APLIKASI DINAMIKA FLUIDA PADA MESIN CUCI PIRING ERNIATI UMAR H

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI DINAMIKA FLUIDA PADA MESIN CUCI PIRING

APLIKASI DINAMIKA FLUIDA PADA MESIN CUCI PIRING. Oleh ERNIATI UMAR H

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

SOAL TRY OUT FISIKA 2

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

PENENTUAN BESAR PENGANGKATAN MAKSIMUM PADA SUDUT ELEVASI TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN AIRFOIL SAYAP PESAWAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

DINAMIKA FLUIDA. nurhidayah.staff.unja.ac.id

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Oleh: STAVINI BELIA

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

FIsika FLUIDA DINAMIK

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

FLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline.

BAB FLUIDA A. 150 N.

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PENGANGKATAN AIR MENGGUNAKAN POMPA HIDRAM

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

IV. PENDEKATAN DESAIN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

Klasisifikasi Aliran:

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Materi Fluida Statik Siklus 1.

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM PEMODELAN HUKUM PASCAL

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENGAJARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Macam Aliran : Berdasarkan Cara Bergerak Partikel zat cair :

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

ANALISIS DEBIT AIR DAN RUGI BELOKAN PADA PIPA TEE.

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

Vol 9 No. 2 Oktober 2014

1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

Transkripsi:

APLIKASI DINAMIKA FLUIDA PADA MESIN CUCI PIRING ERNIATI UMAR H21108254 SARI BACAAN Suatu desain mesin cuci piring yang memanfaatkan dinamika fluida telah dibuat dan diuji dalam penelitian ini. Mesin cuci piring ini memiliki ukuran dimensi panjang 136,5 cm, lebar 66,5 cm dan tinggi 153,8 cm. Mesin ini diuji kinerjanya dengan menghitung jumlah piring yang dicuci dan lama proses pencucian. Ada 2 jenis noda yang diuji yaitu noda minyak bercampur tepung terigu dan noda kecap bercampur saus cabai. Selain itu diuji pula 2 macam proses pencucian tanpa menggunakan sabun dan proses pencucian menggunakan sabun. Tekanan input pipa untuk posisi kran seperempat terbuka adalah 20 psi, untuk posisi kran setengah terbuka adalah 20,4 psi dan posisi kran terbuka penuh adalah 20,9 psi. Tekanan air rata-rata untuk mencuci piring dengan noda minyak bercampur tepung terigu tanpa sabun adalah 19,628 kg ms 2 dengan waktu rata-rata 15,255 detik per piring. Tekanan air rata-rata untuk mencuci piring dengan noda minyak bercampur tepung terigu menggunakan sabun adalah 20,084 kg ms 2 dengan waktu rata-rata 11,586 detik per piring. Tekanan air rata-rata untuk mencuci piring dengan noda kecap bercampur saus cabai tanpa sabun adalah 21,278 kg ms 2 dengan waktu rata-rata 12,56 detik per piring. Tekanan air rata-rata untuk mencuci piring dengan noda minyak bercampur tepung terigu menggunakan sabun adalah 21,73 kg ms 2 dengan waktu rata-rata 6,035 detik per piring. Efektifitas kerja mesin optimum ada pada pencucian 6 piring tanpa menggunakan sabun dan pencucian 10 piring menggunakan sabun, baik dengan noda minyak yang bercampur tepung terigu maupun noda kecap bercampur saus cabai. Kata kunci : Mesin Cuci Piring, Tekanan, waktu, efektifitas PENDAHULUAN Perkembangan produk di Indonesia dikatakan sangat pesat, hal ini terbukti dengan bermunculnya berbagai produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur. Peralatan yang dibuat, diantaranya adalah peralatan memasak, peralatan kebersihan rumah tangga sampai pada peralatan untuk mencuci [1]. Dari sekian banyak pekerjaan yang dilakukan, tiap bidang pekerjaan sudah memiliki alat pendukung untuk melakukan pekerjaan. Tetapi untuk mencuci piring, pekerjaan ini biasanya dilakukan secara manual. Mencuci piring secara manual membutuhkan tenaga dan waktu yang lama. Untuk menghemat tenaga dan waktu yang digunakan dalam membersihkan piring secara manual, dibutuhkan tekanan yang besar dari air (fluida) [1,2]. Karena kebutuhan peralatan mesin cuci piring semakin meningkat, dalam penelitian ini dibuat suatu mesin cuci piring sederhana dengan memanfaatkan aplikasi dinamika fluida sebagai mekanisme utama. TINJAUAN PUSTAKA Mesin Cuci Piring Sebuah mesin cuci piring adalah perangkat mekanis untuk membersihkan piring dan peralatan makan. Mesin cuci piring ini membersihkan dengan penyemprotan air [3]. Sabun Sabun adalah senyawa garam dari asamasam lemak tinggi. Sabun mengandung stearat yang terdiri atas ion karboksil dan hidrokarbon. Keuntungan utama sabun sebagai bahan pencuci, terjadi dari reaksi dengan kation-kation divalen membentuk garam-garam asam lemak yang tidak larut. Padatan-padatan tidak larut ini, biasanya garam-garam dari Magnesium atau Kalsium [4]. Fluida Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir, digolongkan ke dalam zat cair dan gas. Fluida dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Kekuatan ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari 1

ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena geseran [5,6]. Tiap partikel fluida bergerak sepanjang suatu jalur tertentu yang disebut sebagai garis alur. Jenis aliran ini disebut sebagai aliran laminar. Jika kecepatan aliran bertambah, gaya inersia setahap demi setahap melampaui gaya kekentalan, hingga gaya kekentalan menjadi tidak efektif dalam mengendalikan pola aliran. Pola teratur pada aliran laminar akan menghilang, dan partikel-partikel fluida menyimpang dari garis arusnya, serta mulai bergerak dengan cara yang sepenuhnya acak. Aliran ini disebut sebagai turbulen [6]. Gambar 1 Distribusi Kecepatan Untuk Aliran Turbulen dan Laminar Tekanan Fluida Gaya persatuan luas yang diadakan oleh fluida sama di setiap titik pada permukaan benda. Gaya (F) persatuan luas (A) itu dinamakan tekanan fluida (P) [7]. P = F/A (1) Persamaan Kontinuitas Gambar 2 menunjukkan fluida mengalir dalam pipa dengan luas penampang yang berubah-ubah. Bayangan dibagian kiri menunjukkan volume fluida yang mengalir ke dalam pipa di titik 1 dalam suatu waktu t. Jika kelajuan fluida di titik ini adalah v 1 dan luas penumpang pipa adalah A 1, maka volume yang mengalir ke dalam pipa dalam waktu t adalah [7]. V = A 1 v 1 t (2) Dengan asumsi bahwa fluida adalah inkompresibel, maka volume fluida yang sama harus mengalir keluar pipa di titik 2 seperti ditunjukkan oleh baying-bayang di bagian kanan. Jika kelajuan di titik ini adalah v 2 dan luas penampang adalah A 2, maka volumenya V = A 2 v 2 t. Karena volume-volume ini sama, maka kita dapatkan [7] A 1 v 1 t = A 2 v 2 t (3) A 1 v 1 = A 2 v 2 (4) Besaran Av dinamakan laju aliran massa/volume I V. Dimensin I V adalah volume per waktu. dalam aliran fluida inkompresibel yang tunak, laju aliran volume adalah sama di setiap titik dalam fluida: [7] I v = va = konstan (5) Persamaan II.5 dinamakan persamaan kontinuitas. Gambar 2 Fluida yang inkompresibel yang mengalir dalam pipa dengan penampang yang berubah-ubah. Volume bagian yang berbayangbayang adalah sama. Momentum Momentum didefinisikan sebagai perkalian massa dengan kecepatan. Apabila membahas benda tegar, massa muncul sebagai kesatuan yang diskrit, namun dalam proses aliran zat cair, massa tidak saja kontinu tetapi juga diganti terus menerus. Karena itu massa didefinisikan sebagai jumlah zat cair yang melalui penampang tertentu tiap satuan waktu atau aliran massa (m). Arus zat cair yang mempunyai luas penampang A dan kecepatan v [6] : Q = Av (6) m = ρav (7) dengan ρ adalah rapat massa zat cair. Momentum massa zat cair yang melewati suatu penampang dalam satu satuan waktu adalah perkalian ρav dengan v Jadi, untuk arus zat cair [6] : momentum per satuan waktu = ρav 2 (8) Berdasarkan hukum kedua Newton yang menyatakan perubahan momentum suatu benda itu sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Dengan kata lain gaya aliran fluida terjadi karena adanya perubahan kecepatan ( v) aliran [9]. F = ρ. Q. v 2 v 1 (9) Karena laju aliran massa m = ρ. A. v = ρ. Q, persamaan di atas menjadi F = m v 2 v 1 (10) 2

METODOLOGI Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam pembuatan mesin cuci piring ini adalah sebagai berikut: Pressure Gauge, bor, stop watch, jangka sorong, gelas ukur, penggaris/meteran, gergaji, mesin pompa, mesin las Bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin cuci piring ini adalah sebagai berikut: rotary sprinkler, sabun, pipa PVC, pipa aluminium, Fitting, lem pipa, lem besi, piring, air, ember, kran air, karet, solatipe seel, besi beton 10 mm, noda makanan (Minyak,Tepung Terigu, Kecap dan Saus Cabai) Pembuatan Mesin Cuci Piring Sederhana Pada pembuatan mesin cuci piring ini, terlebih dahulu dibuat sketsa gambar untuk menentukan bahan yang akan di gunakan dalam perancangan ini. 1. Bodi mesin Terbuat dari plastik dengan tinggi 80,8 cm dan lebar 66,5 cm. 2. Baling-baling Terbuat dari alat penyiram tanaman (Rotary Sprinkler) yang dimodifikasi dengan Pipa Aluminium. Panjang baling-baling ini yaitu 23 cm dan berdiameter 1,07 cm. Di setiap balingbaling terdapat 3 lubang dengan diameter 0,15 cm bersudut 90 0 dan 1 lubang dengan diameter 0,43 cm dengan sudur 20 0 terhadap bidang horizontal. setiap jarak antar lubang diberi pemberat yang terbuat dari pipa aluminium. Gambar 3 Alat pencuci piring berbentuk balingbaling 3. Dudukan piring terbuat dari besi beton yang berukuran 10 mm dengan tinggi 30 cm dan diameter 48,4 cm. Diameter untuk tempat piring adalah 21,5 cm. Pengujian Mesin Cuci Piring Sederhana Pengujian mesin cuci piring dilakukan dengan menghitung tekanan air yang diperlukan agar kotoran pada piring dapat terlepas dengan memanfaatkan sabun sebagai komponen pembersih dan menganalisis efisiensi kerja mesin. Langkah kerja pengambilan data pengujian dilakukan sebagai berikut : 1. Peralatan dirangkai seperti pada gambar berikut : Keterangan gambar : A. Tempat mengalirnya air ( pipa alir ) B. Alat pengukur tekanan air (Pressure Gauge) C. Tempat putaran air ( Baling-baling ) D. Dudukan piring E. Bodi mesin F. Mesin pompa G. Sumber air 2. Memberikan noda pada piring kemudian menyusunnya di rak piring 3. Memompa dan membuka kran air agar air dapat mengalir di pipa. 4. Menghitung tekanan air yang masuk menggunakan alat pressure gauge. 5. Menghitung efektifitas (lama) kerja mesin. 6. Menghitung volume air yang digunakan untuk membersihkan piring dengan gelas ukur 7. Menghitung efisiensi kerja mesin dengan memperhatikan kebersihan piring, apakah piring tersebut masih licin atau tidak. 8. Mengulang prosedur no 2 sampai no 7 menggunakan sabun pencuci piring. Gambar 4 Dudukan piring 3

Bagan Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Telah dibuat mesin cuci piring sederhana dengan panjang 136,5 cm, lebar 66,5 cm dan tinggi 153,8 cm. Pipa yang digunakan berupa pipa PVC dengan ukuran ¾. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian (test run),dengan cara menghitung analisis perancangan mesin cuci piring dan pengujian secara langsung pada alat dengan menggunakan alat ukur. Dari hasil pengujian dengan menggunakan alat ukur didapatkan besaran waktu, volume dan tekanan seperti yang ditunjukkan pada tabel IV.1 dan IV.2. Setelah waktu dan volume diketahui, dilakukan pengujian tekanan air menggunakan alat ukur tekanan pressure gauge, didapatkan tekanan air pada posisi kran seperempat terbuka, seperdua terbuka dan terbuka penuhberturutturut adalah 20 psi (13,679x10 4 kg/ms 2 ), 20,4 psi (13,952x10 4 kg/ms 2 ) dan 20,9 psi (14,294x10 4 kg/ms 2 ). Selain menggunakan alat ukur tekanan (pressure gauge), tekanan diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan persamaan (II.1), tekanan air yang dihitung merupakan tekanan air yang keluar untuk membersihkan piring kotor. Kemudian dibandingkan dengan teknik mencuci piring secara manual. pompa. Air sabun dialiri melalui pipa dengan bantuan baling-baling air sabun keluar membasahi kotoran yang melekat pada piring. Berikut ini diberikan data hasil pengamatan yang secara skematis diberikan sebagai berikut : 1. Analisis gerak fluida pada mesin cuci piring 2. Analisis data dan pembahasan Analisis Gerak Fluida pada Mesin Cuci Piring Analisis dilakukan untuk menentukan ukuran alat yang dapat menghasilkan energi untuk memutar baling-baling dan membersihkan kotoran yang melekat pada piring. Dalam hal ini berlaku persamaan : E = P V IV.1 dimana E, P, V masing-masing adalah energi, tekanan dan volume fluida. Dengan asumsi bahwa energi keluar air dengan θ = 90 0 sebagai energi untuk membersihkan kotoran yang melekat pada piring dan energi keluar air dengan θ = 20 0 adalah energi untuk memutar baling-baling. Luas baling-baling dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: A = 1 4 πd2 IV.2 Sedangkan energi air tergantung pada tekanan, kecepatan dan waktu. Tekanan air yang terdapat pada pipa disetiap baling-baling dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yang telah diturunkan dari persamaan II.1: P = ρqv A IV.3 Analisis Data dan Pembahasan Pengujian alat dilakukan setelah melalui proses pembuatan dan perakitan alat mesin cuci piring. Pengambilan data dilakukan melalui 2 tahap. Tahap pertama pencucian piring dengan menggunakan air tanpa sabun dan tahap kedua dengan menggunakan air dan sabun. Begitupun pengambilan data untuk mencuci piring secara manual dilakukan melalui 2 tahap. Masing-masing tahap ini dilakukan sebanyak 5 kali dengan menggunakan piring, dengan jumlah yang berbeda yaitu : 2 piring, 4 piring, 6 piring, 8 piring dan 10 piring, namun posisi krannya sama yaitu posisi 1 (terbuka penuh). Data yang diperoleh berasal dari pengujian dengan mesin cuci piring dan mencuci piring secara manual. Besaran yang diperoleh adalah waktu (s) dan volume (V 3 ) dari besaran 4

ini dapat diketahui tekanan dan energi fluida untuk membersihkan kotoran yang melekat pada piring Dalam sub bab ini, tekanan diperoleh dengan cara menghitung menggunakan persamaan (II.1) yang telah diturunkan. Tabel 4 Uji Cuci dengan Noda Kecap bercampur Saus cabai secara Manual Analisis Kinerja Mesin Cuci Piring Tabel 1 Uji Cuci Menggunakan Alat Cuci Piring dengan Noda Minyak bercampur Tepung Terigu Tabel 2 Uji Cuci Menggunakan Alat Cuci Piring dengan Noda Kecap bercampur saus cabai Dari tabel 1 dan 2 terlihat bahwa pada saat pencucian piring tanpa sabun nilai efektif akan didapatkan pada pencucian 6 piring dan pencucian piring dengan sabun nilai efektif akan didapatkan pada pencucian 10 piring baik dengan noda minyak bercampur tepung terigu maupun noda kecap bercampur saus cabai. Analisi Data Uji Cuci Piring secara Manual Tabel 3 Uji Cuci dengan Noda Minyak bercampur Tepung Terigu secara Manual Dari tabel 3 dan 4 terlihat bahwa pada saat pencucian piring tanpa sabun secara manual dengan noda minyak bercampur tepung terigu baik maupun noda kecap bercampur saus cabai nilai efektif akan didapatkan pada pencucian 2 piring dan pencucian piring dengan sabun secara manual dengan noda minyak bercampur tepung terigu nilai efektif akan didapatkan pada pencucian 2 piring sedangkan dengan noda kecap bercampur saus cabai nilai efektif didapatkan pada pencucian 4 piring. Dari tabel 1-4 menunjukkan bahwa ada hubungan waktu dan jumlah piring pada proses pencucian. Semakin banyak piring yang akan dicuci maka waktu yang diperlukan semakin lama. Mencuci piring dengan alat tanpa menggunakan sabun lebih lama dibanding mencuci piring secara manual sedangkan mencuci piring dengan alat menggunakan sabun, lebih cepat bersih dibanding secara manual. hal ini disebabkan karena mencuci piring dengan alat hanya membutuhkan tekanan dari penyemprotan baling-baling yang prses kebersihannya dibantu dengan adanya efek sabun pencuci piring sedangkan mencuci piring secara manual selain menggunakan tekanan dari air juga dibantu tenaga (tangan) manusia sehingga kotoran pada piring lebih cepat hilang dan waktu yang digunakan juga sedikit. Selain itu jumlah piring mempengaruhi volume air yang digunakan dalam proses pencucian piring kotor. Semakin banyak piring yang akan dicuci maka jumlah air yang dibutuhkan untuk mencuci piring semakin meningkat. Mencuci piring tanpa menggunakan sabun dengan alat membutuhkan volume air yang lebih banyak dibanding mencuci piring secara manual begitupun dengan menggunakan sabun. Hal ini disebabkan karena menggunakan alat proses pencucian piring dibantu tekanan air 5

yang keluar dari 9 lubang dengan 3 lubang yang berbeda pada baling-baling. Sedangkan pada proses pencucian piring secara manual dilakukan secara umum yang hanya menggunakan 1 lubang tempat keluarnya air, sehingga volume air yang digunakan lebih sedikit. Analisis Data Uji Cuci Piring menggunakan Mesin Cuci Piring dengan Variasi Posisi Kran Berdasarkan data pada tabel 1-4, diambillah jenis kotoran yang paling lama dibersihkan dengan jumlah piring yang paling banyak, kemudian melakukan pengujian pada kinerja mesin menggunakan sabun maupun tanpa sabun dengan menvariasikan posisi kran di mesin cuci piring tersebut. Tabel IV.5 Hasil Eksperimen Uji Cuci Piring dengan Menvariasikan Posisi Kran pada Alat Cuci Piring Menggunakan Noda Minyak bercampur Tepung Terigu dan nilai maksimum (+) dengan persamaan garis y = f (x) = ax + b yang artinya jika y adalah peubah tidak bebas karena bergantung pada y, dan x adalah peubah tidak bebas karena bergantung pada y, maka y f x, dimana x adalah posisi kran dan y adalah volume, dengan nilai x negatif atau berlawanan tanda dengan y artinya jika nilai x semakin besar maka nilai y akan semakin kecil, dan jika nilai x positif dan y positif maka berbanding lurus, artinya jika nilai x semakin besar maka nilai y juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena adanya variabel waktu, dimana pada saat posisi kran seper empat terbuka air yang keluar itu sedikit namun karena waktu yang digunakan lama untuk pencucian 10 piring maka volume air yang digunakan akan banyak. Sedangkan pada saat posisi kran terbuka penuh air yang keluar banyak, namun karena adanya variabel waktu maka volume air yang digunakan pada pencucian 10 piring sedikit karena waktu yang digunakan untuk membersihkan 10 piring juga sedikit. PENUTUP Berdasarkan tabel di 5 nilai efektif pada pengujian mencuci 10 piring tanpa sabun dan menggunakan sabun dengan variasi posisi kran terjadi pada percobaan 3 yaitu dengan posisi kran terbuka penuh. Sedangkan waktu paling lama terjadi pada posisi kran seperempat terbuka. Tabel 5 juga menunjukkan bahwa ada hubungan tekanan air pada posisi kran terbuka (seperempat terbuka pada 0.25, seperdua terbuka pada 0.5 dan terbuka penuh pada 1) terhadap volume air, semakin kecil tekanan air pada posisi kran terbuka yang diberikan maka jumlah volume air yang dibutuhkan untuk mencuci piring akan semakin besar. Jadi mencuci piring dengan sabun jauh lebih efektif dibanding tanpa sabun sebagai komponen pembersih, selain itu tekanan dan energi yang digunakan lebih sedikit. Jika kita menarik garis lurus dengan nilai minimum (-) Kesimpulan Dari pembahasan perancangan mesin cuci piring, diperoleh beberapa hasil yang merupakan tujuan dari pada penelitian ini. Hasil hasil penelitian dapat disimpukan antara lain: 1. Telah dibuat mesin cuci piring sederhana untuk pembersihan maksimal 10 piring. 2. Dari hasil perhitungan tekanan diperoleh tekanan terkecil sampai tekanan tertinggi pada alat yang digunakan untuk pencucian piring dengan noda minyak bercampur tepung terigu tanpa sabun adalah 17,83 kg ms 2-21,55 kg ms 2, dengan efektifitas mesin berada pada tekanan 17,83 kg ms 2. Sedangkan untuk pencucian piring menggunakan sabun adalah 19,28 kg ms 2-20,97kg ms 2, efektifitas mesin berada pada tekanan 20,97kg ms 2. Tekanan terkecil sampai tekanan tertinggi pada alat yang digunakan untuk pencucian piring dengan noda kecap bercampur saus cabai tanpa sabun adalah 19,28 kg ms 2-22,38 kg ms 2, efektifitas mesin berada 6

pada tekanan 21,55 kg ms 2. Sedangkan untuk pencucian piring menggunakan sabun adalah 20,80 kg ms 2-22,5 kg ms 2, efektifitas mesin berada pada tekanan 22,5 kg ms 2. 3. Efektifitas kerja mesin dengan noda minyak bercampur tepung terigu dan noda kecap bercampur saus cabai tanpa sabun berada pada pencucian 6 piring dan menggunakan sabun berada pada pencucian 10 piring. Sedangkan secara manual efektifitas pencucian piring dengan noda minyak bercampur tepung terigu tanpa sabun dan menggunakan sabun berada pada pencucian 2 piring. Sedangkan dengan noda kecap bercampur saus cabai dengan pencucian tanpa dan menggunakan sabun berada pada pencucian 4 piring. Saran Agar hasil yang diperoleh pada mesin ini dapat lebih baik lagi kualitasnya perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Menggunakan alat ukur tekanan digital 2. Jarak baling-baling dari dudukan piring seharusnya tidak terlalu tinggi [6] Titherington, D. Rimmer, J.G. Prasetyo, L. 1984. Mekanika Terapan, edisi kedua. Jakarta : Erlangga. [7] Tipler, Paul. A. 1998. High Fisika Untuk Sains dan Teknik, edisi ketiga Jilid I. Jakarta : Erlangga. [8] Nurohman, S. 2008. Fisika Dasar : Mekanika Fluida. (online), (http://shobru.files.wordpress.com/2008/03/ivfluida.pdf diakses 11 November 2011). [9] Rahmat, S dan Irawan, A. 2010. Analisa Kerugian Head Akibat Perluasan dan Penyempitan Penampang pada Sambungan 90 0. (Online), (http://repository.unhas.ac.id diakses 29 N0vember 2011). DAFTAR PUSTAKA [1] Rulikramda. 2006. Bab 1-Fluida. (online), (http://elib.unikom.ac.id, diakses 11 November 2011). [2]. Bab II-Fluida. (http://www.scribd.com, diakses 11 November 2011). [3].Mesin Cuci Piring. (http://id.wikipedia.org, diakses 11 November 2011). [4] Lutfi, A. 2009. Sabun dan Deterjen. (Online), (http://www.chem-is-try.org, diakses 11 November 2011). [5] Tim Pengajar Fisika Dasar. 2006. Fisika Dasar : Materi dan Penuntun Perkuliahan. Makassar : Universitas Hasanuddin. 7