PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BAHASA JAWA DENGAN ILUSTRASI KOMIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER I

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS TEKS PERCAKAPAN UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL OLEH SITI NURHASANAH NIM

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS MEDIA GRAFIS JENIS KOMIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS KREATIF CERPEN UNTUK SISWA SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Fidya Rizka Anggraeni & Sumarsih 14-22

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS STRATEGI PEMODELAN UNTUK SISWA KELAS X SMA

Retno Ningtyas, Tri Nova Hasti Yunianta, Wahyudi. Abstrak

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN DENGAN MEMANFAATKAN UNGKAPAN PROSES KREATIF SASTRAWAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS III

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD SEMESTER I

Analisis Kelayakan Buku Ajar Ekonomi Untuk SMA Kelas XII IPS Semester Ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS FABEL DENGAN MACROMEDIA FLASH BAGI SISWA SMP

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation.

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Muhammad Sugiantoro* Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si.** Hj. Yuniastuti, SH.M.Pd.**

PENGEMBANGAN JOB SHEET MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DKV DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

PENGEMBANGAN KOMIK LIPAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI MATERI MENGANALISIS DOKUMEN TRANSAKSI. Nurlaili Latifah.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Sistem Reproduksi Manusia

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MOVIE MAKER PADA MATERI VIRUS UNTUK KELAS X DI MAN KINALI PASAMAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. berupa komik kontekstual pada materi virus yang didesain secara manual dan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PPRODUKTIF AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN JURNAL BAGI SISWA SMK.

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS CERPEN BERDASARKAN STRATEGI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII MTS. DARUN NAJAH JATIREJO MOJOKERTO

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN KOMIK AKUNTANSI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS TAYANGAN ACARA TELEVISI UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA DALAM MENUNJANG KEGIATAN BELAJAR DI KURIKULUM 2013 MATERI JURNAL KHUSUS. Vidia Pattashiki. Luqman Hakim.

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research and

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BAHASA JAWA DENGAN ILUSTRASI KOMIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER I Duwi Wahyuningtiyas 1 Imam Suyitno 2 Ida Lestari 2 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 E-mail: duwiwahyu_n@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengembangkan LKS bahasa Jawa dengan ilustrasi komik untuk siswa kelas VII semester. Penelitian ini menggunakan model pengembangan. Produk pengembangan berupa LKS bahasa Jawa dengan ilustrasi komik untuk siswa SMP semester 1. LKS diujicobakan kepada ahli, praktisi, dan siswa. Hasil ujicoba kelayakan isi, bahasa, dan tampilan LKS secara keseluruhan menunjukkan bahwa LKS cukup layak digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa. Adapun revisi yang dilakukan tertuju pada ketepatan bahasa dan penulisan, kejelasan isi, dan tata tampilan pada komik. Kata kunci: pengembangan LKS bahasa Jawa, LKS dengan ilustrasi komik, kelas VII SMP ABSTRACT: This research aims to develop Javanese student worksheet with comic illustrations for seventh graders at the first semester. This research uses research and development model. The product of this development is Javanese worksheet with comic illustrations for Junior High School students in the first semester. Such student worksheet was tried out to experts, practitioners, and students. The Results of the tests to the feasibility of content, language, and the performance show that the student worksheet generally is feasible enough to be used in Javanese learning. Revision was focused on the precision of language and writing, clarity of content and comic performance. Keywords: development of Javanese student worksheet, student worksheet with comic illustrations, seventh graders of Junior High School Pembelajaran bahasa Jawa merupakan pembelajaran muatan lokal yang bertujuan, (1) menghargai bahasa dan sastra daerah, (2) melestarikan bahasa dan sastra daerah, dan (3) agar siswa memiliki keterampilan membaca, menyimak, dan menulis dalam bahasa daerah (Utomo, Sumiyati, & Suwandi, 1997:21). Berdasarkan hal tersebut pembelajaran bahasa Jawa diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan siswa untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Jawa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Usaha yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan LKS yang dapat membantu dan mempermudah siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa. LKS merupakan lembar-lembar kerja yang akan menyajikan materi, uji keterampilan, dan latihan soal yang membantu siswa 1 Duwi Wahyuningtiyas adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Program Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Negeri Malang. ² Imam Suyitno dan Ida Lestari adalah dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. 1

2 belajar bahasa Jawa. Namun, berdasarkan observasi di lapangan, 40 persen dari 35 siswa SMP Brawijaya Smart School kota Malang berpendapat, LKS yang mereka gunakan tidak menarik dan tidak mudah untuk dipahami. Ketika siswa diberikan pilihan antara LKS dan komik, hasilnya 51 persen dari 35 siswa SMP Brawijaya Smart School kota Malang lebih tertarik membaca komik daripada memanfaatkan LKS untuk belajar. Berdasarkan hasil analisis fakta tersebut, maka dilakukan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS bahasa Jawa untuk siswa SMP dengan ilustrasi komik. Materi yang diilustrasikan dalam bentuk komik membuat tampilan LKS lebih menarik dan materi yang disajikan mudah dimengerti serta pesan atau informasi yang ingin disampaikan akan mudah diikuti dan diingat. Hal itu didukung oleh pendapat Maharsi (2011:7) yang menyatakan kolaborasi teks dan gambar yang menyusun alur cerita membuat pesan dan informasi yang disampaikan melalui cerita mudah diserap dan diingat. Adapun pendapat Sadiman (2009:45) bahwa gambar kartun merupakan alat komunikasi grafis yang menyampaikan pesan dengan gambar sederhana. Makna yang dituangkan dalam gambar kartun akan mengena dan tahan lama, karena pesan yang besar pun akan disajikan secara ringkas. Penelitian pengembangan LKS dengan ilustrasi komik sebelumnya telah dilakukan oleh Kristian (2011) yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menbaca Dongeng Berbentuk Komik untuk Siswa Kelas III SD. Hasil penelitian pengembangan tersebut berupa bahan ajar berbentuk komik yang digunakan untuk membantu siswa membaca dongeng dan digunakan sebagai alternatif bahan pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dalam pembelajaran membaca dongeng. Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian pengembangan LKS bahasa Jawa ini. Pada penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Kristian (2011) menghasilkan bahan ajar berupa buku teks membaca dongeng berbentuk komik yang bertujuan membantu siswa dalam pembelajaran membaca dongeng. Produk yang dihasilkan digunakan sebagai alternatif bahan ajar pembelajaran membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sedangkan pada penelitian ini mengembangkan LKS dengan ilustrasi komik yang digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis dalam mata pelajaran Bahasa Jawa. Adapun tujuan penelitian dan pengembangan LKS bahasa Jawa dengan ilustrasi komik ini yaitu mengembangkan LKS bahasa Jawa dengan ilustrasi komik untuk siswa SMP kelas VII semester 1. Pengembangan LKS bahasa Jawa dengan ilustrasi komik ini akan menyajikan pembahasan materi dan sebagian latihan dengan format komik. LKS juga menampilkan lebih banyak visualisasi atau gambar dibanding LKS yang terdapat di lapangan, serta menyajikan dua keterampilan yaitu keterampilan membaca dan menulis. Pengembangan LKS ini diharapkan akan membantu siswa mempelajari dan menguasai keterampilan membaca dan menulis dalam pembelajaran bahasa Jawa. METODE Penelitian ini menggunakan model penelitian menurut Sugiyono (2010:298). Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pengembangan ini meliputi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) ujicoba pemakaian, (6) revisi produk, (7) ujicoba produk, (8)

revisi desain, (9) revisi produk, dan (10) produk massal. Penelitian ini menerapkan empat tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pengembangan, (3) tahap ujicoba, dan (4) tahap revisi. Pertama, tahap persiapan penelitian pengembangan LKS ini meliputi (1) analisis kebutuhan dan kesenjangan di lapangan, (2) pengkajian kurikulum, yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) pengkajian LKS bahasa Jawa yang digunakan di lapangan, dan (4) pengumpulan data dan materi. Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang terdapat di lapangan. Pengkajian kurikulum dilakukan dengan menganalisis kurikulum yang digunakan di lapangan sedangkan pengkajian LKS yang digunakan di lapangan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kekurangan dan kelebihan LKS tersebut. Pengumpulan data dan materi dilakukan untuk memperoleh data dan materi yang digunakan sebagai dasar penyusunan LKS. Kedua, tahap pengembangan LKS yang meliputi (1) perincian materi yang digunakan dalam LKS bahasa Jawa, (2) perancangan draf LKS, dan (3) penyusunan LKS bahasa Jawa berbentuk komik. Ketiga, tahap uji kelayakan, dalam tahap ini dilakukan uji kelayakan materi dan tampilan LKS. Uji kelayakan ini menggunakan tiga jenis angket uji kelayakan yang meliputi angket uji ahli, angket uji praktisi, dan angket uji siswa. Keempat, tahap revisi, merupakan tahap perbaikan LKS yang dilakukan jika LKS belum layak atau kurang layak. Revisi dilakukan dengan berpedoman pendapat, kritik, dan saran dari ahli yang didapatkan dari hasil uji kelayakan produk. Namun, jika LKS tersebut sudah layak menurut hasil uji ahli maka tidak perlu dilakukan revisi. Desain ujicoba pada penelitian ini dilakukan melalui uji perseorangan dan uji kelompok kecil. Uji perseorangan dilakukan oleh pakar bahasa Jawa dan desain komik sedangkan uji kelompok dilakukan oleh guru dan beberapa siswa sebagai perwakilan siswa keseluruhan di lapangan. Adapun tahap-tahap desain ujicoba, yaitu (1) desain produk, (2) validasi desain, (3) ujicoba pemakaian, (4) revisi produk, (5) ujicoba Produk, dan (6) revisi akhir. Sumber data ujicoba penelitian ini adalah (1) ahli pembelajaran bahasa Jawa yaitu Drs. Sunoto, M.Pd., dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang dan ahli desain grafis, Mitra Istiar Wardhana, S. Kom, M.T., dosen Seni dan Desain Universitas Negeri Malang, (2) praktisi, yaitu Endang Pujiastuti, S.Pd., guru bahasa Jawa SMP Brawijaya Smart School, dan (3) siswa kelas VII-B SMP Brawijaya Smart School, Malang. Instrumen terdiri atas dua instrumen, yaitu (1) instrumen tahap prapengembangan, (2) instrumen tahap pelaksanaan, dan (3) instrumen tahap pemantapan. Instrumen yang digunakan untuk tahap prapengembangan berupa angket guru, siswa, dan pedoman wawancara dengan guru. Angket guru berisi pertanyaan tentang respon siswa terhadap pembelajaran bahasa Jawa dan pendapat terkait LKS berilustrasi komik untuk pembelajaran bahasa Jawa. Angket siswa berisi pertanyaan tentang kendala dalam pembelajaran bahasa Jawa, isi dan tampilan LKS yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa, dan LKS berilustrasi komik untuk pembelajaran bahasa Jawa. Pedoman wawancara dengan guru berisi pertanyaan lanjutan dari angket tentang pembelajaran bahasa Jawa dan kurikulum yang digunakan. Instrumen yang digunakan pada tahap pelaksanaan berupa angket uji kelayakan oleh ahli dan praktisi yang berisi penilaian kelayakan LKS dari segi isi, bahasa, dan tampilan. Instrumen yang digunakan pada tahap 3

4 pemantapan berupa angket siswa yang berisi penilaian siswa terkait kelayakan produk dari segi isi, bahasa, dan tampilan. Teknik pengumpulan data dengan cara menyusun kriteria yang dijawab dan ditanggapi melalui angket yang diberikan kepada ahli, praktisi dan siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data analisis kebutuhan dan data ujicoba. Data analisis kebutuhan diperoleh dari hasil angket guru dan siswa, serta wawancara bebas dengan guru pada tahap prapengembangan. Data ujicoba diperoleh dari hasil angket penilaian kelayakan oleh ahli dan guru pada tahap pelaksanaan serta penilaian kelayakan produk oleh siswa pada tahap pemantapan. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Wujud data kuantitatif berupa persentase responden tentang kelayakan produk, yang diperoleh dari skor angket saat ujicoba produk. Data kualitatif berupa pendapat dan catatan yang terdapat pada angket dan hasil wawancara bebas ketika uji kelayakan produk. Di samping itu, juga terdapat data berbentuk dokumen berupa LKS bahasa Jawa dan kurikulum yang disusun oleh MGMP kota Malang. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data menurut Arikunto (2006:235-241) yang meliputi (1) persiapan, (2) tabulasi, dan (3) penerapan data sesuai dengan tujuan penelitian. Persiapan, peneliti mengecek kelengkapan identitas pada angket ujicoba produk, mengecek kelengkapan data atau isi pada angket ujicoba produk, dan mengecek macam isian data pada angket ujicoba. Tabulasi, kegiatan tabulasi meliputi memberikan skor pada angket ujicoba dan memberikan kode-kode terhadap item yang tidak diberi skor pada angket. Penerapan data sesuai dengan tujuan penelitian merupakan kegiatan pengolahan data yang diperoleh menggunakan rumus-rumus, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Pengolahan data atau analisis data kuantitatif yang diperoleh, diolah menggunakan rumus dan hasilnya diubah dalam bentuk persentase. Selanjutnya, diinterpretasikan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Kriteria kelayakan LKS, jika persentase 75-100% termasuk kategori layak sehingga tidak perlu dilakukan revisi, persentase 50-75% termasuk kategori cukup layak sehingga perlu dilakukan revisi, <50% termasuk dalam kategori tidak layak sehingga harus diganti. Penetapan skor 75 untuk batas kelayakan produk didasarkan pada Standar Ketuntasan Minimal (SKM) pembelajaran bahasa Jawa. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut. P = x x 100% xi Keterangan: P = Persentase kelayakan dan tingkat implementasi LKS secara keseluruhan x = Total skor Jumlah skor jawaban responden xi= Total jumlah skor ideal HASIL Deskripsi Produk Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa LKS bahasa Jawa berilustrasi komik untuk siswa SMP kelas VII semester 1 dengan judul Ngudi Kawruh Basa Jawa. LKS ini terbagi menjadi 5 bab yang terdiri atas tiga

5 aspek menulis dan dua aspek membaca. Setiap bab LKS menyajikan satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Kompetensi dasar dalam aspek menulis yang disajikan meliputi (1) menulis cerita, (2) menulis berita, dan (3) menulis menggunakan huruf Jawa dan latin. Kompetensi dasar dalam aspek menulis meliputi mengungkapkan isi wacana sastra dan mengungkapkan isi wacana non sastra. LKS bahasa Jawa berilustrasi komik ini menyajikan cerita yang diilustrasikan dalam bentuk komik pada setiap bab. Cerita dengan ilustrasi komik dalam LKS memuat materi yang sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Adapun kegiatan inti pada setiap bab LKS berisi latihan soal yang sesuai dengan kompetensi dasar. Pada bagian akhir LKS terdapat lembar evaluasi yang digunakan untuk menilai kegiatan yang telah dilakukan siswa pada setiap bab LKS serta terdapat daftar kata sulit beserta artinya untuk membantu siswa memahami isi LKS. Hasil Ujicoba Produk Paparan data hasil penelitian terdiri atas (1) data hasil ujicoba produk dari segi isi, (2) data hasil ujicoba produk dari segi bahasa, dan (3) data hasil ujicoba produk dari segi tampilan. Pertama, data hasil ujicoba produk dari segi isi. Berdasarkan hasil analisis data, LKS dari segi isi telah memenuhi syarat kelayakan untuk diimplementasikan, dengan skor angket keseluruhan mencapai persentase 98 %. Namun, ada satu aspek, yaitu aspek kejelasan urutan komponen LKS yang mencapai persentase 66,7%. Hal itu menunjukkan aspek kejelasan urutan komponen LKS cukup jelas, sehingga harus dilakukan revisi. Adapun aspek yang harus diganti adalah kemudahan memahami materi, petunjuk pengerjaan, dan membaca isi buku, karena mencapai skor 33,3% yang berarti tidak layak. Berdasarkan analisis data uji siswa, dari segi kelayakan materi mencapai persentase 56, 25%. Hal itu menunjukkan LKS cukup layak dari segi materi yang disajikan terutama dalam hal contoh pengerjakan soal yang diberikan dan cukup layak soal latihan yang disajikan bagi siswa, sehingga harus dilakukan perbaikan atau revisi. Analisis data uji praktisi yaitu guru mata pelajaran bahasa Jawa, kelayakan materi LKS mencapai persentase 98%. Hasil tersebut menunjukkan materi LKS sudah layak hanya saja pada aspek keruntutan materi mencapai persentase 66,7%, menunjukkan materi dijabarkan kurang runtut karena tidak adanya penjabaran SK, KD, dan indikator pada halaman awal bab LKS sehingga harus dilakukan revisi. Kedua, data hasil ujicoba produk dari segi bahasa. Berdasarkan analisis data dari uji ahli, aspek ketepatan bahasa Jawa Ngoko yang digunakan mencapai persentase 33,3%. Hal itu menunjukkan LKS kurang layak dalam aspek ketepatan penggunaan bahasa Jawa Ngoko sehingga harus diganti. Adapun aspek ketepatan penulisan teks bahasa Jawa Ngoko mencapai persentase 66,7%, yang menunjukkan LKS cukup layak dari segi aspek tersebut sehingga memerlukan revisi atau perbaikan. Pada aspek ketepatan susunan kalimat diperoleh hasil yang mencapai persentase 33,3%. Hasil itu menunjukkan LKS kurang layak dari segi ketepatan susunan kalimat sehingga harus diganti. Pada aspek ketepatan dan kemudahan memahami bahasa mencapai persentase 53% untuk uji siswa dan

6 66,6% untuk uji praktisi. Hasil menunjukkan bahasa yang digunakan dalam LKS cukup mudah dipahami siswa sehingga harus direvisi. Pada aspek ketepatan penulisan, menunjukkan persentase 66,67% untuk uji praktisi. Hasil tersebut menunjukkan produk dari segi ketepatan penulisan cukup tepat, sehingga harus dilakukan revisi atau perbaikan. Ketiga, data hasil ujicoba produk dari segi bahasa dari segi tampilan. Berdasarkan hasil ujicoba ahli, pada aspek pemilihan warna gambar, kemenarikan tampilan, dan ketepatan tampilan mencapai persentase 98%, yang menunjukkan gambar dari aspek tersebut sudah layak sehingga tidak perlu dilakukan revisi. Namun, pada aspek ketepatan gaya gambar, pemilihan huruf mencapai persentase 66,7%, itu menunjukkan tampilan cukup layak sehingga harus dilakukan revisi atau perbaikan, khususnya pada aspek kemenarikan dan kesesuaian gambar dengan dialog dan budaya serta ketepatan jenis huruf yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis data uji siswa mencapai persentase 65,62% sehingga perlu dilakukan revisi terutama pada kejelasan gambar. Adapun hasil dari uji praktisi mencapai persentase 98%. Kedua hasil tersebut menunjukkan LKS menarik dan layak dari segi tampilan sehingga tidak perlu dilakukan revisi. Revisi Produk Aspek Isi Berdasarkan analisis data, revisi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, memaparkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator serta merevisi kata pengantar. LKS harus memaparkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan dicapai, agar pengguna LKS memahami kompetensi yang akan dicapai. Hal itu didasarkan pada pendapat Prastowo (2011:208) bahwa LKS terdiri atas enam unsur meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar, informasi terkait LKS, penugasan, dan penilaian. Kedua, memberikan presuposisi atau panduan pada siswa untuk masuk ke dalam materi LKS. Berdasarkan pendapat Mbulu dan Suhartono (2004:102) tahap penyusunan bahan ajar salah satunya adalah merinci bagian bahan ajar yang berupa pengantar yang di dalamnya penulis menyampaikan fungsi bahan ajar yang disusun. Ketiga, memberikan kerangka isi dan deskripsi singkat pada tiap awal bab dalam LKS. Menurut pendapat Mbulu dan Suhartono (2004:106) bahwa bagian pendahuluan bahan ajar terdapat kerangka isi dan deskripsi singkat yang diletakkan pada setiap awal bab LKS. Kerangka isi berfungsi untuk menjelaskan kaitan bab dengan bab sebelumnya sedangkan deskripsi isi berfungsi memberikan gambaran umum isi bab LKS. Keempat, menambahkan daftar kata beserta artinya di belakang LKS. Pada LKS belum disertakan arti kata sulit yang terdapat dalam bacaan. Hal ini membuat siswa kesulitan memahami bacaan karena tidak mengerti arti beberapa kosa kata sehingga siswa berpendapat bahasa yang digunakan dalam LKS selit dimengerti. Menurut ahli, ketidakpahaman siswa terhadap materi yang digunakan dalam LKS diakibatkan tidak adanya kamus mini atau daftar kosa kata beserta artinya yang disajikan oleh LKS. Adapun menurut Mbulu dan Suhartono (2004:106) daftar kata kunci atau glosari perlu diidentifikasi dan dicantumkan dalam bahan ajar.

7 Aspek Bahasa Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, adapun dari segi bahasa yang harus dilakukan revisi atau perbaikan adalah sebagai berikut. Pertama, menggunakan pilihan kata bahasa Jawa sesuai dengan penguasaan anak. Pada LKS ini menggunakan pilihan kata dalam bahasa Jawa yang sebagian tidak lazim digunakan masyarakat Jawa Timur untuk berkomunikasi sehari-hari yaitu bahasa Jawa Ngoko Alus. Oleh karena itu, siswa yang lebih sering menggunakan bahasa Jawa Ngoko Lugu merasa kesulitan memahami bacaan. Hal itu terbukti dengan hasil ujicoba lapangan yang menyatakan banyak siswa yang merasa kesulitan memahami bahasa yang digunakan dalam LKS. Bahasa dan pilihan kata merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh penulis dalam penyusunan LKS. Kedua hal tersebut berpengaruh pada respon pembaca terhadap LKS. Menurut pendapat Mbulu dan Suhartono (2004:105), penulis hendaknya memerhatikan penggunaan bahasa dalam buku ajar. Penulis buku ajar harus menggunakan pilihan kata yang sesuai dengan sasaran pengguna buku ajar. Kedua, menghilangkan kosa kata bahasa Indonesia yang dijawakan. Pada LKS terdapat beberapa percakapan atau petunjuk yang masih menggunakan bahasa Indonesia. LKS bahasa Jawa seharusnya menggunakan bahasa Jawa secara keseluruhan. Hal itu akan membantu siswa untuk mengenal lebih kosa kata bahasa Jawa sehingga tidak terjadi percampuran bahasa. Di samping itu, pengajaran bahasa Jawa di sekolah merupakan sarana untuk melestarikan bahasa Jawa sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan terobosan demi pembinaan bahasa Jawa bagi siswa (Tim Penyusun Materi Kongres Bahasa Jawa, 1991:147). Ketiga, menggunakan bahasa Jawa pakem bukan bahasa Jawa dialeg. LKS yang digunakan sebagai pendamping pembelajaran bahasa Jawa seharusnya menggunakan bahasa pakem atau bahasa baku bukan bahasa dialeg. LKS merupakan bahan ajar yang akan dalam pembelajaran bahasa Jawa sehingga harus menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah bahasa Jawa. Fakta di masyarakat bahasa Jawa yang digunakan bukan lagi bahasa pakem melainkan bahasa Ngoko yang dicampur bahasa Jawa Krama Inggil dan bahasa Indonesia (Tim Penyusun Materi Kongres Bahasa Jawa, 1991:149). Salah satu cara untuk melestarikan bahasa Jawa di masyarakat adalah dengan pembelajaran bahasa Jawa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan (Utomo, Sumiyati & Suwandi, 1997:22) Keempat, menggunakan kosa kata bahasa Jawa sesuai dengan kaidah penulisan dalam bahasa Jawa. Kaidah penulisan dalam bahasa Jawa perlu diperhatikan karena LKS merupakan bahan ajar yang akan digunakan untuk siswa belajar bahasa Jawa dengan kaidah penulisan yang benar. Pada dasarnya materi pengajaran bahasa Jawa terdapat enam pokok bahasan, yaitu struktur kata dan kalimat, membaca pemahaman, kosa kata, menulis huruf Jawa dan latin, pragmatik atau unggah-ungguh basa, dan apresiasi sastra (Tim Penyusun Materi Kongres Bahasa Jawa, 1991:148). Kelima, menggunakan kalimat yang komunikatif dan natural. Adapun bahasa yang digunakan dalam LKS, belum menggunakan bahasa yang komunikatif dan natural. Bahasa yang komunikatif dapat mempermudah siswa atau pembaca untuk memahami isi yang disajikan dalam LKS. Menurut Mbulu dan Suhartono (2004:105) seorang penulis hendaknya memosisikan sedang bertatap muka dengan pengguna bahan ajar atau membayangkan sedang

8 mengajar. Hal tersebut bertujuan agar bahasa yang digunakan dalam bahan ajar berada dalam posisi di antara bahasa lisan dan bahasa formal. Keenam, menghilangkan bahasa dalam percakapan yang menunjukkan watak tokoh antagonis. Tokoh antagonis dalam cerita komik sebaiknya dihilangkan supaya cerita tersebut memberikan nilai positif bagi pembaca. Hal ini dikarenakan bahan ajar merupakan sarana bagi penulis dan pengajar untuk menyampaikan harapan-harapan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar (Mbulu & Suhartono, 2004:101). Aspek Tampilan Berdasarkan analisis data yang berkenaan dengan tampilan LKS, revisi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, menghilangkan aksesoris sampul LKS yang tidak jelas. Sampul pada LKS masih menggunakan aksesoris yang tidak berfungsi atau tidak memiliki makna dan tujuan tertentu. Aksesoris pada sampul yang tidak berfungsi sebaiknya dihilangkan karena dalam penyusunan bahan ajar, penulis perlu memperhatikan tujuan dan fungsi bahan ajar. Tujuan dan fungsi itu dapat disampaikan melalui bagian bahan ajar salah satunya sampul atau cover (Mbulu & Suhartono, 2004:101-102). Kedua, memberikan warna pada wajah tokoh dan background. Adapun tokoh yang ditampilkan pada komik, dari segi pewarnaan belum sempurna. Terdapat wajah tokoh komik yang masih belum disesuaikan dengan warna sebenarnya, sehingga terlihat kurang menarik. Adanya penintaan atau pewarnaan pada gambar bertujuan untuk memperjelas ilustrasi sedangkan background untuk ilustrasi latar cerita yang ditampilkan (Maharsi, 2001: 115-131). PEMBAHASAN Wujud produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah LKS bahasa Jawa dengan ilustrasi komik yang digunakan oleh siswa dan guru sebagai buku pelengkap atau pendamping bahan ajar utama untuk pembelajaran bahasa Jawa dalam aspek membaca dan menulis. LKS didesain dengan tampilan komik yang memuat cerita yang berhubungan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa. LKS ini telah diujicoba dan direvisi serta telah memenuhi kriteria kelayakan produk menurut Arikunto (2006:235-241). Kelayakan LKS ini juga telah memenuhi kriteria kelayakan menurut Prastowo (2011:205) yaitu LKS menampilkan tugas-tugas untuk berlatih, dan mempermudah pelaksanaan pembelajaran sehingga layak untuk diimplementasikan. Adapun komponenkomponen yang dapat dilihat dari LKS ini, yakni isi, bahasa, dan tampilan. Isi/Materi Produk LKS memuat materi yang sebagian disajikan dalam bentuk komik, contoh, latihan, evaluasi, dan kamus (daftar kata sulit). Materi tersebut disajikan secara lengkap, akurat, dan menarik. Materi dalam LKS disajikan dengan ilustrasi komik untuk memudahkan siswa menguasai kompetensi. Keterampilan yang dipilih adalah keterampilan membaca dan menulis dengan standar kompetensi dan kmpetensi dasar pembelajaran bahasa Jawa yang harus dikuasai siswa SMP kelas VII semester 1. Materi dalam LKS ini berdasarkan kurikulum muatan lokal bahasa Jawa yang disusun MGMP kota Malang. Materi yang disajikan adalah materi menyampaikan kembali cerita yang dibaca, menulis cerita, menyampaikan

9 kembali berita yang teah dibaca, menulis berita berdasarkan fakta di sekitar, dan menulis menggunakan huruf Jawa, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. LKS ini memuat materi yang disajikan dengan ilustrasi komik, contoh soal, latihan, evaluasi, dan kamus (daftar kata sulit). Materi tersebut disajikan secara lengkap, akurat, dan menarik. Materi yang disajikan dengan ilustrasi komik bertujuan untuk memudahkan siswa menguasai kompetensi serta agar siswa mudah menyerap materi dan menimbulkan ketertarikan siswa untuk mempelajari materi yang disajikan. Adapun urutan penyajian materi disusun berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Pada awal LKS sebelum memasuki bab, dijelaskan secara singkat isi buku dan tokoh yang terdapat dalam komik, kemudian dijabarkan materi yang dibagi menjadi lima bab berdasarkan kompetensi dasar. Bab pertama LKS berisi komik berbahasa Jawa yang memuat cerita tentang langkah-langkah menyampaikan cerita yang telah dibaca dan latihan soal sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Siswa diajak untuk dapat mengungkapkan kembali cerita yang dibaca. Cerita tersebut dalam bentuk komik maupun teks cerpen. Siswa diajak untuk mengetahui langkah-langkah menceritakan kembali cerita yang telah dibaca melalui cerita yang disajikan dalam bentuk komik. Kemudian, mengerjakan latihan yang berhubungan dengan langkah-langkah tersebut, sehingga akhir dari bab ini adalah latihan siswa mengungkapkan kembali cerita yang dibaca sebelumnya dalam bentuk tulisan ataupun lisan. Bab kedua LKS berisi cerita yang dalam bentuk komik berbahasa Jawa yang memuat cerita tentang langkah-langkah menulis cerita, dilanjutkan latihan soal serta kegiatan sesuai kompetensi. Siswa ditutut mampu menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadi yang menarik, dengan langkah-langkah yang termuat dalam cerita komik. Bab ketiga dalam LKS menyajikan langkah-langkah menyampaikan berita yang telah dibaca yang termuat dalam cerita komik dan disajikan pula teks berita. Pada bab ini Siswa dituntut mampu mengungkapkan kembali berita yang telah dibaca. Bab keempat dan kelima LKS menyajikan komik yang memuat cerita sesuai kompetensi dasar. Bab keempat LKS, memuat komik yang menceritakan cara menulis berita berdasarkan kejadian di sekitar dan latihan soal sesuai kompetensi. Siswa dituntut mampu menulis berita berdasarkan kejadian yang terdapat di sekitar lingkungannya. Bab kelima LKS, menyajikan komik yang berisi materi tentang jenis-jenis huruf Jawa, latihan menulis huruf Jawa, dan mengubah teks huruf Jawa ke dalam huruf latin. Pada bab ini siswa diajak mengenali macammacam huruf Jawa dan mengubah teks menggunakan huruf Jawa dan latin. Bahasa Produk LKS ini menggunakan bahasa Jawa Ngoko pakem bukan dialeg, yang komunikatif dan natural sehingga dapat memudahkan siswa memahami arti dari bacaan atau cerita yang disajikan. Kata sapaan yang digunakan tergolong sopan dan dialog yang dalam komik tidak mengandung nilai negatif bagi siswa. Bahasa yang digunakan dalam komik disusun untuk memberikan nilai positif dan menghilangkan bahasa yang terkesan tokoh berwatak antagonis. Dialog dan bahasa petunjuk dalam LKS ini disusun sesuai dengan perkembangan siswa kelas VII dan penguasaan bahasanya. LKS juga dilengkapi kamus mini atau daftar kata sulit untuk mempermudah siswa memahami isi LKS yang menggunakan bahasa Jawa Ngoko pakem. Disajikan pula kata-kata motivasi yang disampaikan oleh

10 tokoh komik, untuk merangsang semangat siswa membaca dan mempelajari kompetensi dalam LKS. Pada latihan dalam LKS menggunakan bahasa yang komunikatif dan natural yang sebagian disampaikan oleh tokoh komik. Hal ini bertujuan agar siswa bersemangat dan timbul rasa percaya diri mampu menguasai kompetensi dalam pembelajaran bahasa Jawa. Tampilan Produk LKS ini menggunakan ukuran kertas A4 (21 cm X 29,7 cm). Penggunaan ukuran ini disesuaikan dengan LKS pada umumnya dan pertimbangan tata letak komik dan latihan-latihan. Ukuran tersebut berpengaruh pada ukuran tulisan dan gambar pada komik. Jenis dan ukuran huruf yang digunakan ada 3 macam bergantung pada keserasian dan keharmonisan tampilan. Judul LKS yang terdapat judul pada sampul menggunakan Dirtydarren dengan ukuran 50 pt dan Hobo Std dengan ukuran 36pt. Pada judul bab LKS menggunakan huruf Casper Comic berukuran 24-72pt. Judul cerita dan dialog pada komik menggunakan jenis huruf Arial berukuran 14pt dan Comic Sans MS berukuran 10pt sedangkan pada materi menggunakan Arial berukuran 12pt. Penggunaan huruf tersebut bertujuan untuk menciptakan keserasian tulisan dengan gambar, ilustrasi, dan layout untuk memperjelas dan mempermudah pesan yang disampaikan. Hal tersebut didasarkan pada pendapat Sadiman (2009:28), penggunaan media grafis sebagai media pembelajaran merupakan penyaluran pesan melalui indera penglihatan sehingga pesan yang disampaikan dituang ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol ini harus dipahami artinya agar pesan yang disampaikan berhasil dan efisien. Adapun pada bagian depan LKS terdapat sampul yang menggunakan ilustrasi tokoh komik dan wayang. Ilustrasi tersebut mewakili isi LKS yang menyajikan komik untuk pembelajaran bahasa Jawa. Pada bagian dalam atau isi LKS menyajikan gambar tokoh dan latar tempat yang dikemas dalam bentuk komik. berfungsi untuk menyampaikan inti materi yang akan dipelajari. Begitu pula dengan latihan dan uji keterampilan disajikan dengan ilustrasi dan warna yang menarik. Penyajian tersebut didasarkan pada pendapat Maharsi (2011:7) komik yang merupakan kolaborasi teks dan gambar akan membuat isi cerita mudah diserap dan alur cerita serta pesan yang sampaikan mudah diikuti dan diingat. Hal itu juga bertujuan agar siswa tertarik membaca dan termudahkan dalam pembelajaran bahasa Jawa dengan memanfaatkan LKS ini. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil yang diperoleh berdasarkan ujicoba LKS bahasa Jawa ini adalah kelayakan LKS dari segi isi, bahasa, dan tampilan. Kelayakan LKS dari segi isi memperoleh hasil, LKS cukup layak dari segi materi yang disajikan. Kelayakan LKS dari segi ketepatan penggunaan bahasa Jawa lapangan memperoleh hasil, LKS cukup layak dan cukup tepat dalam penggunaan bahasa Jawa yang meliputi kaidah penulisan dan tata kalimat. Kelayakan LKS dari segi tampilan memperoleh hasil, tampilan LKS menarik dan layak untuk pembelajaran bahasa Jawa. Berdasarkan hasil tersebut LKS bahasa Jawa dengan ilustrasi komik ini layak untuk diimplementasikan.

11 Saran Berdasarkan kajian di atas, maka terdapat saran-saran yang ditujukan kepada beberapa pihak, sebagai berikut. Pertama, guru dapat menjadikan LKS ini sebagai salah satu cara mengembangkan model pembelajaran dengan memanfaatkan komik sebagai media. Namun, LKS ini bukan menjadi satusatunya bahan untuk pembelajaran, pemanfaatan LKS ini juga harus didukung dengan strategi dan metode pembelajaran yang akan melengkapi proses pembelajaran bahasa Jawa. Kedua, bagi peneliti lain dan penulis LKS, langkahlangkah dalam penelitian ini dapat diterapkan untuk mengembangkan produk berupa LKS bahasa Jawa dengan fokus aspek yang lain serta LKS yang digunakan untuk pembelajaran selain bahasa Jawa. Hasil penelitian ini juga dapat dimuat pada jurnal hasil penelitian sehingga dapat mudah diakses oleh guru dan masyarakat untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa Jawa. Ketiga, LKS ini dapat juga dimanfaatkan oleh guru-guru bahasa Jawa yang tergabung dalam Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Pemanfaatan produk ini dilakukan dengan menyebarluaskan bahan ajar melalui forum MGMP. LKS ini merupakan hasil penelitian pengembangan LKS oleh peneliti yang bertujuan memudahkan siswa dan guru dalam pembelajaran bahasa Jawa. Oleh karena itu, sebaiknya produk berupa LKS ini digunakan untuk siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa agar diketahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa saat memakai produk untuk pembelajaran bahasa Jawa. Produk ini dapat pula dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya mengilustrasikan materi ke dalam komik tetapi mengubah LKS sehingga berbentuk komik. Mengembangkan setiap kompetensi dasar yang disajikan oleh produk ini mulai dari materi yang disajikan sampai evaluasi dan dikembangkan dalam bentuk komik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Kristian, N. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Dongeng Berbentuk Komik untuk Siswa Kelas III SD. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Maharsi, I. 2011. Komik. Yogyakarta: Kata Buku. Mbulu, J. & Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Universitas Negeri Malang. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Sadiman. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet Bandung. Tim Penyusun Materi Kongres Bahasa Jawa. 1991. Kongres Bahasa Jawa. Semarang: Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat Jawa Tengah. Utomo, E., Sumiyati & Suwandi. 1997. Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.