PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KULTIVASI MIKROBA

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

Teknik Identifikasi Bakteri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

III. MATERI DAN METODE

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Teknik Pewarnaan Bakteri

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Disusun Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

BAB III METODA PENELITIAN

III. METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

MAKALAH. PEWARNAAN SEDERHANA, NEGATIF, KAPSUL dan GRAM. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi yang Diampu Oleh. Drs. Bambang Iskamto, M.

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB III METODE PENELITIAN

III. TEKNIK PEWARNAAN GRAM IDENTIFIKASI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

Teknik Isolasi Bakteri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

II. METODELOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SEDERHANA,NEGATIF DAN PERGERAKAN BAKTERI. Oleh :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

Teknik Isolasi Bakteri

Penyiapan Kultur Starter. Bioindustri Minggu 6 Oleh : Sri Kumalaningsih, dkk

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

Gelas beker 3. Potato Dextrose Agar (PDA) 39 gr/l. Labu Erlenmeyer 4. Daging segar tanpa lemak 200 gr

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

A. Isolasi Mikrobia merupakan proses pemisahan mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan harus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

Uji Potensi Bakteri dan Resistensi terhadap Antibiotik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

Teknik Isolasi Mikroorganisme

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

Materi 2: Isolasi dan Purifikasi Bakteri Simbion pada Organisme Laut

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri tetapi terdapat bersama-sama. Di laboratorium populasi campuran. morfologi, sifat biokimia dan lain sebagainya.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

Transkripsi:

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016

ACARA I MIKROORGANISME DARI BERBAGAI HABITAT A. Pendahuluan Di alam banyak dijumpai berbagai jenis dan spesies mikroba. Mikroba dapat hidup disemua tempat, dan penyebaran mikroba sangat luas. Penyebaran dan tempat tumbuh mikroba tergantung dari sifat dan persyaratan tumbuh mikroba yang bersangkutan. Setiap jenis maupun spesies mikroba mempunyai habitat yang berbeda dengan jenis dan spesies mikroba yang lain. Habitan tempat tumbuh mikroba misalnya di udara, dalam tanah, air, di tanaman, dalam makanan, dan bahkan di tubuh makhluk hidup yang lain. Untuk membuktikan bahwa mikroba terdapat di berbagai habitat, maka dari habitan tersebut diambil sampel dan selanjunya ditumbuhkan dalam suatu medium baik padat maupun cair. Untuk menumbuhkan mikroba dengan jenis yang berbeda, maka digunakan jenis medium yang berbeda pula. Medium yang digunakan adalah medium standar untuk pertumbuhan mikroba tertentu. Untuk menumbuhkan bakteri biasanya digunakan medium nutrien agar (NA), menumbuhkan kapang dengan medium potato dextrose agar (PDA), sedang untuk jenis khamir dengan medium malt ekstrak agar (MEA). B. Tujuan Membuktikan bahwa mikroba ada dimana-mana C. Bahan dan alat Bahan : media NA, PDA dan MEA Alat : cawan petri steril, lampu spiritus D. Prosedur 1. Mikroba dari udara a. Siapkan 3 cawan petri steril, dibuat 2 ulangan. 1

b. Medium yang sudah disterilkan dicairkan dalam penangas air, setelah mencair suhu dibiarkan turun hingga 45 50 o C. c. Tuang medium ke masing-masing cawan petri, setiap ulangan berisi medium NA, PDA dan MEA. d. Ratakan medium yang telah dituang dengan cara memutar-mutar cawan petri di atas meja, biarkan dingin dan memadat. e. Cawan petri pada ulangan 1 dibuka diudara terbuka selama 10 menit, sedang pada ulangan 2 tidak dibuka (sebagai kontrol). f. Cawan kembali ditutup dan selanjutnya diinkubasikan dengan cara cawan dibalik, inkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam. g. Amati mikroba yang tumbuh dan mikroba apa yang dominan tumbuh pada masing-masing medium (medium NA, PDA, dan MEA) serta gambarkan morfologi koloni (bentuk koloni). 2. Mikroba dari air a. Siapkan 3 cawan petri steril dan air yang akan diuji (air sumur/air sungai). b. Ambil sebanyak 1 ml air sampel teteskan ke dalam masing-masing cawan petri steril yang masih kosong, tutup kembali. c. Medium yang sudah disterilkan dicairkan dalam penangas air, setelah mencair suhu dibiarkan turun hingga 45 50 o C. d. Tuang medium ke masing-masing cawan petri steril, setiap cawan berisi medium NA, PDA dan MEA. e. Ratakan medium yang telah dituang dengan cara memutar-mutar cawan petri di atas meja, biarkan dingin dan memadat. f. Selanjutnya diinkubasikan dengan cara cawan dibalik, inkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam. g. Amati mikroba yang tumbuh dan mikroba apa yang dominan tumbuh pada masing-masing medium (medium NA, PDA, dan MEA) serta gambarkan morfologi koloni (bentuk koloni). 2

3. Mikroba dari tanah a. Siapkan 3 cawan petri steril dan tanah yang akan diuji. b. Ambil kira-kira 1 gram tanah dan larutkan dalam 5 ml larutan 0,85% NaCl steril. c. Pipet sebanyak 1 ml larutan tanah teteskan ke dalam masing-masing cawan petri steril yang masih kosong, tutup kembali. d. Medium yang sudah disterilkan dicairkan dalam penangas air, setelah mencair suhu dibiarkan turun hingga 45 50 o C. e. Tuang medium ke masing-masing cawan petri, setiap cawan berisi medium NA, PDA dan MEA. f. Ratakan medium yang telah dituang dengan cara memutar-mutar cawan petri di atas meja, biarkan dingin dan memadat. g. Selanjutnya diinkubasikan dengan cara cawan dibalik, inkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam. h. Amati mikroba yang tumbuh dan mikroba apa yang dominan tumbuh pada masing-masing medium (medium NA, PDA, dan MEA) serta gambarkan morfologi koloni (bentuk koloni). 4. Mikroba dari makanan a. Siapkan 3 cawan petri steril dan makanan yang akan diuji. b. Ambil kira-kira 1 gram makanan dan larutkan dalam 5 ml larutan 0,85% NaCl steril. c. Pipet sebanyak 1 ml larutan makanan teteskan ke dalam masing-masing cawan petri steril yang masih kosong, tutup kembali. d. Medium yang sudah disterilkan dicairkan dalam penangas air, setelah mencair suhu dibiarkan turun hingga 45 50 o C. e. Tuang medium ke masing-masing cawan petri, setiap cawan berisi medium NA, PDA dan MEA. f. Ratakan medium yang telah dituang dengan cara memutar-mutar cawan petri di atas meja, biarkan dingin dan memadat. 3

g. Selanjutnya diinkubasikan dengan cara cawan dibalik, inkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam. h. Amati mikroba yang tumbuh dan mikroba apa yang dominan tumbuh pada masing-masing medium (medium NA, PDA, dan MEA) serta gambarkan morfologi koloni (bentuk koloni). 4

ACARA II ISOLASI BAKTERI A. Pendahuluan Di alam mikroba pada umumnya berada dalam keadaan tercampur, antara bakteri, kapang dan yeast dan juga antar spesies mikroba yang sejenis. Untuk mendapatkan mikroba secara murni (spesies tunggal) maka perlu mengisolasinya. Ini berarti bahwa spesies tersebut harus dipisahkan dari kelompok mikroba atau spesies yang lainnya. Sel mikroba sangat kecil, sehingga apabila diinginkan untuk diambil satu sel dari suatu kelompok mikroba sangat sulit dan memerlukan peralatan yang mahal. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan menumbuhkan campuran sel pada suatu medium padat di dalam cawan petri. Dengan cara ini setiap sel akan tumbuh membentuk koloni, sehingga memudahkan untuk memisahkannya. Cara dalam isolasi dilakukan dengan metode tuang (pour plate) dan dilanjutkan metode goresan (streak plate) dan diakhiri dengan membuat kultur simpanan pada agar miring (slant culture) untuk mikroba aerob dan agar tegak (stab culture) untuk mikroba anaerob. Metode tuang dimaksudkan untuk menyebarkan campuran mikroba dari bahan yang mengandung mikroba. Dari mikroba yang tumbuh, diambil satu koloni yang selanjutnya digoreskan pada agar dalam cawan untuk memisahkan sel-sel mikroba yang barangkali masih ada jenis atau spesies mikroba yang berbeda. Hal tersebut biasanya dilakukan lebih dari satu kali sampai diperoleh koloni yang murni yang berasal dari satu jenis mikroba dan spesies yang sama. Suatu hal yang menguntungkan adalah bahwa setiap mikroba yang berbeda sifat genetiknya akan membentuk koloni dengan karakter yang berbeda, baik ukuran, bentuk maupun warna koloni. Yang perlu diperhatikan adalah koloni yang akan diambil harus terpisah dari koloni lainnya. Ini berarti bahwa hasil goresan yang baik adalah yang dapat menghasilkan koloni-koloni terpisah dengan jarak lebih dari 2 mm, sehingga mudah diambil. 5

B. Tujuan Mempelajari dan mempraktekan beberapa tahapan dalam isolasi mikroba. C. Bahan dan alat 1. Medium NA. 2. Sampel sebagai sumber mikroba. 3. Alat : cawan petri steril, tabung reaksi, jarum ose, lampu spiritus. D. Prosedur 1. Metode tuang (pour plate) a. Siapkan medium NA steril dengan suhu sekitar 45 50 o C. b. Siapkan cawan petri steril yang masih kosong, teteskan ke dalam cawan 1 ml akuades steril, tetesan diusahakan di tengah cawan. c. Ambil 1 ose bakteri (dari Acara I dalam medium NA) masukkan dalam cawan petri dan campurkan dengan akuades yang sudah diteteskan. d. Tuang medium NA ke dalam cawan, ratakan. e. Bungkus cawan petri dan inkubasikan selama 2 hari dalam posisi terbalik. 2. Metode goresan (streak plate) a. Siapkan medium NA steril dengan suhu sekitar 45 50 o C. b. Tuangkan medium ke dalam cawan petri steril, ratakan dan biarkan dingin dan memadat. c. Ambil 1 ose bakteri (dari Acara I dalam medium NA) goreskan pada permukaan agar dalam cawan petri, selama menggores tutup cawan dibuka secukupnya. d. Salah satu cara menggoreskan mikroba pada agar cawan adalah goresan kuadran. Cawan petri dibagi menjadi 4 bagian, goreskan sebanyak 3 baris pada ¼ bagian pertama. Kemudian goresan berikutnya pada ¼ bagian kedua sebanyak 3 baris menyambung goresan yang pertama, dimana akhir goresan pertama digunakan sebagai awal goresan kedua, demikian seterusnya sampai ¼ bagian keempat. 6

e. Setiap akan digunakan jarum ose dicelupkan dalam alkohol dan dipijarkan, kemudian didinginkan dengan cara ditusukan pada bagian pinggir agar dalam cawan. Demikian pula jika goresan pindah dari bagian pertama ke bagian berikutnya. f. Kemudian cawan petri dibungkus dan selanjutnya diinkubasikan selama 2 hari. 3. Agar miring (slant culture) a. Siapkan medium agar miring steril dalam tabung reaksi. b. Ambil 1 ose bakteri yang telah murni (ambil koloni yang terpisah dari lainnya) goreskan secara zig-zag pada permukaan agar. Goresan dimulai dari ujung tabung (bagian bawah) sampai akhir medium (bagian atas), tabung reaksi ditutup kembali dengan kapas dan plastik. c. Inkubasikan selama 2 hari. 4. Agar tegak (stab culture) a. Siapkan medium agar tegak steril dalam tabung reaksi. b. Ambil 1 ose bakteri dan tusukan ke dalam agar sepanjang kira-kira ¾ bagian. Jarum ose yang digunakan yang ujungnya runcing. Tabung reaksi ditutup kembali dengan kapas dan plastik. c. Inkubasikan selama 2 hari. Pengamatan : amati pertumbuhan mikroba pada berbagai metode dan gambarkan morfologi koloni. 7

ACARA III PENGECATAN GRAM PADA BAKTERI A. Pendahuluan Pengecatan pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1) pengecatan sederhana, 2) pengecatan diferensial, dan 3) pengecatan struktural. Pengecatan sederhana yaitu pengecatan pada sel dengan hanya menggunakan satu macam zat warna dan proses pengecatan juga hanya satu tahap. Pengecatan ini ditujukan untuk mengamati bentuk sel dengan mewarnai seluruh sel. Pengecatan diferensial menggunakan kombinasi zat warna, hal ini berkaitan dengan perbedaan kimia antar sel. Pengecatan ini mewarnai seluruh sel dari bakteri tipe tertentu. Yang termasuk pengecatan ini adalah pengecatan Gram. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai bagian tertentu dari sel. Tujuan pengecatan ini adalah untuk membedakan bagian-bagian dari sel, contohnya pengecatan pada endospora, flagela, kapsul, dsb. Pengecatan Gram termasuk pengecatan diferensial karena dapat digunakan untuk membedakan bakteri dalam dua kelompok besar, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif. Perbedaan dari dua kelompok bakteri tersebut disebabkan oleh perbedaan lapisan dinding selnya. Pada bakteri Gram positif menunjukkan warna biru-ungu, sedang bakteri Gram negatif berwarna merah. Dalam pewarnaan diperlukan empat macam reagen, yaitu : 1). Zat warna utama yaitu kristal violet, 2). Mordan adalah senyawa yang digunakan untuk mngintensifkan warna utama yaitu berupa larutan Iodin, 3). Reagen untuk pencuci/ peluntur zat warna adalah pelarut organik yang digunakan untuk melunturkan zat warna utama, reagen tersebut adalah alkohol atau aseton, dan 4). Zat warna kedua yaitu safranin, digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alkohol. B. Tujuan Untuk menentukan Gram positif dan Gram negatif pada bakteri yang di uji. C. Bahan dan alat 1. Biakan murni Bacillus subtilis dan Eschericia coli. 8

2. Reagen kristal violet, larutan Iodin, etanol 95%, dan safranin. 3. Peralatan : gelas benda dan gelas penutup, pipet tetes, lampu spiritus, mikroskop. D. Prosedur 1. Bersihkan gelas benda dan gelas penutup dengan alkohol sampai bebas lemak dan debu. Ambil kultur bakteri dalam medium cair menggunakan pipet, teteskan diatas gelas benda ± 3 tetes, biarkan agak mengering. 2. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api, sampai mengering. 3. Teteskan pewarna kristal violet dan biarkan selama 1 menit. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan. 4. Tetesi dengan beberapa tetes larutan iodin, biarkan selama 1 menit. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan. 5. Miringkan gelas obyek, cuci dengan etanol selama 20 30 detik atau sampai warna biru tidak luntur lagi. 6. Teteskan cat penutup safranin, biarkan selama 2 menit. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan. 7. Tutup bagian yang ada preparatnya dengan gelas penutup. Amati hasil pengecatan dibawah mikroskop menggunakan lensa obyektif minyak imersi. Catat hasil pengecatan Gram (+ atau -), catat pula bentuk sel dan ciri-ciri yang lain (cara pengelompokan) misalnya sel tunggal, berpasangan, membentuk rantai atau bergerombol. 9

ACARA IV PENGHITUNGAN KOLONI BAKTERI A. Pendahuluan Metoda yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba di dalam bahan pangan antara lain metoda hitungan cawan, metoda MPN (Most Probable Number) dan penghitungan secara langsung dengan mikroskop. Prinsip dari metoda hitungan cawan adalah menumbuhkan mikroba yang masih hidup pada medium agar, sel akan tumbuh dan berkembang biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Satu koloni diasumsikan tumbuh dari satu sel. Jumlah koloni yang tumbuh pada setiap cawan petri yang memenuhi syarat untuk penghitungan yaitu antara 30 300, karena jumlah tersebut secara statistik memberikan akurasi yang baik. Pada bahan pangan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel per ml atau per gram, maka perlu dilakukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1 : 10 (10-1 ), 1 : 100 (10-2 ), 1 : 1000 (10-3 ), 1 : 10000 (10-4 ) dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengenceran sebaiknya memiliki sifat osmotik yang sama dengan mikroba atau dapat mempertahankan keseimbangan ion-ion dari mikroba. Hal ini disebabkan supaya selama dalam pengenceran tidak terjadi kerusakan sel, juga dijaga supaya tidak terjadi perbanyakan sel. Larutan pengencer yang biasanya digunakan adalah bufer fosfat, larutan garam fisiologis (0,85%) atau 0,1% larutan pepton water. Jumlah koloni bakteri dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 1 Jumlah koloni = jumlah koloni dalam cawan x ----------------------------- (per ml bahan) faktor pengenceran B. Tujuan Menghitung jumlah koloni bakteri menggunakan metode hitungan cawan. 10

C. Bahan dan alat 1. Kultur bakteri dalam medium cair 2. Larutan 0,85% NaCl 3. Medium NA 4. Alat : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur 1 ml D. Prosedur 1. Siapkan larutan pengencer dan beri label sesuai dengan pengenceran yang ditetapkan yaitu 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5 masing-masing ditandai dengan A, B, C, D dan E. 2. Ambil dengan pipet sebanyak 1 ml kultur bakteri yang akan dihitung dan masukkan ke dalam tabung A, kocok perlahan supaya tercampur merata. 3. Ambil dengan pipet yang berbeda sebanyak 1 ml kultur bakteri pada tabung A dan masukkan ke dalam tabung B, kocok perlahan. Lakukan hal yang sama sampai ke tabung E, dan setiap memindahkan kultur dalam pengenceran ini menggunakan pipet yang berbeda. 4. Siapkan cawan petri steril dan medium NA yang siap dituang (suhu sekitar 45 50 o C). 5. Lakukan penanaman (plating) kultur bakteri yang sudah diencerkan pada medium agar dari tabung dengan pengenceran tinggi. 6. Ambil masing-masing sebanyak 1 ml kultur dalam tabung C, D dan E dan teteskan ke dalam cawan petri steril yang masih kosong. Ke dalam cawancawan tersebut tuang medium NA, goyangkan/putar-putar cawan agar bakteri tersebar merata. 7. Inkubasikan pada suhu 37 o C selama 2 hari. Pada akhir inkubasi hitung jumlah koloni bakteri dalam cawan, pilih cawan petri yang memenuhi syarat perhitungan koloni. Jumlah bakteri dalam sampel dapat dihitung menggunakan rumus. 11

ACARA V AKTIVITAS MIKROBA A. Pendahuluan Aktivitas mikroba diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembang biakan dan pembentukan sel-sel baru. Semua aktivitas sel tersebut dilakukan oleh berbagai enzim yang terdapat dalam sel mikroba. Untuk berlangsungnya aktivitas tersebut, sel mikroba akan menggunakan komponen-komponen dalam lingkungannya (substrat/medium) sebagai sumber enersinya. Jika di dalam substrat terdapat senyawa sederhana seperti monosakarida, asam amino atau asam lemak, maka mikroba langsung dapat menggunakannya. Namun jika di dalam medium dimana mikroba tumbuh terdapat senyawa makromolekul seperti polisakarida, protein dan lemak, maka untuk dapat menggunakan senyawa-senyawa tersebut mikroba akan mengeluarkan enzim untuk mendegradasi makromolekul menjadi molekul yang sederhana. Berlangsungnya reaksi-reaksi oleh enzim tersebut dapat diketahui dengan berbagai cara, diantaranya dengan melihat produk akhir dari reaksi enzim tersebut atau dihasilkannya senyawa hasil aktivitas enzim. Karbohidrat merupakan sumber enersi utama bagi kebanyakan mikroba. Masing-masing mikroba berbeda dalam kemampuannya menggunakan berbagai karbohidrat, dan dalam caranya memecah karbohidrat. Misalnya, metabolisme glukosa akan dihasilkan berbagai asam organik seperti asam asetat, asam laktat maupun asam organik yang lain. Demikian juga dari pemecahan glukosa tersebut ada yang dihasilkan gas (metana, hidrogen, karbon dioksida) atau tidak. Hasil akhir pemecahan karbohidrat tersebut dapat dilihat melalui berbagai pereaksi. Terbentuknya asam dapat diketahui dengan terjadinya perubahan ph medium, hal ini dapat diketahui dengan menambahkan indikator pada medium sebelum dilakukan inokulasi, sedang dihasilkannya gas dapat ditampung menggunakan tabung Durham. Misal indikator Bromo Thymol Blue, dalam kondisi basa berwarna biru, sedang dalam kondisi asam berubah menjadi kuning. 12

Seperti juga pemecahan pada makromolekul misalnya pati oleh enzim amilase dapat diketahui dengan menambahkan larutan yod pada akhir inkubasi. Jika berwarna biru disekitar koloni berarti pati belum dihidrolisis oleh enzim, tetapi apabila disekitar koloni nampak zona jernih dan tidak berwarna, maka mikroba telah menghidrolisis pati dengan enzim amilase (mikroba mengeluarkan enzim amilase). Sedang untuk pengujian hidrolisis protein biasanya digunakan medium skim milk agar, jika disekitar koloni mikroba tampak jernih berarti terjadi hidrolisis pada protein. B. Tujuan Mempelajari aktivitas mikroba dalam pemecahan mono dan disakarida, polisakarida (pati) serta polipeptida (protein). C. Bahan dan alat 1. Medium cair yang mengandung glukosa, fruktosa, sukrosa dan laktosa serta indikator bromo thymol blue. 2. Medium padat : medium agar pati dan skim milk agar, larutan yod. 3. Kultur murni Bacillus subtilis dan E. coli 4. Jarum ose, lampu spiritus D. Prosedur 1. Uji pemecahan mono dan disakarida a. Siapkan medium cair dalam tabung reaksi yang berisi glukosa, fruktosa, sukrosa dan laktosa yang telah diberi indikator dan tabung Durham, masing-masing dua ulangan. b. Pada masing-masing tabung diinokulasikan dengan 1 ose kultur murni B. subtilis dan E. coli. c. Inkubasikan selama 2 hari. d. Amati perubahan yang terjadi, jika menghasilkan asam-asam organik akan terjadi perubahan warna biru menjadi kuning, terbentuknya gas dapat diamati dalam tabung Durham. 13

2. Uji hidrolisis pati a. Siapkan medium agar pati yang telah dicairkan dalam penangas air dan suhunya turun menjadi 45 50 o C, tuang ke dalam cawan petri steril, ratakan dan dinginkan supaya memadat. b. Buat garis dibagian bawah cawan, membagi menjadi dua bagian. c. Ambil 1 ose B. subtilis dan 1 ose E. coli yang masing-masing digoreskan pada ½ bagian cawan petri (bentuk goresan lurus, panjang 2 cm). d. Inkubasikan selama 2 hari. e. Amati adanya zona jernih dengan meneteskan larutan yod pada sekitar koloni bakteri. 3. Uji hidrolisis protein a. Siapkan medium skim milk agar yang telah dicairkan dalam penangas air dan suhunya turun menjadi 45 50 o C, tuang ke dalam cawan petri steril, ratakan dan dinginkan supaya memadat. b. Buat garis dibagian bawah cawan, membagi menjadi dua bagian. c. Ambil 1 ose B. subtilis dan 1 ose E. coli yang masing-masing digoreskan pada ½ bagian cawan petri (bentuk goresan lurus, panjang 2 cm). d. Inkubasikan selama 2 hari. e. Amati adanya zona jernih di sekitar koloni bakteri. 14

15