BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

(SP2010) merupakan dasar. administrasi terkecil. tim. dasar. tangga. Klaten, Agustus 2010 BPS Kabupaten. Klaten Kepala,

BAB I PENDAHULUAN. gempa bumi. Gempa bumi merupakan pergerakan (bergesernya) lapisan. batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain

RINGKASAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PENGARUH KEBERADAAN TRANSPORTASI UMUM ANGKUTAN DESA TERHADAP PERGERAKAN PENDUDUK DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN. Publikasi Karya Ilmiah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BUPATI KLATEN BUPATI KLATEN,

BAB I PENDAHULUAN. karena produksi padi Indonesia yang masih rendah dan ditambah dengan. diperbaiki dengan manajemen pascapanen yang benar.

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perkonomian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan oleh faktor. alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : /PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/ /2017 TENTANG

PENYUSUNAN USULAN PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB II TINJAUAN UMUM TERMINAL BUS

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN KECAMATAN JUWIRING, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di

1 Indra santoso, Kamus praktis bahasa indonesia, Ibid 3 Ibid 4 Ibid 5 Ibid 6 Ibid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan Pipa Air Minum

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : 11/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/II/2018 TENTANG

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan angkutan semakin diperlukan. Oleh karena itu transportasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak, Luas, dan Batas

C merupakan terminal Watukelir, terminal Mojolaban,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

UKDW PENDAHULUAN BAB 1 1 UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

ANALISIS KESEIMBANGAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN TAHUN SKRIPSI

PERENCANAAN??? MENGAPA DIPERLUKAN. Peningkatan jumlah penduduk. Penambahan beban jaringan jalan. & transportasi

Analisis Stakeholder dalam Pengurangan Risiko Banjir di Kabupaten Klaten

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

PENGEMBANGAN TERMINAL BUS PENUMPANG DI JOMBOR, MLATI, SLEMAN, D.I.YOGYAKARTA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

dimungkinkan terletak diantara pertemuan perencanaan suatu terminal jalur arteri primer Jl. Bekas

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

ARI WISONO X

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

TERMINAL BIS KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

*) Bibit Supardi, S.Pd., MT adalah guru SMAN 3 Klaten dan Alumni S2 Mikrohidro Magister Sistem Teknik UGM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : 4/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/XI/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TERMINAL BIS INDUK KOTA SEMARANG PENATAAN DESAIN ARSITEKTUR POST MODERN

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

PENGEMBANGAN WILAYAH TERTINGGAL DI KABUPATEN KLATEN

BAB IV ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PASAR LOKAL DI KECAMATAN CIKAMPEK

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang Lingkup Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya berada di Kota Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di Utara, Kabupaten Sukoharjo di Timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Selatan dan Barat. Kompleks Candi Prambanan, salah satu kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, berada di Kabupaten Klaten. Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Klaten Sumber: BAPPEDA Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten terletak di antara jalur utama dua kota besar Yogyakarta dan Surakarta. Dalam konteks regional, kedudukan kabupaten Klaten sangat strategis karena letaknya yang berada pada jalur ekonomi regional yang menghubungkan ke pusat-pusat pertumbuhan di wilayah barat, timur, utara, dan selatan, yaitu Surakarta-Jakarta, Yogyakarta-Surabaya, Yogyakarta-Semarang dan Surakarta-Yogyakarta. Selain letak yang strategis, kabupaten Klaten juga didukung adanya sarana dan prasarana yang cukup 47

memadahi seperti Stasiun Kereta, Terminal Induk dan Sub Terminal serta fasilitas-fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa. Dengan keuntungan tersebut kabupaten Klaten dapat berperan sebagai transit point lalu lintas regional. 3.1.2 Kondisi Geografis A. Letak Geografis Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Klaten terletak antara 7 0 32 19 LS sampai 7 0 48 33 LS dan antara 110 0 26 14 BT sampai 110 0 47 51 BT, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali (Jateng) Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo (Jateng) Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DIY) B. Pembagian Wilayah Administratif Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Klaten Sumber: BAPPEDA Kabupaten Klaten Secara administratif Kabupaten Klaten terbagi dalam 26 kecamatan dan 401 kelurahan. Seluruh desa yang ada di Kabupaten Klaten merupakan desa swasembada. Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu 48

memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional. Tabel 3.1 Wilayah Administratif Kabupaten Klaten No Kecamatan Desa Dukuh Luas Wilayah (Km2) 1 Prambanan 16 183 24,43 2 Gantiwarno 16 149 25,64 3 Wedi 19 178 24,38 4 Bayat 18 228 39,43 5 Cawas 20 238 34,47 6 Trucuk 18 171 33,81 7 Kalikotes 7 99 12,98 8 Kebonarum 7 65 9,67 9 Jogonalan 18 202 26,70 10 Manisrenggo 16 252 26,96 11 Karangnongko 14 35 26,74 12 Ngawen 13 124 16,97 13 Ceper 18 42 24,45 14 Pedan 14 151 19,17 15 Karangdowo 19 161 29,23 16 Juwiring 19 208 29,79 17 Wonosari 18 149 31,14 18 Delanggu 16 37 18,78 19 Polanharjo 18 44 23,84 20 Karanganom 19 48 24,06 21 Tulung 18 185 32,00 22 Jatinom 18 207 35,53 23 Kemalang 13 214 51,66 24 Klaten Selatan 12 112 14,43 25 Klaten Tengah 9 97 8,92 26 Klaten Utara 8 124 10,38 Jumlah/Total 401 3703 655,56 Sumber: BAPPEDA Kabupaten Klaten, tahun 2012 C. Kondisi Lahan Kabupaten Klaten a. Jenis tanah Jenis tanah mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan lahan yang berada di atasnya. Hal ini terkait dengan potensi yang terkandung di dalam tanah itu sendiri sehingga pemanfaatan lahan dapat disesuaikan. Di Kabupaten Klaten terdapat beberapa jenis tanah yang tersebar di seluruh wilayah yang ada, yaitu : 49

1. Tanah Regosol-Aluvial 2. Tanah Grumosol 3. Tanah Litosol-Latosol b. Topografi lahan Topografi lahan merupakan bentuk permukaan suatu lahan baik berupa ketinggian daerah ataupun tingkat kemiringan lahan. Untuk ketinggian daerah Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu yang terletak diantara ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut sebesar 3,72%. Terbanyak yaitu sebesar 83,52% terletak di antara ketinggian 100-500 meter diatas permukaan laut, dan sisanya 12,76% terletak diantara ketinggian 500 2.500 meter di atas permukaan laut. Kemudian secara umum wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 (tiga) dataran, yaitu : 1. Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara meliputi sebagian kecil sebelah utara wilayah Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom dan Tulung. 2. Dataran Rendah membujur di tengah meliputi seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten, kecuali sebagian kecil wilayah merupakan dataran lereng Gunung Merapi dan Gunung Kapur. 3. Dataran Gunung Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil sebelah selatan Kecamatan Bayat dan Cawas. 3.1.3 Keterkaitan Tata Guna Lahan dengan Transportasi di Kabupaten Klaten Lahan merupakan tempat suatu aktifitas berlangsung. Jika terjadi perubahan tata guna suatu lahan maka tentu saja berpengaruh 50

terhadap aktifitas yang ada, begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu tata guna lahan mempunyai keterkaitan dengan beberapa aspek. Termasuk keterkaitan tata guna lahan dengan transportasi yang ada di Kabupaten Klaten. Hubungan antara tata guna lahan dengan transportasi di Kabupaten Klaten terlihat dari pertumbuhan guna lahan (seperti lahan permukiman, perkantoran dan bangunan lain tempat berlangsungnya kegiatan) di sepanjang jalan-jalan utama (ribbon development) yang terdapat di pusat Kabupaten Klaten, yaitu Kota Klaten. Kota Klaten terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Klaten Utara, Kecamatan Klaten Tengah dan Kecamatan Klaten Selatan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan aksesibilitas yang memadahi di Kota Klaten. Sehingga penggunaan lahan untuk berbagai kegiatan (perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan, dll) di Kota Klaten mendekati akses ke jalan utama tersebut. Dari ketiga kecamatan yang terdapat di Kota Klaten tersebut terdapat penggunaan lahan untuk berbagai kegiatan sebesar 3986,30 Ha. Dari total luas penggunaan lahan tersebut, terdapat sekitar 2734,52 Ha yang terkonsentrasi di jalan utama. Artinya, terdapat sekitar 68,9% penggunaan lahan untuk pusat-pusat kegiatan yang terkonsentrasi di jalan utama. Hal ini menunjukkan bahwa jalan raya (aksesibilitas transportasi) sangat berpengaruh terhadap tata guna lahan di sekitar jalan tersebut. 3.2 Sistem Transportasi Angkutan Jalan Raya Kabupaten Klaten 3.2.1 Sistem Jaringan Jalan Sistem jaringan jalan yang ada di Kabupaten Klaten tergolong cukup lengkap karena sistem transportasi di Kabupaten Klaten sudah termasuk modern, hal ini didukung karena Kabupaten Klaten sudah mempunyai transportasi seperti angkutan desa, angkutan kota, angkutan antar kota, kereta api jogja solo. 51

Kabupaten Klaten juga mempunyai tempat pemberhentian seperti stasiun dan terminal yang mana jalur utamanya melewati jalan regional yaitu Solo Klaten. Oleh karena itu akses untuk menuju ke Kabupaten Klaten dapat ditempuh dengan transportasi yang sudah termasuk modern. Khusus prasarana yang melayani angkutan bus, di Kabupaten Klaten selain memiliki terminal induk juga memiliki 3 sub terminal, yaitu: Sub Terminal Bendogantungan, Sub Terminal Penggung dan Sub Terminal Delanggu. Sistem jaringan jalan di Kabupaten Klaten meliputi: a. Arteri Primer, berfungsi menghubungkan Kota Klaten dengan Yogyakarta dan Surakarta. b. Arteri Sekunder, berfungsi menghubungkan kota kawasan primer dengan kawasan sekunder, yaitu jalan-jalan yang menghubungkan ke pusat kota. c. Kolektor Primer, berfungsi menghubungkan dengan kotakota sekitar. Misalnya menghubungkan dengan Boyolali. d. Kolektor Sekunder, berfungsi menghubungkan pusat kota dengan wilayah pengembangan pusat kota II dan III. e. Jaringan Jalan Lokal, diperuntukkan bagi lalu lintas perjalanan jarak dekat dalam satu blok dengan tingkat pelayanan rendah. 52

Gambar 3.3 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Klaten Sumber: http://studio2klaten.wordpress.com Gambar 3.4 Peta Infrastruktur Kabupaten Klaten Sumber: http://loketpeta.pu.go.id 53

Persebaran Sistem Jaringan Jalan di Kabupaten Klaten Gambar 3.5 Sistem Jaringan Jalan Kabupaten Klaten Sumber: Penulis Keterangan: : Jalan Arteri (dua arah), dilewati oleh bus antar kota antar provinsi; antar kota dalam provinsi; angkutan antar kota dan antar daerah dan kendaraan pribadi. : jalan kolektor sekunder (dua arah), dilewati angkutan dalam kota dan antar daerah; kendaraan pribadi : Jalan kolektor primer (dua arah), dilewati angkutan antar kota di sekitar klaten : jalan lokal (dua arah), dilewati kendaraan pribadi 54

Titik Terminal dan Sub Terminal di Kabupaten Klaten Sub Terminal Delanggu Lokasi terminal induk Sub Terminal Penggung Lokasi baru untuk terminal Sub Terminal Bendogantungan Gambar 3.6 Titik Terminal dan Sub Terminal di Kabupaten Klaten Sumber: Penulis Keterangan: : Jalan Arteri (dua arah), dilewati oleh bus antar kota antar provinsi; antar kota dalam provinsi; angkutan antar kota dan antar daerah dan kendaraan pribadi. : jalan kolektor sekunder (dua arah), dilewati angkutan dalam kota dan antar daerah; kendaraan pribadi : Jalan kolektor primer (dua arah), dilewati angkutan antar kota di sekitar Klaten : jalan lokal (dua arah), dilewati kendaraan pribadi 3.2.2 Sarana Angkutan Sarana angkutan umum yang ada di Kabupaten Klaten bermacammacam, yaitu: bus, angkutan kota, colt, taksi, andong dan becak. Dari berbagai macam angkutan umum yang ada, yang paling dominan digunakan oleh masyarakat adalah bus karena dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat dan hampir setiap kota 55

ada. Bus yang beroperasi di Kabupaten Klaten adalah bus perkotaan, bus AKDP, dan bus AKAP. 3.2.3 Fasilitas Terminal dan sub terminal adalah prasarana utama angkutan penumpang umum, yang berfungsi untuk tempat menaikkan atau menurunkan penumpang. Ditinjau dari sudut penggunaannya, terminal dan sub terminal merupakan elemen kota yang berfungsi sebagai kolektor dan distributor. 3.3 Perkembangan Transportasi Jalan Raya di Kabupaten Klaten Perkembangan jumlah angkutan umum bus berkisar antara 1% - 2%. Angka pertumbuhan rata-rata berkisar 1% per tahun. Data terakhir menunjukkan, rata-rata jumlah bus yang keluar masuk Terminal Klaten setiap hari menurut trayek adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Data Trayek Bus di Kabupaten Klaten Jenis Trayek Trayek AKAP Trayek AKDP Tujuan Jumlah Kendaraan Yogyakarta Solo 88 Yogyakarta Solo Purwokerto 4 Klaten Jakarta/Bandung/Sumatera 37 Klaten Bendogantungan Bayat Cawas Karangdowo Daleman Surakarta 15 Klaten Jatinom Boyolali 15 Klaten Gondang Basin Kemalang 6 Klaten Gayamprit Pulowatu Pasar Kembang Manisrenggo Prambanan 11 Klaten Bendogantungan Bayat Cawas Karangdowo Tloyo Delanggu 16 Watukelir Bulu Cawas Penggung Klaten 11 Delanggu Cokro Karanganom Klaten Trucuk Cawas 10 Prambanan Manisrenggo Kepurun Butuh 9 Klaten Gondang Kemalang Surowono 10 Jentir Cawas Pedan Penggung - Klaten 76 Delanggu Wonosari Tloyo Karangdowo Pedan 10 Klaten Jatinom Tulung Mundu 21 Sumber: DISHUB Kabupaten Klaten, tahun 2012 56

3.4 Kondisi Terminal Jonggrangan 3.4.1 Tata Guna Lahan Sekitar Terminal Jonggrangan Terminal Jonggrangan terletak pada pusat pelayanan wilayah atau kota orde I dan juga merupakan sub wilayah pembangunan I yang berfungsi sebagai : pusat pelayanan pemerintahan sampai dengan kantor pemerintahan tingkat kabupaten, pusat pelayanan kesehatan sampai dengan setingkat rumah sakit umum, pusat pelayanan pendidikan sampai dengan setingkat pendidikan tinggi, pusat pelayanan perdagangan sampai dengan setingkat pasar khusus (pasar hewan dan buah), dan pusat pelayanan jasa keuangan sampai dengan setingkat bank umum dan swasta. Terminal Jonggrangan terletak hanya beberapa meter dari jalan utama Yogyakarta-Solo, pintu masuk terminal terletak tepat di depan persimpangan jalan utama. 3.4.2 Pengelolaan Terminal Jonggrangan Pengelolaan terminal Jonggrangan berada di bawah naungan Dinas Perhubungan Kota Klaten. Dalam pelaksanaan teknis pengelolaan Terminal jonggrangan, Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten tidak bertindak teknis secara langsung tetapi dibantu oleh Unit Pengelola Terminal Jonggrangan. Unit Pengelola Terminal Jonggrangan ini secara struktur organisasi berada di bawah tanggung jawab Dinas Perhubungan Kota Klaten. Selain sebagai pengelola terminal secara fisik, Unit Pengelola Terminal Klaten bertanggung jawab atas retribusi pendapatan yang diperoleh dari retribusi penumpang maupun operator angkutan umum. Susunan organisasi Unit Pengelola Terminal Jonggrangan terdiri dari: a. Kepala b. Petugas administrasi c. Petugas pengendalian dan operasional d. Petugas pendapatan dan retribusi 57

e. Petugas keamanan dan ketertiban f. Kelompok jabatan fungsional 3.4.3 Dasar Hukum Terminal Jonggrangan Surat Keputusan Bersama Menhub dan Mendagri tanggal 4 Maret 1980 No. 271 tahun 1977 KM.26/HK.205/Phb.77 Tentang Terminal dan retribusi terminal. 3.4.4 Kapasitas Terminal Jonggrangan Terminal Jonggrangan merupakan terminal induk Kabupaten Klaten. Secara keseluruhan luas areal terminal adalah 1,2 Ha. Pelayanan bus dalam Terminal Jonggrangan terbagi dalam 2 lokasi, yaitu: a. Lokasi I Terletak pada bagian utara. Lokasi ini merupakan lokasi yang terbesar diantara lokasi lainnya yang melayani arus lalu lintas bus untuk jalur antar kota antar provinsi (AKAP). Pada lokasi ini dapat menampung 15 bus. b. Lokasi II Terletak pada bagian selatan. Lokasi ini melayani bus antar kota dari dan ke sekitar kota-kota di luar Klaten, tetapi lokasi ini juga digunakan untuk bus dalam kota. Pada lokasi ini hanya terdapat jalur kedatangan dan keberangkatan sehingga sering terjadi antri kendaraan. 3.4.5 Kondisi Program Ruang Terminal Jonggrangan Terminal Klaten di dalamnya memiliki program ruang yang tidak begitu lengkap dan kondisinya tidak representatif lagi. Ruangruang yang ada sebagai berikut: a. Area parkir kendaraan Kondisi sirkulasi pada area parkir kendaraan tidak jelas. Area keberangkatan dan area kedatangan bercampur dalam satu area. b. Ruang tunggu penumpang 58

Kondisi ruang tunggu tidak lagi efisien karena dimanfaatkan oleh penjual untuk menggelar dagangannya dan jumlah dari ruang tunggu sangat terbatas (hanya terdapat 1 ruang tunggu). Para penumpang menunggu bus di depan masing-masing agen. c. Jalur bus datang dan Jalur bus berangkat Antara jalur bus datang dan berangkat tidak di bedakan berdasarkan jenis kendaraan yang melewatinya. Bus antar kota antar provinsi, bus antar kota dalam provinsi dan bus kota melewati jalur yang sama. d. Kantor terminal Kantor-kantor terminal sudah cukup baik, tetapi peletakan ruang-ruangnya kurang terintegrasi. e. Pos keamanan Pos keamanan kondisinya sudah cukup baik. f. Pos masuk dan keluar Pos masuk dan keluar kondisinya sudah cukup baik, tetapi peletakan gerbang masuk atau keluar kurang strategis. g. Kios atau cafetaria Keberadaan kios atau cafetaria sudah cukup banyak namun kondisi fisik kios tidak terawat dan kotor h. Agen bus Jumlah agen bus yang berada di terminal Klaten cukup banyak yaitu 32 agen bus. 3.4.6 Sistem Struktur dan Bahan Bangunan Bangunan Terminal Jonggrangan merupakan bangunan sederhana maka sistem strukturnya juga sederhana, yaitu: sebagian besar bangunan menggunakan tembok batu bata dan beton serta besi baja sebagai penyangganya. Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali sedangkan atap menggunakan sistem kuda-kuda beratap genting atau asbes. 59

3.4.7 Lansekap Pada Terminal Terminal Jonggrangan dalam penataan lansekap masih sangat kurang efisien. Antara lain sistem sirkulasi masuk dan keluar kendaraan menerapkan jalur satu pintu. Selain itu suasana yang dirasakan terasa kurang nyaman dari polusi untuk seluruh pengguna terminal karena kurangnya vegetasi yang terdapat di dalam terminal tersebut sehingga terlihat gersang dan banyak area yang akan tergenang air apabila hujan turun. 3.5 Tinjauan Lokasi Tapak Lokasi tapak untuk perencanaan dan perancangan Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten adalah di Desa Buntalan di Kecamatan Klaten Tengah. Gambar 3.7 Lokasi Perencanaan dan Perancangan Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten Sumber: Penulis 60

3.5.1 Gambaran Umum Kawasan Buntalan Desa Buntalan terletak di kecamatan Klaten Tengah. Kawasan Desa Buntalan merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tidak terlalu padat. Lokasi di desa Buntalan ini sangat strategis untuk dibangun sebuah terminal bus induk tipe A. Selain letaknya yang dekat dengan jalan arteri primer, keberadaan stasiun kereta api di sebelah utara lokasi tapak dapat menciptakan hubungan saling mendukung dan melengkapi bagi para pengguna jasa angkutan umum (angkutan bus dan angkutan kereta api). Secara lebih luas, keberadaan dua prasarana tersebut yang saling berdekatan akan membuat suatu sistem transportasi kota yang lebih baik dan terintegrasi. 3.5.2 Tinjauan Tapak Lokasi Tapak Gambar 3.8 Lokasi Site Perencanaan dan Perancangan Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten Sumber: Penulis 61

Tapak berada di Jalan Jombor dan menjorok dari jalan arteri primer sekitar 50 meter. Bidang tapak berbentuk trapesium. Jalan di depan tapak (Jalan Jombor) memiliki lebar 7 meter yang teraspal dan samping kanan dan kiri jalan masih memungkinkan diperlebar untuk kelancaran sirkulasi jalan raya dan akses ke dalam atau keluar terminal. Kondisi sekitar tapak relatif sepi dari keramainan, lokasi tapak merupakan lahan persawahan dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara: Permukiman, Jalan Raya, Stasiun Kereta Api Sebelah Selatan: Area Persawahan Sebelah Barat: Area Persawahan, SPBU Sebelah Timur: Jalan Raya, Bangunan tua bekas pabrik 62