BAB V HASIL PENELITIAN. yang meliputi analisis bivariat dan multivariat. berlokasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan analysis crossectional : yaitu suatu penelitian untuk mengetahui

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

BAB VI PEMBAHASAN. dikaitkan dengan tujuan penelitian maupun penelitian terdahulu.

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

Dedy Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

Situasi HIV & AIDS di Indonesia

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit kelas A, yaitu RSUD dr.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HIV/AIDS Terhadap Konsekuensi Perilaku Seks Bebas (Study pada RSUD Abdul Moeloek Kota Bandar Lampung 2013)

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN HIV&AIDS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN BERISIKO HIV&AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Pra ekperimen. Desain penelitian ini akan melibatkan satu (1) kelompok

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN. Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti dan saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan IMS yang dilaksanakan di banyak negara, nampaknya belum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. dr Endang Sri Rahayu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Faktor Resiko 1

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

SITUASI HIV/AIDS RIAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Terdapat 30 gigolo yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sejumlah 15

ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007

STUDI PENATALAKSANAAN TERAPI PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KLINIK VCT RUMAH SAKIT KOTA MANADO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Grafik dibawah ini merupakan data ODHA baru yang masuk perawatan dalam HIV dan AIDS di Kabupaten Mimika.

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian HIV dan AIDS Di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Global Mongolato merupakan salah satu Puskesmas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Epidemi human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program S1

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia,

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2009 pada Kelompok Remaja

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang memaparkan gambaran umum lokasi penelitian, data deskriptif, serta menyajikan hasil pengolahan data yang meliputi analisis bivariat dan multivariat. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar merupakan salah satu klinik yang menyediakan pelayanan kesehatan untuk ODHA Kabupaten Gianyar yang berlokasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, yang merupakan salah satu dari beberapa klinik VCT, yang juga menjadi klinik rujukan bagi tiga klinik VCT yang ada di Puskesmas Tegalalang, Puskesmas Ubud, dan Puskesmas Sukawati yang semuanya ada di wilayah Kabupaten Gianyar. Klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar juga menerima rujukan bagi pasien ODHA yang berasal dari beberapa rumah sakit Bali Timur seperti : Karangasem, Klungkung, dan Bangli. Klinik VCT ini disediakan khusus untuk melayani pasien yang memerlukan layanan konseling sukarela bagi pasien dengan kasus IMS dan kasus HIV/AIDS. Klinik ini juga sebagai satu satunya fasilitas di Kabupaten Gianyar yang memberikan obat ARV untuk ODHA. Sejak diresmikan pada bulan Maret 2008 sampai Desember 2012 klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar sudah melayani 461 orang pasien yang melakukan konseling dan test HIV, dan sebanyak 263 orang dengan hasil test positif HIV. Dari 263 orang yang sudah dinyatakan HIV positif, terdapat sebanyak 83 orang yang memenuhi syarat untuk memulai pengobatan ARV.

Sampai periode Desember 2012 terdapat sebanyak 68 orang Odha yang sudah menjalani terapi ARV, yang selanjutnya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Pasien ODHA seluruhnya berasal dari semua kecamatan yang ada wilayah Kabupaten Gianyar dengan jarak tempuh yang cukup dekat dan transportasi yang sangat mudah untuk mencapai lokasi klinik VCT di Gianyar. Adapun alamat dan jumlah pasien tiap kecamatan seperti : Kecamatan Payangan 9 orang, Kecamatan Blahbatuh 10 orang, Kecamatan Sukawati 14 orang, Kecamatan Tegalalang 8 orang, Kecamatan Tampaksiring 7 orang, Kecamatan Ubud 12 orang, dan Kecamatan Gianyar 8 orang. Faktor resiko pada ODHA yang sedang menjalani pengobatan ARV adalah hubungan seks tidak aman pada Heteroseksual dan pasien penggunaan Napza Suntik/Injection Drug User (IDU). Semua pasien yang sedang menjalani terapi ARV akan dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Riwayat ODHA yang sedang minum ARV saat ini adalah dominan pasien yang datang pada stadium 3-4 dengan 2 sampai 3 infeksi oportunistik (IO) seperti Oral candidiasis, Pneumonia, TBC, Toxoplasmosis dan riwayat GE berulang yang sebagian besar pernah menjalani rawt inap di RSUD Sanjiwani Gianyar. Disamping itu ada 3 orang responden yang memulai ARV tanpa adanya IO karena pasangannya (suami/istri) sudah lebih dulu minum ARV. Semua ODHA yang sedang minum ARV saat ini pernah terinfeksi jamur/oral candidiasis. Dari pengkajian data awal yang dilakukan terhadap kepatuhan ODHA yang sedang menjalani terapi ARV, dibandingkan dengan teori kepatuhan dalam

minum ARV, didapatkan bahwa tidak ada yang mencapai kepatuhan diatas 95%. Namun yang dijadikan data untuk menilai kepatuhan adalah rutinitas pengambilan obat ARV dari masing-masing pasien. Sedangkan dari hasil wawancara untuk menanyakan ketepatan dosis, ketepatan waktu antar tablet dan lupa minum obat tidak bisa dijadikan penilaian kepatuhan pasien karena data tersebut diperoleh melalui jawaban lisan yang tidak dilakukan pencatatan dalam penelitian ini. Hasil pengukuran kepatuhan terhadap 68 responden dilakukan melalui catatan pengambilan ARV setiap bulan. Dari catatan tersebut didapatkan persentase pasien yang patuh sebesar 60,29%, (41 orang) dan yang tidak patuh sebesar 39,71% (27 orang). Gambaran sosiodemografi dan karakteristik responden akan disajikan secara deskriptif seperti tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Sosiodemografi dan Karakteristik responden odha yang sedang menjalani terapi ARV di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar sampai tahun 2012 N o 1 Jumlah (n=68) Persentas e (%) Karakteristik Kelompok umur responden 15 44 th 61 89.71 45 th 7 10.29 2 Jenis kelamin responden Laki-laki 41 60.29 Perempuan 27 39.71 3 Pendidikan responden Pendidikan rendah 9 13.24 Pendidikan menengah keatas 59 86.76 Dari Tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah ODHA yang sedang menjalani terapi ARV sebagian besar adalah golongan usia produktif yaitu pada

kelompok umur antara umur 20 44 tahun atau sebanyak 61 orang (90%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 ADHA (60 %), sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan lebih dominan dengan tingkat pendidikan tingkat menengah keatas ( SMP sampai perguruan tinggi) sebanyak 59 ODHA (87 %). 5.2 Analisa Tingkat Kepatuhan (rutinitas pengambilan ARV) 5.2.1 Analisa Univariat Dari hasil pengumpulan dan analisis data dapat dijelaskan bahwa tingkat kepatuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok responden yaitu kelompok responden yang patuh yakni responden yang secara rutin mengambil obat setiap bulan di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar, dan kelompok responden yang tidak patuh yakni responden yang pernah absen dan tidak mengambil obat sesuai jadwal yang telah disepakati. Jumlah kelompok responden yang patuh terdapat 41orang (60,29%) ODHA dengan tingkat pendidikan : 8 orang SD, 9 orang SMP, 23 orang SMA, dan 1 orang dengan pendidikan perguruan tinggi, yang sebagian besar dari kelompok usia produktif dengan umur berkisar antara 20 sampai 43 tahun sebanyak 37 orang (90 %), 3 orang usia 49 51 tahun (7,3 %), dan 1 orang dari usia 65 tahun (2,4 %), dengan jenis kelamin 24 (58,54 %) ODHA laki-laki, dan 17 (41,46 %) ODHA perempuan. Kelompok responden yang tidak patuh terdapat sebanyak 27 orang (39,71%) orang dengan tingkat pendidikan 1 orang SD, 8 orang SMP, 18 orang SMA, yang sebagian besar juga dari kelompok umur usia produktif dengan umur antara 20 sampai 44 tahun sebanyak 24 orang (88,9 %), umur 47 sampai 57 tahun sebanyak 3 orang (11,1%), dengan jenis kelamin 17 (62,96%) ODHA laki-laki,

dan 10 (37,04 %) ODHA perempuan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2 di bawah ini. Tabel 5.2 Distribusi silang karakteristik responden berdasarkan tingkat kepatuhan di Klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar tahun 2012. No Variabel Penelitian Jml (n=68) Tidak Patuh Patuh (n=27) (%) (n=41) (%) pv 1 Umur 15-44 61 24 39.34 37 60.66 >45 7 3 42.86 4 57.14 2 Kelamin Laki 41 17 41.46 24 58.54 Pr 27 10 37.04 17 62.96 3 Pendidikan Pendidikan rendah 30 10 33.33 20 66.67 Pend. menengah keatas 38 17 44.74 21 55.26 4 Pengetahuan HIV/AIDS baik 57 19 33.33 38 66.67 kurang 11 8 72.73 3 27.27 5 Pengetahuan tentang ARV baik 60 23 38.33 37 61.67 kurang 8 4 50.00 4 50.00 6 Dukungan keluarga baik 62 23 37.10 39 62.90 kurang 6 4 66.67 2 33.33 7 Persepsi tentang HIV/AIDS baik 21 3 14.29 18 85.71 kurang 47 24 51.06 23 48.94 1,000 1,000 0,455 0,020 0,703 0,206 0,005 5.2.2 Pengetahuan responden terhadap penyakit HIV/AIDS. Pengkajian pengetahuan responden dilakukan dengan memberikan kuesioner tentang HIV/AIDS. Dari 13 pertanyaan tentang penyakit HIV/AIDS yang diberikan terhadap 68 responden, terdapat variasi jawaban benar antara 5 sampai 12 jawaban benar. Beberapa pertanyaan dapat diberikan jawaban dengan benar oleh seluruh responden seperti pertanyaan tentang : Informasi tentang

penykit HIV/AIDS, penularan penyakit HIV melalui jarum suntik yang digunakan oleh orang lain, cara penularan selama menyusui, dan penularan selama masa kehamilan. Untuk kelima pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan benar oleh semua responden. Urutan jawaban salah paling tinggi (85,29 %) terjadi pada pertanyaan tentang dapat mengetahui orang terinfeksi HIV hanya dengan melihatnya saja. Kesalahan jawaban berikutnya terjadi pada pertanyaan tentang penularan HIV melalui alat makan atau minum secara bersama, dan pertanyaan tentang makanan bergizi mengurangi resiko tertular HIV sebesar 83,82%, disusul pertanyaan tentang penularan melalui gigitan nyamuk (73,53 %), saling setia mengurangi resiko (69,12%), menggunakan kondom mengurangi resiko (52,94%), minum antibiotik sebelum dan sesudah hubungan seks dapat mengurangi resiko tertular HIV (47,06%), mengurangi jumlah pasangan seks (13,24%), ASI ekslusif mengurangi resiko penularan dari ibu ke anak (7,35%). Kurangnya pengetahuan responden terhadap penyakit HIV/AIDS mempengaruhi tingkat kepatuhan responden dalam menjalani program pengobatan. Hal ini dapat dilihat dari pembuktian yang telah dilakukan dalam penelitian ini yakni dari hubungan data pengambilan obat dan jawaban yang diberikan oleh responden dalam penelitian yang telah dilakukan. Pasien yang patuh terhadap program pengobatan akan mengambil obatnya secara rutin setian bulan di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar. Pasien yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah pasien yang sudah menjalani program pengobatan ARV minimal tiga bulan terakhir. Data rutinitas pengambilan obat ARV oleh responden diambil dari register pengobatan ARV di

klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar sampai bulan Desember tahun 2012. Dari data register tersebut didapatkan sebanyak 68 pasien yang sedang menjalani terapi ARV. Dari 68 orang responden ini terdapat sebanyak 27 orang respoden pernah absen/pernah tidak mengambil obat ARV di klinik VCT. Frekwensi tidak mengambil obat berbeda pada masing-masing responden. Jika dikumulatifkan maka ada sebanyak 27 responsden yang pernah absen mengambil obat antara 1 kali sampai 8 kali selama pengobatan sampai Desember 2012. Dari sebanyak 27 responden yang tidak patuh dalam program pengobatan, terdapat sebanyak 19 (70,40%) orang yang memil iki pengetahuan kurang ketika dilakukan pengkajian pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS melalui kuisioner penelitian yang telah diberikan kepada masing-masing responden tersebut. Angka signifikasi yang didapat dengan pengolahan data dengan SPSS adalah sebesar 0,020 untuk variabel pengetahuan penyakit pada responden. Angka ini memiliki tingkat signifikasi yang tinggi terhadap tingkat kepatuhan responden dan hal ini bisa terjadi pada populasi yang lebih luas dikalangan masyarakat. 1.2.3 Persepsi responden terhadap penyakit HIV/AIDS. Penelusuran tentang persepsi responden melalui kuisioner juga telah dilakukan. Pengelompokan responden berdasarkan persepsi terhadap penyakit HIV/AIDS didapatkan sebanyak 16 (59,3%) responden yang memiliki persepsi kurang. Pengolahan data penelitian tentang persepsi terhadap 68 responden dengan menggunakan SPSS dengan uji statistic Chi-square dengan tingkat konfiden 95 % didapatkan tingkat signifikasi sebesar 0,005. Dari 5 pertanyaan yang digunakan untuk mengkaji persepsi responden terhadap penyakit HIV/AIDS

dapat disimpulkan bahwa persepsi 68 responden masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada pertanyaan tentang cara pencegahan penularan penyakit HIV dengan kondom dapat dijawab dengan benar oleh semua responden. Namum ketika ditanyakan tentang penggunaan kondom agar terhindar dari infeksi HIV, didapatkan sebesar 85% responden mengatakan tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden mengetahui cara pencegahan penyakit HIV, tetapi dalam kehidupan mereka sehari-hari, sebagian besar dari mereka mengabaikan dan tidak melaksanakan apa yang mereka ketahui. Rangkuman persentase jawaban masing-masing responden dapat dilihat dalam tabel 5.3 di bawah ini. Tabel 5.3: Persentase jawaban benar (B) dan salah (S) pada masing-masing jenis pertanyaan pada 68 responden di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar tahun 2013 Kuisioner tentang HIV ARV Dukungan Persepsi Pertanyaan ke Jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Benar (%) 100 15 47 31 87 16 53 26 16 100 100 100 93 Salah (%) 0 85 53 69 13 84 47 74 84 0 0 0 7 Benar (%) 100 100 60 100 75 38 74 100 Salah (%) 0 0 40 0 25 62 26 0 Benar (%) 87 100 100 100 34 Salah (%) 13 0 0 0 66 Benar (%) 100 47 37 31 15 Salah (%) 0 53 63 69 85

5.2.2 Hubungan ketidakpatuhan dengan umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga, dan persepsi responden. Dari hasil penelusuran data pengambilan obat ARV di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar didapatkan sebanyak 27 (39,71 %) orang responden yang tidak secara rutin mengambil obat dan sering tidak tepat waktu minum obat, yang dikelompokkan kedalam responden yang tidak patuh. Sedangkan sisanya sebanyak 41 responden dikelompokkan sebagai kelompok responden yang patuh, karena kelompok responden ini tidak pernah absen mengambil obat. Hasil analisa bivariat terhadap masing-masing variable didapatkan dua variabel dengan p < 0,05 atau dengan kata lain bermakna secara signifikan terhadap kepatuhan responden yakni variabel pengetahuan tentang penyakit dan variabel persepsi responden terhadap infeksi HIV. Sedangkan variabel lainnya seperti umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, pengetahuan tentang obat ARV, dan factor dukungan tidak bermakna secara statistik terhadap kepatuhan seperti terlihat dalam tabel 5.4 Dua variabel yang terbukti bermakna secara signifikan terhadap kepatuhan pada penelitian terhadap 68 responden dengan menggunakan uji statistik Chisquare dengan tingkat konfiden sebesar 95% yang mana kondisi ini diperkirakan dapat menggambarkan untuk terjadinya hal yang sama di populasi, yakni pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS (OR=4.422 (95%CI 1.161-25.32) pv=0,020, dan factor persepsi (OR 3.654 (95%CI 1.16-11.48) p=0,005.

Tabel 5.4: Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat ARV pada ODHA di Klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2012. No Variabel Penelitian Jml (n=68) Tidak Patuh Patuh (n=27) (%) (n=41) (%) pv 1 Umur 15-44 61 24 39.34 37 60.66 >45 7 3 42.86 4 57.14 2 Kelamin Laki 41 17 41.46 24 58.54 Pr 27 10 37.04 17 62.96 3 Pendidikan Pendidikan rendah 30 10 33.33 20 66.67 Pend. menengah keatas 38 17 44.74 21 55.26 4 Pengetahuan HIV/AIDS baik 57 19 33.33 38 66.67 kurang 11 8 72.73 3 27.27 5 Pengetahuan tentang ARV baik 60 23 38.33 37 61.67 kurang 8 4 50.00 4 50.00 6 Dukungan keluarga baik 62 23 37.10 39 62.90 kurang 6 4 66.67 2 33.33 7 Persepsi tentang HIV/AIDS baik 21 3 14.29 18 85.71 kurang 47 24 51.06 23 48.94 1,000 1,000 0,455 0,020 0,703 0,206 0,005 5.2.3 Faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan Dari analisis bivariat terdapat hasil yang memungkinkan untuk dilakukan analisis multivariat. Variabel yang akan masuk ke dalam analisis multivariat, yaitu variabel yang memiliki nilai p < 0,25. Ketika dilakukan analisa terhadap seluruh variabel tidak terikat dengan uji statistik secara bersamaan yaitu : pengetahuan HIV/AIDS, pengetahuan ARV, dukungan, persepsi, umur, jenis kelamin, dan pendidikan, didapatkan tiga variabel

yang bermakna secara statistik (dengan nilai p < 0,25) adalah variabel pengetahuan HIV/AIDS, variabel persepsi, dan variabel dukungan. Dari hasil analsis multivariat dengan metode analysis regresi logistik diperoleh hasil yakni dari 3 variabel independen yang memiliki nilai P = < 0,25, ternyata hanya 2 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepatuhan pada responden yaitu variabel pengetahuan HIV dan variabel persepsi tentang HIV/AIDS, seperti terlihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 5.5:Faktor yang paling beresiko mempengaruhi kepatuhan resonden No Variabel OR p Value 95% CI 1 2 Pengetahuan HIV/AIDS Persepsi tentang HIV/AIDS 4,422 0,020 1,16-25,32 3,654 0,005 1,16-11,48 Catatan: Faktor yang tidak berpengaruh terhadap kepatuhan dalam penelitian ini adalah : pengetahuan tentang ARV, dukukngan keluarga/pmo dan karakteristik responden seperti : umur, jenis kelamin, pendidikan.