Pengembangan Industri Otomotif, Perkapalan dan Telematika

dokumen-dokumen yang mirip
FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2014

Roadmap Industri Telematika

PEMBANGUNAN INDUSTRI MANUFAKTUR ICT DALAM NEGERI

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

Program Akademik ITB di Kampus Bekasi. Tim LP4

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN Disampaikan oleh: Direktur Jenderal IUBTT Budi Darmadi

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

Contents

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

INISIATIF INOVASI : 1-747

PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan

INSENTIF PKPP F3.49. Pusat Teknologi Industri Manufaktur - BPPT

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

Kebijakan Pengembangan Industri Alat Kesehatan Dalam Negeri. Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian

INSENTIF RISET SINAS

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

Industri padat karya merupakan salah satu prioritas karena menyediakan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.

RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

Kegiatan Prioritas Tahun 2011

RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Program Insentif Kementerian Negara Riset dan Teknologi Jakarta, Februari 2008

PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING

Kebijakan dan Rencana ke Depan Indonesia ICT Whitepaper

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

Amandemen UU no. 18/2002

Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas. 24 Agustus 2016 Surabaya

DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Strategi dan Roadmap Pengembangan dan Penerapan Teknologi Broadband Wireless Access (BWA) di Indonesia

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

BAHAN KULIAH DAN TUGAS

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEDIA BRIEFING KUNJUNGAN MENEG RISTEK KE HARIAN SEPUTAR INDONESIA

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013

Kebijakan Pengembangan Industri

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

I.219 ANALISA KINERJA RISET SEKTOR PEMERINTAH, PERGURUAN TINGGI, DAN INDUSTRI: BIDANG MAKANAN DAN MINUMAN

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Ketahanan Pangan. Dalam Kerangka Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Kehutanan

PELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL DAN PROGRAM MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

DEWAN RISET NASIONAL

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

AUTOMOTIVE INDUSTRY DEVELOPMENT POLICY. Presented at Public Dialog Fuel Economy Standard and Policy Option Jakarta, 14 November 2014

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI

DR.IR. BAMBANG SETIADI, IPU KETUA DEWAN RISET NASIONAL ANGGOTA DEWAN PERGURUAN TINGGI

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

Profil Puspiptek. Gambar 1.1 Foto Puspiptek Dari Udara

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

ANALISA REGULASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENINGKAT DAYA SAING INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

RENCANA KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH. Disampaikan pada acara : Sosialisasi Juknis OVOP Surabaya, April 2017

Sumbangan Pemikiran ISTECS untuk Rancangan Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Integrasi IPTEK-Industri

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Meningkatkan Profesionalitas dan Kemandirian Peneliti Dalam Berinovasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Bambang Subiyanto Ketua Umum HImpenindo

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ROADMAP KEMENRISTEKDIKTI

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

KONSERVASI ENERGI PETA REGULASI

Transkripsi:

Pengembangan Industri Otomotif, Perkapalan dan Telematika KOMISI INDUSTRI MANUFAKTUR RAPAT KOORDINASI NASIONAL RISET DAN TEKNOLOGI Jakarta, 26-27 Oktober 20011

Industri Fesyen Industri Kerajinan Industri Batu Mulia Industri Keramik Industri Minyak Atsiri Industri Penghasil barang Modal Industri Perkapalan Pengembangan Industri Prioritas Industri Kecil dan Menengah Industri Padat Modal Industri Tekstil Industri Alas Kaki Industri Furniture Industri Padat Karya Industri Berbasis Sumber Daya Alam Industri Prioritas Khusus Industri Pertumbuha n Tinggi Industri Gula Industri Pupuk Industri Petrokimia Industri Otomotif Elektronika dan Telematika Industri Makanan dan Minuma Industri Hilir Kelapa Sawit Industri Hilir Karet Industri Hilir Kakao Industri Hilir Baja & Alumunium Hulu Industri Rumput Laut

Fokus Pembahasan Komisi Industri dalam Rakornas Ristek 2011 Industri Otomotif : Angkutan Umum Murah Industri Maritim : Standarisasi Kapal Industri ICT : E- Services Hasil Rapat Pra-Rakornas 2011 (Pelaku Usaha, Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang)

LATAR BELAKANG Pengembangan kendaraan angkutan umum murah untuk pedesaan merupakan arahan Bapak Presiden RI sehingga menjadi salah satu program pemerintah dalam rangka menunjang program pro-rakyat Standarisasi kapal dilaksanakan dalam rangka penumbuhan industri komponen kapal serta meningkatkan efisiensi pembangunan kapal terutama bagi jenis kapal yang banyak dibutuhkan di Indonesia. E-services merupakan sektor yang memiliki potensi pasar yang sangat besar dihari-hari mendatang, sehinga perlu dukungan pemerintah agar industri dalam negeri memainkan peran besar dalam kegiatan tersebut

PETA PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN INDUSTRI KENDARAAN ANGKUTAN UMUM MURAH

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN INDUSTRI MOBIL MURAH 650 cc DESAIN R&D SEKTOR PEMERIN -TAH / PUBLIK PLATFORM INOVASI PEMAKAIAN LGV/LPG INOVASI ENGINE & TRANSMISI KONSEP R&D SEKTOR AKADEMI K MENATA ULANG INOVASI MENUJU SUSTAINABLE TRANSPORT IDE MASALAH PRODUK R&D SEKTOR INDUSTR I SWASTA INOVASI PLATFORM PRODUK & PROSES PRODUKSI PENEMUAN (INVENSION) KNOWLEDGE PUSH RISET PADA GREEN TECHNOLOGY & ENERGI TERBARUKAN DIPERLUKAN DESIGN HOUSE MARKET PULL PENGEMBANGAN MOBIL RAKYAT HARGA TERJANGKAU & BERWAWASAN LINGKUNGAN PENYEMAIAN (DIFFUSION)

Peta Permasalahan Angkutan Umum Murah = Engine dan transmisi Program Regulasi Infrastruktur Insentif SDM Riset & Teknologi Angkutan Umum Murah Untuk Pedesaan Belum ada standar, baik material, proses, produk dan performancenya Belum ada industri engine dan transmisi Belum ada Insentif bagi Industri yang melakukan R&D Belum terintegrasi Riset masih berjalan sendirisendiri, mahal, area terbatas (peran industri masih belum banyak dilibatkan) Engine dan transmisi Belum ada perlindungan untuk manufaktur engine ber cc rendah (TKDN dan Cluster Industri) Belum ada pusat komponen kendaraan bermotor Belum ada dukungan finansial untuk industri engine dan transmisi Belum ada yang berminat pada engine berkapasitas 650 CC Belum ada Riset untuk engine 600 CC Perlunya penetapan/ pengaturan untuk engine 650 CC dengan menggunakan dual bahan bakar Belum ada pemilik Teknologi Enginee 650 CC Kemudahan mendapatkan dan menjadi kios VIGAS Diperlukan ahli di bidang Ilmu Bahan dan Teknologi bejana bertekanan Belum ada riset untuk tabung yang aman Belum adanya standar pengujian khusus untuk engine Perlunya jaringan VIGAS maupun SPBE Program penyemaian inovasi dari ilmuwan ke pelaku industri maupun SMK Penggalakan riset pada Green Technologi dan Energi terbarukan Perlu keterlibatan dalam pembentukan lembaga rancang bangun dan Belum ada lembaga sertifikasi uji engine, khusunya untuk 650 CC Perlu sertifikasi personil bidang pengujian otomotif Riset desain dan sistem kendaraan angkutan murah

TINDAK LANJUT MATRIK RENCANA AKSI PROGRAM BERSAMA Kementerian / Institusi Kemenperin Menyusun Standar baik Material, proses, produk dan performance nya Regulasi Infrastruktur Insentif SDM Riset dan Teknologi BKPM 1. Mendorong Investasi industri engine 1. KemenDikNas KemenRistek 1. Pengembangan institusi yang menangani proses perancangan dan rekayasa mobil murah 1. Meningkatkan pengetahuan SDM dibidang ilmu bahan dan teknologi bejana 2. Meningkatkan Program inovasi dari ilmuawan kepelaku industri maupun SMK 1. Peningkatkan aktivitas riset pada green teknology dan energy terbarukan 2. Melaksanakan riset untuk tabung yang aman dan riset untuk engine 650 cc. 3. Melibatkan sektor industri dalam

TINDAK LANJUT (CONT ) MATRIK RENCANA AKSI PROGRAM BERSAMA Kementerian / Institusi Kemenkeu Kementerian 1. Mengembangjkan Dalam Negeri / jaringan vigas maupun Pemda SPBE 2. Menyiapkan lembaga sertifikasi uji engine khususnya untuk 650 CC Regulasi Infrastruktur Insentif SDM Riset dan Teknologi 1. Memberikan dukungan financial pada industri engine 2. Memberikan insentif bagi industri yang melakukan R and D

PETA PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN KAPAL STANDAR

LATAR BELAKANG Untuk menumbuh kembangkan industri komponen dalam negeri dan meningkatkan efisiensi pembuatan kapal dan daya saing industri pelayaran terutama bagi jenis-jenis kapal yang demandnya besar dapat distandarkan seperti antara lain untuk keperluan : Patroli (TNI, POLRI, Bea Cukai, KPLP, dan BASARNAS); Kapal niaga (Penumpang, Barang General Cargo, Curah, Kontainer, maupun Tanker); Kapal Ikan (ada beberapa tipe kapal ikan); Kapal pendukung eksplorasi (banyak jenisnya). Fokus awal pada kapal yang banyak dibutuhkan

PROGRAM PETA PERMASALAHAN PENGEMBANGAN KAPAL STANDAR PERMASALAHAN Regulasi Infrastruktur Insentif SDM Riset dan Teknologi Pengembangan Kapal Standar 1. Regulasi tentang standardisas kapal yang beroperasi di Indonesia belum ada. 2. UU No.17 tentang Pelayaran yang berkaitan dengan standardisasi belum dilaksanakan. 1. Kemampuan PDRKN/NaS DEC belum optimal. 2. Fasilitas produksi galangan kapal nasional umumnya sudah tua. 3. Industri komponen dalam negeri belum berkembang dengan baik. 1. PP 35/2007 ttg Insentif R&D belum implement atif. 1. Tenaga ahli / khususnya designer kapal masih terbatas. 2. Peneliti dan tenaga ahli teknik di bidang perkapalan terbatas. 1. Sinergi riset dan antar instansi dan lembaga masih lemah. 2. Kemitraan antara industri dan lembaga litbang masih lemah. 3. Riset desain dan ukuran kapal standar 4. Penyusunan roadmap standardisasi kapal

TINDAK LANJUT MATRIK RENCANA AKSI PROGRAM BERSAMA Kementerian / Institusi KemenHub KemenKP KemenESDM (BP Migas dan Pertamina) KemenKeu (Bea Cukai) Regulasi Infrastruktur Insentif SDM Riset dan Teknologi 1.Menyusun kebutuhan kapal yang harus distandarkan Menyusun kebutuhan kapal yang harus distandarkan Menyusun kebutuhan kapal yang harus distandarkan 1.Menyusun kebutuhan kapal yang harus distandarkan 1.Menyusun kebutuhan kapal yang harus distandarkan 1.Memberikan insentif fiskal, R&D, dan investasi. 1.Pembuatan prototipe kapal standar. 1.Pembuatan prototipe kapal standar. 1.Pembuatan prototipe kapal standar.

TINDAK LANJUT (Cont. ) MATRIK RENCANA AKSI PROGRAM BERSAMA Kementerian / Institusi KemenPerin Regulasi Infrastruktur Insentif SDM Riset dan Teknologi 1. Menyusun SNI komponen / perlengapan kapal 1. Meningkatkan kemampuan PDRKN/NaSDEC. 2. Revitalisasi fasilitas produksi galangan kapal nasional. 3. Pengembangan industri komponen dalam negeri. 1. Mengusulkan insentif fiskal untuk industri galangan kapal. 1. Pengembangan Desain Kapal Standar. KemenDikNas 1. Meningkatkan kemampuan PDRKN/NaSDEC. 1. Memfasilitasi pemberian insentif untuk peneliti. 2. Meningkatkan kompetensi SDM perkapalan (S1, S2, S3 bidang desain dan industri kapal). 1. Membangun konsorsium riset kapal standar. 2. Mensinergikan kegiatan riset antar industri dan lembaga litbang. KemenRistek 1. Revitalisasi Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI). 1. Mengusulkan insentif R&D. 1. Membangun konsorsium riset kapal standar. 2. Mensinergikan kegiatan riset antar industri dan lembaga litbang.

PETA PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN E-Services

LATAR BELAKANG 1. Kebutuhan e-services yang semakin meningkat dengan nilai yang besar dimasa datang 2. Peran industri dalam negeri saat ini masih relatif rendah dalam memasok kebutuhan tersebut e- services 3. Meningkatkan peran industri e-services dalam negeri baik perangkat lunak, perangkat keras, komponen serta penyedia pelayananjasa nya dalam memasok kebutuhan dalam negeri.

Topik TIK berskala Nasional Potensi Industri TIK Indonesia Konektivitas & e-services Jumlah Pengguna Skala Ekonomi Keterangan e-ktp 170 juta Rp 3,4 Triliun Jumlah penduduk wajib KTP (Rp 20 rb / kartu) Migrasi TV digital 60 juta Rp 12 Triliun Jumlah TV analog yg beredar (Rp 200 rb / set top box) BWA 10 juta Rp 4 Triliun Substitusi 3G (Rp 400 rb / CPE) Komputer Personal (PC) 3,5 juta Rp 10,5 Triliun Data IDC (Rp 3 jt / unit) Industri Kreatif Sangat besar 17

Produsen Regulator (Pemerintah) Insentif pada Pengembangan Produk Industri Pendukung Pengguna Insentif pada Pengguna (atau menjadi Pasar) Industri PemasokI Industri Inti DN Hariff TRG Hariff LEN Industri Pengguna Operator Free Market Market channel Masyarakat Pengguna (End user) Masyarakat Litbang ITB, UGM, UI dll stitusi Pendukung LIPI, BPPT Ditjen IUBTT, Kemperin Kemdag

PETA PERMASALAHAN PENGEMBANGAN TELEMATIKA (E-SERVICES) PROGRAM REGULASI INFRA- STRUKTUR INSENTIF SDM RISET & TEKNOLOGI Pemberdayaan Industri Telematika dalam rangka mendukung e- services ( e- KTP, e-voting, e- governance, dlsb) Pola program pemerintah cenderung tidak berbentuk program penerapan, melainkan 'pembelanjaan' Kurangnya program pendukungan inovasi yang 'inovatif' (Program Insentif yang monoton) Implementasi PP 35/2007 (tentang : Pengalokasian sebagian pendapatan usaha untuk peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi) Pengembangan program K/L berbasis telematika sebagai basis industri DN Perlindungan HAKI Pemberian prioritas produk dalam negeri atau TKDN tertinggi dalam pengadaan pemerintah (Pemerintah sebagai Pasar) Jaringan Internet Power suplai Industri peralatan/ hardware, komponen Fasilitas pengujian yang dapat dimanfaatkan oleh industri telematika untuk maupun produksi (industrial support center) Tax reduction Dukungan permodalan (incl. start up capital, vendor financing) Promosi Pembangunan 'Branding Image' Jumlah SDM teknologi perangkat keras dan lunak Kualitifasi SDM teknologi perangkat keras dan lunak yang tersertifikasi Konsistensi SDM teknologi dalam bidangnya Exodus tenaga terampil ke LN (brainware) Technology readiness Terbatasnya dana riset yg aplikatif u/ industri Berkurangnya konsentrasi R&D di BUMN karena tuntutan profit semata Salah paham di stakeholder, bahwa R&D dianggap dapat dilakukan dalam waktu singkat dan tak memandang track record

KEMENTERIAN / INSTITUSI KEMRISTEK KEMDIKNAS KEMPERIND KEM UKMK KEMKEU REGULASI Juknis PP 35/2007 Penggunaan perangkat TIK produksi DN utk pendidikan Standarisasi dan sertifikasi produk Evaluasi perhitungan TKDN Modal Ventura PP 35 PP 20 TINDAK LANJUT INFRA- STRUKTUR Inkubator Teknologi di LPNK Science Techno Park (Serpong) Inkubator di Perguruan Tinggi Techno Park, RICE/IBC) INSENTIF SDM RISET & TEKNOLOGI Insentif bidang TIK Insentif pada masalah kongkrit di Industri DN Pengembangan produk TIK utk pendidikan dlm beberapa fase Fasilitasi : BM, BMDTP, PPnBM, Tax holliday/allowanc e;promosi/pamera n, penguatan kapasitas, gelar kompetisi Start-up capital, Start-up Company Vendor financing Program (uji coba penerapan teknologi tinggi) multi years Program bersama/konsorsi um Pemagangan di industri sebagai tenaga R&D Program beasiswa, lomba kreativitas mahasiswa Pendampingan UKMK/incubator, Pelatihan, magang, studi banding, standarisasi kompetensi dan sertifikasi profesi, Pusat Unggulan di LPNK Pusat Unggulan di Perguruan Tinggi Penguatan kapasitas lembaga R&D INDUSTRI Investasi Investasi

TERIMA KASIH