A. Penulisan Huruf. Dalam ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu. (2) penulisan huruf miring.

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

PROSIDING SEMNAS KBSP V

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif

PENGGUNAAN TANDA BACA. Oleh AHMAD WAHYUDIN

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis

Vol. 14, No. 1, April 2015

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 6. EYDLatihan Soal 6.1

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Artikel dan Kontributor

Penulisan Huruf Kapital

THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012

ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul

INDEKSING. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen telah tercakup (indeksing dan abstrak) pada lembaga pengindeks berikut:

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti

C. Pengindahan D. Keindahan 8. Majelis Permusyawaratan Rakyat dapat disingkat menjadi... A. M.P.R. B. MPR

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O

Catatan: J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama

BAB 2: BAHASA INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING KATA/ISTILAH, FRASE, KALIMAT, PARAGRAF, EJAAN, DAN TANDA BACALatihan Soal 9.5

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah

Petunjuk: Pilih satu jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (X) pada A, B, C, D atau E pada lembar jawaban!

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul

INDEKS SUBJEK. Tes Kausalitas Granger Time Deposits Tingkat Pendapatan Tingkat Pengembalian Usia VAR Variabel Dummy Vector Auto Regression Volatilitas

Hiburan di Sekolah. Belajar Apa di Pelajaran 4? Kegiatan menulis untuk mengenal format surat dan menyampaikan informasinya

KAIDAH TATA TULIS. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia

Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

Pedoman Gaya Gengo (Bahasa Indonesia)

Pertemuan 11 PENYUNTINGAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

KISI-KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER SDN BALEWANGI 01 TP Indikator/ Materi Soal

Uji Kompetensi Akhir Tahun

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALatihan Soal 9.1

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

Kalimat aktif Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang relevan sebelumnya adalah hasil penelitian Murniyati Gobel mahasiswa

TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak berbaju seragam.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Ekonomi TATA EJAAN BAHASA INDONESIA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA WACANA EKSPOSISI SISWA SD DI DESA SELO KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN TANDA BACA

PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PENULISAN KARYA ILMAH / TUGAS AKHIR UJIAN KOMPREHENSIF AMIK POLIBISNIS

LAPORAN MR.TYPO SISTEM PAKAR UNTUK MENGATASI KESALAHAN PENULISAN SESUAI ATURAN BAHASA INDONESIA YANG BENAR

BERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN TATA PERSURATAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 PALAS 2012/2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

STUDI KASUS KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING PADA ARTIKEL ILMIAH : OPINI 1

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG FONOLOGI CERPEN BERDASARKAN PERISTIWA YANG DIALAMI SISWA KELAS IXA SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN

SOLUSI PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA (KODE : P17)

TATA TULIS KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 EJAAN. I. Pemakaian Huruf (cukup jelas) II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM TEKS BIOGRAFI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BUKITTINGGI

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENGANTAR UNSUR POKOK RANCANGAN USULAN PENELITIAN

BAHASA INDONESIA PEMBAHASAN SUPERINTENSIF SBMPTN 2014

MEMPERBAHARUI PIKIRAN (AKAL BUDI)

Bahan ajar. Mari, Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk

E-Class 12 Presentation

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALATIHAN SOAL BAB 9

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Transkripsi:

1

A. Penulisan Huruf Dalam ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu (1) penulisan huruf besar atau huruf kapital dan (2) penulisan huruf miring. 2

1. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital Penulisan huruf besar atau kapital yang kita jumpai dalam tulisan tulisan resmi kadang kadang menyimpang dari kaidah kaidah yang berlaku. Kaidah Kidhpenulisan huruf fkapital litu adalah dlhsebagai berikut: a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kalimat yang berupa petikan langsung. Tanda baca sebelum bl tanda petik awal adalah dlh tanda koma (,), bukan titik dua (:). Tanda baca akhir (tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya) dibubuhkan sebelum tanda petik penutup. Misalnya: Adik bertanya, Kapan kita pulang? Kemarin Engkau terlambat, katanya. Pak Guru menasihatkan, Rajin rajinlah belajar agar lulus dalam ujian. 3

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal hal keagamaan: nama agama (seperti Islam, Kristen, dan Budha) kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti Nya. Huruf pertama pada kata ganti ku, mu dan nya, sebagai kata Tuhan, harus dituliskan dengan huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung ( ). Hal hal keagamaan itu hanya terbatas pada jenis, seperti jin, iblis, surga, malaikat, mahsyar, zakat, dan puasa meskipun bertalian dengan keagamaantidakdiawalidenganhuruf diawali dengan kapital. Misalnya Limpahkanlah rahmat Mu, ya Allah. Alquran mengajarkan manusia berakhlak mulia. 4

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan, keturunan, agama), jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang. Akan tetapi, jika di dalam rangkaian tulisan itusudah ditafsirkan bahwa penyebutan yang tanpa nama mengacu kepada orangnya, hal itu harus menggunakan huruf kapital. Misalnya: 1. Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim. 2. Calon jemaah haji Sumsel berjumlah 525 orang. 3. Seorang presiden akan diperhatikan rakyatnya. y 4. Pagi ini Menteri Perdagangan terbang ke Nusa Penida. Di Nusa Penida menteri beristirahat. 5

d. Kata kata seperti van, den, bin dan ibnu yang digunakan sebagai nama orang, tetap ditulis dengan huruf kecil, kecuali kata kata itu terletak pada awal kalimat. Misalnya: Tokoh Tanam Paksa adalah Van den Bosch. Pergerakan itu dipimpin oleh Mursid bin Hatim. 6

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Akan tetapi, jika hal itu menunjukkan nama jenis (seperti petai cina, jeruk bali, dodol garut) atau mendapat awalan dan akhiran sekalaigus kli (seperti tikesunda sundaan), d harus ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: Dalam bahasa Sunda terdapat kata lahan. Kita harus bertekad menyukseskannya. Saya prihatin melihat suku Kubu di Jambi. 7

f. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama namatahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: Kemerdekaan yang terjadi pada hari Jumat itu diperingati setiap bulan Agustus. g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi. Akan tetapi, jika tidak menunjukkan nama khas geografi, kata kata seperti selat teluk, terusan, gunung, kali, danau, dan bukit ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: Danau Toba terletak di Pulau Sumatera. Nelayan itu berlayar sampai ke teluk. 8

h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Akan tetapi, jika tidak menunjukkan nama resmi, kata kata seperti itu ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: Program Orang Tua Asuh dikampanyekan dk k oleh lhdepartemen Pendidikan Nasional. Menurut undang undang dasar kita, semua warga negara mempunyai hak yang sama. i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk, yang, dan sejenisnya, yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Idrus mengarang buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. 9

j. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan, kecuali gelar dokter. Misalnya: (lihat contoh C.1.b.) Catatan: Ada perbedaan antara gelar Dr. dan dr. (doktor dituliskan dengan D kapital dan r kecil jadi Dr., sedangkan dokter, singkatannya ditulis dengan d dan r kecil jadi dr.). k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Kata Anda jugadiawali huruf kapital. Misalnya: Surat Saudara sudah saya terima. Samsi bertanya kepada ibunya, Pagi tadi Ibu menjemput siapa di pelabuhan? Kita harus menghormati ibu dan bapak kita. 10

2. Penulisan Huruf Miring a. Huruf miring ii dalam dl cetakan tk dipakai i untuk menuliskan nama baku, bk majalah jlhdan surat kabar yang dikutip dalam karangan. Dalam tulisan tangan atau ketikan, kata yang harus ditulis dengan huruf miring ditandai oleh garis bawah satu yang terputus putus, kata demi kata. Misalnya: Majalah Pusat Bahasa adalah Bahasa dan Kesusastraan. b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Misalnya: Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf besar. c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya. Misalnya: Apakah tidak sebaiknya kita menggunakan kata penataran daripada upgrading? Catatan: Penulisan huruf miring ataupun penandaan suatu maksud dengan memakai bentuk huruf tertentu (ditebalkan dan sebagainya) merupakan masalah tipografi pencetakan. 11

B. Penulisan Kata a. Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkai dengan kata dasarnya. Kalau gabungan g kata, hanya mendapat awalan atau akhiran saja, j, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan saja. Misalnya: Bentuk Tidak Baku beritahukan memberitahu Bentuk Baku beri tahukan memberi tahu 12

b. Kalau gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata turunannya itu harus dituliskan serangkai. Misalnya: Bentuk Tidak Baku menghancur leburkan pemberi tahuan dianak tirikan menguji cobakan Bentuk Baku menghancurleburkan pemberitahuan dianaktirikan mengujicobakan 13

c. Kata ulang pada tulisan resmi ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Pemakaian angka dua untuk menyatakan bentuk perulangan, hendaknya dibatasi pada tulisan cepat atau pencatatan saja. d.gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk,bagian bagiannya bagiannya ditulis terpisah. Misalnya: Bentuk Tidak Baku ibukota tatabahasa bh kerjasama Lokakarya Bentuk Baku ibu kota tata bahasa kerja sama loka karya 14

e. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. Misalnya: Bentuk Tidak Baku mana kala sekali gus bila mana dari pada apa bila Bentuk Baku manakala sekaligus bilamana daripada Apabila 15

f. Kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi, haruslah dituliskan serangkai dengan unsur lainnya. Misalnya: Bentuk TidakBaku a moral antar warga antar pulau catur tunggal dasa darma Bentuk Baku amoral antarwarga antarpulau caturtunggal dasadarma 16

g. Penulisan ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahului atau mengikutinya.misalnya: Sepatuku, sepatumu, dan sepatunya boleh kau ambil. h. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali jika berupa gabungan kata yang sudah padu benar seperti kepada dan daripada. Misalnya: (1) Ia telah diungsikan ditempat yang aman. (2) Saya pergi ke Jakarta menghadiri wisudanya. (3) Surat itu sudah saya sampaikan kepadanya. 17

i. Partikel pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya karena pun sudah hampir seperti kata lepas. Akan tetapi, kelompok kata berikut ini, yang sudah dianggap padu benar, ditulis serangkai. Jumlah kata seperti itu terbatas, hanya dua belas kata, yaitu adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kl kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun (yang berarti walaupun), sungguhpun, dan walupun. Misalnya: (1) Jika saya berangkat, ia pun ingin berangkat. (2) Siapa pun yang terpilih harus kita dukung. (3) Sekalipun rumah kami berdekatan, tak sekali pun kami bertegur sapa. (4) Bagaimanapun juga akan dicobanya. (5) Walaupun tidak beruang, Ia tetap gembira. 18

j. Partikel per yang berarti mulai, demi atau tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendampinginya. Misalnya: (1) Harga kain itu Rp 10.000,00 per meter. (2) Saya diangkat pegawai negeri per Oktober 1987. (3) Calon kepala Sekolah klhitu dipanggil satu per satu. k. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar padaalamatalamat dandigunakan digunakan jugamenomorikarangan atau bagianbagian karangan. Misalnya: Hotel Swarna Dwipa, Kamar 13 Bab XV, Pasal 26 Surat Ali Imron, Ayat 12 19

l. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. (1) Abad XX ini dikenal juga dengan abad teknologi. (2) Abad ke 20 ini adalah abad perempuan. (3) Abad bdkd kedua puluh ini adalah dlhabad bdkb kebangkitan. k m. Cara penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran an adalah sebagai berikut: (1) A. A. Navis adalah pujangga angkatan 60 an. (2) Saya memiliki sepuluh lembaran 1.000 an. 20

n. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jikabeberapa lambang dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian atau pemaparan. (1) Dia memesan dua ratus batang bibit kayu jati. (2) Republika memberitakan 70 perkara, yaitu 20 perkara pencurian, 25 perkara tanah, dan 25 perkara waris. o. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan kalimat diubah sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat lagi pada awal kalimat. (1) Dua belas orang luka dalam kecelakaan itu. (2) Sebanyak 150 orang tamu telah hadir. p. Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus. Contoh berikut salah: (1) Jumlah pegawai kami 12 (dua belas) orang. (2) Kami membeli 100 (seratus) judul buku. 21

C. Pemakaian Tanda Baca 1. Tanda Titik a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya: 1) W. S. Rendra 2) Abdul Hadi W. M. 3) Endang S. b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Misalnya: 1) Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Munif, M.Sc.Ed. 2) Sdr. Abdullah Ahmad Nawawi 3) Kol. Burlian, MHum M.Hum. 22

c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua huruf diberi dua titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya diberi satu tanda titik. Misalnya: 1) s.d. (sampai dengan) 2) a.n. (atas nama) 3) d.a. (dengan alamat) 4) u.p. (untuk perhatian) 5) dkk. (dan kawan kawan) k 6) dst. (dan seterusnya) d. Tanda titik digunakan pada angka menyatakan jumlah, untuk memisahkan ribuan, jutaan,dst. Misalnya: 1) Tebal buku itu 1.250 halaman. 2) Dia membuka buku halaman 1250 3) NIP 131694732 23

e. Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim). Misalnya: DPR, SMA, Sekjen Depdagri. f. Tanda titik tidak dkdipakai di belakang blk singkatan lambang kimia, satuan ukutan, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya: 1) harga kertas kuarto iturp30 30.000perpak pak. 2) Cu adalah lambang kuprum. 3) Seorang pialang membeli 10 kg emas batangan. 24

g. Tanda titik tidak digunakan di belakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustrasi tabel, dan sebagainya. Misalnya: 1) Acara Orientasi Mahasiswa 2) 1.1 Latar Belakang 3) Dari Ave Maria ke Jalan lain ke Roma h. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat dan di belakang nama dan alamat penerima surat. Misalnya: 1) Jalan Jenderal A. Yani Nomor 70 Palembang 2) Palembang, 7 Mei 1960 3) Yth. Sdr. Eduwar Jaya Kesuma Jalan R. Soeprapto 13 Palembang 25

2. Tanda Koma a. Tanda koma harus digunakan di antara unsur unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Jika perincian itu hanya terdiri dari dua unsur, sebelum kata dan tidak perlu dibubuhi tanda koma. Misalnya: 1) Alat tulis yang digunakan dl dalam kegiatan itu adalah dlhpena, kertas, dan tinta. t 2) Satu, dua, tiga. 3) Kegiatan itu hanya membutuhkan tenaga dan pikiran. b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang lain yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan. Misalnya: 1) Dia bukan mahasiswa, melainkan pelajar. 2) Saya mau membantu, tetapi Anda berusaha. 3) Ia hidup mewah, sedangkan saya sederhana. 26

c. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk apabila anak kalimat tersebut mendahului induknya. Jika anak kalimat tersebut mengikuti induknya, tanda koma tidak digunakan. Biasanya anak kalimat didahului oleh kata penghubung seperti: bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun, dan sebagainya. Misalnya: 1) karena sibuk, ia lupa makan. 2) Ia lupa makan karena sibuk. 3) Apabila belajar tekun, ia akan berhasil. 4) Ia akan berhasil apabila belajar tekun. d. Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, namun, meskipun demikian, dalam hubungan itu, sementara itu, sehubungan dengan itu, dalam pada itu, oleh sebab itu, sebaliknya, selanjutnya, pertama, kedua, misalnya, sebenarnya, selain itu, kalau begitu, kemudian, malah, dan sebagainya. Misalnya: 1) Oleh sebab itu, kita tidak boleh malas. 2) Jadi, kita harus bekerja keras. 3) Namun, kita harus tetap waspada. 27

e. Tanda koma harus digunakan di belakang kata kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapatpada awal kalimat. Misalnya: 1) O, kalau begitu saya setuju. 2) Ya, Anda boleh mencobanya lebih dahulu. 3) Wah, selamat Anda sukses mengelolanya. f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. g. Tanda koma digunakan untuk memisahkan 1) nama dan alamat, 2) bagian bagian alamat, 3) tempat dan alamat, 4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: 1) Abdan Syakuron, Jalan Musyawarah 1, Griya Mitra 2 Tahap 44, Blok B 1 Nomor 007, Bukit Lama, Palembang, Sumatera Selatan 2) Palembang, 30 Agustus 2006 28

h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya: Nurgiantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. i. Tanda koma digunakan di antara nama orang dengan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dengan singkatan nama keluarga atau marga. Misalnya: (lihat C. 1. b.) j. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan. Misalnya: 1) Dosen, yang cantik itu, disenangi mahasiswa. 2) Mahasiswa kami, misalnya, y, masih ada yang mengeluhkan nilai akhir semester. 29

3. Tanda Titik Koma Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat setara, di dalam suatu kalimat majemuksebagai pengganti kata penghubung. Misalnya: Para pemikir mengatur strategi yang harus ditempuh; para pelaksana melakukan tugas sebaik baiknya; para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan. 30

4. Tanda Titik Dua a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian. Misalnya: Program Diploma 3 AMIK Bina Sriwijaya mempunyai dua program studi: Program Studi TkikK Teknik Komputer dan Program Studi Manajemen Informatika. b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Program Diploma 3 AMIK Bina Sriwijaya mempunyai Program Studi Teknik Komputer dan Program Studi Manajemen Informatika. 31

5. Tanda Hubung a. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian bagian ungkapan. Misalnya: 1) mesin potong tangan (mesin potong yang digunakan dengan tangan) 2) mesin potong tangan t (mesin khusus untuk memotong tangan) b. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan 1) se dengan kata berikutnya yang didahului dengan huruf capital, 2) ke dengan angka, 3) angka dengan an, dan 4) singkatan huruf capital dengan imbuhan atau kata. Misalnya: 1) Lomba Baca Puisi SD se Sumsel. 2) Ia ditangkap karena tidak ber KTP 3) Siapa dalang G 30 S PKI itu? 32

6. Tanda Pisah Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat, menjelaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas, dan dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ti sampai id dengan atau di antara dua nama kota kt yang berarti ke atau sampai. Misalnya: 1) Buku itu menurut saya akan segera terbit. 2) Jalan Raya Palembang Prabumulih itu sempit. 3) Acara itu berlangsung tanggal 1 2 September 2009 33

7. Tanda Petik Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal. Misalnya: 1) Ia memakai celana cutbrai 2) Sjk Ak Sajak Aku karya Chairil il Anwar itu telah tlhmendunia. 8. Tanda Petik Tunggal Tandapetik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan bahasa daerah atau asing. Misalnya: Ia berjaga jaga pada malam lailatul qadar malam bernilai itu. 34