Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

dokumen-dokumen yang mirip
4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

Controller. Fatchul Arifin

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB

Analisa Kestabilan Sistem dalam Penelitian ini di lakukan dengan dua Metode Yaitu:

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

SIMULASI MATLAB UNTUK PERANCANGAN PID CONTROLER. Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM-Dinamika Bangsa - Jambi.

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

Desain PID Controller Dengan Software MatLab

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB III PERANCANGAN ALAT

Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 12

6LVWHP.RQWURO.DSDO 3HPRGHODQ

Metode lokasi akar-akar (Root locus method) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 8

SIMULASI KONTROL PID UNTUK MENGATUR PUTARAN MOTOR AC

ANALISA KESTABILAN. Fatchul Arifin. Numerator dan denominator pada fungsi NALISArasional juga mempunyai nilai nol.

PENGENDALI POSISI MOTOR DC DENGAN PID MENGGUNAKAN METODE ROOT LOCUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

KENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN 4 KUADRAN. Skema konverter dc-dc 4-kuadran untuk pengendalian motor dc

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER. Dari blok diagram diatas dapat q jelasin sebagai berikut

PERANCANGAN TRAINER PID ANALOG UNTUK MENGATUR KECEPATAN PUTARAN MOTOR DC

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu

BAB II LANDASAN TEORI

ROOT LOCUS. Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus. Root Locus Melalui MATLAB. Root Locus untuk Sistem dengan

Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST ( )

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF (PID) UNTUK MOTOR DC MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang mampu memenuhi

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

PENGENDALIAN SUHU DAN KETINGGIAN AIR PADA BOILER MENGGUNAKAN KENDALI PID DENGAN METODE TEMPAT KEDUDUKAN AKAR (ROOT LOCUS)

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

IMPLEMENTASI MICROKONTROLLER UNTUK SISTEM KENDALI KECEPATAN BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA HYBRID PID FUZZY

Bambang Siswanto Pasca Sarjana Teknik Pengaturan

Desain Sistem Kendali PID pada Tinggi Permukaan Cairan dengan Metode Root Locus

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember

Memulai Simulink. Memulai Simulink. Membuat Model Baru. Untuk memulai Simulink dan membuka library milik Simulink :

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

metode pengontrolan konvensional yaitu suatu metode yang dapat melakukan penalaan secara mandiri (Pogram, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Dari latar

PERANCANGAN ATTEMPERATURE REHEAT SPRAY MENGGUNAKAN METODE ZIEGLER NICHOLS BERBASIS MATLAB SIMULINK DI PT. INDONESIA POWER UBP SURALAYA

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

Transkripsi:

Nama NIM/Jur/Angk : Ardian Umam : 35542/Teknik Elektro UGM/2009 Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya). Bila K berubah, maka letak pole-pole nya juga berubah. Untuk mengetahui kawasan letak pole-pole persamaan karakteristik sistem tersebut terhadap kemungkinan kombinasi nilai K, maka diperlukan sebuah metode yang disebut dengan Root Locus. Root berarti akar dan Locus berarti tempat kedudukan. Maka Root Locus adalah tempat kedudukan akar-akar persamaan karakteristik dari sebuah sistem pengendalian proses dengan K = 0 sampai K = tak hingga. Ini dapat digunakan untuk menentukan stabilitas sistem tersebut selalu stabil atau ada batas kestabilannya, sehingga dalam merancang sistem kontrol, si desainer bisa mendapatkan hasil step response sesuai yang diinginkannya dengan mengubah nilai-nilai K. Dalam sistem pengendali, dikenal juga sistem kontrol untuk kestabilan sistem, yang disebut dengan PID. Sistem kontrol PID terdiri dari tiga buah cara pengaturan yaitu kontrol P (Proportional), D (Derivative) dan (Integral), dengan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing cara dapat bekerja sendiri maupun gabungan diantaranya. Dalam perancangan sistem kontrol PID yang perlu dilakukan adalah mengatur parameter P, I atau D agar tanggapan sinyal keluaran sistem terhadap masukan tertentu sebagaimana yang diiginkan. Untuk merancang sistem kontrol PID, kebanyakan dilakukan dengan metoda coba-coba atau (trial & error). Hal ini disebabkan karena parameter Kp, Ki dan Kd tidak independent. Untuk mendapatkan aksi kontrol yang baik diperlukan langkah coba-coba dengan kombinasi antara P, I dan D sampai ditemukan nilai Kp, Ki dan Kd seperti yang diiginkan. Berikut skema/blok sistem plant dengan sebuah kontroler menggunakan PID.

B. Cara Kerja Cara kerja percobaan disini adalah meneliti perubahan pole-pole sistem terhadap perubahan parameter pengendali, dalam percobaan ini parameter pengendali yang akan digununakan yakni K, ki dan kp. Selanjutnya adalah melakukan ploting step response dari sitem sesuai dengan kombinasi parameter pengendali yang diberikan. Percobaan yang dilakukan yakni : 1. Melakukan pengalian fungsi alih sistem dengan konstanta tertentu dalam loop terbuka, kemudian mengamati hasil step response-nya 2. Melakukan pemberian nilai parameter pengendali K pada sistem pengendali tertutup yang membuat pole-pole persamaan karakteristik berada disebelah kiri sumbu imaginer kemudian melakukan plot step response-nya dan melakukan analisa. 3. Melakukan pemberian nilai parameter pengendali K pada sistem pengendali tertutup yang membuat pole-pole persamaan karakteristik berada disebelah kanan sumbu imaginer kemudian melakukan plot step response-nya dan melakukan analisa. 4. Melakukan percobaan pengaturan parameter pengendali integral (ki) dan proportional (kp) pada sistem kontrol tertutup (close loop). Percobaan ini menggunakan software Matlab, untuk percobaan dan alur yang lebih detail akan diuraikan secara sistematis pada bab analisa pembahasan dengan harapan agar setiap langkah percobaan beserta hasilnya sekalian dapat diberi analisa penjelasan. Hal ini dimaksudkan agar alurnya pembahasan pada tulisan ini lebih sistematis dan tidak terpecah-pecah. C. Analisis dan Pembahasan Pada perobaan ini dilakukan dengan menggunakan software komputasi yang dinamakan dengan matlab, karena library yang tersedia sangat support untuk melakukan komputasi dan simulasi di bidang pengendalian dasar. Berikut adalah langkahnya : 1. Pertama adalah menginisiasikan suatu fungsi alih (TF) sistem ke program matlab. Misalnya sistem yang akan kita uji sebagai berikut : input _ output K Gambar 0.1

Dari sistem di atas transfer function sistem terbukanya adalah : matlab dengan perintah sebagai berikut : G=zpk([],[-2-1 -6],[1]); 1 s+2 s+1 (s+6). Maka dalam 2. Selanjutnya adalah menampilkan plot root locus dari fungsi tersebut dengan blok diagram seperti Gambar 0.1 di atas, yakni nilai K terletak pada feedback, maka perintah yang digunakan untuk mencari root locus yakni dengan perintah : rlocus(g). Dalam matlab, perintah root locus pada help desk matlab yaitu melakukan plotting pole-pole dengan nilai K=0 hingga K=infinite, dimana nilai K terletak pada feedback blok diagram. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar.0.2. Model Root Locus Matlab. Setelah ditekan tombol enter akan muncul window baru yaitu kurva root locus sebagai berikut : in Sistem out K Gambar 0.2. Model Root Locus Matlab Gambar 0.3. Root Locus Sistem Dari Gambar 0.3 di atas terlihat beberapa garis kurva, yang berwarna hijau, merah dan biru. Garis tersebut adalah area root locus dari fugsi alih. Garis putus-putus di atas adalah Sumbu X Axis dan Sumbu Y Imaginer. Seperti landasan teori sebelumnya, kurva root locus di atas adalah area dari pole-pole fungsi alih dengan berbagai kemungkinan nilai dari K dari K=0 hingga K=tak hingga (infinite). 3. Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan plot LTI menggunakan perintah ltiview, pada tahap ini yang akan diplot adalah step respon-nya. Berikut perintahnya : ltiview( step,g), setelah ditekan enter akan muncul sebagai berikut : Gambar 0.4. Step Respons

Kurva step di atas menunjukkan bahwa sistem mencapai stabil tanpa adanya overshoot. Perintah ltiview( step,g) berfungsi untuk melakukan plot step respon fungsi G = 1 s+2 s+1 s+6 +K dengan nilai K disini = 0. Sesuai root locus, K=0 memiliki pole yang berada di kiri sumbu imaginer, sehingga step respon-nya stabil, dan nilai settling time (waktu stabil) dicapai pada detik ke 4.75. 4. Selanjutnya akan dibandingkan kurva step respon di atas dengan fungsi alih dikalikan dengan bilangan tertentu dalam sistem terbuka (open loop), misal diambil nilai tersebut adalah 2. Maka fungsi alih menjadi : 2 x 1 s+2 s+1 s+6 +K sebagai berikut : ltiview( step,2*g), berikut hasil plotnya : ; K = 0. Perintah yang digunakan input - 2 output Gambar 0.5. Blok diagram Gambar 0.6. Step respons sistem Dari kurva di atas terlihat bahwa nilai dari settling time berniali tetap, yakni = 4.75. Ini berarti bahwa pengubahan nilai konstanta pengali untuk fungsi alih dengan model blok diagram di atas tidak mempengaruhi nilai settling time, alasannya adalah karena persamaan karakteristiknya tidak berubah sehingga bentuk kurva root locusnya juga tidak berubah. Akan tetapi terdapat perbedaan pada nilai amplitude, sistem sekarang bernilai sekitar 1.68. Jika dilihat pada sebelumnya (saat belum dikalikan dengan konstanta=2), nilai amplitude pada saat stabil adalah sekitar 0.83. Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai konstanta pengali fungsi alih sistem terbuka berbanding lurus dengan nilai amplitude-nya, dengan hubungan sebagai berikut : Amplitude baru = Konstanta x Ammplitude baru 5. Selanjutnya adalah melakukan percobaan dengan sistem kendali tertutup (close loop), atau dikenal juga dengan istilah memberikan feedback pada sitem kendali. Pada percobaan ini dilakukan dengan berbagai nilai K yang membuat nilai pole-polenya berada disebelah kiri sumbu imaginer. Dari kurva root locus matlab bisa diambil nilai K yang menyebabkan pole masih berada di kiri Sb.Imaginer, misalnya nilai K=1, K=30, K=50 dan K=133.

Untuk K=1 Perintah di Matlab T=feedback(G,1) ltiview( step, T) Gambar 0.7. Step response K=1 Untuk K=30 Perintah di Matlab T=feedback(G,30) ltiview( step, T) Gambar 0.8. Step response K=30 Untuk K=50 Perintah di Matlab T=feedback(G,50) ltiview( step, T) Gambar 0.9. Step response K=50

Untuk K=133 Perintah di Matlab T=feedback(G,133) ltiview( step, T) Gambar 1.0. Step response K=133 Dari hasil beberapa percobaan di atas dengan beberapa nilai K, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar nilai K, maka laju kenaikan kurva step respon semakin besar. Hal ini mengakibatkan semakin besarnya nilai overshoot. Hal ini juga berakibat berubahnya waktu settling time-nya, akan tetapi perubahan nilai K terhadap nilai settling time disini tidak berbanding lurus, juga bukan berbanding terbalik. Buktinya, semakin ditambah nilai K ada yang justru turun nilai settling time-nya dan ada yang justru naik. Kesimpulan selanjutnya adalah, berbagai nilai K selama membuat pole-pole sistem berada di kiri Sumbu Imaginer, maka sistem akan tidak stabil, ditunjukkan dengan grafik step response yang akan konvergen (0 < settling time < ~). 6. Percobaan selanjutnya ialah mencoba melakukan plot step response dpada sistem kendali tertutup (close loop) dengan nilai K yang diberikan dipilih angka tertentu agar pole-pole berada di kanan Sumbu Y Imaginer. Dari root locus pada Matlab, misal diambil nilai K=260 agar pole dikanan Sumbu Imaginer. Berikut blok diagram dengan K=260.. 260 Gambar 1.1. Blok Diagram Persamaan tersebut memiliki fungsi alih = 1 s+2 s+1 s+6 +260. Pada matlab fungsi alih dengan feedback K=260 bisa didapatkan dengan perintah, T=feedback(G,260). Untuk

melakukan plotting step respon-nya menggunakan perintah, ltiview( step, T). Berikut kurva step responnya : Gambar 1.2. Step response sistem Terlihat bahwa grafik di atas divergen, hal ini karena nilai K=260 membuat pole berada di kanan sumbu imaginer yang membuat sistem menjadi tidak stabil. Sehingga kesimpulannya adalah nilai K yang membuat pole-pole sistem berada di sebelah kanan sumbu imaginer, maka siste tidak stabil dengan ditunjukkan step response-nya divergen (settling time=~). 7. Selanjutnya adalah meneliti apa pengaruh dari Ki dan Kp. Dalam kontrol PID (Proportional Integral Derivatif), Ki adalah konstanta integral dan Kp adalah konstanta proportional. Penggunaan Kp dan Ki saja misalnya dalam percobaan ini menggunakan fungsi alih kontrol = K p S+K i. Maka blok diagram pada percobaan ini menjadi : S Gambar 1.3. Perintah dalah matlab : # kp=1; # ki=1; # H=tf([kp],[1])+tf([ki],[1 0]); # T=feedback(H*G,1); Dari perintah ini telah didapatkan nilai transfer function dari sistem di atas dengan ki=1 dan kp=1. Selanjutnya adalah melakukan plot step response dari transfer function ini, yakni dengan perintah ltiview( step,t). Maka akan muncul tampilan sebagai berikut : Gambar 1.4. Step Response dengan ki=1, kp=1

Selanjutnya adalah dengan pengubahan nilai dari ki. Misal diambil ki=2, ki=5 dan ki=12. Berikut hasil plot step response-nya : Gambar 1.5. Step Response ki=2, kp=1 Gambar 1.6. Step Response ki=5, kp=1 Gambar 1.7. Step Response ki=12, kp=1 Kemudian percobaan diteruskan dengan perubahan pada nilai kp, sedangkan nilai ki=1. Misalnya variasi nilai yang diambil kp=3, kp=8, kp=20 dan kp=45. Berikut hasil plot step response-nya : Gambar 1.8. Step Response ki=1, kp=3 Gambar 1.9. Step Response ki=1, kp=8 Gambar2.0. Step Response ki=1, kp=20 Gambar 2.1. Step Response ki=1, kp=45

Dari hasil plot step response di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai ki, maka kurva step response akan semakin naik dan otomatis akan meningkatkan overshoot. Begitu pula untuk nilai kp, semakin tinggi nilai kp, maka kurva step response juga akan semakin naik sehingga overshoot semakin tinggi. Kedua nilai ini akan memiliki bentuk kurva step response yang konvergen selama nilai ki dan kp membuat pole-pole persamaan karakteristik berada di sebelah kiri sumbu imaginer. Pada percobaan di atas menunjukkan bentuk kurva step response yang konvergen, karena kombinasi nilai kp dan ki-nya membuat nilai pole-pole berada di sebelah kiri sumbu imaginer.