1.1. Sejarah Klub 1.2. Pengelolaan Klub

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III SOLUSI BISNIS

LAMPIRAN A REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN FOCUS GROUP DISCUSSION

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang

BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di. seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Financial Accounting Standart Boards (FSAB), aktiva adalah

Sumber: (diakses tanggal 3 April 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggemar dan peminat di berbagai belahan bumi. Bahkan sepak bola. bukan hanya sekedar olahraga, akan tetapi juga mampu membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat

ANALISIS EVENT OLAHRAGA TURNAMEN EDI SISWADI CUP 2013

BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang

Bab I. Pendahuluan. untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan

Desember 2012 jam wib.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanpa memandang kasta, usia, bahkan jenis kelamin sekalipun. Kemajuan

Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN. Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seorang volunteer di organisasi non-profit. Komitmen adalah penanda sikap seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila-gila. Tidak memandang tua, muda maupun anak-anak, kecintaan mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan menggunakan pemancar maka teleivisi dapat menerima input gambar bergerak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Olahraga sepak bola di Indonesia sangat popular dikalangan masyarakat, karena

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak era informasi seperti yang berkembang pada masyarakat pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV)

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

OLAHRAGA DAN MEDIA MASSA

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang bersifat audio-visual, audio berarti

PROPOSAL SPONSORSHIP SEMEN PADANG FC

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum:

BAB I PENDAHULUAN. Belanda dengan adanya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena

Bab VI. Kesimpulan dan Rekomendasi. Sepakbola profesional di Indonesia saat ini menjadi perhatian. Klub-klub

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi penyebar luasan hasil produksi penyiaran. Agustus 1988 ini memulai memasarkan produk jasanya pada awal tahun 1994

TRANSFORMASI PENGELOLAAN KLUB SEPAKBOLA DI INDONESIA Oleh: Sulistiyono Universitas Negeri Yogyakarta

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah olahraga yang paling terpopuler di dunia dan permainan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULUAN. atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Judul Stadion Sepak bola Berbasis Publik Area Stadion Sepakbola Berbasis Publik Area

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai

UNITED. Catatan Seorang Fans Manchester United ANDI ISTIABUDI

BAB V KESIMPULAN. Olahraga bulutangkis..., Hary Setyawan, FIB UI, Universitas Indonesia. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mulai dari anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN. Dalam perancangan ini strategi komunikasi akan lebih mengutamakan

APA ITU PERUBAHAN DARI HATI?

Transformasi Pengelolaan Klub Sepakbola Di Indonesia

BAB I. Pendahuluan. didapatkan baik melalui siaran televisi, internet maupun radio dimana melalui

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI REMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

BAB I PENDAHULUAN. yang menggemari olahraga tersebut baik sebagai cara untuk menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Belum ada bisnis olahraga yang dapat menyamai Sepakbola. Olahraga ini tidak hanya digemari oleh milyaran penduduk Bumi, namun juga memiliki putaran uang yang jumlahnya sangat fantastis. Permainan ini sudah tidak lagi sekedar uji kemampuan dan strategi antara dua kesebelasan melainkan juga sebuah kompetisi bisnis yang turut menjadi denyut nadi perekonomian sebuah negara. Keduanya seolah telah melebur menjadi satu dan melahirkan apa yang kita namai sebagai sepakbola modern. Seperti yang disampaikan Nofie Iman bahwa Sepakbola sejatinya memang pertandingan dua babak babak pertama adalah permainan di lapangan untuk menggapai kemenangan, sedang babak kedua adalah kemampuan untuk bertahan di iklim bisnis yang kompetitif. (nofieiman.com, 2007) Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung atau Persib adalah salah satu klub sepakbola elit di Indonesia saat ini. Setidaknya catatan bahwa Persib menjuarai Liga Indonesia pertama pada musim kompetisi 1994-1995 dan selalu berlaga di kompetisi tertinggi di negeri ini cukup membuktikan hal tersebut. Klub yang didanai oleh APBD Kota Bandung ini akhirnya sampai kepada kondisi tidak berprestasi dan tidak menguntungkan, baik secara finansial maupun ekonomis. Sebuah fenomena yang melanda sebagian besar klub yang berkompetisi di Liga Indonesia. Masalah tersebut disadari oleh manajemen Persib dan perubahan mulai dilakukan. Badan hukum mulai dibuat dalam upaya untuk merangsang investor untuk merapat ke Persib. Namun sebuah permasalahan besar belum juga terselesaikan, yaitu: bagaimana memberdayakan ratusan ribu pendukung Persib atau bobotoh menjadi suporter yang lebih aktif secara finansial? Strategi yang bersifat menyeluruh, mulai dari perencanaan bisnis yang matang sampai pemasaran, akan memberikan hasil yang optimal bagi Persib. Branding merupakan bagian tak terelakkan yang akan memperbaiki citra Persib sekaligus mengangkat Persib menjadi sebuah bisnis yang berdaya jual lebih tinggi. 1

1.1. Sejarah Klub Persib lahir pada 14 Maret 1933 sebagai hasil fusi dua perkumpulan sepakbola di Bandung: Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (VMB). Sebelumnya, sekitar tahun 1923, di Bandung telah ada perkumpulan sepakbola bernama Bandung Inlandsche Voetball Bond (BIVB) yang bersama beberapa klub lain ikut membidani lahirnya PSSI di Solo. BIVB mengikuti kompetisi tahunan antar kota (perserikatan), menjadi finalis pada tahun 1933 dan 1934. Setelah itu, BIVB menghilang digantikan oleh kehadiran Persib. Sepanjang sejarah kompetisi liga di Indonesia, Persib lima kali menjadi juara dan delapan kali menjadi runner-up kompetisi Perserikatan. Setelah kompetisi Galatama dan Perserikatan dilebur, Persib pun mencatatkan diri sebagai juara pada Liga Indonesia pertama pada tahun kompetisi 1994-1995. Persib juga tercatat sebagai klub yang sangat aktif dalam menyumbangkan pemain ke tim nasional Indonesia, baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Adjat Sudrajat, Yusuf Bachtiar, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Eka Ramdani merupakan sebagian pemain tim nasional hasil binaan Persib. Karena dibiayai oleh APBD, sudah sejak lama manajemen Persib diisi oleh orang-orang pemerintahan Kota Bandung. Kita dapat menemukan bahwa nyaris sebagian besar ketua umum Persib adalah walikota Bandung di masanya masing-masing. Dada Rosada sebagai ketua umum Persib saat ini adalah Walikota Bandung. Demikian pula Edi Siswadi,ketua harian Persib dan Yossi Irianto, manajer Persib, adalah pejabat teras Kota Bandung. Secara hukum, Persib dimiliki juga oleh klub-klub anggotanya. Klub-klub anggota ini melakukan kompetisi internal dan seringkali menyumbang pemain ke dalam tim Persib, junior maupun senior. Namun demikian, klub-klub anggota ini tidak dapat membantu pembiayaan Persib yang mencapai Rp. 23 Miliar per tahun. 1.2. Pengelolaan Klub Persib adalah klub yang belum profesional secara utuh. Kata profesional sendiri dikaitkan dalam visi dan misi sebuah klub olahraga. Sebuah klub yang profesional akan memiliki orientasi bisnis yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial (profit) dan pertumbuhan neraca keuangan (growth). 2

Pengelolaan Persib juga masih jauh dari sebuah klub sepakbola profesional. Ketua Umum, Ketua Harian dan Manajer Tim sebagai posisi puncak dalam klub dipegang oleh para pejabat teras Kota Bandung. Hal ini mudah dipahami sebagai upaya untuk mempermudah aliran bantuan dana APBD Kota Bandung ke tubuh Persib. Di sisi lain, jabatan rangkap membuat manajemen tidak mampu mencurahkan perhatiannya secara menyeluruh kepada Persib. Gambar 1.1. Struktur Organisasi Persib 2008-2009 1.3. Bisnis Sepakbola Indonesia Sepakbola mulai digeluti sebagai sebuah bisnis ketika Galatama dibentuk pada tahun 1979 sebagai kompetisi yang melengkapi Perserikatan yang lahir lebih awal. Hingga saat ini, proses bisnis terebut tidak berjalan semulus kompetisi sepakbola di negara lain yang beberapa diantaranya memulai kompetisi sepakbola profesional jauh setelah Indonesia memperkenalkan Galatama. Lingkungan bisnis (business environment) belum tercipta dengan baik karena proses reformasi yang diusung pelaku sepakbola Indonesia berjalan terlalu lambat. 1.3.1. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia. PSSI lahir pada 19 April 1930 di Yogyakarta atas prakarsa Ir. Soeratin Soesrosoegondo. Sebagai organisasi yang dilahirkan pada jaman penjajahan Belanda, kelahiran PSSI sangat terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Kelahiran PSSI yang dibidani para politikus bangsa jelas sekali, secara langsung maupun tidak langsung, merupakan upaya menentang penjajahan dengan strategi menyemai benihbenih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia. 3

Pasca Soeratin, ajang sepakbola nasional ini terus berkembang dalam kondisi pasang surut. PSSI juga secara perlahan memperbaiki cara pandang yang keliru tentang upaya mendongkrak prestasi tim nasional. Organisasi dan kompetisi nasional yang telah tertinggal dibenahi secara perlahan. Dalam perkembangannya saat ini, PSSI telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri terdiri atas: Divisi Utama Klub-klub sepakbola dengan pemain berstatus non amatir Divisi Satu Klub-klub sepakbola dengan pemain berstatus non amatir Divisi Dua Klub-klub sepakbola dengan pemain berstatus non amatir Divisi Tiga Klub-klub sepakbola dengan pemain berstatus amatir Kejuaraan antar klub dengan kelompok umur dibawah usia 15 tahun (U-15), U- 17, U-19 dan U-23 Sepakbola wanita Futsal Sumber: http://pssi-football.com/id/structure.php Gambar 1.2. Struktur Organisasi PSSI 2007-2011 4

1.3.2. Liga Indonesia Liga Indonesia adalah kompetisi sepakbola utama antar klub di Indonesia yang dikelola oleh Badan Liga Indonesia (BLI), sebuah badan di bawah naungan PSSI. Sumber: http://pssi-football.com/id/structure.php Gambar 1.3. Struktur Badan Liga Sepakbola Indonesia 2007-2011 Hingga tahun 1979, kompetisi sepakbola nasional di Indonesia diselenggarakan secara amatir dan lebih dikenal dengan istilah Perserikatan. Pada tahun 1979/1980 diperkenalkanlah kompetisi Galatama (Liga Sepakbola Utama). Galatama merupakan kompetisi sepakbola semi-profesional yang terdiri dari sebuah divisi tunggal (kecuali pada musim kompetisi 1983 dan 1990 terdiri atas 2 divisi). Meskipun keduanya berada dalam naungan PSSI, kedua kompetisi tersebut berjalan sendiri-sendiri. Pada tahun 1994, PSSI menggabungkan keduanya dan membentuk Liga Indonesia. Memadukan fanatisme yang ada di Perserikatan dan profesionalisme yang dimiliki Galatama, Liga Indonesia dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sepakbola Indonesia. 1.3.3. Kegiatan Perekonomian dalam bisnis sepakbola Indonesia Indikator lain yang menunjukkan bahwa industri sepakbola di Indonesia berkembang dengan cukup baik adalah meningkatnya nilai kontrak para pemain sepakbola di Indonesia, baik pemain lokal maupun pemain asing. Hal ini juga didukung dengan semakin banyaknya agen pemain, lokal maupun asing, yang berkecimpung dalam industri ini. 5

1.4. Pola Kegiatan Organisasi Persib Secara umum, saat ini kegiatan Persib dipisahkan menjadi dua kegiatan besar, yaitu: Kegiatan pembinaan amatir yang diantara programnya adalah pelaksanaan kompetisi internal antar klub anggota Persib; dan kegiatan tim Persib yang program utamanya adalah membina tim dalam mengikuti Liga Indonesia. 1.5. Isu Bisnis Persib adalah klub sepakbola yang memiliki basis pendukung cukup banyak dan setia. Kursi penonton di Stadion Siliwangi yang ditaksir dapat menampung 20.000 penonton selalu dipadati pendukung Persib, bahkan dalam kondisi pertandingan dimainkan pada saat cuaca buruk. Tumpahan pendukung yang tidak kebagian tempat duduk akan meluber di pinggir lapangan. Bahkan, ketika pertandingan dipindahkan ke stadion Jalak Harupat di Kabupaten Bandung yang memiliki daya tampung lebih besar, masih banyak penonton yang tidak kebagian tempat duduk. Jumlah pendukung yang berdomisili di Bandung dan sekitarnya ini ditaksir mencapai jutaan orang. Kesetiaan para pendukung Persib inipun dapat dilihat dari besarnya antusiasme untuk menonton pertandingan Persib, di stadion maupun melalui televisi, meskipun prestasi Persib selama satu dekade terakhir tidak kunjung membanggakan. Acara-acara mengenai Persib di televisi lokal dan radio Bandung semakin marak dan menjadi acara yang paling digemari. Ribuan pendukung juga siap untuk berangkat menyaksikan pertandingan tandang Persib di kota lain termasuk di luar pulau Jawa. Jutaan kaos Persib atau kaos bertemakan Persib diperkirakan laku terjual setiap tahunnya. Para pendukung ini bahkan melembagakan dirinya menjadi sebuah institusi yang memiliki struktur sangat rapih dan, bahkan, telah dapat menghidupi organisasi melalui kegiatan bisnis internal. Sesungguhnya tidak ada yang tahu pasti tentang jumlah pendukung Persib terlebih bahwa pendukung-pendukung tersebut tersebar secara demografis di seluruh pelosok tanah air, bahkan hingga warga Jawa Barat yang bermukin di luar negeri. Rasanya tidak berlebihan jika setidaknya dapat ditaksir bahwa jumlah pendukung Persib tidak kurang dari dua juta orang. Pendukung ini terdiri dari berbagai kalangan yang melintasi umur, jenis kelamin, wilayah domisili, status sosial, tingkat pendidikan bahkan suku bangsa. 6

Meskipun memiliki basis pendukung yang melimpah, Persib tidak mendapatkan keuntungan finansial dari para pendukung ini. Pengelolaan pendukung Persib diserahkan kepada oraganisasi-organisasi pendukung di luar Persib seperti Viking dan Bomber. Hal ini sangat ironis mengingat bahwa selain tidak mendapatkan keuntungan finansial, Persib juga seringkali dirugikan secara finansial oleh perilaku sebagian pendukungnya. Denda akibat pendukung yang tidak dapat dikontrol di dalam stadion dan biaya perbaikan stadion akibat aksi perusakan sebagian pendukung adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Selain itu, beberapa kali Persib mendapatkan hukuman bertanding tanpa penonton yang justru adalah akibat dari aksi pendukungnya sendiri. Persib juga tidak menikmati keuntungan atas penjualan hak siar pertandingannya kepada stasiun televisi. Seandainya kita juga menghitung kerugian ekonomi akibat ulah sebagian pendukung di jalanan kota Bandung maka, dari sudut pandang ini, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa keberadaan pendukung ini tidaklah menguntungkan Persib. Persib memiliki potensi bisnis yang tinggi. Besarnya jumlah pendukung adalah sebuah potensi pasar yang sangat menjanjikan. Kita dapat melihat bagaimana klub-klub sepakbola di Eropa, Amerika Selatan dan Asia Timur secara cerdas berhasil mengelola hal ini dan mendatangkan jutaan dollar setiap tahunnya. Mereka berhasil memobilisasi pendukungnya untuk datang ke stadion juga lebih aktif memberikan dukungan secara finansial. Pendukung adalah sesuatu yang penting bagi sebuah klub sepakbola dan menjadi semakin vital karena keterkaitannya dengan aspek lain dalam tubuh klub tersebut. Jika Persib ingin mendapatkan keuntungan dari keberadaan jutaan pendukungnya maka Persib harus mampu menarik bobotoh-nya untuk memberikan dukungan lebih aktif secara finansial. Persib harus segera menemukan formulasi bagi pengelolaan bobotoh-nya. 7

Gambar 1.4. Segmentasi Pendukung Persib Berdasarkan observasi dan data yang diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) Pendukung Persib sendiri secara demografis - psikografis terdiri atas beberapa segmen: Kelompok pendukung yang berdaya beli rendah dan tingkat apresiasi yang rendah. Jumlahnya cukup banyak namun kelompok ini tidak relevan untuk dijadikan konsumen tujuan. Namun demikian kelompok pendukung ini harus dibina dengan baik karena seiring dengan waktu kemungkinan untuk melakukan apresiasi dukungan secara lebih aktif tetap terbuka dengan lebar. Kelompok pendukung Loyalis adalah kelompok pendukung yang saat ini melakukan dukungan secara aktif. Mereka adalah penonton di stadion dan pengguna atribut-atribut Persib. Mereka secara umum mengorganisir diri dan membentuk kelompok-kelompok pendukung yang terstruktur. Anggota kelompok yang memiliki daya beli menengah pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Bagi kelompok ini, Persib adalah sebuah simbol kemerdekaan, cita-cita dan identitas mereka. Kelompok Loyalis yang berdaya beli tinggi juga ada. Mereka pada umumnya telah berusia di atas 30 tahun dan telah mejadi pendukung Persib sejak kecil. Jumlahnya tidaklah banyak dan jarang dari mereka yang terorganisir secara struktural. Selanjutnya kelompok ini disebut kelompok Loyalis Premium. 8

Kelompok Potensial adalah kelompok pendukung Persib yang tidak melakukan apresiasi dukungan secara aktif. Bagi kelompok ini, citra Persib tidaklah sesuai dengan identitas mereka. Mereka menyukai Persib, tidak terlalu cinta namun mereka menjaga perasaan itu. Mereka mengikuti perkembangan Persib dari media massa namun pada umumnya mereka keberatan diidentikkan dengan Persib, bobotoh maupun Viking. Secara umum mereka memiliki klub lain yang mereka dukung secara cukup fanatik yaitu klub-klub raksasa dari belahan Eropa seperti Manchester United, AC Milan, Barcelona, Liverpool dan Juventus. Mengelola bobotoh berarti mengelola brand atau pencitraan diri. Segmentasi seperti ini akan bertahan untuk selamanya namun dengan pengelolaan brand yang baik Persib sesungguhnya dapat memperbesar jumlah pendukung yang memberikan dukungan secara aktif dan memberdayakan mereka menjadi sebuah sumber daya yang menghasilkan. 9