DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN TB PARU

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

TUBERKULOSIS. Fransiska Maria C. Bag. FKK-UJ

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Determinasi Pasien TB

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Diagnosis danpengobatan TB ParuDewasa

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

UNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya (Depkes RI, 2011). Manusia adalah satu-satunya tempat untuk. termasuk bakteri aerob obligat (Todar, 2009).

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Determinasi Kasus TB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium. mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2008).

Dasar Determinasi Kasus TB. EPPIT 12 Departemen Mikrobiologi FK USU

TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

FARMAKOTERAPI TUBERCULOSIS (TBC) Bagian Farmakologi Fak Kedokteran UNLAM

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai organ lainnya (Suharyo, 2013). Basil Mycobacterium tuberculois

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. FKUI-RS Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN DEWASA RAWAT JALAN DI UNIT PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (UP4) PONTIANAK ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. M. Tuberculosis merupakan kelompok bakteri

7. PENGOBATAN TUBERKULOSIS PADA KEADAAN KHUSUS 2. PATOGENESIS 8. KOMPLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pernafasan (TB paru-tbp) ataupun di organ di luar paru (TB Ekstra paru- TBE). Kuman TB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tuberculosae masuk ke dalam jaringan paru melalui airborne infection dan

ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF

II. TINJAUAN PUSTAKA. di daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri Mycobacterium Tuberkulosis (KemenKes, 2014). Kuman tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang sampai saat ini

Penyebab Tuberkulosis. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang menular langsung, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

2.1.Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan erat dengan penderita (Amiruddin. et al. Dokter Paru Indonesia, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aerob, Mycobacterium tuberculosis yang dapat hidup di organ yang nempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resistansi M.tuberculosis terhadap OAT adalah keadaan di mana bakteri

PEMBAHASAN. 1. Air beroksigen 2. Pemakaian masker 3. Rokok elektronik 4. Iklan kanker paru 5. MDR TB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui jenis-jenis efek samping pengobatan OAT dan ART di RSUP dr.

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

PEDOMAN PENATALAKSANAAN TB (KONSENSUS TB) BAB I PENDAHULUAN A. EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAGI PENDERITA TBC/TUBERCULOSIS DI KOTA BANDUNG. yakni menyerang berbagai organ tubuh (Wahyu, 2008, h.2).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberkulosis. 4 Sekitar 80%

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Meningkatkan Pengetahuan dan, Mirandhi Setyo Saputri, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Transkripsi:

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN TB PARU Arifin Nawas Divisi Infeksi,Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI/SMF Paru RSUPsahabatan Jakarta

Diagnosis TB paru berdasarkan: - gejala klinik - pemeriksaan fisik - bakteriologik - radiologik - pemeriksaan penunjang lain

Gejala klinik - gejala respiratorik - gejala sistemik - gejala tuberkulosis ekstra paru

Gejala respiratorik - batuk > 2 minggu - batuk darah - sesak napas - nyeri dada

Gejala sistemik : - demam - malaise - keringat malam - anoreksia - berat badan menurun

Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung organ terkena : - limfadenitis tuberkulosa - meningitis tuberkulosa - pleuritis tuberkulosa

Pemeriksaan fisik - tergantung dari organ yang terkena - pada TB paru tergantung luas kelainan biasanya pada apeks lobus atas (S1 & S2) dan apeks lobus bawah (S6),dapat ditemukan berbagai bunyi napas pokok pada auskultasi

Pemeriksaan fisik - pada pleuritis TB tergantung dari jumlah cairan di rongga pleura, pada perkusi pekak,auskultasi suara napas melemah sampai hilang - pada limfadenitis TB,pembesaran kgb leher,ketiak dapat menjadi cold abscess

Pemeriksaan bakteriologik Bahan pemeriksaan - dahak - cairan pleura - bilasan bronkus - bilasan lambung - liquor cerebrospinalis - jaringan (biopsi/bjh)

Pemeriksaan bakteriologik Cara pengumpulan dan pengambilan bahan - dahak 3 kali (SPS) - cairan ditampung dalam pot - jaringan/bjh,dibuat sediaan apus ditambahkan NaCl 0,9% 5 ml

Pemeriksaan bakteriologik Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain: untuk biakan dan uji resistensi - mikroskopik. biasa (Ziehl Nielsen). flouresens (auramin rhodamin) - biakan. media Lowensten Jensen. Media Middle Brook

Pemeriksaan bakteriologik Interpretasi pemeriksaan dahak -3 kali pos / 2 kali pos,1kali neg BTA pos - 1 kali pos,2 kali neg ulang BTA 3 kali. bila 1 kali pos, 2 kali neg BTA pos. bila 3 kali neg BTA neg

Pemeriksaan bakteriologik Rekomendasi WHO : skala IUATLD - tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandangan : negatif - ditemukan 1-9 BTA : tulis jumlah kuman - ditemukan 10-99 BTA : 1 + - ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandangan : 2 + - ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandangan : 3 +

Pemeriksaan bakteriologik Pemeriksaan biakan untuk mendeteksi: -Mycobacterium tuberculosis -Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT)

Pemeriksaan radiologik - foto toraks PA - foto lateral - top lordotik - CT Scan foto toraks pada TB :multiform

Pemeriksaan radiologik Gambaran lesi aktif :. bayangan berawan segmen apikal dan posterior lobus atas dan segmen superior lobus bawah. kaviti lebih dari satu dikelilingi bayangan opak berawan atau nodular. bercak milier. efusi pleura unilateral/bilateral. fibrotik. kalsifikasi. penebalan pleura (schwarte)

Pemeriksaan radiologik lesi minimal : bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru,luas tidak lebih dari sela iga 2 depan lesi luas : bila proses lebih luas dari lesi minimal

Pemeriksaan khusus 1. BACTEC 2.Polymerase chain reaction (PCR) 3.Pemeriksaan serologi a.enzym linked immunosorbent assay (ELISA) b.immuno chromatographic tuberculosis(ict) c.mycodot d.pap e.igg TB

Pemeriksaan penunjang lain 1.Analisa cairan pleura : - rivalta + - sel limfosit >> - glukosa rendah 2.Pemeriksaan histopatologis jaringan 3.Pemeriksaan darah : LED meningkat proses aktif 4.Uji tuberkulin : bermakna bila konversi,bula kepositifan besar sekali

PENGOBATAN TB PARU Pengobatan TB paru terbagi atas 2 fase : - fase intensif (2-3 bulan) - fase lanjutan (4-7 bulan) Obat yang dipakai : - lini 1 (obat utama) - lini 2 (obat tambahan)

Lini 1 - Rifampisin (R) - INH (H) - Piazinamid (Z) - Etambutol (E) - Streptomisim (S)

Kemasan - Obat tunggal : disajikan secara terpisah masing-masing R,H,Z,E,S - Obat kombinasi dosis tetap (FDC =Eixed Dose Combination)

Tabel 4. Dosis OAT Dosis Dosis Dosis (mg)/ Berat (kg) Obat (mg/kg BB/ hari) Harian (mg/kg BB/hari) Intermiten (mg/kg/ BB/kali) Maks (mg) < 40 40-60 > 60 R 8-12 10 10 600 300 450 600 H 4-6 5 10 300 150 300 450 Z 20-30 25 35 750 1000 1500 E 15-20 15 30 750 1000 1500 S 15-18 15 15 1000 Sesuai BB 750 1000

Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination) Dosis tiap hari RHZE: R(150mg)+H(75mg)+Z(400mg)+E(275mg) RHZ : R(150mg)+H(75mg)+Z(400mg) RH : R(300mg)+H(150mg) R(150mg)+H(75mg) EH : H(150mg)+E(400mg) Dosis 3 X/ minggu RHZ : R(150mg)+H(150mg)+Z(500mg) RH : R(150mg)+H(150mg)

Table 5. Dosage schedule for FDCs of WHO recommended strengths Initial phase Continuation phase 2 months 4 months 6 months RHZE* or RHZ RH EH* Patient Body weight Daily Daily 3x weekly Daily Children# Up to 7 1 1 1 1 8-9 1.5 1.5 1.5-10-14 2 2 2-15-19 3 3 3 - Adults 30-37 2 2 2 1.5 38-54## 3 3 3 2 55-70## 4 4 4 3 71 and more 5 5 5 3 * RHZE and EH (the ethambutol-containing FDCs) are only used for adults # Referring to the use of pediatric formulations ## The composition of the 4FDC also ensures adequate doses of the drugs when 50kg is chosen as cut-off point for changing between 3 and 4 tablets per day.

Keuntungan kombinasi dosis tetap 1. Penatalaksanaan sederhana dengan kesalahan pembuatan resep minimal 2. Peningkatan kepatuhan dan penerimaan pasien dengan penurunan kesalahan pengobatan yang tidak disengaja 3. Peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap penatalaksanaan yang benar dan standar 4. Perbaikan manajemen obat karena jenis obat yang lebih sedikit 5. Menurunkan risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MDR akibat penurunan penggumaan monoterapi

Tabel 3. Paduan OAT yang dianjurkan pada pengobatan TB paru Kategori Kasus Paduan OAT Paduan alternatif (Program) Program Nasional I - TB paru BTA +, 2 RHZE/4 R3H3 2 RHZE/4 RH kasus baru - BTA -, lesi luas/ kasus berat - TB ekstrapulmonal 2HRZE/6HE berat - TB kasus berat HIV + II - Kambuh 2 RHZES/1HRZE/ 2HRZES/1HRZE - Gagal Pengobatan 5H3R3E3 5HRE - Putus berobat III - TB paru BTA (-), 2 RHZ/4 R3H3 2 RHZ/4 RH lesi minimal,hiv (-) 2 RHZ/6 HE - Ekstrapulmonal ringan HIV (-) IV - TB Kronik Rujuk ke spesialis Untuk mendapat - MDR TB OAT lini 2

Tabel Efek samping OAT pada orang dewasa 1.Isoniazid Obat-obatan Efek samping utama Hepatitis (meningkat dengan umur,kelainan fungsi hati pecandu alkohol) Neuropati perifer, hati-hati pada penderita DM, uraemia,malnutrisi,keganasan, pecandu alkohol, perempuan hamil) 2. Rifampisin Gangguan saluran cerna Hepatitis Interaksi obat Rash Gejala seperti flu Kelainan darah 3. Pirazinamid Hepatitis Rash Nyeri sendi Hiperurisemia Gangguan saluran cerna

Obat-obatan Efek samping utama 4. Etambutol Optic neuritis 5. Streptomisin (p.e) Ototoksik (hindari penderita > 60 tahun) Gangguan fungsi ginjal 6. Ciprofloksasin Gangguan saluran cerna 7. Ofloksasin Gangguan saluran cerna Gangguan tidur, sakit kepala 8. Kanamisin Seperti streptomisin

Evaluasi pengobatan 1. Evaluasi klinik 2. Evaluasi bakteriologik 3. Evaluasi radiologik 4. Evaluasi efek samping obat 5. Evaluasi keteraturan berobat

Evaluasi klinik. Pasien dievaluasi tiap 2 minggu pada 1 bulan pertama selanjutnya tiap 1 bulan. Respon pengobatan dan efek samping serta komplikasi Dinilai : keluhan, berat badan,pemeriksaan fisik

Evaluasi bakteriologik (0-2-6/9 bulan pengobatan) - mendeteksi konversi sputum - kultur(biakan) dan resistensi

Evaluasi radiologik (0-2-6/9 bulan pengobatan) - sebelum pengobatan - setelah 2 bulan pengobatan - akhir pengobatan

Evaluasi efek samping. awal pengobatan periksa fungsi hati, fungsi ginjal,darah lengkap. fungsi hati : SGOT,SGPT,bilirubin fungsi ginjal : ureum kreatinin gula darah, asam urat. uji visus dan buta warna. uji keseimbngan dan audiometri

Evaluasi keteraturan berobat. Penyuluhan dan pendidikan kesehatan. ketidakteraturan berobat menyebabkan timbulnya resistensi

Kriteria sembuh - BTA mikroskopik 2kali negatif,pada fase intensif dan akhir pengobatan - Foto toraks serial stabil - Biakan sputum negatif

Multi drug resistan (MDR) Definisi Resistensi ganda (MDR) menunjukkan M tuberculosis resisten terhadap rifampisin dan INH dengan atau tanpa OAT lainnya Resistensi terhadap OAT : 1. Primer:pasien sebelumnya tidak pernah dapat OAT 2. Inisial : tidak tahu apakah pasien pernah dapat OAT 3. Sekunder : pasien pernah dapat OAT sebelumnya

Penyebab MDR - Pemakaian obat tunggal dalam pengobatantb - Penggunaan paduan obat dak adekuat - Pemberian obat yang tidak teratur - Fenomena addition syndrome,obat ditambahkan dalam paduan yang tak berhasil (Crofton 1987) - Penggunaan FDC yang pencampurannya tidak baik - Penyediaan obat yang tidak reguler - Pemakaian OAT cukup lama - Pengetahuan pasien tentang TB kurang

Tabel 6. Ranking OAT lini 2 pada MDR-TB Ranking Obat Dosis/ hari Aktiviti antimikrobial Rasio level serum tertinggi terhadap kadar hambat minimal 1 Aminoglikosid 15mg/kg Baktesid yg melawan kuman aktif membelah a.streptomisin b.kanamisin atau Amikasin c.kapreomisin 2 Pirazinamid 20-30mg/kg Bakterisid suasana asam 20-30 5-7, 5 10-15 5-7,5 7,5-10 3 Ofloksasin 7,5-15mg/kg Bakterisid lemah 2,5-5 4 Etambutol 15-20mg/kg Bakteriostatik 2-3 5 Sikloserin 10-10mg/kg Bakteriostatik 2-4 6 PAS 10-12g Bakteriostatik 100