BAB III SOLUSI BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SOLUSI BISNIS"

Transkripsi

1 BAB III SOLUSI BISNIS 3.1. Alternatif Solusi Bisnis Strategi branding baru Persib harus dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dijelaskan dalam diagram Ishikawa, yang meliputi: Pengelolaan klub yang profesional. Tim yang kompetitif. Stadion yang representatif bagi pertandingan berskala nasional maupun internasional. Pendukung yang kompak, tertib dan kreatif Pengelolaan klub secara profesional Klub sepakbola profesional dimulai dengan manajemen yang profesional. Pengelolaan amatir tidak akan pernah membuat klub memiliki kemampuan bersaing yang tinggi; baik secara bisnis maupun permainan. Dalam hal pengelolaan Persib, setidaknya ada empat hal yang perlu segera dibenahi meliputi manajemen, Brand Identity, pengelolaan merchandise resmi Persib dan pengelolaan Brand-Customer Relationship. Profesional Management Manajemen yang profesional bagi Persib adalah kebutuhan yang sangat mendesak dan sangat disadari sejak lama oleh semua pihak. Namun demikian hal ini terus menjadi wacana karena kriteria profesional tersebut tidak bisa disepakati oleh semua stakeholder Persib. Manajemen lama tidak akan bersedia untuk dinilai telah berlaku tidak profesional karena target yang dibebankan oleh Walikota sebagai Ketua Umum memang hanya sekedar mengelola tim untuk dapat berkompetisi tanpa visi jangka panjang yang terperinci dan terukur. Oleh karenanya, tahapan pertama adalah menentukan visi Brand Persib. Dalam hal bahwa badan hukum berubah menjadi perusahaan, maka pemilik harus memberikan juga arahan mengenai target manajemen, baik secara finansial maupun prestasi di kompetisi. Setelah hal tersebut dilaksanakan barulah manajemen bisa dibentuk secara lebih baik. 29

2 Dalam konteks Persib, manajemen yang profesional adalah manajemen yang memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut: Kepemimpinan yang kuat. Kepemimpinan di sini meliputi semua level kepemimpinan dalam tubuh klub dari ketua umum atau direktur utama sampai kepada pelatih. Memiliki badan hukum yang jelas. Memiliki tujuan dan target yang jelas serta terukur. Bekerja secara terorganisir dengan struktur yang jelas. Kompeten. Praktisi sepakbola adalah hal yang mutlak dalam tubuh Persib namun demikian Persib juga membutuhkan sentuhan praktisi bisnis profesional yang berpengalaman. Fokus. Posisi ganda pada jabatan publik adalah salah satu kelemahan sekaligus faktor yang seringkali disorot sebagai sesuatu yang tidak profesional. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada profesional-profesional muda untuk membangun Persib dan tidak menempatkan pejabat publik sebagai pengurus harian Persib. Idealisme generasi muda ini akan menjadi salah satu faktor kunci untuk membangun Brand Persib nantinya. Pada tahapan selanjutnya, Persib harus memisahkan unit bisnisnya dengan organisasi managerial dan kepelatihan yang telah ada saat ini. Hal ini akan memberikan unit bisnis, simbol identitas baru Persib, kesempatan untuk berkembang tanpa pengaruh budayabudaya negatif dari kepengurusan lama yang bersifat amatir. Pemisahan ini juga akan memperjelas struktur kerja dan manajerial setiap fungsi dan unit dalam tubuh organisasi baru Persib. Brand Identity Brand identity adalah seperangkat asosisasi brand bersifat unik yang ingin diciptakan atau dikelola oleh spesialis strategi brand. Asosiasi-asosiasi tersebut merepresentasikan pendirian sebuah brand dan mengimplikasikan sebuah janji dari anggota organisasi kepada konsumen. Brand identity akan membantu menetapkan suatu hubungan antara brand dan konsumen melalui pembentukan value proposition yang melibatkan functional, emotional, atau self-expressive benefits (Aaker, 1996: 68). 30

3 Berdasarkan analisis atas hasil FGD, dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan perubahan mendasar terhadap identitas Persib. Core Identity yang disepakati oleh Kelompok Potensial maupun kelompok Loyalis bagi identitas baru Persib adalah bahwa Persib adalah klub sepakbola profesional kebanggaan Jawa Barat. Hal ini sekaligus merupakan klaim bahwa Persib memiliki ambisi untuk melakukan sesuatu yang membanggakan berupa prestasi di tingkat nasional. Gambar 3.1. Core Identity Persib Extended Identity dapat diterjemahkan ke dalam perangkat organisasi yang dibutuhkan oleh Persib dalam rangka membangun identitas baru Persib diantaranya adalah Nama, Logo dan Slogan atau moto perusahaan. Nama bagi klub Persib profesional yang diusulkan oleh peserta FGD adalah: PERSIB BANDUNG dan PERSIB MAUNG BANDUNG. Untuk nama kedua, peserta FGD juga menyetujuinya menjadi slogan Persib dengan alasan kata Maung telah mewakili berbagai nilai dan kepribadian dalam tubuh Persib. 31

4 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, logo Persib perlu diubah untuk memberikan citra yang lebih kepada Persib. Kekhawatiran banyak pihak bahwa perubahan logo akan membuat banyak pihak berpaling dari Persib adalah sesuatu yang berlebihan. Dengan pendekatan komunikasi yang baik, Persib dapat menerangkan bahwa perubahan logo adalah sebuah kebutuhan yang mutlak dilakukan demi mencapai tujuan jangka panjang klub. Proses serupa sukses dilakukan oleh Juventus FC Italia yang pada tahun 2006 memodifikasi logonya dalam rangka mencitrakan identitas barunya setelah terpuruk oleh skandal konspirasi wasit yang melibatkan beberapa klub raksasa Italia. Dari sini juga Persib dapat belajar bahwa perubahan yang dilakukan tidak perlu terlalu ekstrim dan logo baru perlu untuk menampilkan kesan modern. Gambar 3.2. Perbandingan Logo Juventus Secara umum, Kevin Lane Keller (Keller, 2008: 141) mengemukakan enam kriteria dalam menentukan brand elements, termasuk diantaranya adalah logo. Keenam kriteria tersebut adalah: 1. Mudah diingat (Memorable) Mudah diingat Memancing perhatian 2. Bermakna (Meaningful) Brand element harus berisi informasi umum dari kategori produk Brand element sebaiknya berisi suatu atribut khusus dan kelebihan dari Brand tersebut. 32

5 3. Aritistik (Likable) Menarik Kaya akan visual dan verbal 4. Bisa ditransfer (Transferable) Brand element harus dapat ditransfer dalam product line sedemikian rupa sehingga makna dan aspek artistik tetap dapat melekat dengan baik. Selain itu hal ini juga bermakna bahwa brand elements harus dapat bersifat universal sehingga dapat melintasi batasan-batasan geografis maupun segmentasi yang ada di pasar. 5. Bisa beradaptasi (Adaptable) Brand elements harus bisa beradaptasi dengan perubahan waktu termasuk kepada kemungkinan perubahan di masa yang akan datang. 6. Terlindungi (Protectable) Brand elements harus terlindungi secara hukum dengan mendaftarkannya kepada lembaga yang berwenang. Dengan kekuatan hukum tersebut, brand elements dapat dan harus dibela dari upaya-upaya penggunaan yang ilegal. Berdasarkan pertimbangan tersebut, logo baru Persib tidak perlu berubah terlalu radikal dan tetap mempertahankan unsur-unsur tema yang menjadi ciri khas dan nilai-nilai dari Persib itu sendiri. Menurut Andi Muslim, desainer grafis yang berkecimpung lama dalam dunia logo design, salah satu hal mendasar yang dapat dipertahankan dari logo Persib saat ini adalah penggunaan perisai sebagai bentuk dasar logo Persib yang baru. Bentuk perisai sendiri cocok dengan karakter yang ingin ditampilkan sebuah klub sepakbola: Tangguh. Berikut adalah bentuk perisai yang paling umum digunakan oleh klub-klub sepakbola di daratan Eropa maupun Asia. 33 Gambar 3.3. Alternatif outline logo Persib

6 Merchandise Resmi Persib Mengelola merchandise resmi adalah upaya mutlak untuk meningkatkan image Brand Persib. Mengelola merchandise tidak berarti sekedar membuka toko dan menjual aksesoris bertuliskan original namun juga mengelola komunikasi dengan bobotoh. Sebagai sebuah bisnis, merchandise resmi Persib adalah sebuah peluang yang sangat menggiurkan. Saat ini, puluhan komunitas menjual kaos bertemakan Persib dan puluhan ribu lainnya beredar melalui penjual-penjual dalam berbagai skala di seluruh pelosok Jawa Barat. Viking sebagai komunitas bobotoh terbesar saat ini menjual tidak kurang dari 1000 lembar kaos per tahun kepada anggotanya. Potensi pasar sendiri menjadi semakin besar apabila Persib berhasil memposisikan diri sebagai klub sepakbola dengan citra yang lebih baik. Gambar 3.4. Situs yang menjual kaos bertemakan Persib 34

7 Merchandise resmi Persib nantinya akan mendapatkan kompetitor berupa produk imitasi yang dijual dengan harga lebih murah. Isu pembajakan ini juga dihadapi oleh seluruh klub besar dunia yang mengeluarkan merchandise resmi mereka dan cara paling efektif untuk melawannya adalah membangun loyalitas pendukung dan melakukan kampanye untuk membeli merchandise resmi kepada bobotoh. Hal ini tentunya harus didukung dengan perlindungan hukum yang jelas. Brand-Customer Relationship Melibatkan konsumen akan mempercepat proses penciptaan brand identity sekaligus membuat identitas baru ini lebih diterima. Proses ini dapat dilakukan secara pasif melalui edukasi dan promosi, maupun secara aktif melalui media komunikasi yang rapi. Persib dapat membangun Brand-Customer Relationship dengan cara-cara sederhana sebagai berikut: Membentuk jaringan media yang secara sportif melakukan dukungan terhadap langkah strategis manajemen. Media-media ini memiliki peran yang strategis dalam pembentukan brand identity karena selama ini telah menjadi saluran komunikasi yang terpercaya. Media-media ini adalah koran, tabloid, televisi dan radio lokal Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Yossi Irianto (Wawancara Pribadi, 11/05/2008), mantan manager Persib pada musim kompetisi dan , yang menyampaikan bahwa salah satu langkah penting yang harus dilakukan manajemen Persib yang profesional di kemudian hari adalah membentuk opini melalui media massa. Hal ini menjadi sangat penting mengingat berita mengenai Persib adalah salah satu konsumsi yang paling diminati publik Jawa Barat. Selain melaui media massa, Persib mutlak membutuhkan saluran komunikasi yang sepenuhnya dapat dikontrol sehingga pembentukan opini dapat dilakukan dengan sempurna. Situs resmi Persib adalah solusi bagi media komunikasi dengan kualifikasi seperti itu. Selain dapat digunakan sebagai media komunikasi, situs resmi Persib ini juga dapat difungsikan sebagai media informasi sekaligus media promosi dan transaksi bagi merchandise resmi Persib. 35

8 Situs resmi Persib juga akan meningkatkan citra Persib terutama kepada kelompok bobotoh Potensial dan dapat juga difungsikan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada bobotoh. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa kelompok bobotoh Potensial memiliki kecenderungan untuk lebih aktif dalam mendapatkan informasi melalui internet. Dalam hal ini, kita dapat melihat situs resmi berbagai klub di berbagai liga terkemuka dunia berhasil membuat jalur komunikasi dengan pendukungnya di seluruh dunia sekaligus menjadi saluran informasi klub yang paling diandalkan. Salah satu klub yang paling sukses mengembangkan situs mereka adalah Manchester United yang berhasil memuaskan siapa saja yang memasuki situs resmi mereka. Gambar 3.5. Halaman Shopping Situs Resmi MU 36

9 Gambar 3.6. Halaman Fanzone Situs Resmi MU Komunikasi melalui promosi juga dibutuhkan bagi pembentukan brand identity Persib. Kampanye below the line memiliki peranan yang sangat penting karena akan menyentuh langsung komunitas pecinta Persib dengan lebih baik. Kegiatan-kegiatan sosial, kampanye merchandise resmi Persib dan keterlibatan dalam pembinaan bobotoh usia dini adalah prioritas bagi Persib dalam proses ini. Aktivitas above the line juga memiliki peranan yang penting untuk memberikan awareness tentang identitas baru Persib kepada masyarakat luas sekaligus meningkatkan image di kalangan bobotoh. Selain itu iklan juga penting bagi kampanye program-program manajemen seperti merchandise resmi Persib, etika menonton di stadion maupun pola pembelian tiket pertandingan di counter resmi. 37

10 Menciptakan Tim yang Kompetitif Tidak berlebihan untuk menyatakan bahwa hal paling penting bagi sebuah klub sepakbola adalah prestasi di lapangan. Tim Persib yang kompetitif bukan hanya akan memuaskan keinginan bobotoh dan manajemen namun juga memberikan nilai tambah bagi pengelolaan bisnis klub. Manager dan Pelatih Persib mutlak memiliki manager dan pelatih yang berkompeten dan berdedikasi. Selama ini manager dan pelatih Persib selalu dibebani dengan target-target jangka pendek sehingga kelangsungan program tidak pernah bertahan lama. Posisi manager tim sendiri selalu diisi pejabat daerah yang lebih mampu menggalang dana dibandingkan dengan melakukan proses managerial klub sepakbola profesional. Totalitas menjadi sesuatu yang sulit untuk ditemukan dalam tubuh manajemen Persib selama ini. Transfer Pemain Klub-klub di Indonesia belum terbiasa dengan pola kontrak pemain jangka panjang sehingga keharmonisan seringkali harus dibangun dari nol ketika awal musim. Mencermati pola pada liga-liga terbesar dunia, kontrak pemain jangka panjang yang dilakukan dengan bijak akan mengefisienkan biaya transfer sekaligus memberikan pondasi yang jelas tentang bagaimana klub bermain. Transfer pemain adalah salah satu kunci penting keberhasilan klub menciptakan tim yang kompetitif. Kemampuan di bursa transfer ini diakui memiliki pengaruh yang sangat besar karena memberikan efek langsung berupa perekrutan pemain sekaligus efek tidak langsung berupa kampanye di awal musim kepada calon lawan maupun kepada bobotoh sebagai suporter. Pembinaan Pemain Usia Dini Membina pemain sendiri adalah sesuatu yang sudah lama dilakukan oleh Persib namun pola pembinaan berjenjang yang telah dilakukan selama ini tidak selalu memberikan kontribusi pemain maupun secara finansial kepada Persib. Salah satu alasannya adalah karena pola hubungan antara Persib dengan klub anggotanya yang membuat pemain klub anggota dapat saja ditransfer kepada klub peserta kompetisi Liga Indonesia yang lain tanpa perlu persetujuan dari Persib. Oleh karenanya dibutuhkan pola hubungan 38

11 yang baru sedemikian sehingga Persib akan mendapatkan keuntungan finansial dari pembinaan pemain ini. Hal yang telah dilakukan saat ini adalah dengan adanya Diklat Persib yang membina pemain usia muda. Beberapa diantaranya telah direkrut untuk menjadi anggota tim Persib musim kompetisi Liga Super Selanjutnya, pembinaan ini harus diperluas ke seluruh jenjang umur pembinaan dengan program pembinaan yang lebih terstruktur Menciptakan Stadion yang Representatif Stadion adalah pusat kegiatan utama sebuah klub sepakbola. Stadion Siliwangi saat ini tidak memenuhi kualifikasi bagi pengembangan Persib menjadi klub profesional. Bahkan untuk lolos dari verfikasi Liga Super 2008 yang dilakukan BLI-pun, Stadion Siliwangi harus melakukan banyak perbaikan dan perubahan yang sebagian diantaranya sangat sulit dilakukan berkenaan dengan status stadion tersebut yang bukan milik klub Persib. Secara umum ada dua program yang harus dilakukan Persib untuk memberikan kenyamanan dan keamanan selama pertandingan Persib sedang dilakukan: Renovasi Stadion Siliwangi dan membuat stadion baru yang lebih representatif. Kedua program ini disusun berdasarkan prioritas waktu dan dana. Renovasi Stadion Siliwangi Renovasi Stadion Siliwangi harus dilakukan untuk memenuhi standard yang ditetapkan oleh BLI sebagai syarat untuk mengikuti Liga Super. Beberapa diantaranya adalah: Kualitas lapangan, pengamanan stadion, penerangan, ruang ganti pemain dan ruang media. Selain itu beberapa hal lain dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dalam rangka membentuk identitas baru Persib, diantaranya adalah: Program perbaikan infrastruktur stadion bagi kelas VIP dan penyempurnaan pola penjualan tiket pertandingan. Tempat duduk di stadion siliwangi tidak memiliki kursi dan karenanya tidak memiliki nomor tempat duduk, kecuali tribun VIP di area barat. Stadion Siliwangi dapat mencontoh apa yang dilakukan Stadion Anfield, markas besar Liverpool FC, yang secara bertahap memasang kursi penonton dimulai dari kelas stadion yang paling tinggi dan berlanjut ke kelas lainnya. 39

12 Gambar 3.7. Tribun VIP Stadion Siliwangi Tribun di samping VIP juga sebaiknya diberi kursi bernomor meskipun tidak memakai atap canopy seperti tribun VIP dengan tujuan membuat semakin banyak penonton yang merasa nyaman untuk datang ke stadion. Jumlah penonton yang masuk ke stadion akan berkurang karena adanya kursi ini namun pendapatan justru bisa ditingkatkan karena harga tiket bisa dinaikkan. Karena nyaris tidak mungkin untuk memperbesar daya tampung stadion Siliwangi maka yang dapat dilakukan adalah melakukan seleksi penonton sedemikian rupa sehingga menguntungkan klub. Tumpahan bobotoh yang tidak mendapatkan tiket dapat difasilitasi dengan menggelar layar lebar di beberapa tempat yang potensial seperti Lapangan Saparua. Fasilitas lain yang perlu ditambahkan atau diperbaiki antara lain: penerangan stadion. Saat ini kekuatan penerangan baru 300 lux sementara stadion yang melakukan pertandingan malam hari idealnya memiliki penerangan dengan kekuatan 1200 lux. Ruang ganti pemain dan ruang media atau pers yang lebih representatif Bench pemain dan offisial; bench wasit dan petugas pemimpin pertandingan lainnya. 40

13 Hal lain yang masih bisa disempurnakan diantaranya adalah pola penjualan tiket pertandingan yang selama ini dianggap sangat rentan dari penggelapan. Pada pertandingan Persib, banyak peserta FGD, merasa bahwa lebih banyak tiket yang beredar melalui calo daripada melalui tempat pembelian resmi. Selain itu, sudah rahasia umum bahwa petugas gerbang Utara dan Selatan dapat disuap untuk memasukkan penonton tanpa tiket resmi. Pembelian tiket pertandingan sebaiknya dilakukan melalui transfer kepada bank yang ditunjuk dan bukti transfer dapat ditukar dengan tiket pada hari pertandingan di loket tiket di stadion. Selain itu sebaiknya Persib menjual lebih banyak tiket terusan sehingga didapat pemasukan di awal musim kompetisi. Stadion Baru Pembangunan stadion kota Bandung di Gedebage yang direncanakan seluas 25 hektar adalah sinyal yang baik bagi Persib karena Dada Rosada, walikota Bandung, menyampaikan bahwa stadion baru tersebut nantinya akan dapat dipergunakan sebagai kandang Persib. Kapasitas stadion yang lebih besar dan infrstruktur yang lebih baik adalah sesuatu yang sangat diimpikan oleh semua kalangan pecinta Persib. Namun demikian dengan rencana bahwa kepemilikian Persib akan dilepas sebagian kepada pihak investor maka perlu disepakati suatu kerja sama untuk tetap dapat menggunakan stadion baru tersebut dengan efektif. Wacana lain yang dapat digulirkan adalah membangun stadion sendiri dengan kapasitas orang. Keuntungannya adalah Persib dapat mengelola sepenuhnya stadion tersebut demi kepentingan Persib. Kita dapat melihat bagaimana Arsenal berhasil meningkatkan pendapatannya secara drastis dengan membangun stadion baru yang lebih besar dan dengan fasilitas yang lebih lengkap. Kendala dari wacana ini adalah lokasi sangat sulit didapat di Kota Bandung, pendanaan yang sangat besar dan iklim kompetisi yang belum mendukung pola industrialisasi sepakbola yang menguntungkan bagi klub Membina bobotoh Bobotoh, seperti telah disampaikan sebelumnya, adalah sebuah potensi pasar yang sangat besar. Potensi ini akan menjadi lebih besar apabila pembinaan terhadap bobotoh dilakukan sehingga pada akhirnya Persib bukan hanya akan mendapati jumlah bobotoh 41

14 yang semakin banyak dan fanatik, namun juga bobotoh yang tertib dan lebih aktif secara finansial dalam memberikan dukungan. Reorganisasi Organisasi bobotoh sangat penting untuk memobilisasi dukungan yang terkoordinir. Namun demikian, organisasi-organisasi yang ada saat ini belum mendapatkan pembinaan yang baik dari Persib sehingga seolah-olah setiap organisasi tersebut berjalan sendiri-sendiri. Multi organisasi bobotoh adalah sesuatu yang wajar namun sangat disayangkan bahwa citra organisasi-organisasi belum cukup baik untuk mengdongkrak citra Persib pada umumnya. Pesera FGD di kelompok Potensial justru belum merasa terakomodasi dengan keberadaan organisasi-organisasi tersebut. Menimbang hal tersebut, bijak rasanya bagi Persib untuk membentuk suatu komunitas bobotoh yang lebih universal dan tidak terlalu formal. Bentuk yang paling sederhana adalah dengan membentuk forum bobotoh bertanda pengenal. Kartu tanda pengenal sendiri sedianya memberikan berbagai keuntungan tambahan bagi pemegangnya seperti misalnya diskon terhadap produk tertentu dari merchandise resmi Persib. Pada tahapan selanjutnya forum ini dapat diperluas menjadi sebuah kampanye sosial dengan tema Satu Bobotoh untuk merangkul sebanyak mungkin dan membina bobotoh. Gerakan Satu Bobotoh ini dapat diangkat sebagai kontra image dari kelompok bobotoh yang ada saat ini melalui kampanye di media massa. Dengan demikian kelompok baru yang bergerak secara informal ini akan menjadi role model baru bagi bobotoh lain terutama bobotoh yang berasal dari kelompok Potensial. Pembinaan Bobotoh Usia Muda Sebagian besar bobotoh yang aktif saat ini berstatus pelajar dan mahasiswa maka fokus pembinaan pada kelompok ini bukanlah sesuatu yang berlebihan. Kampanye besarbesaran dan berkelanjutan harus dilakukan secara bertahap dengan turut memberdayakan organisasi-organisasi bobotoh seperti Viking dan Bomber. Kampanye langsung juga harus dilakukan melalui event ke pusat massa seperti sekolah, perguruan tinggi dan pusat kegiatan lainnya. 42

15 Persib Cafe Perlu juga dijajaki unit bisnis yang menyediakan tempat bagi bobotoh untuk berkumpul, bertukar cerita sekaligus mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan pemain favoritnya. MU Cafe adalah contoh yang dapat ditiru untuk memberikan tingkat eksklusivitas dan pengalaman tertentu bagi kelompok bobotoh fanatik yang memiliki daya beli yang tinggi. Program Corporate Social Responsibility (CSR) Semua klub besar di dunia mengidentikkan diri mereka dengan aktivitas sosial. Dengan membuat program CSR jangka panjang, Persib dapat mencitrakan dirinya sekaligus pendukungnya sebagai komunitas yang dapat diterima oleh masyrakat lainnya. Aktivitas sosial juga akan memberikan klub kesempatan untuk menjadi sosok panutan yang pada akhirnya memberikan kebanggaan tersendiri bagi bobotoh pada khususnya dan warga Jawa Barat pada umumnya. Contoh program CSR yang dapat dilakukan adalah: Membuat penggalangan dana secara berkala bagi Rumah Sakit Anak Bekerja sama dengan pihak lain untuk memberikan program beasiswa pendidikan bagi pelajar berprestasi yang kurang mampu. Mengadakan program pembinaan bagi klub-klub ekstrakurikuler sepakbola atau futsal di sekolah-sekolah. Menggalang massa untuk membantu melaksanakan program Pemerintah Daerah seperti penghijauan, membersihkan sungai Cikapundung atau pembersihan dinding-dinding publik di kota Bandung Membuat yayasan Persib untuk membantu para mantan pemain maupun official Persib yang telah memasuki usia pensiun Analisis Solusi Bisnis Membangun identitas baru yang profesional dan tangguh adalah solusi bagi pemberdayaan bobotoh untuk lebih aktif secara finansial. Pengeleolaan klub adalah aspek pertama yang perlu dilakukan. Proses ini tidak sekedar untuk memberikan kesan yang lebih baik nemaun juga memberikan landasan bagi tahapan selanjutnya. Dengan merubah manajemen, maka DNA dari klub akan berubah menjadi lebih sehat. Brand Identity juga perlu diubah sesuai dengan nilai-nilai yang ingin diangkat oleh Persib. Identitas tersebut harus dikampanyekan secara terstruktur dan bertahap sehingga pada tahapan selanjutnya perubahan tersbut dapat berimbas kepada perbaikan keuangan klub. 43

16 Salah satu program yang dapat mendukung hal ini secara positif adalah dengan mengembangkan merchandise resmi Persib yang dapat digunakan juga untuk meningkatkan brand image Persib. Kampanye yang dilakukan membutuhkan dukungan media, baik media massa maupun saluran informasi resmi Persib yang dapat dipercaya. Dengan membentuk jaringan media dan membuat situs resmi, manajemen Persib akan dapat membentuk opini publik sekaligus membangun jaringan komunikasi dengan bobotoh. Jaringan ini pula yang selanjutnya akan menjadi ujung tombak bagi kampanye kebijakan manajemen selanjutnya termasuk kampanye untuk membeli merchandise resmi Persib. Gambar 3.8. Solusi Bisnis yang Potensial Bagaimanapun juga ukuran kesuksesan sebuah klub sepakbola adalah prestasi tim mereka di ajang kompetisi. Membangun tim yang tangguh dan kompetitif adalah sebuah keharusan yang harus diselaraskan dengan program manajemen yang lain. Profesionalisme managerial dan kepelatihan adalah aspek yang harus dibenahi sejak awal. Pada tahapan selanjutnya Persib dapat mengembangkan pola pembinaan pemain muda yang lebih terarah sekaligus membentuk pola rekruitmen melalui manajemen transfer dan kontrak pemain yang lebih profesional dan berorientasi jangka panjang. 44

17 Renovasi Stadion Siliwangi harus segera dirampungkan untuk memenuhi standard yang ditetapkan oleh BLI bagi calon peserta Liga Super Selain itu fasilitas lain yang dapat memberikan kenyamanan lebih baik seperti menambah kursi di tribun barat dan pola penjualan tiket yang lebih baik perlu dijajaki untuk memberikan citra yang lebih baik sekaligus meniadakan kebocoran aliran dana. Pengurangan daya tampung stadion dapat diatasi dengan mengadakan acara nonton bersama dengan memasang beberapa big screen yang menayangkan secara langsung pertandingan Persib. Pembinaan bobotoh adalah tahapan selanjutnya dalam pembangunan identitas baru Persib. Persib harus merangkul lebih banyak bobotoh dari kelompok Potensial dengan mencitrakan diri lebih tinggi. Multi organisasi tidak perlu digugat namun justru dibina dengan tujuan mendelegasikan proses pembinaan kepada organisasi-organisasi tersebut. Penekanan pembinaan harus dilakukan kepada bobotoh usia muda dengan tujuan membentuk core supporter yang kreatif dan energik. Pembinaan bobotoh juga dilakukan dengan membentuk kontra image dari kelompokkelompok bobotoh yang ada saat ini. Dengan jaringan media yang telah dimiliki nantinya, Persib dapat melakukan kampanye tentang bagaimana seharusnya seorang bobotoh itu dan menjadikan kelompok baru ini sebagai role model. Hal ini sangat penting dalam kaitannya untuk merangkul kelompok Potensial untuk lebih aktif secara finansial. Semua kegiatan tersebut harus dipilah berdasarkan tingkat urgensi, kemampuan klub dalam menyediakan dana dan strategi jangka panjang yang disusun bersama. Penyusunan kegiatan harus dilakukan secara terstruktur sehingga tujuan jangka panjang untuk meningkatkan citra Persib di mata masyarakat luas termasuk bobotoh-nya tetap dapat tercapai. 45

18 46

2.3. Kerangka Pemikiran Strategi Branding Persib Pada hakikatnya suporter sepakbola adalah konsumen dan sebagai konsumen mereka memiliki kebutuhan dan harapan terhadap Persib. Loyalitas yang telah ada

Lebih terperinci

1.1. Sejarah Klub 1.2. Pengelolaan Klub

1.1. Sejarah Klub 1.2. Pengelolaan Klub BAB I PENDAHULUAN Belum ada bisnis olahraga yang dapat menyamai Sepakbola. Olahraga ini tidak hanya digemari oleh milyaran penduduk Bumi, namun juga memiliki putaran uang yang jumlahnya sangat fantastis.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN FOCUS GROUP DISCUSSION

LAMPIRAN A REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN FOCUS GROUP DISCUSSION LAMPIRAN A REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN FOCUS GROUP DISCUSSION Responden Kelompok I Loyalis Rian 23 Paulina 21 Ukung 27 Asep 25 Firman 28 Ardi 19 Aping 23 Responden Kelompok II Potensial Amelia 21

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam

BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Dari pembahasan bab dapat ditarik kesimpulan mengenai peran dari Brigata Curva Sud dalam rangka memajukan klub sepakbola PSS Sleman mewujudkan klub sepakbola yang profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia olahraga pada era modern seperti sekarang ini, tidak hanya menjadi sebuah sarana untuk menjaga kesehatan tubuh, namun sudah menjadi salah satu industri

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Secara umum, strategi branding yang berdasar kepada teori Brand Equity dapat disusun secara serupa mengikuti kaidah-kaidah Brand Asset Management yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perusahaan penyedia layanan jasa pengiriman paket dan dokumen, PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga di Indonesia mempunyai banyak cabang dan jenisnya. Cabang olahraga yang paling digemari di Indonesia antara lain adalah sepak bola, bulutangkis, dan basket.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil wawancara dan analisis data yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. 1. Terdapat tiga faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan olahraga paling populer dan digemari diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Pada waktu piala dunia 2010 yang diselenggarakan di Afrika Selatan, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak saat itu sepakbola di Indonesia terus mengalami

Lebih terperinci

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BAB 3 SOLUSI BISNIS Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BRI BritAma tidak cocok untuk segmentasi A. Hasil dari analisis reponden menunjukkan bahwa persepsi dari Tabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di. seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di. seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah peningkatan popularitas sepak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep corporate social responsibility, yang dapat disingkat dengan CSR, dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu alternatif yang banyak dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia dibayar. Di Eropa tempat duduk seperti ini biasanya dihuni petinggi klub, pejabat, atau konglomerat sementara suporter biasa duduk di tempat biasa. Ada pula semacam anggapan yang berlaku bahwa suporter

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya. Selanjutnya penulis mengajukan

Lebih terperinci

STRATEGI REVITALISASI BRAND PERSIB PROYEK AKHIR. Oleh: HENDRO HENDRATNO KALIGIS NIM:

STRATEGI REVITALISASI BRAND PERSIB PROYEK AKHIR. Oleh: HENDRO HENDRATNO KALIGIS NIM: STRATEGI REVITALISASI BRAND PERSIB PROYEK AKHIR Oleh: HENDRO HENDRATNO KALIGIS NIM: 29106330 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung 2008 STRATEGI REVITALISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi. Kehadirannya dapat membantu organisasi menciptakan hubungan baik dengan publiknya serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 PENDAHULUAN PSSI mulai menggulirkan liga sepakbola Indonesia pertama kali pada tahun 1931 setelah terbentuk satu tahun sebelumnya, liga sepakbola nasional tersebut diberi nama Perserikatan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Persib Bandung adalah salah satu klub sepak bola Indonesia yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Sebelum bernama Persib Bandung, pada tahun 1923 berdiri

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. muncul kelompok baru yang juga mengaku sebagai pendukung PSS Sleman.

BAB IV KESIMPULAN. muncul kelompok baru yang juga mengaku sebagai pendukung PSS Sleman. BAB IV KESIMPULAN Suporter PSS Sleman yang terorganisir pada mulanya adalah hanya Slemania. Slemania tumbuh menjadi sebuah suporter yang menjadi kebanggaan para warga Sleman, pemain PSS Sleman, dan Menejemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sajian pemberitaan media oleh para wartawan narasumber penelitian ini merepresentasikan pemahaman mereka terhadap reputasi lingkungan sosial dan budaya Kota Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. consistently, clearly and visibly, act, dress and talk like one.

BAB 4 KONSEP DESAIN. consistently, clearly and visibly, act, dress and talk like one. 15 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Branding Menurut Sakti Makki, branding means behaving, expressing and communicating your brand consistently, clearly and visibly, act, dress and talk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV

BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia global ini dimana persaingan menjadi suatu rutinitas menuntut perusahaan sebagai produsen produk dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dengan melihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi masa kini olahraga telah menjadi sebuah olah raga yang dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket, baseball,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.

I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecendrungan hidup masyarakat dalam bidang pengobatan sepertinya sudah mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional. Masyarakat mulai menyukai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang bersifat audio-visual, audio berarti

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang bersifat audio-visual, audio berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi komunikasi massa media televisi sering dijuluki sebagai faktor penentu perubahan yang kehadirannya tidak bisa dibendung makin mendekati abad ke-21,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan 231 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan siklus karir dan isu yang dihadapi ketiga mantan pemain sepakbola generasi tahun 1960-an,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Reksa Abadi Bersama atau dikenal dengan RAB Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur, spesialis menangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini sepak bola bukan sekedar cabang olahraga saja melainkan sepak bola menjadi suatu industri hiburan tersendiri bagi masyarakat.terbukti antusias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif (2013) berpendapat, sepakbola sukses melepaskan sekat-sekat sosial, etnis, agama,

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di dunia. Hal tersebut menimbulkan gairah besar dan perasaan yang mendalam di dalam lapangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mengkomunikasikan perubahan tersebut. Tidak hanya top management

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mengkomunikasikan perubahan tersebut. Tidak hanya top management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan organisasi atau perusahaan karena perusahaan dapat mencapai tujuannya melalui komunikasi yang efektif dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat menggiurkan. Sepakbola merupakan cabang olahraga paling populer dan paling digemari di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini menciptakan keterhubungan antar negara di seluruh belahan dunia yang memberikan pengaruh pada perubahan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Olah raga merupakan bentuk aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani (Wikipedia). Aktifitas olah raga telah dikenal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latarbelakang Masalah Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Banyak brand mengeluarkan produk yang sama tetapi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Seiring dengan pentingnya dari kegiatan berkomunikasi, saat ini banyak dari perguruan tinggi menjadikan komunikasi sebagai ilmu untuk jenjang bidang studi. Bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Persib Bandung adalah salah satu klub sepak bola Indonesia yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Sebelum bernama Persib Bandung, pada tahun 1923 berdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada satupun manusia yang tidak berkomunikasi dalam setiap harinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada satupun manusia yang tidak berkomunikasi dalam setiap harinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia, tidak ada satupun manusia yang tidak berkomunikasi dalam setiap harinya. Komunikasi seakan menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia, dewasa ini telah memperlihatkan ke arah kemajuan. Terbukti dengan semakin menjamurnya berbagai bentuk badan usaha

Lebih terperinci

Bab Enam Pendekatan Baru Membangun

Bab Enam Pendekatan Baru Membangun Bab Enam Pendekatan Baru Membangun Brand Salience Bab ini membahas pendekatan baru tentang pengaruh promosiharga, promosi-premium dan periklanan serta pengaruh moderasi peubah negara asal, reputasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana (2008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merek (brand) merupakan sebuah nama atau simbol (seperti logo, merek dagang, desain kemasan, dan sebagainya) yang dibuat untuk membedakan satu produk dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini, dapat diambil beberapa kesimpulan penting yang merupakan inti dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pembelian didefinisikan Kotler (2012) sebagai tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli suatu produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pokok manusia terbagi menjadi 3 bagian yaitu sandang, pangan dan papan. Manusia memiliki kebutuhan akan pangan yang terdiri dari makanan dan minuman, semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat. Hal ini biasanya telah dikemas dalam bentuk brand dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat. Hal ini biasanya telah dikemas dalam bentuk brand dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki identitas visual yang mencerminkan suatu visi untuk dikenal masyarakat. Hal ini biasanya telah dikemas dalam bentuk brand dengan keunikan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. didapatkan baik melalui siaran televisi, internet maupun radio dimana melalui

BAB I. Pendahuluan. didapatkan baik melalui siaran televisi, internet maupun radio dimana melalui BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era komunikasi global ini perkembangan komunikasi sangat lah mudah didapatkan baik melalui siaran televisi, internet maupun radio dimana melalui media ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaya akan kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman jenis flora dan fauna

BAB I PENDAHULUAN. kaya akan kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman jenis flora dan fauna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang beriklim tropis, yang kaya akan kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang terdapat di

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN Dari penelitian yang sudah peneliti lakukan, beberapa simpulan yang dapat penulis sampaikan: 1. Masalah yang dihadapi Rabbani adalah pandangan masa lalu yang terbentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gaya berbusana atau sering disebut fashion adalah istilah untuk menggambarkan gaya yang dianggap lazim pada satu periode tertentu (sumber: http://digilib.its.ac.id/).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak itu sepakbola di Indonesia terus mengalami kemajuan.

Lebih terperinci

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba.

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Harga tidak hanya mempengaruhi profitabilitas produk olahraga, itu mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern Indonesia saat ini. Jenjang pendidikan formal di Indonesia berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. modern Indonesia saat ini. Jenjang pendidikan formal di Indonesia berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran pendidikan semakin lama semakin kuat di dalam masyarakat. Pendidikan ialah salah satu hal yang dianggap sangat penting oleh masyarakat modern Indonesia saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke 21 ini, dapat dirasakan kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis yang bisa berkompetisi dengan optimal atau maksimal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis perbankan sangat begitu ketat, dimana para konsumen harus lebih selektif dalam mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan atau organisasi baik swasta maupun negeri memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana identitas ini memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan didunia bisnis di era ini terjadi begitu ketat, dimana banyak pelaku-pelaku bisnis bermunculan dengan produk baru atau membuat dan mengembangkan produk yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan mengenai pengaruh event sponsorship LA. Lights Indiefest terhadap brand image

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sepakbola merupakan olahraga paling populer dan digemari diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Di lihat dari perkembangan olahraga sepakbola dunia yang semakin pesat ini, baik dari pelaku, sistem,

Lebih terperinci

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau CHAPTER 12 BRANDING A. Definisi Merek (Brand) Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau kontrak kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer di seluruh dunia dimana hampir setiap daerah terdapat lapangan sepak bola dan tidak hanya orang dewasa saja

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan cabang olahraga permainan yang tergolong dalam permainan bola besar dan sangat populer hampir di seluruh dunia. Demikian juga di Indonesia, sepak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi merupakan suatu hal yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1

PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1 PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1 Muliaman D. Hadad 2 I. Pendahuluan Fungsi lembaga perbankan sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertia Pemasaran Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dalam usahanya untuk tetap mempertahankan kelangsungan perusahaan, untuk berkembang dan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Analisis melalu komponen-komponen visual yang ditemukan pada karakter sticker LINE messenger Chocolatos pada tataran denotatif dan konotatif telah selesai dijelaskan pada

Lebih terperinci

SIKAP FANS KLUB PSS SLEMAN TERHADAP PROGRAM SPONSORSHIP DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN DI CURVA SUD SHOP ARTIKEL E-JOURNAL

SIKAP FANS KLUB PSS SLEMAN TERHADAP PROGRAM SPONSORSHIP DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN DI CURVA SUD SHOP ARTIKEL E-JOURNAL SIKAP FANS KLUB PSS SLEMAN TERHADAP PROGRAM SPONSORSHIP DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN DI CURVA SUD SHOP ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari solusi bisnis yang telah diperoleh dari hasil analisis solusi bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN

EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN Lukas Andey Prima Adiputra Wardhana / Ike Devi Sulistyaningtyas Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh. Analisis data ini sudah dilakukan sejak awal penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh. Analisis data ini sudah dilakukan sejak awal penelitian BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang diperoleh dari informan maupun dari lapangan. Analisis data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push , belanja online, browsing, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push  , belanja online, browsing, bahkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini semakin meningkat. Berbagai teknologi baru diciptakan, termasuk teknologi telekomunikasi. Teknologi komunikasi dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Segmentasi, Targetting, dan Positioning Segmentasi, targeting dan positioning bertujuan untuk menetapkan dan membidik pasar sasaran serta memprediksi kecenderungan perilaku konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya kemajuan teknologi juga tak terhapuskan oleh berkembangnya jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya kemajuan teknologi juga tak terhapuskan oleh berkembangnya jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian semakin akrab oleh khalayak, khalayak disini juga menjadi saksi atas perkembangan teknologi di dunia pertelevisian saat ini. Tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat BAB I PENDAHULUAN Sebuah penelitian berawal dari adanya fenomena dalam perusahaan yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat dalam latar belakang penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi wacana yang menarik bagi para pemasar. Mengetahui dan mengamati apa saja faktor-faktor

Lebih terperinci