Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012)

dokumen-dokumen yang mirip
Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Analisis Perkembangan Industri

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Pertumbuhan Ekonomi Eropa (%, QoQ)

Ekonomi Global. Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy. March 5 th, Peringkat Utang Yunani Kembali Dipangkas

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 30 April-4 Mei 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Analisis Perkembangan Industri

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Analisis Perkembangan Industri

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

BERITA RESMI STATISTIK

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

Juni 2017 RESEARCH TEAM

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

Perekonomian Suatu Negara

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 2-6 April 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I TAHUN 2013

BERITA RESMI STATISTIK

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012

Kinerja CENTURY PRO FIXED

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 9-13 April 2012

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2017

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN Juni 2012

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

Yang kami hormati Ibu Anny Rahmawati Wakil Menteri Keuangan, Bapak, Ibu pejabat Eselon I serta hadirin sekalian.

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN Mei 2012

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

PERKEMBANGAN BULANAN INDIKATOR MONETER DAN SEKTOR KEUANGAN INTERNASIONAL DAN DOMESTIK MEI 2012

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 3-7 September 2012

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Deputi Bidang Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan April 2017

PRUlink Quarterly Newsletter

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN April 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN Maret 2012

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

Tingkat inflasi Cina pada Januari 2012 meningkat lebih tinggi menjadi 4,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,1 persen.

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Monthly Market Update

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

Transkripsi:

Economic and Market Watch (February, 6th, 2012) Ekonomi Global Pengangguran AS kembali turun Sejak September 2011, tingkat pengangguran AS terus mengalami penurunan dan mencapai 8,5 persen di akhir tahun 2011. Pada Januari 2012, tingkat pengangguran AS kembali turun menjadi 8,3 persen. Lapangan kerja baru di AS berhasil menyerap tenaga kerja hingga 243.000 orang. Salah satu sektor yang berhasil menyerap tenaga kerja AS adalah sektor manufaktur. Purchasing manager s index AS di bulan Januari kembali meningkat dari 53,1 menjadi 54,1. Faktor yang mendorong peningkatan tersebut antara lain pembelian bahan baku, distribusi barang ke penyalur, harga barang jadi, dan ekspor. Dengan kemajuan sektor manufaktur, beberapa perusahaan manufaktur AS juga meningkatkan kesejahteraan pegawainya melalui kenaikan upah. The Fed melalui Ben S. Bernanke juga mengumumkan bahwa perekonomian AS mulai bergerak kea rah pemulihan dan defisit anggaran mulai dapat 60 58 56 54 52 50 48 Sumber: Bloomberg Purchasing Manager's Index dan Tingkat Pengangguran AS PMI Tk. Pengangguran (RHS) 9,2 9,1 9 8,9 8,8 8,7 8,6 8,5 8,4 8,3 8,2 dikurangi dengan jangka panjang. Untuk terus menjaga kondisi perekonomiannya The Fed juga tetap akan mempertahankan suku bunga 0 persennya. Namun perlu diperhatikan rencana beberapa perusahaan jasa AS yang akan memangkas jumlah karyawannya, seperti JP Morgan dan American Airlines. American Airlines bahkan berencana untuk mengurangi karyawannya hingga mencapai 13.000 orang untuk menghemat biaya operasionalnya.

Kondisi Pengangguran di Eropa Masih Mengkhawatirkan Berbeda dengan AS, tingkat pengangguran Eropa belum mengalami perubahan yang signifikan. Tingkat pengangguran Eropa pada akhir 2011 sudah mencapai dua digit yakni sebesar 10,4 persen dan hanya turun hingga 10,3 persen di Januari 2012. Tingkat pengangguran Spanyol merupakan yang tertinggi di wilayah Eropa dan mencapai 22,9 persen, sementara Switzerland dan Austria memiliki tingkat pengangguran yang terendah di Eropa yakni 1,9 persen dan 4,0 persen. Sejak awal 2008 hingga saat ini, rata-rata negara Eropa mengalami kenaikan tingkat pengangguran. Kenaikan tertinggi dialami oleh Spanyol, Yinani dan Irlandia, sedangkan Jerman dan Austria justru mengalami penurunan tingkat pengangguran dibandingkan tahun 2008. Risiko Harga Minyak Meningkat Rata-rata harga minyak dunia pada Januari 2012 mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata Desember 2011. Harga minyak WTI naik 1,5 persen menjadi US$100,1 per barel dan harga minyak jenis Brent naik 2,8 persen menjadi US$111 per barel. 130 120 110 100 90 80 70 Sumber: Bloomberg Harga Minyak Dunia (US$/ barel) Brent WTI Di samping itu, selain berencana akan segera melakukan embargo minyak terhadap Iran, Eropa juga melobi China untuk melakukan hal yang serupa. Iran merupakan pemasok minyak terbesar ketiga untuk China. Jika keputusan politik tersebut juga dilakukan oleh China, maka hal ini akan meningkatkan risiko kenaikan harga minyak dunia dan justru tidak mendukung proses pemulihan ekonomi dunia.

Jika kondisi Eropa semakin memburuk, hal ini tentu akan berdampak negatif juga terhadap negara-negara berkembang. Hal yang perlu dipersiapkan adalah ruang kebijakan fiscal dan moneter untuk mengantisipasi dampak krisis yang terjadi di negara-negara maju. Dari sebuah penilaian yang dilakukan The Economist terhadap 27 negara berkembang, Indonesia menempati peringkat kedua setelah Arab Saudi sebagai negara memiliki fleksibilitas ruang gerak kebijakan fiskal dan moneter. Posisi Indonesia ini bahkan di atas negaranegara ASEAN lainnya seperti Filipina, Thailand dan Malaysia. Tingkat inflasi, nilai tukar suku bunga, transaksi berjalan, defisit serta utang yang terkendali telah mendorong Indonesia memiliki celah fiskal dan moneter yang dapat diandalkan. China, Chili, Korea, Singapura, Rusia dan Peru juga dinilai sebagai negara yang fleksibilitas ruang kebijakannya cukup baik. Sementara negara-negara yang dianggap memiliki ruang gerak kebijakan yang sempit antara lain Mesir, India, Polandia, Brazil dan Vietnam. Perkembangan Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham Global Malaysia Singapura Korea Philipina Thailand Euro Indonesia Jepang China Perkembangan Nilai Tukar s.d. 3 Feb 2012 (%, ytd) -0,13 0,40 0,96 1,52 2,27 3,07 3,02 4,41 5,19-4,00 0,00 4,00 8,00 Mayoritas nilai tukar Asia mengalami apresiasi yang dipengaruhi oleh data ekonomi yang positif dari sektor manufaktur di Amerika Serikat, China dan Jerman pada bulan Januari. Ringgit Malaysia memimpin penguatan sebesar 5,19 persen (ytd) disusul oleh dollar Singapura 4,41 persen (ytd) dan won Korea 3,07 persen (ytd). Penguatan nilai tukar Asia didukung oleh aliran modal investor asing ke kawasan Asia seiring dengan optimisme akan pemulihan ekonomi global.

Jepang Inggris Korea India Philipina Malaysia Thailand Indonesia Singapura Amerika Perkembangan Indeks Harga Saham s.d. 3 Fen 2012 (%ytd) 0,53 8,84 8,03 7,18 5,90 5,28 5,07 4,45 10,26 pekan perdagangan awal tahun ini. 13,91 0,00 8,00 16,00 Hampir seluruh pasar saham Asia dan dunia mencetak perkembangan yang positif. Turunnya angka Pengangguran AS menjadi pendorong penguatan bursa di Asia. Jepang memimpin penguatan indeks saham di Asia bersama Korea masing-masing sebesar 13,9 persen (ytd) dan 8,8 persen (ytd). Selama sepekan terakhir, investor asing melakukan nilai beli bersih saham senilai Rp 53 miliar. Secara akumulatif investor asing telah mencetak beli bersih senilai Rp3,4 triliun dalam 5 Ekonomi Domestik Laju inflasi tahun kalender (Januari) 2012 sebesar 0,76 persen dan laju inflasi year on year (Januari 2012 terhadap Januari 2011) sebesar 3,65 persen. Komponen inti pada Januari 2012 mengalami inflasi sebesar 0,44 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari) 2012 sebesar 0,44 persen dan laju inflasi komponen inti year on year (Januari 2012 terhadap Januari 2011) sebesar 4,29 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan 1,85 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,65 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,54 persen; kelompok kesehatan 0,51 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,15 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,23 persen. Sedangkan kelompok sandang pada bulan ini mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Q4 2011 Meningkat Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2011 naik sebesar 6,02 persen (y-on-y) dari triwulan IV tahun 2010. Selama tiga tahun terakhir, terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV. Pada triwulan IV tahun 2010 pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang naik 5,53 persen dari triwulan IV tahun 2009, pertumbuhan triwulan IV tahun 2009 naik 4,46 persen dari triwulan IV tahun 2008. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan pada tahun 2011 naik sebesar 5,56 persen dari tahun 2010. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri logam dasar (16,26 persen), industri kendaraan bermotor (14,85 persen), dan industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia (11,93 persen).

Pertumbuhan Ekonomi Selama 2011 Sebesar 6,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan dengan tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10,7 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2011 dibandingkan dengan triwulan III-2011 (q-to-q) turun sebesar 1,3 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2010 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 13,6 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,8 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,7 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,2 persen, dan komponen impor sebagai faktor pengurang juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,3 persen. Pada tahun 2011, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 54,6 persen, konsumsi pemerintah 9,0 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 32,0 persen, ekspor 26,3 persen, dan impor 24,9 persen. Sektor Keuangan Cadangan Devisa Bakal Menciut di 2012 Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono mengungkapkan, sepanjang 2011 total penerimaan dari pengelolaan cadangan devisa mencapai Rp 23,34 triliun sedangkan 2012, total penerimaan cadangan devisa diperkirakan 2,07 persen lebih rendah yakni Rp 22,86 triliun. Penurunan penerimaan pengelolaan cadangan devisa ini diperkirakan karena adanya penurunan suku bunga acuan di beberapa negara tujuan utama tujuan investasi. Penerimaan pengelolaan cadangan devisa sepanjang 2011 tersebut adalah 69,6 persen dari total penerimaan operasional Bank Indonesia (BI) mencapai Rp 28,95 triliun. Total penerimaan operasional BI tersebut diperoleh dari beberapa surat berharga, sistem pembayaran, perbankan, serta administrasi. Jumlah cadangan devisa per 30 Desember 2011 sebesar 110.123 miliar USD. Bapepam akan memperketat perizinan wakil MI Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berencana memperketat pemberian izin sebagai wakil manajer investasi (MI). Izin itu hanya akan berlaku selama dua tahun, selain itu ada persyaratan tambahan untuk mendapatkan Rencana itu sudah tertuang dalam rancangan keputusan Ketua Bapepam-LK yang saat ini sedang tahap uji publik.

Sebenarnya, Bapepam-LK sudah mengatur perizinan wakil MI melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor 547/2010 tentang Perizinan Wakil Perusahaan Efek. Aturan yang baru ditujukan untuk mempertegas aturan yang lama. Sesuai draf peraturan tersebut, perorangan yang mengajukan izin harus memiliki sertifikat dari Panitia Standar Profesi atau sertifikat keahlian yang mendapat pengakuan Bapepam-LK, maksimal dua tahun setelah terbit. Pemohon izin juga harus berpengalaman kerja di perusahaan bidang pasar modal, terutama untuk pekerjaan di bagian pengaturan dan pengawasan kegiatan analisa efek dan pengelolaan portofolio, minimal dua tahun. Status obligasi rekap bisa pengaruhi modal bank Bank Indonesia (BI) berencana masuk ke pasar SUN jangka panjang untuk memperdalam pasar keuangan di dalam negeri. Salah satu yang bisa menjadi instrumen adalah obligasi rekap. BI menilai jika obligasi rekap dapat diperdagangkan, perbankan bisa efisien dan bisa menyalurkan dana yang lebih murah. Namun, rencana BI untuk masuk ke obligasi rekapitalisasi (rekap) yang dimiliki perbankan akan berjalan panjang. Karena perbankan yang masih memiliki surat utang negara di era krisis moneter 1997-1998 itu, harus siap menghadapi potensi penyesuaian dari sisi modal. Obligasi rekap yang saat ini dipegang perbankan terbagi menjadi tiga jenis, yakni tidak dapat diperdagangkan sampai jatuh tempo (hold to maturity), berpotensi diperdagangkan (available for sale), dan dapat diperdagangkan (tradable). Namun, sejumlah bank terutama BUMN, obligasi rekapnya masih belum bisa dijual ke pasar karena harganya masih di bawah harga pari. Hal ini yang yang membebani neraca bank tersebut. Bapepam-LK tertibkan asuransi jangka panjang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akan menertibkan peredaran produk asuransi jangka panjang atau multi years. Regulator meminta industri asuransi melaporkan produk tersebut dikarenakan banyak perusahaan yang mengajukan produk asuransi jangka panjang, tetapi tidak diketahui karakteristiknya. Pengaturan ini penting, untuk mengetahui risiko di industri, karena setiap periode asuransi memiliki risiko yang berbeda-beda. Dicontohkan, produk yang belakangan tidak jelas periodenya adalah asuransi kebakaran. Ada perusahaan yang menggolongkan asuransi kebakaran sebagai produk jangka panjang, tapi sebagian lain mengelompokkan dalam produk jangka pendek. Bapepam minta asuransi menambah modal Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengingatkan manajemen perusahaan asuransi agar menyiapkan tambahan modal. Ini untuk memenuhi ketentuan modal minimal

Rp 70 miliar di akhir tahun 2012 bagi perusahaan asuransi dan modal Rp 95 miliar bila perusahaan itu memiliki unit usaha syariah (UUS). Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 81/2008 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. Dari ratusan perusahaan asuransi yang melapor ke Bapepam-LK, diketahui ada belasan nama yang modalnya kurang dari Rp 70 miliar. BI akan luncurkan edaran untuk gadai emas Bank Indonesia (BI) akan meluncurkan surat edaran mengenai gadai emas. Surat edaran ini akan menjadi pedoman perbankan syariah dalam melayani gadai emas yang meliputi sanksi, mulai dari teguran tertulis hingga pencabutan izin bisnis gadai syariah. Surat Edaran tersebut, antara lain akan mengatur rasio loan to value (LTV) atau nilai pembiayaan terhadap harga barang, plafon gadai per nasabah serta komposisi gadai emas terhadap total pembiayaan bank. BI optimistis, industri menerima aturan yang rencananya akan terbit bulan Februari ini. Sejak awal penyusunannya, BI telah berdiskusi dengan bank dan meminta masukan ke komite pengawas syariah (KPS).