAATAN FLUKS MAGNETIK SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOIDA

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Prambanan, tim robot STIKOM Surabaya dengan nama O3STAD_11K

KULIAH PERTEMUAN 9 Analisa struktur statis tak tentu dengan metode consistent deformations pada balok dan portal

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

YAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

PETUNJUK UMUM PETUNJUK KHUSUS

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E

SIMULASI SMITH CHART UNTUK PENYESUAI IMPEDANS TIPE TRAFO 1/4 λ dan TIPE SINGLE STUB

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

Prosiding Matematika ISSN:

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

2. KERJA PLAT Tujuan 3.1 Teori Kerja Plat Pemotongan Plat

BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALAT PENGKLASIFIKASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PANTUL BENDA DENGAN BANTUAN JARINGAN SYARAF BUATAN

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Kata pengantar. Instruksi manual. Terima kasih telah membeli UPS kami, UPS yang aman dan dapat diandalkan, hanya diperlukan sedikit pemeliharaan.

Saluran Transmisi pada Gelombang Mikro

Pengembangan Sistem Kendali Spektrometer SANS Resolusi Tinggi (HRSANS)

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

SIMAK UI Fisika

Transkripsi:

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Musih, A. Ramadhani mugirahardjo@gmai.com Pustek Bahan Industri Nukir BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong ABSTRAK RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD. Saah satu cara untuk meningkatkan fuks neutron pada posisi sampe adaah dengan memusatkan berkas neutron dari monokromator ke arah sampe. Daam usaha pengembangan peraatan HRPD, teah diakukan rancang bangun bent monochromator untuk meningkatkan intensitas hamburan neutron pada sampe HRPD. Daam rancang bangun bent monochromator ini digunakan ima buah krista siikon dengan dimensi 100 X20 X5 ( p x x t ) mm. Focusing berkas neutron diakukan pada arah horisonta dan vertika. Pengaturan focusing baik arah vertika maupun horisonta diakukan secara mekanis. Pengujian bent monochromator diakukan menggunakan peraatan Tripe Axis Spektrometer. Dari hasi pengujian menunjukkan bahwa bent monochromator dapat digunakan untuk meningkatkan intensitas berkas neutron pada sampe HRPD. Kata kunci : bent monochromator, focusing ABSTRACK DESIGN AND CONSTRUCTION OF BENT MONOCHROMATOR TO INCREASE NEUTRON INTENSITY AT THE HRPD. One posibiity to increase neutron fux at the sampe position is by focusing neutron beam from the monochromator to sampe In the HRPD a bent monochromator has been made has made to increase the intensity of neutron beam. The bent monochromator is design to use use five siicon crystas with the dimension of 100 () X20 (h) X5 (w) mm. The neutron beam is focused on ed on horizonta and vertica directions. The vertica and horisonta focusing adjustment is carried out by means of mechanica system. Bent monochromator has been tested using a Tripe Axis Spektrometer. The resut shows that the bent monochromator has been succesfuy to increase the neutron intensity at the HRPD sampes position. Key words : bent monochromator, focusing 1. PENDAHULUAN Difraktometer neutron serbuk resousi tinggi ( HRPD-DN3 ) adaah peraatan yang berfungsi untuk mengetahui poa difraksi suatu materia dengan teknik difraksi neutron. HRPD adaah saah satu difraktometer yang dimiiki oeh Pusat Teknoogi Bahan Industri Nukir-BATAN dan dipasang di Baai Percobaan Hamburan Neutron Gedung 40, dan pada saat ini merupakan peraatan yang paing sibuk meayani permintaan pengukuran sampe, baik dari BATAN maupun instansi uar. berasa dari neutron monokromator. Neutron yang masih bersifat poikromatis tersebut berasa dari reaktor G.A Sywabessy. Oeh monokromator, neutron poikromatis diubah menjadi monokromatis dan diarahkan ke sampe. Oeh sampe neutron akan dihamburkan dan ditangkap oeh muti detektor utama. Hamburan iniah yang akan membentuk suatu poa difraksi yang kemudian akan dianiisis ebih anjut. Prinsip kerja HRPD diperihatkan pada gambar 1. Prinsip kerja HRPD adaah mendeteksi hamburan neutron dari sampe dengan 32 buah detektor utama. Hamburan neutron dari sampe Herry Mugirahardjo dkk 605 Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN

berkas neutron poikromatis dari reaktor berkas neutron monokromatis sampe Monokromator muti detektor utama (32 buah) SEMINAR NASIONAL dimensi rancangan bent monochromator harus ebih besar dari dimensi penampang berkas neutron dari NGT. Agar optima, focusing diakukan dengan arah vertika maupun horisonta. Pada focusing arah horisonta diakukan dengan menekuk krista Siikon menjadi bidang cekung, sehingga difraksi neutron akan memusat ke arah sampe. Besarnya tegangan krista diukur dengan Strain Gauge. Pada focusing arah vertika diakukan dengan mengatur sudut masing-masing krista agar difraksi neutron dari monokromator terpusat menuju sampe. Pada rancangan ini digunakan ima buah krista Siikon sebagai monokromator. Masing-masing krita dapat diatur kemiringannya agar hamburan neutronnya terpusat menuju sampe. Gambar 1. Prinsip kerja HRPD Daam pengukuran HRPD, untuk mendapatkan satu data pengukuran yang dapat dianaisis dengan benar diperukan waktu pengukuran cukup ama yaitu 30 jam. Daam satu sikus pendek operasi reaktor seama 88 jam, hanya dapat diakukan 2 kai pengukuran. Ha tersebut yang menyebabkan penanggung jawab peraatan merasa kesuitan daam mengaokasikan waktu pengukuran. Karena semakin banyaknya daftar sampe yang akan diukur dengan peraatan HRPD. Saah satu cara untuk mempercepat periode pengukuran adaah dengan meningkatkan intensitas neutron terhambur dari monokromator. Daam kegiatan ini peningkatan fuks neutron pada sampe diakukan dengan cara focusing hamburan neutron dari monokromator ke sampe. Neutron dari reaktor diairkan ke monokromator meaui tabung pemandu neutron (NGT). Dimensi penampang NGT adaah 30 x 90 mm, sedangkan sampe yang akan diukur ditempatkan daam wadah tabung vanadium dengan ukuran 10 x 50 mm. Berdasarkan ha ini, berkas neutron dari NGT tidak dapat secara optima dihamburkan oeh monokromator kearah sampe. Fuks neutron banyak tertahan karena beam narrower diatur sebesar ukuran sampe. Agar fuks neutron ke arah sampe optima, neutron dari NGT dipusatkan oeh monokromator menuju sampe baik pada arah vertika maupun horisonta. Berdasarkan uraian tersebut, peru diakukan rancang bangun bent monochromator. Kegiatan ini merupakan kegiatan USPEN 2011 dengan took ukur Pemberdayaan Peraatan Hamburan Neutron. 2. DASAR TEORI DAN METODOLOGI Metode yang diakukan pada kegiatan ini adaah memusatkan hamburan neutron monokromatis dari NGT ke arah sampe, sehingga Pada gambar 2 diperihatkan berkas neutron poikromatis dari NGT diubah menjadi bent monochromator sampe berkas neutron monokromatis terfokus berkas neutron poikromatis dari NGT Gambar 2. Iustrasi airan berkas neutron terfokus neutron monokromatis oeh monokromator. Oeh bidang-bidang krista yang sudah di bending, berkas tersebut diarahkan memusat kearah sampe. Berkas neutron yang diterima oeh sampe adaah sebesar berkas neutron yang dihamburkan oeh bidang monokromator. Daam rancang bangun bent monochromator diengkapi dengan fasiitas untuk mengatur sudut krista pada arah vertika dan mengatur regangan krista siikon. Namum pengaturan ini masih manua dan beum diengkapi dengan pengaturan secara eektrik. Sehingga daam meakukan pengujian bent monochromator dengan neutron diakukan pada peraatan hamburan neutron yang mempunyai goneometer ditempat terbuka, yaitu Tripe Axis Spektrometer ( TAS ). Prinsip dasar focusing arah horisonta adaah dengan memberikan tekanan pada dua titik dipermukaan krista Siikon secara simetris. Adanya tekanan tersebut atom-atom krista akan mengaami deformasi simetris. Dengan adanya deformasi ini, Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN 606 Herry Mugirahardjo dkk

difraksi hamburan neutron akan mengaami pemusatan secara simetris. strain gauge berkas neutron datang L Gambar 3. Iustrasi pemusatan arah horisonta pada bent monochromator. Pada gambar 3 ditunjukkan iustrasi pemusatan difraksi berkas neutron oeh krista Siikon. Berkas neutron datang diarahkan ke pusat krista. Pada kondisi awa sebeum diakukan focusing, yaitu dengan memutar as uir pada penekuk krista, berkas neutron terdifraksi akan mempunyai ebar berkas yang sama dengan berkas datang. Seteah diakukan focusing, neutron terdifraksi akan memusat, besar sudut focusing tergantung dari besar tekanan yang diakukan pada kedua ujung krista. Pada gambar 4 diperihatkan sudut focusing vertika masing-masing krista. Apabia adaah jarak monokromator dengan sampe; h adaah tinggi krista; d jarak krista dan α adaah sudut focusing, maka sudut focusing masing-masing krista dapat dihitung dengan persamaan yang disarikan pada tabe 1. Daam rancangan ini bahan-bahan yang digunakan adaah aumunium seri 5 yang mudah didapat dipasaran bebas. Kemudian bahan untuk pembuat sumbu-sumbu gerak vertika dan 2θ krista sampe berkas neutron terfokus Gambar 4. Sudut pemusatan arah vertika Tabe 1. Rumus perhitungan sudut masing-masing krista. No Sudut focusing Persamaan 1 Krista 1 2( d h) 1 arctg 2 Krista 2 d h 2 arctg 3 Krista 3 3 0 4 Krista 4 5 Krista 5 d h arctg 2( d h) 5 arctg 4 horisonta, as uir untuk mendorong penekuk dibuat dari bahan as kuningan. Pengujian secara optik Pengujian yang diakukan pada bent monochromator meiputi pengujian secara optik dan pengujian secara neutron. Daam pengujian secara optik krista monokromator diganti dengan ima buah cermin yang mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi krista. Pengujian pertama yaitu pengujian kerataan dudukan penekuk krista. Pengujian ini diakukan dengan meetakkan satu benda urus didepan bent monochromator. Bayangan yang dihasikan oeh keima cermin harus berupa bayangan yang sama dan urus. Bayangan masingmasing cermin harus menyambung menjadi benda yang sama dengan bendanya, apabia sambungan antar cermin patah atau menyimpang, maka peru diakukan pengaturan pada as sumbu gerak horisonta sampai bayangan keima cermin urus. Pengujian optik kedua adaah untuk mengetahui fungsi pengatur sudut focusing arah vertika. Berkas sinar datang menggunakan cahaya matahari yang diarahkan ke cermin, kemudian pantuan cahaya matahari diarahkan ke sebuah dinding. Pantuan cahaya matahari membentuk ima buah berkas cahaya. Dengan mengatur sudut focusing arah vertika, keima berkas cahaya tersebut dibuat saing menumpuk menjadi satu berkas. Apabia ha ini dapat diakukan, maka pengatur sudut focusing arah vertika dapat berfungsi dengan baik. Pengujian secara neutronik Pengujian secara neutronik diakukan seteah pengujian secara optik berjaan dengan baik. Pengujian ini diakukan diperaatan Tripe Axis Spektrometer ( TAS ), karena pada peraatan TAS. Monokromator yang digunakan adaah krista Siikon ( Si-331 ) yang ditempatkan pada goneometer sampe. Kemudian seteah itu diakukan Herry Mugirahardjo dkk 607 Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN

scan untuk mengetahui posisi maksimum masing-masing krista. Pada kondisi idea posisi untuk ima krista Siikon mempunyai niai yang sama. Apabia ada perbedaan niai maka peru diakukan pengaturan sudut focusing arah horisonta sampai niai keima krista sama. Pengujian neutronik kedua adaah dengan merekam berkas neutron terdifraksi dengan fim poaroid. Pengujian ini diakukan untuk mengetahui arah focusing secara vertika. Fim poaroid dietakkan pada jarak yang sama dengan jarak dari monokromator sampai pusat meja sampe HRPD ( 2800 mm ). Keima berkas neutron tersebut diarahkan ke fim. Hasi tangkapan fim poaroid harus berupa satu berkas neutron terpusat. Apabia hasi tangkapan fim beum berupa satu berkas, maka peru diakukan pengaturan kembai sudut focusing arah vertika pada masing-masing krista. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Daam rancang bangun bent monochromator, penekukan krista diakukan secara mekanis. Pada gambar 2 diperihatkan prinsip kerja rancangan bent monochromator. Ujung-ujung krista dijepit dengan penjepit krista yang terbuat dari bahan aumunium. Daam focusing arah horisonta, focusing diakukan dengan cara tekanan pada kedua ujung krista. Untuk mengatur tegangan krista, penjepit krista didorong oeh sebuah pendorong krista. Pendorong ini berupa sebuah as uir kirikanan. Apabia diputar ke kanan, maka pendorong krista akan mendorong penjepit sehingga akan menambah tegangan permukaan krista. Permukaan krista Siikon dihubungkan dengan Strain Gauge untuk mengukur tegangan permukaan krista. Demikian juga sebaiknya, apabia pendorong diputar ke kiri, maka penjepit akan mengendor dan tegangan permukaan krista akan berkurang. SEMINAR NASIONAL Pada gambar 5 diperihatkan gambar perpektif penjepit monokromator, sumbu gerak vertika dan sumbu gerak horisdonta. Focusing monokromator pada arah vertika diakukan dengan cara mengatur sumbu gerak vertika. Rancangan bent monochromator menggunakan ima buah krista Siikon. Apabia penomoran krista diurutkan dari bawah ke atas, focusing monokromator diakukan pada krista nomor 1, 2, 4 da 5. Posisi pusat hamburan berkas neutron krista nomor 3 sudah satu pusat dengan sampe, sehingga tidak peru diakukan pengaturan focusing. Keima bent monochromator disusun secara vertika di daam satu rumah monokromator. Di daam rumah monokromator diengkapi dengan fasiitas untuk mengatur kerataan masing-masing krista agar keima krista mempunyai satu bidang permukaan yang sama. Focusing monokromator baik arah vertika maupun horisonta diakukan secara mekanis. Ha tersebut menjadi tidak memungkinan untuk mengatur tegangan permukaan dan kemiringan masing-masing krista diakukan diperaatan HRPD, karena meja monokromator teretak didaam shieding neutron guite tube. Sebeum digunakan di HPD, tegangan permukaan dan kemiringan krista monokromator diatur di peraatan Tripe Axis Spektometer ( TAS ) yang berada di Baai Percobaan gedung Reaktor G.A Sywabessy. Pengaturan diakukan dengan mengkondisikan jarak monokromator dengan detektor sama dengan jarak monokromator dan sampe di HRPD. Pada gambar 6 diperihatkan gambar simuasi engkap bagian depan bent monochromator ima krista Siikon Dan Gambar 7 memperihatkan gambar simuasi engkap bagian beakang bent monochromator. penjepit krista Siikon Sumbu gerak vertika pendorong krista Sumbu gerak horisonta Gambar 5. Simuasi bentuk rancangan bent Monokromator untuk satu krista Gambar 6. Gambar simuasi perpekstif Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN 608 Herry Mugirahardjo dkk

bagian depan bent monochromator Hasi pengujian secara optik baik pengujian pertama maupun kedua, keima cermin pada bent monochromator sudah menghasikan bayangan benda yang urus menyambung secara vertica. Demikian juga pengujian dengan cahaya matahari, keima pantuan cahaya matahari sudah menghasikan berkas cahaya yang terpusat pada satu berkas. bagian beakang bent monochromator Seteah pengujian secara optik berhasi dengan baik, maka dianjutkan dengan pengujian secara neutronik. Hasi pengujian secara neutronik disarikan pada tabe 2. Keima Krista Siikon diberi regangan yang merupakan seisih antara besar regangan akhir dan besar regangan awa sebeum diakukan pengencangan pada as pendorong Krista. Besar niai regangan masing-masing krista berbeda, karena pemberian regangan berdasarkan perasaan, kemudian diukur. Perbedaan niai 2θ dan intensitas maksimum yang dihasikan antara krista satu dengan krista yang ain kemungkinan dapat disebabkan oeh kesaahan pada saat pemotongan krista. Gambar 7. Gambar simuasi perpekstif Tabe 2. Hasi pengukuran can pada masing-masing krista No Krista Regangan awa ( Regangan akhir ( µ Regangan krista 2θ Intensitas µ strain ) strain ) ( µ strain ) ( o ) ( counts ) Krista 1-418 -379 39 26,65 29734 Krista 2 167 190 23 26,45 300 Krista 3-546 -520 26 26,8 10478 Krista 4-460 -439 21 26,25 45206 Krista 5 389 405 16 25,45 7046 Herry Mugirahardjo dkk 609 Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN

untuk meakukan pengujian di peraatan HRPD. Namun sebeum diakukan pengujian pada peraatan HRPD, bent monochromator hasi rancang bangun peru disempurnakan kembai. Terutama peebaran pada jangkauan pengatur sudut focusing arah horizonta untuk menyamakan sudut 2 θ dan meningkatkan intensitas pada masing masing krista 5. DAFTAR PUSTAKA Gambar 8. Hasi tangkapan berkas neutron terdifraksi dari bent monochromator Pada gambar 8 diperihatkan contoh gambar tangkapan berkas neutron yang dihasikan oeh krista siikon, warna putih pada adaah berkas neutron yang ditangkap oeh fim Poaroid. Hasi ranang bangun bent monochromator diperihatkan pada gambar 9. 1. R.S Khurmi, JK Goya, A Text Book of Machine Design, Third Edition, New Dehi, 1992. 2. R.S Khurmi, JK Goya, A Text Book of Appied Machine, New Dehi, 1992. 3. Manua Operasi HRPD, Sumitomo Corporation, Tokyo, Japan, 1992 4. Sears Zemansky, Fisika untuk Universitas 3 Optika, Fisika Modern, Edisi kedua, Erangga, Jakarta Gambar 9. Bent monochromator hasi rancang bangun, 4. KESIMPULAN Hasi rancang bangun bent monochromator dapat menghasikan berkas neutron terfokus pada sampe. Hasi rancang bangun bent monochromator dapat dianjutkan Sekoah Tinggi Teknoogi Nukir-BATAN 610 Herry Mugirahardjo dkk