LAPORAN PENGKAJIAN CAO CAO ASSESSMENT REPORT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KESIMPULAN RESOLUSI SENGKETA INDONESIA RAJAMANDALA HYDROPOWER PROJECT-01

LAYANAN PENANGANAN KELUHAN

C-I-R5-714-F Juni Investasi IFC di Delta Wilmar Kasus Wilmar-3 / Jambi Rangkuman

LAPORAN PENILAIAN. Tentang. Pengaduan ke-3 Keprihatinan Komunitas dan Masyarakat Sipil Terkait Dengan Kegiatan Kelompok Perusahaan Wilmar di Indonesia

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Proses Penyelesaian Perselisihan

Kebijakan Pengamanan dan Keberlanjutan di Dunia yang Berubah

INVESTIGASI KEPATUHAN

Perubahan ini telah memberikan alat kepada publik untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kemampuan untuk mengambil keuntungan dari

OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2

SAAT HAK ANDA DILANGGAR: MEMASTIKAN AKUNTABILITAS KELOMPOK BANK DUNIA

Tahap Konsultasi untuk Mekanisme Akuntabilitas

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Pedoman Informasi tentang Tahapan Konsultasi dalam Mekanisme Akuntabilitas ADB

Resolusi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Indonesia terhadap Tinjauan Kebijakan Perlindungan Kelompok Bank Dunia (WBG)

Wilmar dan persoalan minyak sawit. Ringkasan eksekutif - Bahasa Indonesia. Dr Samantha Balaton-Chrimes. Dr Kate Macdonald

Ombudsman Penasihat Kepatuhan untuk IFC/MIGA

ECD Watch. Panduan OECD. untuk Perusahaan Multi Nasional. alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

MODEL PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY OLEH MULTINATIONAL CORPORATION

Factsheet Down to Earth tentang Lembaga-lembaga Keuangan Internasional

Akses untuk Keadilan bagi Masyarakat yang Terkena Dampak Pertambangan PT Weda Bay Nickel Laporan Sementara Ringkasan Eksekutif

LAPORAN KESIMPULAN RESOLUSI PERSELISIHAN WILMAR 3

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN.

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

Penggunaan Sistem Upaya Perlindungan Negara (CSS) di Tingkat Instansi bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DAN NASABAH BANK DI INDONESIA

MODEL PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA

Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

IDENTITAS MATA KULIAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perundingan Saling Menguntungkan: Proyek TPSA Mengadakan Pelatihan Merancang dan Merundingkan Nota Kesepahaman untuk Pengembangan Ekspor

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGELOLAAN RISIKO DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN. Oleh: Sinthya Roesly, S.T., M.M., M.B.A., M.Eng.Sc.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA BAGIAN KEDUA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kirimkan kepada kami di: Credit and Investments Ombudsman Case Management Fax: Mail: PO Box A252, Sydney South NSW 1235

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2014 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

TENTANG LAPOR! MINGGU IV JULI 2017

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 20 /PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

Catatan informasi klien

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

PROYEK MODERNISASI PENGADAAN

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

BAB 5. Gagasan tentang Pendidikan Resolusi Konflik

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

I. PENDAHULUAN. Sengketa tanah adalah sengketa yang timbul karena adanya konflik kepentingan atas

PEDOMAN LEI 55 PEDOMAN PENYELESAIAN KEBERATAN ATAS KEPUTUSAN SERTIFIKASI

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Semarang, April Penulis

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Catatan Informasi mengenai Proses Multi-Stakeholder

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

LAPORAN PENGKAJIAN CAO CAO ASSESSMENT REPORT Pengaduan tentang Rajamandala Hydropower Project MIGA (11862) Agustus 2016 Kantor Compliance Advisor Ombudsman untuk International Finance Corporation dan Multilateral Investment Guarantee Agency www.cao-ombudsman.org

Tentang CAO Kantor Compliance Advisor Ombudsman (CAO) adalah mekanisme akuntabilitas independen untuk organ-organ sektor swasta Kelompok Bank Dunia, yaitu International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA). CAO melapor langsung kepada Presiden Kelompok Bank Dunia, dan mandatnya adalah untuk membantu penanganan secara adil, objektif, dan konstruktif atas pengaduan-pengaduan dari masyarakat yang terkena dampak proyek-proyek yang didukung oleh IFC/MIGA dan untuk memperkuat keluaran-keluaran sosial dan lingkungan hidup dari proyek-proyek tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, lihat www.cao-ombudsman.org

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 3 DAFTAR SINGKATAN... 4 1. RINGKASAN... 5 2. LATAR BELAKANG... 5 2.1. Proyek... 5 2.2. Pengaduan... 5 3. RINGKASAN PENGKAJIAN... 5 3.1. Metode Pengkajian... 6 3.2. Rangkuman Isu... 6 4. RENCANA TINDAK LANJUT... 6 LAMPIRAN A. PROSES PENANGANAN PENGADUAN OLEH CAO... 8

DAFTAR SINGKATAN CAO IFC JBIC MBL MIGA PT REP Kantor Compliance Advisor Ombudsman International Finance Corporation Japan Bank for International Cooperation Mizuho Bank Ltd Multilateral Investment Guarantee Agency PT Rajamandala Electric Power

1. RINGKASAN Pada bulan Mei 2016, CAO menerima pengaduan dari sebuah organisasi pemuda desa, yang mewakili individu dan keluarga di Kampung Bantarcaringin, Desa Cihea, Rajamandala, Jawa Barat, Indonesia, tentang dampak terhadap tanah petani akibat pembangunan terowongan oleh Rajamandala Hydropower Project di Jawa Barat, Indonesia. CAO telah menetapkan bahwa pengaduan tersebut memenuhi tiga kriteria kelayakan sehingga kemudian melakukan tahapan pengkajian atas pengaduan tersebut. Saat melakukan proses pengkajian tersebut, para Pengadu dan PT Rajamandala Elesctric Power (PT REP) menyatakan kesepakatan untuk terlibat dalam sebuah proses sukarela untuk resolusi sengketa yang difasilitasi oleh CAO. Laporan Pengkajian ini memaparkan proses pengkajian tersebut, termasuk deskripsi proyek termaksud, pengaduan, metodologi pengkajian, dan rencana tindak lanjut. 2. LATAR BELAKANG 2.1. Proyek Menurut dokumentasi MIGA, Rajamandala Hydropower Project (Rajamandala) adalah sebuah proyek pembangunan dan pengoperasian sebuah pembangkit listrik tenaga air dari limpahan sungai berkapasitas 47 megawatt di dekat Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Skema proyek ini adalah pembangunan-pengoperasian-pengalihan (build-operate-transfer). Proyek ini dijalankan oleh PT REP dan memperoleh pendanaan gabungan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Mizuho Bank Ltd. (MBL). MIGA telah memberikan jaminan pendanaan sampai sebesar 200 juta dolar untuk perlindungan pinjaman non-saham dari JBIC dan MBL untuk proyek Rajamandala ini. Jaminan yang disediakan berjangka maksimal 19 tahun dan memberikan perlindungan terhadap risiko pembatasan pengalihan (transfer restriction), perampasan, perang dan kerusuhan, dan pelanggaran kontrak. 2.2. Pengaduan Pada bulan Mei 2016 sebuah pengaduan diterima oleh CAO dari sebuah organisasi pemuda yang mewakili individu dan keluarganya di Kampung Bantarcaringin, Desa Cihea, Rajamandala, Jawa Barat, Indonesia. Pengadu menyatakan bahwa pembangunan terowongan yang berkaitan dengan Rajamandala Hydropower Project telah menimbulkan dampak negatif terhadap tanah sawah keluarga tersebut. 3. RINGKASAN PENGKAJIAN Maksud pengkajian CAO adalah untuk mengklarifikasi isu-isu dan keprihatinan yang diangkat oleh para Pengadu, untuk mengumpulkan informasi tentang pandangan para pihak yang berkepentingan terhadap situasi yang ada, dan menentukan apakah para Pengadu dan Rajamandala Hydropower Project berkehendak untuk melakukan proses resolusi sengketa dalam naungan Resolusi Sengketa CAO (CAO Dispute Resolution) ataukah apakah pengaduan tersebut harus dilimpahkan ke CAO Kepatuhan (CAO Compliance) untuk pengkajian kinerja standar-standar IFCnya (lihat Lampiran A

tentang proses penanganan pengaduan oleh CAO). Pada tahap pengkajian, pengumpulan informasi oleh CAO tidak dimaksudkan untuk menilai benar-tidaknya isi pengaduan tersebut. 3.1. Metode Pengkajian Pengkajian CAO atas pengaduan ini dilakukan dengan: Tinjauan dokumen-dokumen proyek; Pembicaraan dan pertemuan dengan para Pengadu, tim proyek MIGA, dan staf perusahaan; Kunjungan ke lokasi proyek dan kampung para Pengadu, sepanjang 7-9 Agustus 2016; Pertemuan bersama para pihak untuk pertama kalinya pada tanggal 9 Agustus 2016. 3.2. Rangkuman Isu Bagian ini memaparkan garis besar isu-isu yang diangkat oleh para Pengadu dan dibahas dengan PT REP. Pengkajian ini tidak berisi penilaian dari CAO tentang benar-tidaknya isi pengaduan tersebut. Saat dilakukannya pengkajian oleh CAO, para pengadu menggarisbawahi pokok-pokok masalah sebagai berikut: Tanah yang terkena dampak pembangunan terowongan: Pembangunan sebuah terowongan sebagai bagian dari proyek ini menimbulkan dampak bagi empat keluarga yang tanahnya berada tepat di atas terowongan tersebut. Satu dari empat petak tanah tersebut terkena dampak lebih jauh dari semburan semen saat proses pengerjaan terowongan yang kemudian menumpuk di tanah tersebut. Selanjutnya, para pemilik tanah menyatakan menghilangnya air dari tanah-tanah mereka sejak dimulainya pekerjaan terowongan sehingga tanah-tanah tersebut sekarang mengering dan berkurang produktivitasnya. Komunikasi antara warga masyarakat dengan perusahaan: Para pengadu mengeluhkan daya tanggap perusahaan terhadap keluhan-keluhan bukan hanya dari para pengadu dan para pemilik tanah tapi juga dari masyarakat secara lebih luas, misalnya tentang gangguan kebisingan dan lalu lintas, kerusakan jalan-jalan setempat, atau ketersediaan peluang kerja bagi anggota masyarakat. Perusahaan beserta kontraktor-kontraktornya dianggap lambat menanggapi keluhan dan hanya setelah diprotes, yang dalam hal ini memunculkan persepsi bahwa hanya pendekatan yang lebih keras saja lah yang akan ditanggapi oleh perusahaan. Para Pengadu khawatir bahwa hal ini selanjutnya akan mengubah mentalitas masyarakat setempat yang sebetulnya adalah damai dan harmonis. PT REP menyatakan bahwa perusahaan selama ini telah dan terus mempertahankan hubungan yang baik dengan masyarakat akan tetapi meskipun demikian tetap mengungkapkan kesediaannya untuk berdialog. 4. RENCANA TINDAK LANJUT Pokok-pokok kesepakatan: Dari pertemuan para pihak pertama kalinya, yang juga dihadiri wakil-wakil dari pemerintahan setempat dan tokoh agama, para pihak sepakat untuk:

Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik antara perusahaan dan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi permasalahan-permasalahan; Menyelesaikan sengketa antara para pemilik tanah yang terkena dampak dengan pihak perusahaan melalui negosiasi langsung yang harus selesai paling lambat tanggal. PT REP, para pemilik tanah, dan wakil-wakil masyarakat telah mulai bernegosiasi tentang bagaimana menangani permasalahan-permasalahan yang ada. Proses ini akan dilanjutkan. CAO akan menyediakan dukungan terhadap proses ini sejauh dibutuhkan dan diminta oleh para pihak. CAO memfasilitasi dialog antara masyarakat dengan PT REP supaya terbangun komunikasi dan kerjasama yang baik dalam menangani berbagai permasalahan yang ada secara bersama-sama.

LAMPIRAN A. PROSES PENANGANAN PENGADUAN OLEH CAO Kantor CAO adalah mekanisme independen untuk penyelesaian persoalan yang berkaitan dengan International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) dari Kelompok Bank Dunia. CAO melapor langsung ke Presiden Kelompok Bank Dunia dan mandatnya adalah membantu penanganan pengaduan-pengaduan dari masyarakat yang terkena dampak dari proyek-proyek yang didukung oleh IFC/MIGA, secara adil, objektif, dan konstruktif, dan untuk memperkuat sisi sosial dan lingkungan hidup dari proyek-proyek tersebut. Pengkajian awal ini dilakukan oleh fungsi Resolusi Sengketa CAO. Maksud dari pengkajian CAO ini adalah: (1) mengklarifikasi isu-isu dan keprihatinan yang diangkat oleh para Pengadu; (2) mengumpulkan informasi tentang pandangan para pemangku kepentingan terhadap situasi yang ada; dan (3) membantu para pemangku kepentingan memahami pilihan-pilihan penyelesaian persoalan yang tersedia untuk mereka dan menentukan apakah mereka mau mengupayakan solusi kolaboratif melalui fungsi Resolusi Sengketa CAO, atau untuk melmpahkan kasusnya agar dikaji oleh fungsi Kepatuhan CAO. Dokumen ini adalah sebuah catatan awal atas pandangan-pandangan yang didengar oleh tim CAO, dan penjelasan tentang rencana tindak lanjut yang tergantung kepada apakah para pihak memilih untuk mengupayakan proses Resolusi Sengketa atau lebih memilih sebuah proses Kepatuhan CAO. Laporan ini tidak membuat penilaian atas benar-tidaiknya isi pengaduan. Sesuai Panduan Operasional CAO 1, tahapan berikut ini umumnya dilakukan saat menanggapi pangaduan yang diterima: Langkah 1: Tanda Terima pengaduan Langkah 2: Kelayakan: Penetapan kelayakan pengaduan untuk dilakukan pengkajian dalam mandat CAO (tidak lebih dari 15 hari kerja) Langkah 3: Pengkajian CAO: "Pengkajian atas isu-isu dan menyediakan dukungan kepada para pemangku kepentingan adlam memahami dan menentukan apakah mereka mau mengupayakan solusi berdasarkan konsensus melalui sebuah proses kolaboratif yang diselenggarakan oleh fungsi Resolusi Sengketa CAO, atau apakah memilih agar kasus tersebut harus dialihkan ke fungsi Kepatuhan CAO yang akan mereview kelayakan lingkungan hidup dan sosial IFC s/miga. Pengkajian bisa dilakukan paling lama 120 hari kerja." Langkah 4: Fasilitasi penyelesaian: Apabila para pihak memilih untuk mengupayakan proses kolaboratif, maka fungsi resolusi sengketa CAO dimulai. Proses resolusi sengketa ini biasanya dilandasi atau diawali dengan sebuah Nota Kesepahaman dan/atau disepakatinya aturan-aturan dasar antara para pihak. Proses ini bisa meliputi fasilitasi/mediasi, pencarian fakta secara bersama-sama, atau pendekatan-pendekatan resolusi lain yang disepakati demi tercapainya kesepakatan penyelesaian atau kesepakatan bersama dan tujuan lainnya yang selayaknya. Tujuan utama dari cara-cara ini untuk menyelesaikan masalah adalah untuk menangani isu-isu yang diangkat di dalam pengaduan, dan isu lain yang signifikan dan relevan 1 Untuk rincian lebih lanjut tentang peran dan pekerjaan CAO, sila merujuk Panduan Operasional selengkapnya di: http://www.caoombudsman. org/documents/caooperationalguidelines_2013.pdf

dengan pengaduan yang diidentifikasi saat tahap pengkajian atau saat proses resolusi sengketa, dengan cara-cara yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang terkena dampak 2. ATAU Penlaian/Penyidikan Kepatuhan: Jika para pihak memilih untuk proses Kepatuhan, fungsi Kepatuhan CAO akan memulai sebuah penilaian atas kelayakan sosial dan lingkungan hidup proyek IFC/MIGA yang dimaksud tersebut ntuik menetapkan layak tidaknya sebuah penyidikan kepatuhan atas kinerja IFC s/miga berkaitan dengan proyek tersebut. Waktu penilaian paling lama adalah 45 hari kerja. Jika sebuah penyidikan dianggap layak untuk dilakukan, Kepatuhan CAO akan melakukan penyelidikan mendalam terhadap kinerja IFC/MIGA. Sebuah laporan penyidikan yang memuat setiap ketidakpatuhan yang ada akan dipublikasikan, bersama dengan tanggapan IFC/MIGA. Langkah 5: Monitoring dan tindak lanjut Langkah 6: Kesimpulan/Penutupan Kasus 2 Jika para pemangku kepentingan tidak berhasil menyelesaikan isu-isu yang ada melalui proses kolaboratif dalam jangka waktu yang telah disepakati, CAO Resolusi Sengketa akan pertama-tama berupaya membantu para pemangku kepentingan menerobos kebuntuan yang ada. Jika hal ini tidak dimungkinkan, tim Resolusi Sengketa akan memberitahu para pemangku kepentingan, termasuk dalam hal ini staf IFC/MIGA, Presiden dan Dewan Kelompok Bank Dunia, dan publik, bahwa CAO Resolusi Sengketa telah menutup kasus dan mengalihkannya ke CAO Kepatuhan untuk dilakukan penilaian.