MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Mitha Destyowati ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN (DMPA) DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS CENDRAWASIH KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

PROPOSAL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR SUNTIK 3 BULAN DENGAN EFEK SAMPING KB SUNTIK DI BPS DINI MEILANI CONDONG CATUR, SLEMAN TAHUN 20013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

SINOPSIS RENCANA TESIS

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN ULANG DI POS KESEHATAN DESA KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN 2012.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

ABSTRAK. Kata kunci : Kontrasepsi Suntik,Sosial Budaya,Sosial Ekonomi

23,3 50,0 26,7 100,0

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB WANITA DI TUWEL

Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi di ASEAN. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN BEHAVIOUR INTENTION TENTANG PERILAKU PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DENGAN STATUS KEPESERTAAN DALAM KELUARGA BERENCANA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

BAB I PENDAHULUAN. visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

Transkripsi:

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN KUNJUNGAN ULANG KB SUNTIK 3 BULAN DI POLINDES ANYELIR DESA BENDUNG KECAMATAN JETIS KABUPATEN MOJOKERTO Dian Irawati*) Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor pekerjaan dan pengetahuan berhubungan dengan ketepatan kunjunganulang KB sunti 3 bulan di Polindes Anyelir Desa Bendung Kecamatan Jetis Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 65 akseptor yang diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Variabel independen adalah pekerjaan dan pengetahuan akseptor, variabel dependen adalah ketepatan kunjungan ulang. Data di perolaeh dengan menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian ini berdasarkan pekerjan sebagian besar akseptor bekerja tidak tepat kunjungan ulang sebanyak 34 akseptor (52%) dan rata-rata pengetahuan repsonden yang tepat melakukan kunjungan KB suntik adalah sebesar 60,83. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square untuk melihat hungan pekerjaan dengan ketepatan kunjungan KB suntik dan Mann Whitney untuk melihat hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan kunjungan KB suntik 3 bulan. Hasil uji chi square menunjukkan ρ=0,00, artinya ada hubungan antara pekerjaan dengan ketepatan kunjungan ulang, sedangkan untuk pengetahuan di dapatkan hasil uji Mann-Whitney dengan nilai ρ=0,106 yang artinya tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan ketepatan kunjungan ulang KB suntik. Ketepatan kujungan ulang mempunyai andil besar kesuksesan KB. pekerjaan adalah faktor dominan yang menyebabkan ketidaktepatan akseptor, karena pekerjaan menyita waktu untuk melakukan kunjungan ulang KB suntik, sehingga diharapkan akseptor lebih memperhatikan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan. Kata kunci : Pekerjaan, Pengetahuan, KB 3 bulan. *) Penulis adalah Dosen Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto 56

A. PENDAHULUAN Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan (Sulistyawati, 2011). Penduduk yang terus bertambah banyak semakin menambah beban pembangunan nasional, antara lain dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan pangan, kesehatan, lingkungan, dan kesempatan kerja (BKKBN, 2013). Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk pemerintah telah menerapkan program Keluarga Berencana Nasional, pada saat ini visi misi program Keluarga Berencana (KB) adalah Keluarga Berkualitas 2015 yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (BKKBN, 2011) Kenyataan di lapangan (BPS) menunjuknan masih banyak akseptor yang tidak tepat waktu kunjungan ulang suntik Kb 3 bulan. Berdasarkan data BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana) hasil pelayanan KB baru secara nasional pada bulan Oktober 2013 sebanyak 723.456 peserta yang terdiri dari IUD 53.435 (7,39%), MOW 10.160 (1,40%), Implan 81.000 (11,20% ), Suntikan 334.011 (46,17%), Pil 195.761 (27,06%), MOP 2.174 (0,30%), Kondom 46.915 (6,48%). Mayoritas peserta KB baru bulan Oktober 2013, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non metode kontrasepsi jangka panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 79,71% dari seluruh peserta KB baru. Sedangkan peserta KB baru yang menggunakan metode jangka panjang seperti IUD, MOW, MOP dan Implant hanya sebesar 20,29% (BKKBN, 2013). Menurut Wendy (2013), pemakaian alat kontrasepsi jangka pendek akan berisiko gagal lebih besar dari pada IUD yang berjangka panjang. Sebab, akseptor bisa saja lupa melakukan suntik KB yang dilakukan setiap bulan sekali. Angka kegagalan metode suntik juga cukup tinggi mencapai 6/100. Artinya 6 dari 100 penggunanya hamil setelah menggunakan suntik (Inung, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 24 Febuari s/d 28 Febuari 2014 di Polindes Anyelir Desa Bendung Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto akseptor KB pada bulan Januari sampai Febuari sebanyak 357 akseptor antara lain menggunakan KB suntik 3 bulan sebanyak 193 akseptor, KB suntik 1 bulan sebanyak 87 akseptor, implan 10 akseptor, IUD 10 akseptor, kondom 4 akseptor, pil 53 akseptor. Dalam studi pendahuluan dilakukan penyebaran kuesioner kepada 10 57

akseptor KB suntik 3 bulan didapatkan hasil tidak tepat waktu kunjungan 6 (60%) akseptor, dan 4 (40%) akseptor tepat waktu kunjungan. Salah satu jenis kontrasepsi yang sering dipakai adalah kontrasepsi hormonal jenis suntik karena alasan praktis yaitu sederhana, kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Menurut jurnal Ida Rafidah dan Arief Wibowo Tahun (2012) Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR, Salah satu kegagalan kontrasepsi KB suntik 3 bulan di pengaruhi oleh ketidaktepatan kunjungan ulang untuk suntik kembali, faktor - faktor tersebut antara lain: dari segi pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, sikap, jumlah anak, fasilitas kesehatan, dukungan tenaga kesehatan dan dukungan suami. Jenis kontrasepsi hormonal salah satunya adalah KB suntik DMPA yaitu KB suntik yang mengandung 150 mg Depo Medroxy Progesteron Acetat dan di berikan tiap 3 bulan sekali secara IM (Saifuddin, 2007). Dampak dari pemakaian alat kontrasepsi suntik KB yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan akan dapat menimbulkan terjadinya kehamilan, dan untuk menyikapi hal tersebut, maka akseptor KB perlu diberikan informasi tentang kontrasepsi yang tepat dan baik digunakan akseptor KB, dan begitu pula khususnya kepada calon akseptor KB suntik sebaiknya diberikan penjelasan tentang keuntungan dan kerugian tentang kontrasepsi suntik 3 bulan. Kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan dengan secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan untuk suntik kembali (Saifuddin, 2007). Sehingga yang diharapkan dapat memperkecil terjadinya kehamilan serta akseptor mengerti tentang efek samping dari alat kontrasepsi tersebut (Saifuddin, 2007). Dari data di atas peneliti perlu melakuakan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Kunjungan Ulang KB Suntik 3 Bulan. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah analaitik observasional dengan menggunakan desain Cross Sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan variabel tergantungnya adalah ketepatan kunjungan ulang KB suntik. Populasi penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik 3 bulan di Polindes Anyelir Desa Bendung Kecamatan Jetis 58

Kabupaten Mojokerto pada bulan Mei 2014. Sampel diambil secara simple random sampling dengan besar sampel sebanyak 67 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan diolah dengan cara editing, coding, scoring, dan tabulating. Kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji chi square dan uji Mann-Whitney. Tabel 1. Definisi Operasional Hubungan Pekerjaan Dan Pengetahuan Dengan Ketepatan Kunjungan Ulang KB Suntik 3 Bulan Di Polindes Anyelir Desa Bendung Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto Variabel Definisi Operasional Kriteria Skala Independen: Pekerjaan Kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh akseptor Bekerja Tidak bekerja Nominal Pengetahuan Pengetahuan adalah nilai yang didapat oleh responden dari hasil pengisian kuesioner yang berisi pemahaman kontrasepsi suntik baik tentang pengertian, maanfaat,indikasi/kontraind ikasi dan efek samping dari kontrasepsi Interval Dependen : Ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan. Ketepatan kunjungan ulang adalah waktu dimana akseptor KB datang kembali untuk melakukan suntik ulang diukur dengan menggunakan kuesioner. Tepat Tidak tepat Nominal 59

C. HASIL PENELITIAN 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Akseptor Suntik 3 bulan Tabel 2. Pekerjaan Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Polindes Anyelir Tahun 2014 No Pekerjaan Frekuensi Prosentase 1 Bekerja 48 74% 2 Tidak Bekerja 17 26% Total 65 100% Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar akseptor adalah bekerja, yaitu 48 Akseptor (74%). 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Akseptor Suntik 3 bulan Di Polindes Anyelir Tabel 3. Pengetahuan Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Polindes Anyelir Tahun 2014 N Mini mum Maksi mum Median Rata-rata Standar Deviasi Pengetahuan 65 30,0 100,0 65 64,8462 18,95655 0 0 Valid N (listwise) 65 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pengetahuan reponden adalah 64,85 dengan median sebesar 65 dan standar deviasi sebesar 18,96. 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ketepatan Kunjungan Ulang Akseptor Suntik 3 bulan Di Polindes Anyelir Tabel 4. Ketepatan Kunjungan Ulang Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Polindes Anyelir Tahun 2014 No Ketepatan Kunjungan frekuensi Prosentase Ulang 1 Tepat 29 45% 2 Tidak Tepat 36 55% 3 Total 65 100% Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar akseptor tidak tepat dalam melakukan kunjungan KB suntik 3 bulan, yaitu sebesar 74 akseptor (59%). 60

4. Hubungan antara Pekerjaan dan Ketepatan Kunjungan Ulang Akseptor KB Suntik 3 Bulan Tabel 5. Tabulasi Silang antara Pekerjaan dan Ketepatan Kunjungan Ulang Akseptor KB Suntik 3 Bulan Ketepatan kunjungan Total No Pekerjan Akseptor Tepat ulang Tidak tepat N % N % N % 1 Bekerja 14 22% 34 52% 48 74% 2 Tidak Bekerja 15 23% 2 3% 17 26% Total 29 45% 36 55% 65 100% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagian besar akseptor yang bekerja tidak tepat dalam melakukan kunjungan ulang KB suntik sebanyak 34 akseptor (52%.), dan akseptor yang tepat pada kunjungan ulang sebagian besar akseptor yang tidak bekerja sebanyak 15 orang (23%). Hasil uji chi square didapatkan nilai ρ sebesar 0,00. Karena nilai ρ 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pekerjaan dan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan. Tabel 6. Statistik Pengetahuan Berdasarkan Ketepatan Kunjungan Ulang KB Suntik 3 Bulan di BPS Anyelir Tahun 2014 Ketepatan N Mini mum Maksi mum Median Mean Standar Deviasi Pengetahuan Tidak 35 30 100 80 68,29 19,48 Tepat Tepat 30 30 30 60 60,83 17,82 Total 65 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang tidak tepat melakukan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan mempunyai nilai rata-rata pengetahuan sebesar 68,29 dengan median sebesar 80. Sedangkan reponden yang tepat melakukan kunjungan 61

ulang KB mempunyai nilai rata-rata pengetahuan sebesar 60,83 dengan median sebesar 60. Hasil uji Mann-Whitney didapatkan hasil ρ sebesar 0,106. Karena nilai ρ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan. A. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pekerjaan Responden Berdasarkan hasil penelitian, dari 65 responden sebagian besar akseptor bekerja sebanyak 48 orang (74%), dan sebanyak 34 responden yang bekerja tidak tepat melakukan kunjungan KB suntik. Pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan masing-masing dianggap penting dan memerlukan perhatian dan waktu. (Notoatmojo,2010). Pekerjan dapat berpengaruh terhadap ketidaktepatan akseptor untuk melakukan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan. Data menunjukan bahwa akseptor yang bekerja cenderung tidak tepat dalam kunjungan ulang KB suntik 3 bulan karena faktor kesibukan, terikat dengan jam kerja dan pekerjaan banyak. Ada kesesuaian antara teori dan hasil penelitian, bahwa pekerjaan memerlukan waktu yang banyak sehingga mengganggu waktu untuk kembali. 2. Pengetahuan Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai ratarata pengetahuan reponden adalah 64,85 dengan median sebesar 65 dan standar deviasi sebesar 18,96. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia dipengaruhi oleh mata dan telingga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang baik akan memudahkan seorang wanita dalam menerima segala informasi terutama tentang KB suntik 3 bulan. Kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki efektifitas tinggi, pencegahan kehamilan jangka panjang dan mereka juga telah mempertimbangkan adanya efek samping, keuntungan dan 62

kerugiannya, sehingga ibu lebih tertarik memilih KB suntik 3 bulan (Saifudin,2011). Menurut Notoadmodjo (2010) seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi belum menjamin seseorang tersebut bersikap sesuai dengan pengetahuan yang tinggi yang dimiliki, perbedaan disebabkan oleh adanya sistem kepribadian, pengalaman, dan adat istiadat yang dipegang oleh individu tersebut. Kurangnya pengetahuan pada akseptor sangat berpengaruh terhadap ketepatan kunjungan ulang. Tetapi pada penelitian ini akseptor yang berpengetahuan baik lebih banyak atau dominan tidak tepat dalam melakukan kunjungan ulang KB suntik. 5. Ketepatan Kunjungan Ulang KB suntik 3 Bulan. Berdasarkan hasil penelitian, dari 65 responden sebagian besar akseptor tidak tepat kunjungan ulang KB suntik 3 bulan sebanyak 36 akseptor (55%), dan yang tepat kunjungan sebanyak 29 akseptor (45%), Ketidaktepatan kunjungan ulang KB suntik dapat penyebabkan kehamilan (Saifudin,2007). Hal ini disebabkan karena sebagian besar akseptor bekerja sehingga akseptor lupa kapan untuk melakukan kunjungan ulang KB suntik, sebagian besar pula akseptor yang berpengetahuan baik tidak tepat dalam melakukan kunjungan ulang KB suntik dan faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden mengenai KB suntik diantaranya faktor pendidikan, informasi dan pengalaman. 6. Analisa hubungan pekerjaan dan pengetahuan dengan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan bantuan SPSS for Window 19 dengan menggunakan taraf signifikan α=0,05 didapatkan hasil ρ=0,000 untuk faktor pekerjaan yang berarti H 0 ditolak H 1 diterima yang berarti ada pengaruh faktor pekerjaan dengan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan. Sedangkan untuk faktor pengetahuan, dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil ρ=0,106, yang berarti H 0 di terima H 1 ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan. Hasil analisia data menunjukan bahwa ketepatan akseptor dipengaruhi oleh pekerjaan akseptor, dimana pekerjaan seorang akseptor KB sangat berpengaruh terhadap ketepatan kunjungan ulang 63

KB suntik 3 bulan karena faktor kesibukan, terikat dengan jam kerja dan pekerjaan yang banyak, pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan masing-masing pekerjaan dianggap penting dan memerlukan perhatian dan waktu (Notoatmojo,2007). Ada kesesuaian antara teori dan hasil penelitian, bahwa pekerjaan memerlukan waktu yang banyak sehingga mengganggu ketepatan waktu untuk kunjungan ulang KB suntik. Sedangkan untuk faktor pengetahuan akseptor yang berpengetahuan baik sebagian besar tidak tepat dalam melakukan kunjungan ulang KB suntik, menurut Notoatmojo (2011) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah dari faktor internal yaitu pendidikan, minat, pengalaman dan usia. Sedangkan eksternal yaitu ekonomi, informasi, kebudayaan/lingkungan. Sehingga pengetahuan yang baik belum menjamin seseorang tersebut bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang tinggi yang dimiliki. E. PENUTUP 1. Simpulan a Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden bekerja sebanyak 48 orang (74%), dan hampir setengah akseptor yang tidak bekerja sebanyak 17 akseptor (26%). b Berdasarkan hasil penelitian rata-rata pengetahuan responden adalah 64,85 dengan median sebesar 65 dan standar deviasi sebesar 18,96. c Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar akseptor tidak tepat dalam kunjungan KB suntik 3 bulan sebesar 36 akseptor (55%) dan hampir setengah responden tepat dalam melakukan kunjungan ulang sebanyak 29 akseptor (45%). d Ada hubungan antara pekerjaan dengan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan dengan nilai ρ uji chi square sebesar 0,00. e Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan dengan nilai ρ uji Mann- Whitney sebesar 0,106. 2. Saran a Bagi Peneliti Selanjutnya 64

b c Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai bahan bagi peneliti yang lain, peneliti berikutnya perlu mengkaji faktorfaktor yang lain yang ada kaitannya dengan ketepatan kunjungan ulang KB suntik 3 Bulan. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan lebih meningkatkan dalam pemberian informasi kesehatan terutama tentang kontrasepsi, efek samping, keuntungan, kerugian, dan lain-lain. Dan selalu mengingatkan kembali kapan harus kembali untuk melakukan suntik kembali ketika akseptor mau pulang. Bagi Masyakat atau Akseptor KB suntik Hendaknya akseptor KB dapat meningkatkan pengetahuan tenang alat kontrasepsi yang dipakai, melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan yang dilaksanakn di posyandu atau sarana kesehatan yang lainnya seperti polindes dan puskesmas, dan hendaknya Akseptor lebih memperhatikan jadwal suntik ulang yang sudah tercantum dalam buku KB suntik agar tidak terjadi keterlambatan dalam melakukan kunjungan ulang KB suntik 3 bulan. 65

DAFTAR PUSTAKA Albar, E. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. jakarta: PT Rineka Cipta. BKKBN. (2011). Evaluasi Hasil Pencapaian Program Keluarga Berencana Nasional Januari Desember 2011 Provinsi Jawa Timur. Surabaya: BBKN. Diane M. Fraser, Margaret A, Cooper. (2009). Myles textbook for midwives. Jakarta: EGC. Handayani, S. (2011). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hidayat, A. A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan; Paragdima Kuantitatif. jakarta: Salemba Medika. Inung. (2013, September 20). http://poskotanews.com/2013/09/20/alkon-kbjangka-panjang-kurang-diminati/. Dipetik Januari 11, 2013, dari Alkon KB Jangka Panjang Kurang Diminati: http://poskotanews.com/2013/09/20/alkon-kb-jangka-panjang-kurangdiminati/ Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Saifuddin, A. B. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Stright, B. R. (2004). Panduan Belajar Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC. Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. 66

Suratun, Sri Maryani, Tien Hartini, Rusmiati, Saroha Pinem. (2008). Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media. Wawan. (2010). Teori Dan Pengukura Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 67